Jumat, September 28, 2018

BERKELANA KEMANA KAKI MEMBAWA


PENGELANA & SYEKH BESAR
Suatu hari seorang suami muda mendapati istrinya menangis sendiri di dalam kamar pengantin lalu bertanya mengapa adinda menangis? Dijawab "saya tadi mandi tiba2 saya melihat seokor burung mengintip saya dari atas pohon itu dalam keadaan telanjang bulat maka saya merasa berdosa ada yang telah melihat auratku selain kita daeng".

|
Mendengar kejujuran itu, sang suami langsungmencium kening istrinya dengan rasa haru dan bangga memiliki istri yang taat tidak ingin menampakkan auratnya walau pada seekor burung pun selain suaminya. Dan setelah itu ia ambil kampak untuk menebang kayu tempat burung mengintip istrinya mandi.

Beberapa hari kemudian suami pulang ke rumah lebih cepat tanpa memberi tahu istrinya,,,, dan,,, betapa terkejutnya menyaksikan istri kebanggaannya yang sok suci tersebut bermesraan dengan selingkuhannya,,,,

Karena syok berat serta merasa telah dibohongi oleh kepalsuan istrinya, suami tidak bisa berkata apa apa selain mengambil pakaian dan bekel seadanya serta pergi meninggalkan istri, rumah dan kampung halamannya sekaligus untuk selamanya dan berkelana kemana saja kaki membawanya pergi...

Hingga suatu pagi suami (pengelana) yang "polo panni" kita tiba di sebuah kota setingkat lebih tinggi dari kota kabupaten, ia menyaksikan kejadian yg tidak biasa, masyarakat berlarian panik dan bingung menuju pada satu titik di alun-alun kota.

Seledik demi selidik akhirnya pengelana kita mengetahui bahwa kas bendahara kota baru saja dibobol oleh perampok yang sangat profesional dan amat rapih sehingga tidak meninggalkan jejak apapun yang bisa dijadikan alat bukti...

Pada waktu bersamaan pengelana kita memerhatikan sosok yang aneh, seorang syekh besar (maaf) berjenggot tebal, jidat hitam, peci/sorban rapat dan baju kurung tergantung di bawah lutu jauh di atas mata kaki. Dan anehnya lagi syekh tersebut jalannya tidak pakai alas kaki dan menjinjit (ujung jari kaki yang bertumpuh ke tanah tampa menginjakkan tumit) ...

Saat saat rakyat fokus pada sanyembar walikota menjanjikan imbalan besar bagi siapa saja yang bisa menangkap perampok kas kota atau menunjukkan bukti fisik pelaku, tapi justru pengelana kita sibuk menyelidiki tingkah laku syekh aneh yang baru ia lihat itu... Dan akhirnya ia mengetahui dari seorang warga bahwa sesungguhnya syekh aneh itu tidak lain adalah orang yang amat super "alim" sekali dan dipercayai di kota itu...

Ia juga mengetahui bahwa syekh aneh itu sebenarnya tidak lagi cedera kaki apalagi cacat,,, ia menjinjit seperti itu murni alasan kepribinatangan yang sangat tinggi, ia tidak ingin menginjak binatang sekecil semut pun terinjak olehnya hingga harus korban di bawah kakinya....

Dari perkenalan singkatnya tersebut tiba tiba pengelana kita ini dapat ide cermalang,,, dan langsung buru buru minta waktu menemui walikota untuk menyampaikan kesaksiannya tentang siapa yang bertanggung jawab membobol kas bendahara kota...

Setelah berhasil masuk menemui walikota, ia diperiksa terlebih dahulu, ditanya: "Saudara saksi apakah anda berada di TKP saat kejadian perkara,,, apakah saudara saksi melihat langsung dengan mata kepala sendiri aksi perkara tersebut,,, jawab dengan sejujur jujurnya???".....

Mohon maaf sebelumnya Bapak Hakim (kata pengelana),,,, "waktu kejadian perkara saya berada di kota lain, saya tidak berada di TKP dan sama sekali saya tidak menyaksikan kejadian perkara tersebut dengan mata kepala saya sendiri,,,

Tetapi saya berani berjanji (lanjutnya),,, jika kesaksian saya nantinya terbukti tidak benar atau palsu maka saya bersedia di hukum pancung atau penjara seumur hidup! ". Baiklah, kesaksian anda diterima. Saudara saksi! Sebutkan siapa oknum yang anda tuduh, sebut nama dan ciri cirinya dengan jelas!

Baik! (kata pengelana),,,, "saya memang tidak menyaksikan kejadian perampokan kas tersebut,,, tetap rela mempertaruhkan nyawa,,,, bahwa pelaku kejahatan perampokan cas itu didalangi oleh SYEKH BESAR kota ini sendiri dgn ciri ciri cara jalannya menjinjit".

Mendengar kesaksian yang amat jelas dan langsung dari seorang asing di kota itu dan tanpa alat bukti pula menuduh syekh besar kota sebagai pelaku tindak kriminal perampokan cas pemerintah kota, membuat gempar masyarakat, dan tentu banyak yg tidak percaya, ada setengah percaya bahkan yg hanya bergumam mungkin saja... 

Tetapi karena walikota dan pengadilan negeri telah terlebih dahulu mengambil sumpah saksi, maka terpaksa walikota memerintahkan polisi menangkap syekh besar kota dan menyeretnya ke pengadilan sebagai tersangka kasus kejahatan perampokan....

Pemeriksaan atas tersangka besar berjalan sangat alot dan pasti menyangkal keras perampokan atas dirinya,,, Dan,,, atas keuletan, kerja keras dan teknik teknik unik petugas pengadilan dan setelah berjalan pemeriksan lebih dari 8 jam,,,, akhirnya syekh besar kota menyerah,,,, serta mengakui kejahatan perampokan itu dilakukan oleh dirinya...

Setelah teka teki yang amat sulit bin melelahkan aparat pemerintah dan rakyat untk menemukan pelaku kejahatan perampokan itu terpecahkan dengan menangkap pelakunya, maka muncul teka teki baru yang tidak kalah sulitnya....

Bagaima mungkin pengelana seorang asing di kota itu yang numpang lewat saja,,,, tidak mengenal siapapun penduduknya,,,, tdk pernah bertemu syekh besar yang terpidana sebelumnya,,, tidak berada di TKP waktu kejadian perkara,,, tidak menyaksikan dengan mata apalagi menangkap tangan pelaku dll,,, tiba tiba datang menuduh satu oknum tertentu sebagai pelaku tanpa bukti dll kecuali hanya bertaruh nyawa saja????

H I K M A H :

Tema kita disini sesungguhnya adalah petikan hikmah dari seorang suami yang pergi berkelana meninggalkan istri dan segala yg dimilikinya dikampung, sekaligus sebagai jawaban dari teka teki Terakhir:

Kata PENGELANA: "seseorang yang suka mendramatisir kesucian dirinya secara berlebih lebihan, dan/atau orang yang melebih lebihkan kebaikan dirinya secara dramatis, sesungguhnya ia sedang menyembunyikan kejahatan yang ia lakoninya".
وَالَّذِينَ كَفَرُوا أَعْمَالُهُمْ كَسَرَابٍ بِقِيعَةٍ يَحْسَبُهُ الظَّمْآنُ مَاءً حَتَّىٰ إِذَا جَاءَهُ لَمْ يَجِدْهُ شَيْئًا
"Dan orang-orang kafir (jahat) amal-amal mereka adalah laksana fatamorgana di tanah yang datar, yang disangka air oleh orang-orang yang dahaga, tetapi bila didatanginya air itu dia tidak mendapatinya sesuatu apapun".


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!