K L A R I F I K A S I
Med HATTA
1. Bahwa muktamar 'sepihak' oleh Pengurus Besar Darud Da'wah wal-Irsyad (PB DDI) (21-23 Nop '14), itu hanya melibatkan pengurus-pengurus cabang, tokoh dan kelompok-kelompok tertentu saja yang mereka pilih/ inginkan secara sepihak, dan tentu saja mereka-mereka yang mendukung dan se-ide dengan rezim PB DDI.
|
2. Muktamar itu sama sekali tidak melibatkan ALUMNI mutlak, karena hal itu tidik di atur di dalam AD/ ART PB DDI (sekarang), Lembaga Otonom (LO) Alumni yang pernah ada jaman Gurutta sudah mereka #amandemen pada Muktamar Ke-XX (feb '2009) lalu. Jadi alumni tidak ada hubungan dengan muktamar sepihak itu, baik secara dekat maupun jangka jauh ke depan.
3. Jika 'terpaksa' harus terjadi Muktamar sepihak itu (semoga TIDAK), maka kita pun tidak perlu cemas apalagi mengkhawatirkan Dr. MA Rusdy Ambo Dalle (PASSELLE PASAU), sebab mereka (PB DDI) tetap akan memilih Beliau sebagai Ketum PB DDI secara darurat (harga mati). Dan memang mereka membutuhkan PASSELLE PASAU tersebut untuk menguatkan #legalitas (ligitimasi) Muktamar mereka, dan mereka maksudkan juga dengan adanya Passelle Pasau dipihak mereka setidaknya - dengan kharisma Beliau - dapat membendung gejolak dari alumni yang menginginkan #perubahan terutama dari IAPDIKA dan IADAD.
4. PASSELLE PASAU - sejatinya - tidak ingin menjadi #pemimpin mutlak di DDI, melainkan Beliau hanya memiliki tanggungjawab moral untuk menyatukan kembali DDI pasca ditinggal orang tuanya yaitu Gurutta, dan Beliau ingin mempunyai harapan besar menjadikan DDI sebagai sebuah #ormas Islam professional yang disegani secara nasional dan global.
5. PASSELLE PASAU bukan untuk sebuah DDI 'kecil' skala PB DDI saja, tetapi Beliau adalah untuk DDI Raya yang lebih besar dan berjaya (Purnama DDI).
6. Perlu dicatat; bahwa Muktamar 'kecil' yang digagas PB DDI dengan struktur kepanitian seperti sekarang, sama sekali tidak disiapkan untuk sebuah perubahan di dalam tubuh organisasi, melainkan hanya untuk bagi-bagi 'kekuasaan'/ wilayah dikalangan mereka yang berkepentingan/ 'hidup' di DDI saja, dan tanpa memikirkan kebesaran DDI sedikit pun.
7. Sesungguhnya, alumni tidak bermaksud ingin #menggagalkan Muktamar sepihak tersebut begitu saja, tetapi alumi ingin ajak mereka #meninjau kembali rencana sepihak itu, dan berembuk bersama mencari wujud sebuah #mekanisme yang paten (tanpa ada EGO/ dendam pribadi) guna melaksanakan muktamar bersama penyatuan DDI sebagaimana Rekomendasi TSN-AU Bulan Maret 2014 lalu.
Sekian dan Terimakasi.
2. Muktamar itu sama sekali tidak melibatkan ALUMNI mutlak, karena hal itu tidik di atur di dalam AD/ ART PB DDI (sekarang), Lembaga Otonom (LO) Alumni yang pernah ada jaman Gurutta sudah mereka #amandemen pada Muktamar Ke-XX (feb '2009) lalu. Jadi alumni tidak ada hubungan dengan muktamar sepihak itu, baik secara dekat maupun jangka jauh ke depan.
3. Jika 'terpaksa' harus terjadi Muktamar sepihak itu (semoga TIDAK), maka kita pun tidak perlu cemas apalagi mengkhawatirkan Dr. MA Rusdy Ambo Dalle (PASSELLE PASAU), sebab mereka (PB DDI) tetap akan memilih Beliau sebagai Ketum PB DDI secara darurat (harga mati). Dan memang mereka membutuhkan PASSELLE PASAU tersebut untuk menguatkan #legalitas (ligitimasi) Muktamar mereka, dan mereka maksudkan juga dengan adanya Passelle Pasau dipihak mereka setidaknya - dengan kharisma Beliau - dapat membendung gejolak dari alumni yang menginginkan #perubahan terutama dari IAPDIKA dan IADAD.
4. PASSELLE PASAU - sejatinya - tidak ingin menjadi #pemimpin mutlak di DDI, melainkan Beliau hanya memiliki tanggungjawab moral untuk menyatukan kembali DDI pasca ditinggal orang tuanya yaitu Gurutta, dan Beliau ingin mempunyai harapan besar menjadikan DDI sebagai sebuah #ormas Islam professional yang disegani secara nasional dan global.
5. PASSELLE PASAU bukan untuk sebuah DDI 'kecil' skala PB DDI saja, tetapi Beliau adalah untuk DDI Raya yang lebih besar dan berjaya (Purnama DDI).
6. Perlu dicatat; bahwa Muktamar 'kecil' yang digagas PB DDI dengan struktur kepanitian seperti sekarang, sama sekali tidak disiapkan untuk sebuah perubahan di dalam tubuh organisasi, melainkan hanya untuk bagi-bagi 'kekuasaan'/ wilayah dikalangan mereka yang berkepentingan/ 'hidup' di DDI saja, dan tanpa memikirkan kebesaran DDI sedikit pun.
7. Sesungguhnya, alumni tidak bermaksud ingin #menggagalkan Muktamar sepihak tersebut begitu saja, tetapi alumi ingin ajak mereka #meninjau kembali rencana sepihak itu, dan berembuk bersama mencari wujud sebuah #mekanisme yang paten (tanpa ada EGO/ dendam pribadi) guna melaksanakan muktamar bersama penyatuan DDI sebagaimana Rekomendasi TSN-AU Bulan Maret 2014 lalu.
Sekian dan Terimakasi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!