3. RASI BINTANG
By: Med Hatta
Allah berfirman :
وَالسَّمَاۤءِ ذَاتِ الْبُرُوْجِۙ
Terjemah Arti: "Demi langit yang mempunyai gugusan bintang" (QS. Al-buruj: 1).
Rasi bintang atau konstelasi adalah sekelompok bintang yang tampak berhubungan membentuk suatu konfigurasi khusus. Dalam ruang tiga demensi, kebanyakan bintang yang kita amati tidak memiliki hubungan satu dengan lainnya, tetapi dapat terlihat seperti berkelompok pada bola langit malam. Manusia memiliki kemampuan yang sangat tinggi dalam mengenali pola dan sepanjang sejarah telah mengelompokkan bintang-bintang yang tampak berdekatan menjadi rasi-rasi bintang.
Susunan rasi bintang yang tidak resmi, yaitu yang dikenal luas oleh masyarakat tapi tidak diakui oleh para ahli astronomi atau Himpunan Astronomi International, juga disebut asterisma. Bintang-bintang pada rasi bintang atau asterisma jarang yang mempunyai hubungan astrofisika; mereka hanya kebetulan saja tampak berdekatan di langit yang tampak dari Bumi dan biasanya terpisah sangat jauh.
Pengelompokan bintang-bintang menjadi rasi bintang sebenarnya cukup acak, dan kebudayaan yang berbeda akan memiliki rasi bintang yang berbeda pula, sekalipun beberapa yang sangat mudah dikenali biasanya seringkali ditemukan, misalnya Orion atau Scorpius.
Himpunan Astronomi International telah membagi langit menjadi 88 rasi bintang resmi dengan batas-batas yang jelas, sehingga setiap arah hanya dimiliki oleh satu rasi bintang saja. Pada belahan bumi (hemisfer) utara, kebanyakan rasi bintangnya didasarkan pada tradisi Yunani, yang diwariskan melalui Abad Pertangahan, dan mengandung simbol-simbol Zodiak.
Beragam pola-pola lainnya yang tidak resmi telah ada bersama-sama dengan rasi bintang dan disebut asterisma, seperti Bajak (juga dikenal di Amerika Serikat sebagai Big Dipper) dan Little Dipper (Lihat : Gb. Bintang Utara).
Setidaknya ada empat rasi bintang utama yang perlu kita ketahui, yaitu :
- Rasi Bintang Pari: Berbentuk palang, dan bintang di ujung palang sentiasa menunjukkan ke arah selatan.
- Rasi Bintang Belantik: Bentuknya menyerupai seorang pemburu, dan bintang di kepala menunjukkan arah utara.
- Rasi Bintang Biduk: Berbentuk sendok, dan dua bintang di ujung menunjuk ke arah utara.
- Rasi Bintang Skorpion: Menggambarkan seekor kala jengking.
Allah SWT Yang Maha Pengasih, telah memberikan bintang yang dapat menunjuki kita. Selama beberapa abad para pelaut dan penjelajah menggunakan bintang untuk menemukan jalan mereka. Bintang adalah karunia yang besar bagi manusia.
Sungguh menakjubkan betapa bintang dapat menunjuki kita dan membantu kita disaat tersesat? Bintang membuktikan kepada kita bahwa Allah adalah Maha Kuasa, Maha Pengasih, dan maha Penyayang. (Wallahu A'lam)
4. BINTANG THAARIQ (PULSARS)
Allah berfirman :
وَالسَّمَاۤءِ وَالطَّارِقِۙ؛ وَمَآ اَدْرٰىكَ مَا الطَّارِقُۙ؛ النَّجْمُ الثَّاقِبُۙ
Terjemah Arti: "Demi langit dan yang datang pada malam hari, Dan tahukah kamu apakah yang datang pada malam hari itu?, (Yaitu) bintang yang bersinar tajam" (QS. At-Thariq: 1-3).
Arti kata Thaariq:
Kata "Thaariq", nama Surah ke-86 dari Al Qur’an, berasal dari akar kata bahasa arab "thaarq", yang arti dasarnya adalah: "memukul dengan cukup keras untuk menimbulkan suara", atau "menumbuk", atau "berdenyut atau berdetak".
Pendapat ahli tafsir:
Beberapa pendapat ahli tafsir tentang ayat ini, sebut saja misalnya: Ibnu Katsir, ia mengemukan pendapat Qatadah dan ahli tafsir terdahulu lainnya mengatakan: “Di namakan bintang thariq karena muncul di malam hari dan menghilang pada siang hari…”, dan menambahkan tafsiran Ibnu Abbas ra. tentang kalimat “ats tsaaqib” dengan “bersinar”.
Berbeda dengan Sayyid Quthub hanya mengomentari sebagai jenis bintang tertentu saja, tidak bersedia merincikan jenis bintang tersebut, bahkan berkesimpulan bahwa langit dan bintang-bintangnya semua memancarkan cahaya di kegelapan malam.
Sedangkan Makhluf menafsirkan: “Yang diaksudkan disini (ath thaariq), yaitu bintang yang nampak di malam hari..”, ia menambahkan: “an-najmu ats-tsaaqibu”, yaitu yang bersinar, seakan-akan menembus kegelapan Dengan cahayanya..”. Seperti juga Sayyid Quthub, ia menyebut sebagai jenis bintang tertentu.
Ash Shabuni dan para penyusun Tafsir Al Muntakhab sepakat dengan pendapat Ibnu Katsir di atas, dan menambahkan bahwa selain kalimat sumpah ini menunjukan jenis bintang tertentu, ada juga pembatasan dan pengkhususan yang tidak bisa di lupakan dalam ayat ini. Seandainya simbol ath thariq sama dengan semua bintang, tidaklah disebutkan dalam ayat ini dengan perincian sedetail ini…
Hakikat AlQuran:
Dengan mempertimbangkan arti yang memungkinkan dari kata tersebut, yaitu memukul keras, berdenyut atau berdetak seperti dijelaskan di atas, dan penjelasan dari beberapa ahli tafsir, perhatian kita akan diarahkan oleh ayat ini pada sebuah kenyataan ilmiah penting.
Istilah bintang disebutkan di dalam Al Qur’an sebanyak 14 kali, empat diantaranya bentuk single “an-najm”, sembilan bentuk plural “an-nujum”, dan satupun diantaranya tidak ada disebut dengan “ath-thaariqi an-najmu ats tsaaqibu”, kecuali yang ada dalam Surah yang kita bahas ini.
Untuk menggambarkan bintang ini, lebih lanjut Allah berfirman: “Tahukah anda apakah Bintang Thariq itu?, yaitu bintang yang cahayanya menembus”. Istilah ath-thariqi dalam ayat di atas berarti sebuah bintang yang menembus malam, yang menembus kegelapan, yang muncul di malam hari, yang menembus dan bergerak, yang berdenyut atau berdetak, yang menumbuk, atau bintang terang.
Dari ayat ke-3 surat Ath Thaariq istilah "an najmu ats tsaaqibu," yang berarti yang menembus, yang bergerak, atau yang membuat lubang, mengisyaratkan bahwa Thaariq adalah sebuah bintang terang yang membuat lubang di kegelapan dan bergerak, semua sifat-sifat ini mengidentifikasikan pada sebuah fenomena alam ruang angkasa yang yang maha dahsyat, baru di abad ke-20 ditemukan oleh ilmu pengetahuan kontemporer, yaitu dikenal dengan "PULSARS".
Hakikat ilmu pengetahuan modern:
Melalui penelitian oleh Jocelyn Bell Burnell, di Universitas Cambridge pada tahun 1967, sinyal radio yang terpancar secara teratur ditemukan. Namun, hingga saat itu belumlah diketahui bahwa terdapat benda langit yang berkemungkinan menjadi sumber getaran atau denyut (detak) teratur yang agak mirip pada jantung.
Pada tahun 1967, para pakar astronomi menyatakan bahwa, ketika materi menjadi semakin rapat di bagian inti karena perputarannya mengelilingi sumbunya sendiri, medan magnet bintang tersebut juga menjadi semakin kuat, sehingga memunculkan sebuah medan magnet pada kutub-kutubnya sebesar 1 triliun kali lebih kuat daripada yang dimiliki Bumi. Mereka lalu paham bahwa sebuah benda yang berputar sedemikian cepat dan dengan medan magnet yang sedemikian kuat memancarkan berkas-berkas sinar yang terdiri dari gelombang-gelombang radio yang sangat kuat berbentuk kerucut di setiap putarannya.
Tak lama kemudian, diketahui juga bahwa sumber sinyal-sinyal ini adalah perputaran cepat dari bintang-bintang neutron. Bintang-bintang neutron yang baru ditemukan ini dikenal sebagai "pulsar" (Radio Pulsars). Disebut demikian, karena menimbulkan denyutan-denyutan sinyal radio secara teratur setiap detik, yang mencapai tiga puluh kali denyutan per detik. Adalah rahmat Allah kepada kita, bahwa denyutan-denyutan radio paling dekat ke kita mencapai 5000 tahun cahaya, kalau tidak pastilah denyutan-denyutannya mengerikan tersebut akan menghancurkan semua tata kehidupan di bumi ini.
Bintang-bintang ini, yang berubah menjadi pulsar melalui ledakan supernova, tergolong yang memiliki massa terbesar, dan termasuk benda-benda yang paling terang dan yang bergerak paling cepat di ruang angkasa. Sejumlah pulsar berputar 600 kali per detik.
Kata pulsar berasal dari kata kerja “to pulse”. Menurut kamus American Heritage Dictionary, kata tersebut berarti bergetar, berdenyut. Kamus Encarta Dictionary mengartikannya sebagai berdenyut dengan irama teratur, bergerak atau berdebar dengan irama teratur yang kuat. Lagi menurut Encarta Dictionary, kata “pulsate", yang berasal dari akar yang sama, berarti mengembang dan menyusut dengan denyut teratur yang kuat.
Menyusul penemuan itu, diketahui kemudian bahwa peristiwa alam yang digambarkan dalam Al Qur'an sebagai thaariq, yang berdenyut, memiliki kemiripan yang sangat dengan bintang-bintang neutron yang dikenal sebagai pulsar.
Bintang-bintang neutron terbentuk ketika inti dari bintang-bintang maharaksasa runtuh. Materi yang sangat termampatkan dan sangat padat itu, dalam bentuk bulatan yang berputar sangat cepat, menangkap dan memampatkan hampir seluruh bobot bintang dan medan magnetnya. Medan magnet amat kuat yang ditimbulkan oleh bintang-bintang neutron yang berputar sangat cepat ini telah dibuktikan sebagai penyebab terpancarnya gelombang-gelombang radio sangat kuat yang teramati di Bumi.
Di ayat ke-2 Surah Ath Thaariq : "Tahukah anda apakah Ath Thariq itu ?", merujuk pada pemahaman. Pulsar, yang terbentuk melalui pemampatan bintang yang besarnya beberapa kali ukuran Matahari, termasuk benda-benda langit yang sulit untuk dipahami. Pertanyaan pada ayat tersebut menegaskan betapa sulit memahami bintang berdenyut ini. (Wallaahu a'lam)
5. ROTASI BINTANG-BINTANG
Allah berfirman :
فَلَآ اُقْسِمُ بِمَوٰقِعِ النُّجُوْمِ
Terjemahan Arti: "Lalu Aku bersumpah dengan tempat beredarnya bintang-bintang" (QS. Al-Waqi'ah: 75).
Salah satu ke istimewaan Al Qur’an mudah dipahami oleh setiap orang sesuai dengan tingkat kecerdasannya, bangsa arab yang menerima Al Qur’an pada jamannya atau sesudahnya sedikit, mengetahui bahwa tempat Peredaran bintang-bintang yang kita saksikan sangatlah besar, karena manusi tidak mampu mencapainya. Saking besarnya peristiwa-peristiwa alam tersebut Allah SWT bersumpah dengannya. Ini penafsiran sederhana mereka terhadap ayat ini.
Namun, jaman sekarang terutama setelah ilmu pengetahuan dan teknologi mengalami kemajuan yang sangat pesat khusunya di bidang astronomi, timbullah pemahaman baru sungguh menakjubkan, yang memberikan pencerahan kenapa Allah SWT bersumpah demi rotasi bintang-bintang, dan mendeklarasikan sumpah ini dengan peristiwa yang sangat besar.
Ilmu pengetahuan telah membuktikan bahwa manusia sama sekali tidak dapat melihat bintang-bintang, sungguh ini merupakan hal yang luar biasa, yaitu hakikatnya adalah tanda-tanda kekuasaan Allah. Apa yang kita saksikan di atas langit sana hanyalah rotasi bintang-bintang saja, yang sebelumnya di tempati bintang-bintang kemudian berpindah keposisi yang lain pada peredarannya.
Jagad raya yang sedemikian luas, dan bintang-bintang yang jauhnya tak terkirakan dari kita penghuni bumi, membuat sinarnya tidak akan sampai ke kita kecuali setelah tenggang waktu yang sangat lama, dimana bintang-bintang tersebut sudah tidak diposisi kita lihat, dia sudah bergeser jauh meneruskan peredarannya dalam galaksi. Atau mungkin saja sudah jatuh menjadi lubang hitam karena kehabisan energi, tetapi sinarnya masih menyala-nyala di kegelapan malam dan sampai ke kita.
Matahari misalnya, bintang yang paling dekat ke bumi, jaraknya kira-kira mencapai 150 juta kilometre, cahayanya akan sampai ke bumi setelah kira-kira 8 menit. Kecepatan cahaya adalah 300 ribu KM/ detik, bayangkan kalau matahari berputar pada porosnya dengan kecepatan 19 KM/ detik, ini berarti selama 8 menit jarak tempuh cahaya sampai ke bumi itu, matahari telah bergerak meninggalkan sumber cahaya yang kita lihat tersebut sepanjang 10 ribu kilometer, itulah jarak yang telah ditempuh matahari meninggalkan jejak cahaya yang baru kita lihat.
Kalau saja matahari, bintang yang paling dekat dengan kita, meninggalkan jejak cahaya sedemikian jauh, berapa jauh lagi jarak tempuh bintang-bintang lain yang lebih jauh sekali dari kita, dengan massanya terkadang lebih besar ribuan kali lipat dari matahari kita, hanya kemampuan penglihatan kita-lah yang terbatas menjangkaunya.
Ini hanya salah satu sebab kenapa bintang-bintang tidak dapat di lihat oleh kita kecuali hanya jejaknya saja, disana masih ada sebab-sebab lain yang penulis tidak ingin memperpanjang disini, pada kesempatan lain kita akan membahasnya, insya Allah. [•Kembali: Disini•]
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!