Minggu, Mei 16, 2021

IN MEMORIAM ANREGURUTTA KH. M. SANUSI BACO, LC (1937 - 2021) :

Gurutta Sanusi Baco Ulama Milik Semua Umat 
By: Med Hatta 

GURUTTA Sanusi Baco, begitulah warga DDI dan masyarakat umum Sulawesi Selatan memanggilnya, lahir 4 April 1937 di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan. Pada awalnya dia dikenal sebagai tokoh/ulama DDI dan da'i kondang bugis-makassar se-Indonesia Timur, hingga pada masa puncaknya diamanahi berbagai jabatan stategis sebut misalnya mustasyar PBNU Pusat, Ketua Umum MUI Prov. Sulawesi Selatan 'samapai akhir hayat', Rais Syuriah PWNU Sulsel 'sampai akhir hayat', anggota Majelis Syuyukh DDI, pimpinan/pembina berbagai pondok pesantren se-Sulawesi Selatan dan berbagai jabatan penting lainnya. 

Kharismatik yang dimiliki Gurutta Sanusi Baco sedemikian tinggi tersebut sehingga begitu mendengar kabar wafatnya (Sabtu, 15/5/2021), membuat warga DDI, warga NU dan masyarakat Sulawesi Selatan umumnya kaget seperti tidak percaya apa yang didengarnya. Sesungguhnya tiada yang kekal selain hanya Allah SWT, yang hidup kekal, yang tidak mati. Inna Lillahi wa Inna Ilaihi Raji'un. 


Setiap kesempatan kami bertemu Gurutta Sanusi Baco diberbagai momen dia pasti selalu sempat bernostalgia, mulai dari masa remajanya ketika belajar di MAI/DDI Mangkoso di bawah asuhan AGKH. Abdurrahman Ambo Dalle, (Gurutta Sanusi di DDI di bawah AGKH. M. Ali Yafie dan lebih senior dari AGKH. M. Faried Wajedy). Dan sampai cerita pengalamannya bersama sahabat akrabnya Gus Dur ketika sama-sama naik kapal laut berangkat ke Mesir tahun 50-an, serta tak ketinggalan kisah vespa bututnya menjemput Gus Dur ketika suatu saat berkunjung ke Makassar (sebelum menjadi Presiden RI Ke-4).

Saya pertama kali mengenal Gurutta Sanusi Baco ketika masih duduk di bangku Sekolah Dasar (SD), waktu itu sekitar akhir tahun 1970-an panitia Masjid Fajar Teteaji - Sidrap mengundang Gurutta mengisi ceramah salah satu memontum perayaan hari besar Islam (lupa temanya). Dari sejak itu saya sudah mengidolakannya, dan lucunya, di dunia kanak-kanak kami pada saat itu mengklaim Gurutta Sanusi Baco adalah "orang kami dan keluarga kami", yang "berasal" dari kampung LISE desa tetangga Teteaji. Itu mungkin karena pesona berbicara Gurutta yang 'mirip' orang Lise di mata kami...

Namun, ada satu pengalaman yang saya anggap berkesan dengan Gurutta Sanusi Baco, dari sejak pulang dari Maroko pertengahan 2010 (lalu) saya terhitung sering berjumpa dengan Beliau diberbagai acara-acara ke-DDI-an, sampai suatu hari saya bersama beberapa teman dari PPMI Shohwatul Is'ad Ma'rang - Pangkep berkunjung ke kediamannya di jalan Kelapa III Kota Makassar, waktu itu saya duduk persis di sampingnya, lalu, tiba-tiba, Gurutta mencolek paha saya dan mendekatkan mulutnya ke telinga saya (berbisik) mengatakan: "Laissitu wita jiketmu",,,, (lain lagi saya lihat jaketmu). Maksudnya, (bercanda) bahwa kedatangan saya hari itu bukan sebagai DDI...


Hingga saat ini, ribuan masyarakat Sulawesi Selatan silih-berhmganti melayat jenazah AGKH. M. Sanusi Baco, Lc. di rumah duka, dan jutaan orang dari berbagai kalangan, pejabat, tokoh-tokoh dunia, tokoh nasional dan masyarakat dalam/luar negeri menyampaikan takziyah kepada 'Allahuyarhamhu' Gurutta Sanusi Baco dari berbagai media sosial. Menurut rencana jenazah akan dishalatkan lebih dulu di Masjid Raya, Jl Masjid Raya, Bontoala, Makassar. Gurutta adalah Imam Besar sekaligus Ketua Yayasan Masjid Raya.

Wakil Presiden RI Ke-10 & 12 Jusuf Kalla, Wakil ketua MPR-RI Aksa Mahmud (2003-2009), Plt Gubernur Sulsel, Pangdam, Walikota Makassar, sejumlah kepala daerah, dijadwalkan ikut menyalat. Dan usai proses shalat jenazah ba'da Dhuhur, jenazah akan diantar ke kompleks Pemakaman Keluarga di Kampung Talawe, Desa Panjallingang, Maros Utara, sebagai tempat peristirahatan terakhir Gurutta. 


تغمده الله بواسع رحمته،
وأسكنه فسيح جناته، وجزاه الله خيرا عما قدمه لخدمة العلم والعلماء، ورزق أهله وأولاده وتلاميذه وأحبته الصبر والسلوان

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!