Jumat, Juni 27, 2014

ALI BIN ABI THALIB RA:


ALI & FATIMA MEMBUAT 'ARASY ALLAH BERGETAR



By: My Buku Kuning
"Memberikan sesuatu dari apa yang kita sanggupi itu biasa, tetapi memberikan lebih dari kesanggupan itu adalah dahsyat"

"Untuk mencapai peningkatan yang simultan dan menyeluruh haruslah diikuti dengan pengorbanan dan ketulusan"

"Kemurnian jiwa hanya dapat dicapai dengan mengorbankan materi dan popularitas"




Ungkapan-ungkapan bijak di atas memang mega indah. Namun, kisah pengorbanan dan ketulusan paripurna yang telah mewarnai kehidupan sepasang anak manusia, kesayangan rasul dan kekasih Allah, Sayyidina Ali bin Abi Thalib ra dan Fatima Az-Zahra ra putri kebanggaan Muhammad SAW ini sungguh amat dalam menginspirasi nurani kemanusiaan tanpa batas.

Salah satu kisah inspiratiif yang sangat menyentuh, bahkan mampu menggetarkan Arsy Allah dari pasangan mulia ini adalah yang diriwayatkan oleh sahabat Ibnu Abbas ra, sbb:



Diceritakan pada suatu ketika kedua putra Ali bin Abi Thalib dan Fitimah binti Rasulullah SAW, Hasan dan Husain mengalami sakit parah, maka Ali dan istrinya Fathimah binti Rasulullah bernazar, apabila kedua putra mereka sembuh maka mereka akan berpuasa tiga hari sebagai tanda syukur. Atas karunia Allah SWT kedua anak mereka sembuh. Keduanya pun mulai berpuasa nazar. Akan tetapi mereka tidak memiliki sesuatu walau sekedar untuk makan sahur dan berbuka. Mereka berpuasalah dalam keadaan sangat lapar.
Lalu pada pagi harinya, Ali pergi menemui seorang pengusaha wol Yahudi bernama Syamun. Ali langsung mengutarakan maksud kedatangannya kepada Yahudi itu: "Wahai tuan Syam'un jika engkau ingin mempekerjakan seseorang untuk memintal wol dengan imbalan, maka istriku bersedia melakukannya". Orang Yahudi itu menyetujui dengan kesepakatan 1 gulung wol dihargai 3 sha' gandum.



Pada hari pertama, Fathimah memintal sepertiga bagian wol, kemudian ditukarkan dengan 1 sha' gandum, kemudian diolah dan dimasaknya menjadi 5 potong roti kering, yakni satu untuk Ali, Fathimah, Hasan, Husain, dan satu lagi untuk seorang pembantu rumah tangga mereka yang pernah dihadiahkannya oleh baginda rasul bernama Fidhdhah.


Ketika waktu berbuka puasa tiba, Ali baru saja kembali dari shalat maghrib berjamaah dengan rasulullah, Fathimah pun dalam keadaan letih setelah bekerja seharian penuh kemudian menyiapkan hidangan untuk keluarganya, tikar alas makan telah dibentangkan, di atasnya telah disiapkan roti dan air.

Lalu Ali mengambil roti bagiannya, tiba-tiba terdengar sayup-sayup suara seorang fakir dari balik pintu rumah sederhana mereka yang mengharap belas kasih agar diberi makanan; "Wahai keluarga Muhammad, aku seorang fakir, berilah makanan kepadaku, semoga Allah SWT memberimu makan dari makanan surga".

Ali kemudian mendatangi pengemis itu dan memberikan roti keringnya, seluruh keluarganya juga tak tinggal diam, mereka pun memberikan roti bagian mereka masing-masing, karena ingin memperoleh kehormatan di sisi Allah seperti Ali yang telah memberikan roti bagiannya terlebih dahulu. Akhirnya merekapun hanya berbuka dengan segelas air pada hari itu. Allah menguji mereka dengan keadaan itu selama tiga hari, dengan berturut-turut didatangi oleh anak yatim dan seorang tawanan serta mereka melakukan hal yang sama.

Hingga hari keempat mereka memang tidak berpuasa, tetapi apalah juga yang hendak dimakan. Hari itu tak ada makanan apapun di rumah mereka, Ali ra kemudian membawa kedua putranya Hasan dan Husain sambil berjalan tertatih-tatih karena menahan lapar mengunjungi Rasulullah SAW sekedar untuk menghibur hati.

Maka demi melihat mereka, rasulullah SAW sontak kaget dan bersabda: "Sungguh memprihatinkan sekali keadaan kalian, demi Allah, hatiku tidak sanggup melihat kedua cucu kesayangan Rasullah SAW menderita kekurangan dan sengsara seperti ini.

Mari ikut aku ke rumah kalian (lanjut rasul), aku ingin melihat langsung putriku Fatima. Saat itu Rasulullah SAW menyaksikan putri kesayangannya Fatima sedang mengerjakan shalat sunnah. Mata Fatima nampak cekung, perutnya tertarik sampai menempel ke punggung karena menahan lapar. Rasulullah SAW tidak sanggup menahan perasaan dan langsung saja memeluk putrinya dengan penuh kasih sayang serta mendoakan rahmat Allah baginya dan keluarganya. Pada saat itulah malaikat Jibril as turun kepada Rasulullah SAW untuk menyampaikan kabar dan wahyu.

Kejadian itu telah menggetarkan Arsy Allah karena para Malaikat bertasbih memuji perilaku keluarga yang mulia itu. Kisah inilah yang menjadi sebab turunnya Surat al-Insan, di mana pada ayat ke-8 dan 9 Allah SWT berfirman:
وَيُطْعِمُونَ الطَّعَامَ عَلَى حُبِّهِ مِسْكِينًا وَيَتِيمًا وَأَسِيرًا إِنَّمَا نُطْعِمُكُمْ لِوَجْهِ اللَّهِ لا نُرِيدُ مِنكُمْ جَزَاء وَلا شُكُورً
Artinya: "Dan mereka memberikan makanan yang disukainya kepada orang miskin, anak yatim dan orang yang ditawan. Sesungguhnya Kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, Kami tidak menghendaki balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih." QS. Al-Insan: 89


SUBHANALLA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!