Petuah Nene’ Mallomo
Oleh: My Buku Kuning
Nene' Mallomo (Abad Ke-16) |
NENE MALLOMO, adalah tokoh legendaris Sidenreng Rappang
(Cendekiawan Bugis), yang kemudian menjadi ladmark Kabupaten Sidrap. Ia hidup
sekitar abad ke-16 M, pada masa pemerintahan La Patiroi, Addatuang Sidenreng.
Namun, ada juga yang mengatakan bahwa Nene’ Mallomo lahir sebelum pemerintahan
Raja La Patiroi, yaitu pada periode Raja La Pateddungi. Nene’ Mallomo meninggal
di Allekkuang pada tahun 1654 M.
Nama asli Nene’ Mallomo adalah La Pagala, namun ada juga
yang mengatakan nama aslinya adalah La Makkarau. Jadi sebutan Nene’ Mallomo
yang melegenda tersebut hanyalah sebuah gelar penghormatan yang dikhususkannya,
dimana dalam bahasa Bugis Sidrap, kata “Mallomo” bisa berarti mudah/ gampang,
yang dimaksudkan bahwa Nene’ Mallomo adalah seorang genius yang mudah memecahkan
setiap permasalahan yang timbul.
Meskipun namanya Nene’ Mallomo, tetapi ia adalah seorang
laki-laki, karena di dalam budaya masyarakat Sidrap panggilan (Nene’)
dipergunakan kepada laki-laki dan perempuan secara sama bagi seseorang yang
sudah berusia lanjut (tua).
Nene’ Mallomo juga dikenal sebagai seorang intelektual yang
memiliki wawasan luas dalam ranah hukum dan tata pemerintahan, serta bersifat
jujur dan adil kepada seluruh masyarakatnya. Dalam konteks hukum misalnya Nene’
Mallomo menggariskan prinsifnya, yaitu: “Ade Temmakkiana Temmakkiappo”,
yang berarti bahwa hukum tidaklah mengenal anak dan cucu (keluarga).
Hal ini menunjukkan sisi keadilan dan ketegasan seorang
Nene’ Mallomo di dalam menegakkan hukum kepada masyarakat. Nene’ Mallomo juga
merupakan salah seorang tokoh penyebar agama Islam di daerah Sidenreng Rappang.
Salah satu motto Nene’ Mallomo yang terkenal hingga kini dan
telah menjadi motivasi kerja masyarakat Bugis dan Sidenreng pada khususnya
adalah “Resopa Temmangi-ngi Namalomo Nalete-i Pammase Dewata” (Dengan
semangat kerja tanpa mengenal lelah akan mudah mendapatkan rahmat Ilahi).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!