Simbol Sains Di Dalam AlQuran III |
(Keunggulan Sains Pada Ayat-Ayat Sumpah Di Dalam AlQuran)
Galaksi Bima Sakti
By: Med Hatta
Allah berfirman:
والشمس وضحاها، والقمر إذا تلاها، والنهار إذا جلاها، والليل إذا يغشاها، والسماء وما بناها، والأرض وما طحاها (الشمس: 1-5).
Terjemah Arti: "Demi matahari dan cahanya di pagi hari; dan bulan apabila mengiringinya; dan siang apabila menampakkannya; dan malam apabila menutupinya; dan langit serta pembinaannya; dan bumi serta penghamparannya" (QS. Assyams: 1-5).
كلا والقمر، والليل إذا أدبره
Terjemah Arti: "Sekali-kali tidak, demi bulan: dan malam ketika telah berlalu" (QS. Al-Mudattsir: 32-33).
والقمر إذا اتسق
Terjemah Arti: "Demi bulan apabila jadi purnama" QS. Al-Insyiqaq: 18.
والأرض ذات الصدع
Terjemah Arti: "Demi bumi yang mempunyai retak-retakan" (QS. Al-Dzariyat: 12).
والذاريات ذروا، فالحاملات وقرا
Terjemah Arti: "Demi (anging) yang menerbangkan debu dengan sekuat-kuatnya; dan awan yang mengandung hujan" (QS. Al-Dzariyat: 1-2).
Dalam ilmu astronomi galaksi diartikan sebagai suatu sistem yang terdiri dari bintang-bintang, gas dan debu yang amat luas, dimana anggotanya mempunyai gaya tarik menarik (gravitasi). Matahari bersama sama tujuh buah planet dan bumi yang mengitarinya merupakan anggota dari sebuah galaksi yang diberi nama Galaksi Bima Sakti (Milky Way).
Milky Way atau tata surya kita termasuk galaksi spiral dan berbentuk seperti cakram, garis tengahnya kira-kira 100.000 tahun cahaya (30.600 pc). Bintang yang lebih tua ditemukan di pusat tonjolan dengan ketebalan 20.000 tahun cahaya (6.100 pc). Bintang yang lebih muda ditemukan di lengan spiral. Pusat galaksi berada dalam gugusan bintang sagitarius. Kutub utaranya di Coma Berenices, Kutub selatanya di Sculptor. Matahari ada di sudut dalam lengan spiral Carina Cygnus kira-kira 32.000 tahun cahaya (9.800 pc) dari pusat galaksi. Diperkirakan galaksi berumur 12-14 biliun tahun dan terdiri dari 100 biliun bintang.
Matahari terletak sekitar 30.000 tahun cahaya dari pusat Bima Sakti. Matahari bukanlah bintang yang istimewa, tetapi hanyalah salah satu dari 200 milyar buah bintang anggota Bima Sakti. Bintang-bintang anggota Bima Sakti ini tersebar dengan jarak dari satu bintang ke bintang lain berkisar 4 sampai 10 tahun cahaya. Bintang terdekat dengan matahari adalah Proxima Centauri (anggota dari sistem tiga bintang: Alpha Centuri), yang berjarak 4,23 tahun cahaya. Semakin ke arah pusat galaksi, jarak antar bintang semakin dekat, atau dengan kata lain kerapatan galaksi ke arah pusat semakin besar.
Terkait: Galaksi Bima Sakti II | Bulan
Terkait: Galaksi Bima Sakti III | Bumi
PUSAT TATA SURYA (MATAHARI)
Allah berfirman :
وَالشَّمْسِ وَضُحٰىهَاۖ
Terjemah Arti: "Demi matahari dan sinarnya pada pagi hari" (QS. Al-Syams: 1)
Tata surya (Bahasa Inggris: solar system) terdiri dari sebuah bintang yang disebut matahari dan semua objek yang yang mengelilinginya. Objek-objek tersebut termasuk delapan buah planet yang sudah diketahui dengan orbit berbentuk elips, meteor, asteroid, komet, planet-planet kerdil atau katai, dan satelit-satelit alami.
Tata surya dipercaya terbentuk semenjak 4,6 milyar tahun yang lalu dan merupakan hasil penggumpalan gas dan debu di angkasa yang membentuk matahari dan kemudian planet-planet yang mengelilinginya.
Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu 225–250 juta tahun untuk untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20–25 kali dari semenjak terbentuk.
Tata surya dikekalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari dan sistem yang setara tata surya, yang mempunyai garis pusat setahun kecepatan cahaya, ditandai adanya taburan komet yang disebut awan Oort. Selain itu juga terdapat awan Oort berbentuk piring di bagian dalam tata surya yang dikenali sebagai awan Oort dalam.
Tata surya terletak di tepi galaksi Bima Sakti dengan jarak sekitar 2,6 x 1017 km dari pusat galaksi, atau sekitar 25.000 hingga 28.000 tahun cahaya dari pusat galaksi. Tata surya mengelilingi pusat galaksi Bima Sakti dengan kecepatan 220 km/detik, dan dibutuhkan waktu 225–250 juta tahun untuk untuk sekali mengelilingi pusat galaksi. Dengan umur tata surya yang sekitar 4,6 milyar tahun, berarti tata surya kita telah mengelilingi pusat galaksi sebanyak 20–25 kali dari semenjak terbentuk.
Tata surya dikekalkan oleh pengaruh gaya gravitasi matahari dan sistem yang setara tata surya, yang mempunyai garis pusat setahun kecepatan cahaya, ditandai adanya taburan komet yang disebut awan Oort. Selain itu juga terdapat awan Oort berbentuk piring di bagian dalam tata surya yang dikenali sebagai awan Oort dalam.
Disebabkan oleh orbit planet yang membujur, jarak dan kedudukan planet berbanding kedudukan matahari berubah mengikut kedudukan planet di orbit.
Asal Usul Tata Surya: Banyak hipotesis tentang asal usul tata surya telah dikemukakan para ahli, diantaranya:
- Hipotesis Nebula: Pertama kali dikemukakan oleh Immanuel Kant (1727-1804) pada tahun 1775. Kemudian hipotesis ini disempurnakan oleh Pierre Marquis de Laplace pada tahun 1796. Oleh karena itu, hipotesis ini lebih dikenal dengan Hipotesis nebula Kant-Laplace. Pada tahap awal tata surya masih berupa kabut raksasa. Kabut ini terbentuk dari debu, es, dan gas yang disebut nebula. Unsur gas sebagian besar berupa hidrogen. Karena gaya gravitasi yang dimilikinya, kabut itu menyusut dan berputar dengan arah tertentu. Akibatnya, suhu kabut memanas dan akhirnya menjadi bintang raksasa yang disebut matahari. Matahari raksasa terus menyusut dan perputarannya semakin cepat. Selanjutnya cincin-cincin gas dan es terlontar ke sekeliling matahari. Akibat gaya gravitasi, gas-gas tersebut memadat seiring dengan penurunan suhunya dan membentuk planet dalam. Dengan cara yang sama, planet luar juga terbentuk.
- Hipotesis Planetisimal: Pertama kali dikemukakan oleh Thomas C. Chamberlain dan Forest R. Moulton pada tahun 1900. Hipotesis planetisimal mengatakan bahwa tata surya kita terbentuk akibat adanya bintang lain yang hampir menabrak matahari.
- Hipotesis Pasang Surut Bintang: Pertama kali dikemukakan oleh James Jean dan Herold Jaffries pada tahun 1917. Hipotesis pasang surut bintang sangat mirip dengan hipotesis planetisimal. Namun perbedaannya terletak pada jumlah awalnya matahari.
- Hipotesis Kondensasi: Mulanya dikemukakan oleh astronom Belanda yang bernama G.P. Kuiper (1905-1973) pada tahun 1950. Hipotesis kondensasi menjelaskan bahwa tata surya terbentuk dari bola kabut raksasa yang berputar membentuk cakram raksasa.
- Hipotesis Bintang Kembar: Awalnya dikemukakan oleh Fred Hoyle (1915-2001) pada tahun 1956. Hipotesis mengemukakan bahwa dahulunya tata surya kita berupa dua bintang yang hampir sama ukurannya dan berdekatan yang salah satunya meledak meninggalkan serpihan-serpihan kecil.
Matahari dan Sinarnya:Informasi di atas dirangkum dari sumber Wikipedia berbahasa Indonesia dan berbagai sumber lain terpisah-pisah. Adapun hubungannya dengan tema kajian kita ayat ke-1 dari surah Asy-Syams: “Demi matahari dan sinarnya di pagi hari”. Setiap hari matahari selalu mengeluarkan sinarnya, tetapi yang istimewa dan menggugah perhatian dari ayat ini adanya sumpah Allah di khususkan pada matahari di pagi hari.
Kalimat “Matahari dan Bulan” disebutkan secara beruntun, yaitu matahari mendahului bulan, pada 17 ayat, diantaranya satu ayat menyebutkan dengan istilah “Siraj” (Pelita), yaitu ayat ke-16 surah Nuh, di ayat ini pula sebutan bulan mendahului matahari dengan tidak langsung.
Matahari di sebutkan tersendiri (tanpa bulan) di 13 ayat, diantaranya dengan sebutan “Siraj”, dan Bulan di sebutkan terpisah dari matahari di 8 ayat, diantaranya 1 ayat menyebutkan sebagai “Ahillah” (Bulan Sabit), yaitu pada ayat ke-189 surah Al Baqarah.
Dalam buku (Planet Bumi) terbitan Majalah Life Science, terjemahannya : «Betapapun kemajuan yang telah dicapai oleh para ilmuawan dalam bidang astronomi, tetapi mereka belum mampu mengungkap banyak tentang bintang istimewa yang di sebut Matahari ini. Hingga awal abad ke-19 pengetahuan tentang matahari tidak mengalami kemajuan berarti dari pengetahuan manusia purba – pra sejarah.
William Harsell, ilmuawan Jerman penemu (Uranos), menulis bahwa matahari merupakan suatu benda yang sangat keras kokoh diselimuti lapisan awan yang mengandung cahaya, sedangkan daerah-daerah basah disekitarnya dihuni oleh makhluk-makhluk yang telah beradaptasi dengan kondisi bima sakti nan luas ini».
Adapun Al Qur’an lebih dari 14 abad lalu telah menyifatkan matahari sebagai pelita terang yang sangat panas. Dapat dipastikan bahwa tidak mungkin ada kehidupan diatas permukaan benda yang sangat panas ini. Dalam bahasa Al Qur’an : «Wa ja’alna sirajan wahhajan» (Q.S : 3/ 13) (Kami telah menciptakan matahari sebagai pijar yang sangat panas), pada ayat yang lain : «Dia-la (Allah) yang telah menciptakan matari bersinar» (Q.S : Yunus : 5).
Dari dua ayat di atas dan masih banyak ayat serupa di dalam Al Qur’an, kita dapat memulai bertanya: Dari mana gerangan Nabi Muhammad SAW mengadopsi ilmu astronomi dan Fisika Nuklir secanggih ini? Mungkikah dari kitab-kitab kuno? Sedangkan ilmu pengetahuan kuno dan kontemporer pun belum mencapai ketahap tersebut kecuali baru belakangan ini yaitu pada abad ke-19. Nah, bukankah Pencipta matahari sendiri (Allah) yang telah bersumpah dengan matahari dan matinya serta menghubungkan objek sumpah tersebut dengan kebenaran ucapan Nabi Muhammad SAW yang telah mewahyukannya dengan ilmu tersebut melalui pembawa wahyu Jibril a.s: «Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidaklah sesat dan tidak pula keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya, Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)” (Q.S : An-najm: 1-5).
Baru setelah abad ke-20, dengan kemajuan pesat dibidang sains terutama ilmu kimia dan fisika nuklir manusia sudah mulai menyadari sedikit demi sedikit tentang matahari dan kegunaannya yang sangat vital terhadap kehidupan di bumi, serta pengaruhnya yang tidak pernah dibayangkan oleh siapa-pun sebelumnya dengan mampaat sedemikian dahsyat ini.
Adapun proses kimiawi yang menjadikan matahari sebagai «sirajan wahhajan (Q.S : 3/ 13)» (pelita yang amat panas) masih sangat relatif, dapat disimpulkan : Pada abad ke-20, dari kajian-kajian ilmuawan seperti Helmholz, Einstein, Eddington (1920) dan Beth, disimpulkan secara ilmiyah bahwa matahari merupakan suatu atom yang sangat dahsyat, panas di pusatnya mencapai 15.000.000 C°, sedangkan bagian sisinya mencapai 6000 C°.
Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.
Sinar Matahari Pagi:Allah SWT secara khusus bersumpah demi matahari dan sinarnya di waktu pagi pada ayat di atas. Kajiannya secara sederhana saja seperti dibawah dapat memberikan pencerahan ilmiyah bagi seorang mu’min betapa sinar matahari merupakan anugerah yang sangat berharga telah diberikan oleh Alleh kepada manusia:
Tanpa sinar matahari tiada ada kehidupan diatas permukaan bumi, dialah sebab utama adanya kehidupan di bumi. Sinar matahari merupakan sumber energi utama dari sumber-sumber energi yang lain seperti angin, energi air dan lain-lainnya. Dan sumber energi sinar matahari ini berbeda dengan sumber-sumber energi yang lain, murni dan tidak berefek pada pencemaran lingkungan. Menurut Hassan Kamil Al Shabah, ilmuawan Libanon, manusia mulai merancang dan memberdayakan energi sinar matahari sekitar lebih dari 50 tahun lalu.
Matahari mempunyai fungsi yang sangat penting bagi bumi. Energi pancaran matahari telah membuat bumi tetap hangat bagi kehidupan, membuat udara dan air di bumi bersirkulasi, tumbuhan bisa berfotosintesis, dan banyak hal lainnya. Merupakan sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam batu bara dan minyak bumi sebenarnya juga berasal dari matahari. Mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol terjadinya siang dan malam, tahun serta mengontrol planet-planet lainnya. Tanpa matahari, sulit dibayangkan kalau akan ada kehidupan di bumi. Dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Sel surya dan panel surya dapat menghasilkan energi listrik.
Adapun mamfaat sinar matahari pagi yang secara khusus disumpahkan oleh Allah SWT, sebagai berikut:
Kalimat “Matahari dan Bulan” disebutkan secara beruntun, yaitu matahari mendahului bulan, pada 17 ayat, diantaranya satu ayat menyebutkan dengan istilah “Siraj” (Pelita), yaitu ayat ke-16 surah Nuh, di ayat ini pula sebutan bulan mendahului matahari dengan tidak langsung.
Matahari di sebutkan tersendiri (tanpa bulan) di 13 ayat, diantaranya dengan sebutan “Siraj”, dan Bulan di sebutkan terpisah dari matahari di 8 ayat, diantaranya 1 ayat menyebutkan sebagai “Ahillah” (Bulan Sabit), yaitu pada ayat ke-189 surah Al Baqarah.
Dalam buku (Planet Bumi) terbitan Majalah Life Science, terjemahannya : «Betapapun kemajuan yang telah dicapai oleh para ilmuawan dalam bidang astronomi, tetapi mereka belum mampu mengungkap banyak tentang bintang istimewa yang di sebut Matahari ini. Hingga awal abad ke-19 pengetahuan tentang matahari tidak mengalami kemajuan berarti dari pengetahuan manusia purba – pra sejarah.
William Harsell, ilmuawan Jerman penemu (Uranos), menulis bahwa matahari merupakan suatu benda yang sangat keras kokoh diselimuti lapisan awan yang mengandung cahaya, sedangkan daerah-daerah basah disekitarnya dihuni oleh makhluk-makhluk yang telah beradaptasi dengan kondisi bima sakti nan luas ini».
Adapun Al Qur’an lebih dari 14 abad lalu telah menyifatkan matahari sebagai pelita terang yang sangat panas. Dapat dipastikan bahwa tidak mungkin ada kehidupan diatas permukaan benda yang sangat panas ini. Dalam bahasa Al Qur’an : «Wa ja’alna sirajan wahhajan» (Q.S : 3/ 13) (Kami telah menciptakan matahari sebagai pijar yang sangat panas), pada ayat yang lain : «Dia-la (Allah) yang telah menciptakan matari bersinar» (Q.S : Yunus : 5).
Dari dua ayat di atas dan masih banyak ayat serupa di dalam Al Qur’an, kita dapat memulai bertanya: Dari mana gerangan Nabi Muhammad SAW mengadopsi ilmu astronomi dan Fisika Nuklir secanggih ini? Mungkikah dari kitab-kitab kuno? Sedangkan ilmu pengetahuan kuno dan kontemporer pun belum mencapai ketahap tersebut kecuali baru belakangan ini yaitu pada abad ke-19. Nah, bukankah Pencipta matahari sendiri (Allah) yang telah bersumpah dengan matahari dan matinya serta menghubungkan objek sumpah tersebut dengan kebenaran ucapan Nabi Muhammad SAW yang telah mewahyukannya dengan ilmu tersebut melalui pembawa wahyu Jibril a.s: «Demi bintang ketika terbenam, kawanmu (Muhammad) tidaklah sesat dan tidak pula keliru, dan tidaklah yang diucapkannya itu (Al Qur’an) menurut kemauan hawa nafsunya, Ucapannya itu tiada lain hanyalah wahyu yang diwahyukan (kepadanya)” (Q.S : An-najm: 1-5).
Baru setelah abad ke-20, dengan kemajuan pesat dibidang sains terutama ilmu kimia dan fisika nuklir manusia sudah mulai menyadari sedikit demi sedikit tentang matahari dan kegunaannya yang sangat vital terhadap kehidupan di bumi, serta pengaruhnya yang tidak pernah dibayangkan oleh siapa-pun sebelumnya dengan mampaat sedemikian dahsyat ini.
Adapun proses kimiawi yang menjadikan matahari sebagai «sirajan wahhajan (Q.S : 3/ 13)» (pelita yang amat panas) masih sangat relatif, dapat disimpulkan : Pada abad ke-20, dari kajian-kajian ilmuawan seperti Helmholz, Einstein, Eddington (1920) dan Beth, disimpulkan secara ilmiyah bahwa matahari merupakan suatu atom yang sangat dahsyat, panas di pusatnya mencapai 15.000.000 C°, sedangkan bagian sisinya mencapai 6000 C°.
Matahari terdiri dari inti dan tiga lapisan kulit, masing-masing fotosfer, kromosfer dan korona. Untuk terus bersinar, matahari, yang terdiri dari gas panas menukar zat hidrogen dengan zat helium melalui reaksi fusi nuklir pada kadar 600 juta ton, dengan itu kehilangan empat juta ton massa setiap saat.
Sinar Matahari Pagi:Allah SWT secara khusus bersumpah demi matahari dan sinarnya di waktu pagi pada ayat di atas. Kajiannya secara sederhana saja seperti dibawah dapat memberikan pencerahan ilmiyah bagi seorang mu’min betapa sinar matahari merupakan anugerah yang sangat berharga telah diberikan oleh Alleh kepada manusia:
Tanpa sinar matahari tiada ada kehidupan diatas permukaan bumi, dialah sebab utama adanya kehidupan di bumi. Sinar matahari merupakan sumber energi utama dari sumber-sumber energi yang lain seperti angin, energi air dan lain-lainnya. Dan sumber energi sinar matahari ini berbeda dengan sumber-sumber energi yang lain, murni dan tidak berefek pada pencemaran lingkungan. Menurut Hassan Kamil Al Shabah, ilmuawan Libanon, manusia mulai merancang dan memberdayakan energi sinar matahari sekitar lebih dari 50 tahun lalu.
Matahari mempunyai fungsi yang sangat penting bagi bumi. Energi pancaran matahari telah membuat bumi tetap hangat bagi kehidupan, membuat udara dan air di bumi bersirkulasi, tumbuhan bisa berfotosintesis, dan banyak hal lainnya. Merupakan sumber energi (sinar panas). Energi yang terkandung dalam batu bara dan minyak bumi sebenarnya juga berasal dari matahari. Mengontrol stabilitas peredaran bumi yang juga berarti mengontrol terjadinya siang dan malam, tahun serta mengontrol planet-planet lainnya. Tanpa matahari, sulit dibayangkan kalau akan ada kehidupan di bumi. Dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Sel surya dan panel surya dapat menghasilkan energi listrik.
Adapun mamfaat sinar matahari pagi yang secara khusus disumpahkan oleh Allah SWT, sebagai berikut:
- Sinar matahari merupakan sumber energi utama bagi bumi dan makhluk yang tinggal di dalamnya, bahkan seluruh tumbuh-tumbuhan memerlukan matahari agar bisa tumbuh. Menurut hasil penelitian ditemukan bahwa sinar matahari paling bermanfaat antara pk. 05.30 - 09.00 pagi, dimana udara dari hasil fotosintesis tanaman pada saat-saat itu terasa segar dan menyehatkan.
- Sumber Vitamin D: Sejumlah besar simpanan kolesterol tubuh terdapat di bawah kulit. Pada waktu berkas sinar ultraviolet disaring di kulit, ia mengubah simpanan kolesterol ini menjadi vitamin D. Menghadapkan sebagian dari tubuh ke sinar matahari selama 5 menit memberikan 400 IU (international unit) vitamin D. Manusia membutuhkan 400 IU perhari menurut peraturan RDA (Recommended Dietary Allowances) di AS.
- Mengurangi Gula Darah: Dengan mengubah kolesterol di bawah kulit menjadi vitamin D, tubuh akan memberikan peringatan kepada kolesterol yang ada dalam darah untuk keluar dari darah menuju ke kulit sehingga mengurangi kolesterol dalam darah.
- Mengurangi Kolesterol Darah: Cahaya matahari mampu berperan sebagai insulin yang memberikan kemudahan penyerapan glukosa masuk ke dalam sel-sel tubuh. Ini merangsang tubuh untuk mengubah gula darah (glukosa) menjadi gula yang tersimpan (glikogen) yang tersimpan di hati dan otot, sehingga menurunkan gula darah.
- Penawar Infeksi dan Pembunuh Bakteri: Matahari sanggup membunuh bakteri penyakit, virus dan jamur. Itu berguna untuk perawatan tuberkulosis (TBC), erisipelas, keracunan darah, peritonitis, pnemonia, mumps, asma saluran pernafasan. Bahkan beberapa dari virus penyebab kanker dibinasakan oleh sinar ultraviolet. Infeksi jamur, termasuk candida, bereaksi terhadap sinar matahari. Beberapa jenis bakteri di udara dibinasakan dalam 10 menit oleh sinar ultraviolet. Seorang ilmuwan menutup setengah dari piring batu yang dipenuhi dengan bakteri – setengah lainnya disinari matahari secara langsung. Bagian piring yang tertutup tetap dipenuhi bakteri, tetapi tidak ada yang tumbuh di setengah piring yang terbakar sinar matahari. Semua bakteri telah terbunuh. Jika Anda membuka lebar tirai dan jendela rumah agar sinar matahari masuk ke ruangan, maka setelah satu jangka waktu sinar matahari ini akan membunuh bakteri yang berada di debu jendela dan lantai, sehingga membuat rumah Anda menjadi tempat yang lebih sehat untuk didiami.
- Meningkatkan Beberapa Jenis Kekebalan: Sinar matahari menambah sel darah putih terutama limfosit, yang digunakan untuk menyerang penyakit. Antibodi (gamma globulins) akan bertambah. Sepuluh menit di bawah sinar ultraviolet satu atau dua kali setiap minggu mengurangi potensi terserang flu antara 30 sampai 40 persen.Sinar matahari juga menjadi simbol pengharapan dan semangat yang mana banyak orang menjadikan waktu saat terbitnya matahari sebagi pertanda dimulainya kehidupan. Harapan dan semangat itu dicerminkan melalui keindahan sinar matahari yang mengintip disela-sela awan yang indah. Keindahan warna-warni sinar matahari seringkali menjadi objek yang coba ditangkap oleh para fotografer dan para pelukis untuk dapat mengabadikan suasana indah tersebut. Maha Suci Allah dalam firman-NYA: „Demi matahari dan sinarnya di pagi hari“, fakta ilmiyah menyatakan bahwa sinar matahari paling bermanfaat antara pk. 05.30 - 09.00 pagi, dimana udara dari hasil fotosintesis tanaman pada saat-saat itu terasa segar dan menyehatkan.
<<<==A[•BERSAMBUNG•]N==>>>
BACA JUGA :
|
|||
1
|
2
|
||
3
|
4
|
||
5
|
6
|
||
7
|
8
|
||
9
|
10
|
||
11
|
12
|
||
13
|
14
|
||
15
|
16
|
||
17
|
18
|
||
19
|
20
|
||
21
|
22
|
Subhanallahh..
BalasHapussudah beberapa hari ini saya memperhatikan bulan diatas sana, dan dari perhatian saya itu saya mempunyai penafsiran sendiri terhadap Kebesaran Allah SWT.
Dan saya bersyukur telah dipertemukan dengan blog kuning ini Mas..
aku gor iso ngmong ...
BalasHapusSUBHANALLAH..