Ibnu Arabi dan Perempuan
By: Med Hatta
TIADA yang tak kenal Muhyiddin bin Arabi yang populer dipanggil Ibnu Arabi, sufi yang paling nyentrik asal dari negeri Maroko-Andalusia itu. Tapi tak banyak yang mengetahui tentang sikap dan perhatiannya yang amat tinggi terhadap perempuan. Karya besarnya "Futuhat Makkiyah" yang terkenal dipenuhi dengan tema-tema tentang kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan, bahkan terkadang melebih-lebihkan kaum perempuan atas laki-laki pada banyak hal.
Pandangan dan pemikiran Ibnu Arabi yang terlihat lebih maju terhadap kesetaraan gender tersebut, yang jika diekspos sekarang orang-orang akan menganggap sebagai pengaruh dari budaya barat. Mengapa Ibnu Arabi memberikan perhatian lebih kepada kaum perempuan ?!
Ternyata alasannya tak lain karena salah satu gurunya yang paling banyak mempengaruhi perjalanan ruhaniahnya semasa remajanya adalah seorang perempuan suci bernama Fatima binti Al-Muthanna Al-Qurthubiya.
Sang guru Fatima Al-Qurthubiya lahir di Qurthuba - Andalusia, memulai perjalanan ruhaniyahnya dari usia dini melalui kedua orang tuanya yang faqih, kemudian menikah dengan seorang laki-laki yang mengidap penyakit kusta, dia mengabdikan diri merawat suaminya yang sakit siang dan malam selama 24 tahun hingga suami meninggal dunia. Fatima menggantungkan hidupnya dari profesi menjahit, namun rupanya ujian demi ujian tak habis-habis mendera dirinya sehingga tangannya pun terluka membuat sumber penghidupannya hilang seketika dan terpaksa ia harus menjalani sisa hidupnya dalam keadaan memprihatinkan, bahkan terkadang ia harus pergi mengais dari sisa-sisa buangan orang-orang kaya...
Meski demikian, Fatima tak henti-henti bersyukur pada Tuhan-nya; dia menikmati cobaan itu dan menganggapnya sebagai nikmat, karena cobaan seperti itu adalah (juga) diujikan Allah kepada para nabi-nabi pilihan. Karena ilmu dan kehidupan zuhudnya itulah sehingga Fatima banyak dituju oleh orang-orang pencari makrifah, baik dewasa, remaja, laki-laki dan perempuan, datang belajar ilmu dan hikmah kepadanya....
Di antara murid-muridnya yang terkenal adalah Ibnu Arabi, anggota kita terakhir ini memulai menimba ilmu pada Fatima Al-Qurthubiya ketika masih remaja sedangkan sang guru - saat itu - sudah sangat sepuh usia 90-an tahun. Ibnu Arabi selain berguru ilmu padanya dia (juga) berkhidmat membantu gurunya memenuhi kebutuhan hidupnya selama bertahun-tahun. Ibnu Arabi dan seorang rekan yang belajar bersamanya membangunkan rumah kecil untuk gurunya itu yang ditempatinya hingga akhir hayatnya. Semoga Rahmat kasih Allah senantiasa tercurah kepadanya. Amin !
Ibnu Arabi mengomentari guru perempuannya tersebut, mengatakan: (Dia adalah Perempuan suci,,, tumpuan harapan (pencari hikmah),,, ahli ibadah, mengembara (demi ilmu dan agama),,, ahli zikir,,, imam perempuannya kedua tanah haram,,, jika aku senantiasa merenunginya aku menjadi lelah,,, jika aku berusaha menguraikannya aku akan gagal,,, jika aku mengungkapkannya aku akan keliru,,, dia adalah matahari di antara ulama, taman di antara budayawan,,, ilmunya adalah perbuatannya,,, laku dan ilusinya adalah seorang raja,,, dia benar-benar adalah Rahmat bagi alam ini)....
Syaikhah Fatima Al-Qurthubiya bukanlah seorang superstar sepak bola,,, bukan kepala negara,,, bukan (pula) seorang artiste atau selebriti,,,, dan dia tidak pernah menulis sebuah kitab-pun,,, tetapi warisannya yang besar tercermin pada pribadi muridnya Ibnu Arabi, yang telah menuangkan seluruh kehidupannya di dalam kitab-kitabnya, yang mampu menguasai jiwa Ibnu Arabi sehingga memberikan perhatian tinggi kepada perempuan. Wallahul Musta'an !
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!