Jumat, Agustus 20, 2021

NUANSA PUTIH DALAM ALQURAN DAN INDIKASINYA :

*Serie: Psikologi Warna AlQuran (07)

 Nuasa Putih AlQuran
By: Med Hatta 

"Tidakkah kamu melihat bahwa Allah menurunkan air dari langit lalu dengannya Kami tampakkan buah-buahan yang berwarna-warni. Dan dari celah-celah pegunungan tercipta jalan-jalan putih, mereh dan lain-lain warnanya, bahkan ada pula yang hitam pekat." Ungkapan itu bukan kata-kata psikolog warna tapi itu adalah firman Allah. Dan itu-lah warna-warna dalam AlQuran. Warna tidak diciptakan sia-sia, tapi ia hadir menyempurnakan harmoni gerakan alam semesta dalam suara dan gambar, siang dan malam, matahari dan bulan, serta masing-masing meliki warnanya sendiri. Tiada seorang pun yang merenungkannya kecuali akan tunduk sujud kepada Allah yang maka agung. Kajian kita hari ini adalah tentang warna putih; simbol kesucian, kebersiahan, hidayah, cinta, baik, jujur dan ramah tamah tamah. Putih adalah ekspresif dan simbolisme lebih utama, ia warna kedua disebut AlQuran dan yang terbanyak." 
*Baca: Versi Seluler 
Putih adalah warna menurut konsep visual persepsi warna, tetapi sebenarnya tidak mengandung pigmen, karena merupakan jumlah dari semua warna dalam spektrum yang terlihat. Ketika struktur spektral cahaya yang jatuh pada suatu objek dirangsang secara merata untuk tiga jenis sel kerucut di mata manusia, objek tersebut tampak putih oleh pengamat. 

Putih adalah salah satu warna yang paling tersebar luas di alam semesta, karena merupakan warna sinar matahari, sumber cahaya alami utama di dunia. Sejumlah makhluk hidup di bumi diwarnai dengan warna putih, selain banyak materi alami berwarna putih seperti salju, kapas, awan, susu, batu kapur, dan lain-lain. Putih juga dapat diterapkan secara industri dalam cat, pigmen, dll.

Dalam banyak budaya, putih mewakili konsep kemurnian dan kepolosan, simbol yang mengacu pada cahaya dalam konotasi yang berlawanan dengan hitam, yang menandakan kegelapan. Berdasarkan data dari survei orang-orang di Eropa dan Amerika Serikat, putih adalah warna yang biasanya dikaitkan dengan kedamaian, kebaikan, kejujuran, kemurnian, permulaan, pembaruan, netralitas, kesempurnaan dan kesempurnaan. Pendeta di Mesir kuno mengenakan pakaian putih sebagai simbol kesucian dan kemurnian, dan mengenakan toga putih adalah tanda kewarganegaraan di Roma kuno. Warna putih penting di sebagian besar agama di dunia; Pakaian Ihram bagi umat Islam berwarna putih selama musim haji, dan pakaian putih dikenakan oleh para ulama di Shinto di Jepang, serta para Brahmana di India.

Di Gereja Katolik Roma, Paus mengenakan jubah putih sebagai simbol kesucian dan pengorbanan. Di sebagian besar budaya, gaun pengantin berwarna putih sebagai tanda kegembiraan dan kemurnian, sementara di beberapa budaya Asia Timur itu menandakan berkabung. Warna putih termasuk dalam banyak bendera nasional, dan memiliki konotasi politik yang berbeda menurut masyarakat.
Selain tradisi di beberapa negara mengadopsi warna putih di lembaga pemerintahan sebagai simbol modernitas.


Dalam AlQuran warna putih adalah warna kedua bisa ditemukan dalam AlQuran, disebutkan sebanyak 12 kali pada 12 ayat yang berbeda, yang secara umum mengindikasi beberapa nuansa tertentu; warna putih benang dinisbatkan cahaya fajar, wajah-wajah putih di surga, kornea mata memutih (katarak), mukjizat nabi Musa tangannya menjadi putih, garis Jalan di celah-celah pegunungan, minuman bir khas surga warna putih dan bidadari-bidadari putih.

Penyebaran warna putih dalam AlQuran dan Indikasinya : 

1. Nuasa Putih Cahaya Fajar, Allah berfirman : 
وَكُلُوا۟ وَٱشْرَبُوا۟ حَتَّىٰ يَتَبَيَّنَ لَكُمُ ٱلْخَيْطُ ٱلْأَبْيَضُ مِنَ ٱلْخَيْطِ ٱلْأَسْوَدِ مِنَ ٱلْفَجْرِ ۖ 
Terjemah Arti: "Makan dan minumlah hingga jelas bagimu (perbedaan) antara benang putih dan benang hitam, yaitu fajar." (QS. Al-Baqarah: 187); 

2. Wajah Putih Orang-Penghuni Surga, Allah berfirman : 
يَوْمَ تَبْيَضُّ وُجُوهٌ وَتَسْوَدُّ وُجُوهٌ ۚ 
Terjemah Arti: "Pada hari itu ada wajah yang putih berseri, dan ada pula wajah yang hitam muram." (QS. Ali Imran: 106-107); 

3. Kulit Putih Bidadari Di Surga, Allah berfirman : 
كَأَنَّهُنَّ بَيْضٌ مَّكْنُونٌ
Terjemah Arti: "seakan-akan mereka adalah telur yang tersimpan dengan baik." (QS. Ash-Shaffat: 49);

4. Bir Putih Di Surga, Allah berfirman : 
بَيْضَآءَ لَذَّةٍ لِّلشَّٰرِبِينَ
Terjemah Arti: "(warna airnya) putih jernih, sedap rasanya bagi orang-orang yang minum." (QS. Ash-Shaffat: 46); 

5. Mata Putih Ya'qub, Allah berfirman : 
وَتَوَلَّىٰ عَنْهُمْ وَقَالَ يَٰٓأَسَفَىٰ عَلَىٰ يُوسُفَ وَٱبْيَضَّتْ عَيْنَاهُ مِنَ ٱلْحُزْنِ فَهُوَ كَظِيمٌ
Terjemah Arti: "Dan dia (Ya'qub) berpaling dari mereka (anak-anaknya) seraya berkata, "Aduhai duka citaku terhadap Yusuf," dan kedua matanya menjadi putih karena sedih. Dia diam menahan amarah (terhadap anak-anaknya)." (QS. Yusuf: 84); 

6. Mukjizat Nabi Musa as, Allah berfirman : 
وَأَدْخِلْ يَدَكَ فِى جَيْبِكَ تَخْرُجْ بَيْضَآءَ مِنْ غَيْرِ سُوٓءٍ ۖ 
Terjemah Arti: "Dan masukkanlah tanganmu ke leher bajumu, niscaya ia akan keluar menjadi putih (bersinar) tanpa cacat." (QS. An-Naml: 12); 

7. Jalanan Putih Di celah-celah Pegunungan, Allah berfirman : 
وَمِنَ ٱلْجِبَالِ جُدَدٌۢ بِيضٌ وَحُمْرٌ مُّخْتَلِفٌ أَلْوَٰنُهَا وَغَرَابِيبُ سُودٌ
Terjemah Arti: "Dan di celah-celah pegunungan itu ada jalan-jalan putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat." (QS. Fathir: 27); 

Tujuh dari 12 ayat kajian di atas mewakil 7 spektrum nuansa putih yang berbeda-beda dalam AlQuran. Hal ini menginformasikan bahwa setiap satu warna yang disebutkan dalam AlQuran tidak melulu menunjukkan satu nuansa saja, tapi ia berubah-ubah nuasannya sesuai konteks ayat yang membawakannya. Dan tentu itu tidak terlepas (juga) dari spektrum warna sebagaimana pada warna-warna lainnya, misalnya : 

Ketika ayat AlQuran berbicara tentang cahaya pada awal terbit fajar, maka nuansa putih digambarkannya adalah sebagai cahaya terang benderang seperti warna siang. 
Namun, ketika ayat menceritakan tentang salah satu jenis minuman segar di surga, maka AlQuran menggambarkannya sebagai air putih bening, jernih, dan sangat tawar. 

Berbeda lagi setelah ayat berbicara tentang 
wajah-wajah penghuni surga yang berseri-seri dan bahagia menikmati suasana surga yang full kenikmatan, maka AlQuran (kembali) memakai warna putih tapi menggambarkannya sebagai warna wajah-wajah putih, bening polos, bersih, ceria dan bersinar-sinar. 

Nuansa serupa ketika konteks ayat bercerita tentang kemolekan tubuh para bidadari surga, maka AlQuran diilustrasikannnya sebagai gadis cantik yang berkulit putih, polos, bersih, mulus, halus, bening dan bersinar-sinar. 

Begitu pula - mungkin - nuasa yang sama pada konteks yang menceritakan tentang mukjizat nabi Musa as sebagai tantangan terhadap Fir'aun, Musa mengeluarkan tangannya dari sakunya maka sontak tangannya berubah menjadi putih tanpa noda di mata orang-orang. Tentu warna putih yang dimaksudkan adalah warna kulitnya putih, polos, bersih, mulus, halus, dan bersinar-sinar. Maka tidak bisa dibayangkan bahwa tangan Musa pada waktu itu berubah putih seperti kertas, melainkan putihnya bersih, polos, halus, mulus dan bersinar-sinar, persis seperti warna kulit orang-orang di surga dan bidadari-bidadari tidak pernah dilihat oleh seorang pun, karenanya menjadi mukjizat di dunia.


Satu-satunya nuansa putih yang ada dalam AlQuran yang benar-benar diindikasikan sebagai warna putih kapur adalah ketika konteks ayat menginformasikan tentang warna-warna jalanan di celah-celah pegunungan; ada putih, merah dan hitam pekat sesuai warna batu dan tanah yang dilewatinya: "
Dan di celah-celah pegunungan itu ada jalan-jalan putih dan merah yang beraneka macam warnanya dan ada (pula) yang hitam pekat."

Kemudian, pada konteks lain yang bercerita tentang kondisi mata nabi Ya'qub yang banyak menangis karena sedih hati kehilangan putra kesayangannya, Yusuf as, maka AlQuran memakai warna putih untuk mengilustrasikan keadaan tenang, tegar dan berdiam menahan perasaan sedih dan penyesalan. 

Jadi, dapat disimpulkan bahwa nuansa-nuansa putih yang disebutkan dalam AlQuran adalah; Putih kapur, putih cahaya siang, putih air jernih, putih kulit bening dan putih bola mata. Dan semua nuansa putih ini akan kita bahasa satu persatu secara terpisah pada kajian-kajian berikutnya, Insya Allah...!
Wallahul Musta'an !

Kajian Berhubungan : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!