Jumat, Januari 26, 2018

DDI MART SYARIAH MENEMBUS PASAR AMERIKA LATIN

SEORANG warga Argentina pergi ke sebuah supermarket di kotanya membeli 1 rak telor, setelah mengetahui harga telor naik dari harga biasanya, ia bertanya pada petugas mengapa harga telor tiba-tiba melonjak setinggi ini? Dijawab: Bahwa koperasi penyalur telor nasional lah yang bertanggung jawab atas kenaikan harga itu. 


Warga tadi pelan-pelan mengembalikan lagi telor di tangannya ke tempat semula, dan berkata bahwa tidak usah makan telor, toh tanpa telorpun saya bisa hidup. Dan ternyata -- tanpa komando, tanpa ada konspirasi terencana dan demonstrasi di depan istana, apalagi profokasi massif -- semua warga Argentina melakukan hal yang sama, mogok makan telor nasional. Itulah budaya ketidak tergantungan! Apa yang terjadi selanjutnya? 
Tidak sampai seminggu kemudian, koperasi penyalur telor mulai mendistrubusikan telor mereka ke pasar-pasar negeri, tetapi tiada seorang pemilik toko pun yang mau menerima telor mereka lagi, alasannya telor-telor yang lama saja belum ada 1 rak pun yang dibeli oleh consumen. 

Meski begitu koperasi tetap bersikeras mempertahankan kenaikan harga telor, dan beranggapan bahwa mogok makan telor ini tidak akan berlangsung lama, pasti beberapa hari kedepan masyarakat akan kembali berbelanja telor lagi. Tetapi masyarakat juga semakin kuat bertahan mogok makan telor nasional. 

Maka koperasi mengalami kerugian besar, bahkan rugi dua kali lipat. Pertama, telor semakin menumpuk tidak laku; kedua, rugi pada pakan ayam yang tidak henti-henti diberi makan dan bertelur terus. Sehinggs para anggota koperasi sepakat menurunkan kembali harga telor sebagaimana semula. 

Namun, masyarakat tetap tidak menanggapi berita penurunan harga itu, bahkan mereka semakin menjauhi rak-rak telor di pasar. Menjelang pengumuman koperasi penyalur terlur nasional dinyatakan bangkurut, mereka mengadakan pertemuan marathon dan memutuskan beberapa hal, antara lain: 


  1. Koperasi Penyalur Teluar Nasional harus meminta maaf secara resmi kepada masyarakat Argentina melalui seluruh media nasional. 
  2. Harga telor diturunkan seperempat dari harga pertama. 
  3. DLL ...


TENTU ini adalah kisah nyata, bukan khayalan belaka.... Artinya kita sebagai masyarakat mampu menurunkan dan/atau mengangkat harga komuditas tertentu - selain telor di atas – di dalam negeri sesuai keinginan kita tanpa harus berdemo, konspirasi, profokasi dll... Tetapi bangsa kita masih membuhkan sedikit kerja keras, budaya “bangsa merdeka", dan perilaku yang lebih elegan lagi. 

https://www.facebook.com/med.hatta/videos/10213151505975704/

LALU apa hubungannya dengan DDIMart Syariah menembus pasar Amerika? Itu hanyalah andai-andai direktur saja he he he..... Intinya ingin mengajak semua fokus membaca tuntas tulisan ini dan kalo boleh di share juga pada teman-teman yang lain biar sama-sama penasaran ... Ha ha ha .....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!