*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat dari Perumpamaan-Live AlQuran (93) :
Perumpamaan Ulama dan Cendekiawan "Sesat" Seperti Anjing Yang Selalu Menjulurkan Lidahnya :
By: Med Hatta
"Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir."
وَٱتْلُ عَلَيْهِمْ نَبَأَ ٱلَّذِىٓ ءَاتَيْنَٰهُ ءَايَٰتِنَا فَٱنسَلَخَ مِنْهَا فَأَتْبَعَهُ ٱلشَّيْطَٰنُ فَكَانَ مِنَ ٱلْغَاوِينَ؛ وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَٰهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُۥٓ أَخْلَدَ إِلَى ٱلْأَرْضِ وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ ۚ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ ٱلْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا ۚ فَٱقْصُصِ ٱلْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ؛
Terjemah Arti: "Dan bacakanlah (Muhammad) kepada mereka, berita orang yang telah Kami berikan ayat-ayat Kami kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, lalu dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang yang sesat;
Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir." (QS. Al-A'raf: 175-176).
Latar Belakang Turun Ayat Kajian :
Sebagian pakar tafsir klasik menghubungkan sebab turunnya ayat kajian di atas dengan kisah Barshisha, seorang pendeta dan ahli ibadah orang Yahudi masa lalu (sebelum datang Islam). Ceritanya cukup panjang tapi penulis akan men-sari dan memodifikasinya untuk mendekatkan pada kajian ini. Dalam riwayat dikisahkan bahwa tokoh Barshisha sepanjang hidupnya yang mencapai sekitar 80-an tahun ia tak pernah melakukan dosa sekecil apapun kepada Allah, ia sehari-hari hanya sembahyang di mihrabnya dan puasa tok, tidak melakukan sosialisasi kepada siapapun kecuali keadaan-keadaan tertentu saja. Pada masanya Barshisha dikenal sebagai ulama Yahudi paling top dan menjadi refrensi tokoh-tokoh sosial dan agama lainnya.
Hingga suatu saat Barshisha terperangkap oleh "fitnah" setan. Awalnya ia dengan sangat terpaksa harus menerima titipan seorang anak gadis cantik di serambi tempat peribadatannya dari keluarga yang ingin pergi berperang membela agama. Maka setelah itu kesibukan ibadahnya mulai terbagi karena setiap hari ia harus mengantarkan makan pada anak gadis yang diasuhnya...
Adalah Barshisha sampai usianya 80 tahun diketahui tidak pernah menikah dengan seorang perempuan dan tidak pernah tertarik pada perempuan manapun, kecuali hidupnya hanya beribadah sembahyang dan puasa saja sepanjang waktu. Namun, mungkin karena keseringan melihat anak gadis asuhannya dan selalu berdua-duan (pula), maka nafsu manusiawinya yang sudah lama terabaikan mulai mencuat kembali, bahkan lebih keras dan ganas hingga mengalahkan imannya. Dan dalam tempo sekejap saja, tanpa terkendali serta gelap mata Barshisha sudah "menggagahi" putri asuhnya sampai hamil dan melahirkan anak laki-laki darinya....
Setelah kejadian itu, Bashisha diliputi rasa penyesalan yang mendalam, malu pada diri sendiri dan akan lebih malu lagi jika perbuatan durjananya itu terbongkar pada publik yang selama ini mengagumi keshalehannya. Semua perasaan itu terkumpul di dalam kepalanya membuatnya panik tak kepalang tanggung, pada saat kritis itu, lagi-lagi imannya menjadi lumpuh, yang ia pikirkan adalah menghilangkan jejak kebejatannya dengan membunuh bayi yang tak berdosa itu, tak puas ia membuh juga ibu bayi...!!!
Tentu urusannya tak selesai sampai disitu saja, persolan baru yang datang menghantui pikirannya adalah bagaimana kalau keluarga korban datang menuntut balas padanya dan langsung membunuhnya...!? Saat yang menentukan itulah datang Iblis - Laknatullaha 'alaihi - berbentuk manusia bijaksana dihadapannya, mengatakan: " Cup... cup... cup,,، tak usah gundah hati hai sahabatku, aku adalah teman baikmu dan aku datang untuk mendukungmu, katakanlah apa yang harus aku perbuat untukmu...!?"
Wahai sahabatku! Aku betul-betul sangat membutuhkan pertolonganmu saat ini, bantulah aku menyelamatkan nyawaku dari pembalasan keluarga perempuan yang telah aku gagahi dan membunuhnya, tutupilah aibku dan aku akan menjadi sahabat setia padamu (pinta Barshisha memelas)... Kata Iblis, kalau kamu betul Ingin menjadi sahabat dan pengikut setiaku maka aku bersedia menolongmu, tapi satu syarat kamu harus bersujud meminta pertolongan padaku (seorang) tanpa pada siapa-siapa selain aku...?!!
Lama sekali Bashisha berpikir namun karena terdesak sekali maka ia menuruti syarat dari iblis, dan itulah pertama kalinya Barshisha sujud kepada selain Allah seumur hidupnya dan kepada iblis pula... Celakanya, pas dalam keadaan sujud tersebut datanglah keluarga korban yang menuntut balas dan langsung memenggal leher Barshisha... Maka dalam keadaan sakaratulmaut, muncul iblis di depan matanya mengatakan kalimat populernya sebagaimana telah diungkapkan AlQuran, Allah berfirman :
كَمَثَلِ ٱلشَّيْطَٰنِ إِذْ قَالَ لِلْإِنسَٰنِ ٱكْفُرْ فَلَمَّا كَفَرَ قَالَ إِنِّى بَرِىٓءٌ مِّنكَ إِنِّىٓ أَخَافُ ٱللَّهَ رَبَّ ٱلْعَٰلَمِينََ
Terjemah Arti: "seperti (bujukan) setan ketika ia berkata kepada manusia, "Kafirlah kamu!" Kemudian ketika manusia itu menjadi kafir ia berkata, "Sesungguhnya aku berlepas diri dari kamu, karena sesungguhnya aku takut kepada Allah, Tuhan seluruh alam" (QS. Al-Hasyr: 16).
Kita masih ada kajian khusus tentang ayat ke-16 dari surah Al-Hasyr terakhir di atas di buku ini pada waktunya (Lihat: Daftar Isi). Akhir riwayat hidup dari Barshisha adalah seperti diungkap ayat kajian: "dia diikuti oleh setan (sampai dia tergoda), maka jadilah dia termasuk orang yang sesat." Lahaula wala Quwwata illa Billah... Hindarkan lah kami dari suul khatimah, ya Allah !
Perumpamaan Ulama Sesat dengan Anjing :
Allah Azza Wajalla pada ayat kajian ini membuat perumpamaan-Live bagi ulama dan orang-orang alim pintar cendekia lainnya yang sesat dan menyalah gunakan ilmunya seperti seekor anjing yang dihalau atau dibiarkan, lapar atau kenyang, capek atau rileks dan seluruh situasinya tetap saja selalu menjulurkan lidahnya (terengah-engah)... Dari sisi manakah persamaannya...?! Untuk mengetahui korelasi keduanya maka penulis akan memulai dari objek bandingan dengan harapan semoga bisa mengispirasi pada maksud perumpamaan Allah di dalam AlQuran :
Sisi Mukjizat Sains Pada Perumpamaan Anjing Dalam AlQuran :
Anjing dikenal sebagai binatang yang paling awal beradabtasi dengan manusia, dan saling terkait di antara keduanya sehingga terbina persabatan erat kedua makhluk berbeda sepanjang masa. Ini dikarenakan anjing memiliki sifat-sifat utama seperti kesetian, ikhlas kepada seseorang, kuat menanggung berbagai kesulitan dan rintangan serta pemberani. Banyak kisah-kisah masa lalu dan sekarang yang menceritakan beragam kepahlawan anjing dalam berbagai tugas skala besar dan kecil bersama manusia. Pada masa kecil kita dikenalkan berbagai anjing-anjing patriot seperti Joe, Rintingting, Scooby-Doo. Dan penulis sendiri selama hidup pernah mengenal dua anjing yang setia; Bubi ketika masih kecil di Teteaji dan Fuchi ketika tinggal di Heleopolis Cairo - Mesir.
Di dalam AlQuran Allah SWT menyebut nama anjing lima kali; empat kali di antaranya disebutkan di surah Al-Kahfi sebagai anjing setia Ashabul Kahfi yang dikenal Qithmir, yaitu satu dari 10 binatang yang dijanjikan akan masuk surga. Anjing yang kelima disebut di dalam AlQuran sekaligus menjadi salah satu simbol perumpamaan-live AlQuran terdapat pada surah Al-A'raf, yang kita bahas sekarang.
Anjing Terengah-engah (Menjulurkan Lidah), Dari Segi Psikologis :
Secara psikologis suhu tubuh normal anjing adalah 38,6 °C, lebih tinggi dari suhu normal tubuh manusia yaitu 37 °C. Dan jika tubuh manusia mengeluarkan keringat dari kelenjar keringatnya untuk mendinginkan suhu tubuh jika naik di atas suhu biasanya, maka anjing mengambil jalan lain, yaitu "terengah-engah", sehingga menjulurkan lidah dan terengah-engah, bahkan saat istirahat pun anjing terengah-engah dengan kecepatan 10-30 kali terengah-engah (atau bernapas) permenit. Tapi apabila mereka mengerahkan tenaga atau merasa terancam bahaya, mereka bisa terengah-engah lebih dari sepuluh kali lipatnya. Anjing terpaksa terengah-engah (menjulurkan lidah), dalam kelelahan dan kenyamanan, karena mereka tidak mempunyai kelenjar keringat, kecuali hanya sedikit yang terdapat pada bantalan kakinya saja, sehingga tidak bisa menurunkan suhu tubuhnya kecuali dalam jumlah kecil.
Untuk lebih jelasnya, lidah anjing yang terjulur panjang keluar dan membuka mulutnya saat terengah-engah mengarahkan untuk masuknya jumlah besar udara atmosfer ke dalam sistem pernapasan, di mana bagian air di jaringan yang dilewati udara menguap, dan dengan demikian. suhu tubuh dapat menurun... saat anjing mengambil jalur tambahan kemudian dia menjilat kakinya mulai dari tubuhnya, dan membasahi lidahnya dengan ludahnya, maka air liur ini menguap, yang berguna baginya untuk menurunkan suhu tubuhnya lebih banyak...!
Kembali pada ayat kajian, Allah berfirman :
وَلَوْ شِئْنَا لَرَفَعْنَٰهُ بِهَا وَلَٰكِنَّهُۥٓ أَخْلَدَ إِلَى ٱلْأَرْضِ وَٱتَّبَعَ هَوَىٰهُ ۚ فَمَثَلُهُۥ كَمَثَلِ ٱلْكَلْبِ إِن تَحْمِلْ عَلَيْهِ يَلْهَثْ أَوْ تَتْرُكْهُ يَلْهَث ۚ ذَّٰلِكَ مَثَلُ ٱلْقَوْمِ ٱلَّذِينَ كَذَّبُوا۟ بِـَٔايَٰتِنَا ۚ فَٱقْصُصِ ٱلْقَصَصَ لَعَلَّهُمْ يَتَفَكَّرُونَ؛
Terjemah Arti: "Dan sekiranya Kami menghendaki niscaya Kami tinggikan (derajat)nya dengan (ayat-ayat) itu, tetapi dia cenderung kepada dunia dan mengikuti keinginannya (yang rendah), maka perumpamaannya seperti anjing, jika kamu menghalaunya dijulurkan lidahnya dan jika kamu membiarkannya ia menjulurkan lidahnya (juga). Demikianlah perumpamaan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami. Maka ceritakanlah kisah-kisah itu agar mereka berpikir." (QS. Al-A'raf: 175-176).
Ini adalah perumpamaan yang memalukan bagi para ulama, sarjana atau cendekiawan yang buruk, menggambarkan mereka dalam imajinasi yang paling menjijikkan dan buruk yang dapat dibayangkan, seperti gambaran anjing yang terengah-engah yang tidak berhenti terengah-engah dan tidak berhenti berkubang di tanah dan lumpur,,, ini adalah bentuk penggambaran paling buruk bagi seseorang orang yang telah diberikan oleh Allah SWT ilmu yang berguna, lalu dia menggunakannya untuk mengumpulkan pundi-pundi duniawi yang bersifat sementara, dan tentu ini adalah hal yang memalukan dan aib baginya, karena dia tidak mendapat manfaat dari pengetahuan itu, dia tidak berada pada jalan iman yang lurus, bahkan melepaskan diri dari rahmat karunia Allah, maka Setan mengikutinya, maka jadilah dia termasuk orang yang sesat.
Dalam penyerupaan orang yang sesat itu saat keinginannya yang besar terhadap dunia dengan anjing yang selalu terenga-engah menjulurkan lidahnya, sungguh sebuah rahasia yang luar biasa, yaitu sama seperti yang Allah jelaskan pada ayat kajian, yaitu seperti orang yang telah Allah berikan ayat-ayat Nya kepadanya, kemudian dia melepaskan diri dari ayat-ayat itu, dan mengikuti hawa nafsunya...
Dia sangat cemas tentang dunia ini karena hatinya sudah terputus dari Allah dan hari akhirat, dia cemas dan hasratnya terhadap dunia sama seperi anjing yang terengah-engah dengan keras karena terganggu atau ditinggal. Karena memang kodrat anjing tidak mampu menghembuskan udara hangat, dan mengambil udara yang segar dengan mudah, dikarenakan lemahnya hati dan fungsi jantungnya maka harus menjulurkan lidahnya selalu, berbeda dengan binatang lainnya, mereka tidak perlu bernafas dengan susah payah setiap saat kecuali jika saat kelelahan saja. Subhanallah !
Pada akhirnya ayat perumpamaan ini tetaplah sarat dengan fakta sains yang tidak dapat diungkapkan ilmuan kecuali pada akhir dekade abad kedua puluh lalu. Dan implikasinya adalah bahwa anjing adalah satu-satunya binatang yang terengah-engah dengan cara yang hampir terus menerus, dalam upaya untuk mendinginkan tubuhnya, yang tidak tersedia baginya apa pun dari kelenjar keringat kecuali hanya di telapak kakinya saja, jadi dia terpaksa terengah-engah dan menjulurkan lidah jika panas, haus yang amat, penyakit organik atau psikologis, atau stres dan kelelahan, atau panik dan gairah. Wallahu A'lam !
KAJIAN SELANJUTNYA :
(88) Ten
(89) Ten
(90) Ten
(91) Ten
(92) Ten
KAJIAN SEBELUMNYA :
(86) Ten
(85) Ten
(84) Ten
(83) Ten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!