Selasa, Januari 26, 2021

HARLAH NU KE-95 (31/1/1926 - 31/1/2021 #01 :

"Milenialisasi Organisasi; NU For Kidz Jaman Now" :

By: Med Hatta 


JELANG beberapa hari lagi umat nahdhiyin, sebutan khas bagi warga Nahdhatul Ulama (NU), disekuruh dunia akan merayakan hari lahir ormas terbesar di Indonesia, bahkan di dunia yang ke 95. NU diproklamirkan berdirinya di Surabaya pada 31 Januari 1926, oleh founding father Hadhratu Al-Syeikh KH. Hasyim Asy'ari bersama dengan kedua rekannya, yaitu KH. Bisri Syansuri dan KH. Wahab Hasbullah...

Usia 95 tahun atau kurang lima tahun lagi untuk memasuki era abad keduanya (3i/1/2026), semistinya sudah sangat mapan dan staied bagi sebuah organisasi. Namun, sepertinya NU tampak tak lagi sebagai pemain utama, dan malah cenderung terdesak oleh berbagai organisasi lain dalam percaturan dan pertarungan wacana keislaman.... 


Bukan saja di media sosial namun dalam berbagai perbincangan keseharian, suara NU sering terasa kurang terdengar gaungnya dibanding organisasi berhaluan radikal seperti HTI dan FPI. Bahkan dalam berbagai persoalan, NU juga kalah suaranya dibanding MUI yang sebagian besar anggotanya berasal dari NU. 

Padahal organisasi ini pernah sangat berpengaruh dalam berbagai kebijakan, tapi sejak gelombang Reformasi-98, berbagai kelompok radikal mendapat pula peluang untuk mengorganisasikan diri, menyuarakan gagasan-gagasan radikal, bahkan melakukan tindakan kekerasan dengan dalih agama. Jumlah anggota mereka jauh lebih kecil, namun mereka sangat lantang dan sering turun ke jalan. 


Lalu, apa yang perlu dilakukan NU dalam kegiatan global sehingga tidak selalu dalam posisi rendah? Tidak ada pilihan kecuali Milenialisasi Organisasi, kepemimpinan organisasi diserahkan kepada generasi era milenial :


Kepemimpinan Kids Jaman Now : 

Milenialisasi organisasi menjadi suatu keharusan, kepemimpinan pun beralih dari baby boomers generation menuju Kids jaman naw atau generasi milenial. Ini penting disebabkan struktur penduduk yang didominasi generasi emas milenial....


Karena secara urutan, berdasar tahun kelahirannya, generasi milenial saat ini berusia 21-41 tahun; veteran (1925-1945), baby boomers (1946-1964), generation X (1965-1979), dan millennials (1980-2000). Dan menurut perkiraan 10-20 tahun yang datang generasi milenial mendominasi 50 % penduduk dunia..

Selain itu perubahan sosial pun – saat ini – semakin cepat, problem yang ditimbulkan juga semakin kompleks sehingga dengan sendirinya, tantangan NU sebagai organisasi sosial keagamaan terbesar di dunia juga mempunyai tantangan yang tidak mudah. Apalagi perubahan tersebut disertai kemajuan pesat teknologi informasi dan digital. 


Dunia Dalam Genggaman : 

Seluruh individu, komunitas, kelompok, organisasi, bangsa, dan negara di semua belahan dunia dapat mengakses informasi secara realtime. Generasi milenials yang diidentikkan dengan penguasaan iptek, dan generasi tua dikenang dengan amalan dan nilai....

Perpaduannya pada pemikiran para muassis NU, dan keduanya memang selalu dinamis sehingga jika terjadi roling pun tentu bukanlah sesuatu yang aneh bagi NU karena dari sedari awal memang sudah mempunyai prinsip : 


المحافظة على القديم الصالح والأخذ بالجديد الأصلاح

(Menjaga tradisi, mengembangkan inovasi).


Fikrah dan harakah para masyayikh berupa amaliyah aswaja direvitalisasi menjadi ideologi gerakan dalam sistem komputerisasi sehingga terbentuk karakter *Ahlusunnah wal-jamaah An-nahdiyah Al-ulfiyah".


Manajment Modern : 

Cita - cita luhur founding father NU Hadaratu Al-Syekh KH.Hasyim Asy’ari memelihara, mengembangkan, dan mengamalkan ajaran Islam yang berhaluan ahlussunnah wal jamaah. Memang sepenuhnya belum terwujud mengingat penyebaran mencakup 34 Provinsi, 497 kabupaten/kota, 642 bahasa, 1340 suku, dan 17504 pulau. Tapi Dynamic Spirit semangat tanpa henti para muazziz dengan slogan : 


إذا صدق العزم وضح السبيل

(Selama ada kemauan, pasti ada jalan).

Bukan hanya aqidahnya tapi simbiosis mutualisme ekonomi, pendidikan, budaya, dan politis sepantasnya sudah mengejawantah di bumi persada Indonesia ini.


SDM Profesional :

Meningkatkan daya saing nahdliyin dalam era globalisasi ini menjadi sebuah keharusan. Nilai-nilai seperti Asshidqu (kejujuran), Al-‘Adalatu (keadilan), Al-istiqamah (komitmen), At-Ta'awun (gotong-royong), Al-Amanah wal Wafa bil Ahdi (jujur dan menepati janji) harus menjadi perisai ilmu yang wajib dimiliki pemimpin NU masa depan. 


Bila ditimang-timang seperti ungkapan masyayikh:


فاقد الشء لا يعطى

Orang yang urus NU adalah mereka yang bebas dari kepentingan. Jangan mencari kehidupan di NU, namun hudupilah NU !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!