Sabtu, Desember 04, 2010

TUJUH LANGIT DAN TUJUH BUMI :

Fakta Tujuh Langit dan Tujuh Bumi
By: Med Hatta

Hakikat tujuh langit disebutkan dalam al Qur'an sebanyak tujuh kali, yaitu pada firman Allah:
  1. "Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya
  2. bertasbih kepada Allah. Dan tak ada suatupun melainkan bertasbih dengan memuji-Nya, tetapi kamu sekalian tidak mengerti tasbih mereka. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penyantun lagi Maha Pengampun" (QS: 017: 44)
  3. "Katakanlah: "Siapakah yang Empunya langit yang tujuh dan yang Empunya 'Arsy yang besar?" (QS: 023: 86)
  4. "Maka Dia menjadikannya tujuh langit dalam dua masa. Dia mewahyukan pada tiap-tiap langit urusannya. dan Kami hiasi langit dunia dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui" (QS: 041: 12)
  5. "Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula (tujuh) bumi. Perintah Allah berlaku padanya, agar kamu mengetahui bahwasanya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan sesungguhnya Allah ilmu-Nya benar-benar meliputi segala sesuatu" (QS: 065: 12)
  6. "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?" (QS: 067: 3)
  7. "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?" (QS: 071: 15-16)
  8. "Dan kami bina di atas kamu tujuh buah langit yang kokoh" (QS: 078: 12)
Pengulangan-Pengulangan al Qur'an dalam mengisyaratkan tujuh langit pada tujuh ayat di atas, adalah salah satu mu'jizat tersendiri, bahwa yang dimaksudkan yaitu jumlah secara pasti, bukan berarti bilangan yang menunjukkan banyak seperti sering diungkapkan ahli tafsir, Allah Maha Tahu apa yang telah diciptakan-Nya.

Begitu juga isyarat kesamaan jumlah langit dan bumi pada ayat ke-12 dari surah ath Thalaaq, yang mengkomfirmasikan fakta tujuh susun bumi sebagai mana hakikat tujuh susun langit.Pendapat Ahli Tafsir Tentang Tujuh Langit dan Tujuh Bumi:Ibnu Katsir, ketika menjelaskan ayat ke-12 (akhir) surah ath Thalaaq, menerangkan: 

"Bahwa Allah SWT mengekspos kemampuaan-Nya yang prima dan kekuasaan-Nya yang agung, untuk mempertegas keagungan apa yang telah disyariatkan agama yang lurus, seperti pada ayat-ayat penciptaan tujuh langit dan tujuh bumi di atas. Sebagaimana keterangan dari Kitab shahih bukhari dan Muslim, rasul pilihan Allah, Muhammad SAW bersabda:"Barang siapa mencaplok satu inci tanah, akan dililit oleh tujuh susun bumi". 

Ditemukan tidak sedikit hadits nabi yang berkisah tentang tujuh langit dan tujuh bumi, di antaranya baginda mulia SAW bersabda: "Tiada-lah tujuh langit beserta dengan isi-isinya dan apa yang ada di antaranya, tiada pula tujuh bumi beserta dengan isi-isinya dan apa yang ada di antaranya, dibandingkan dengan "Kursi" Allah kecuali hanya seperti cincin yang dilemparkan dipadang gurun".

Lanjut Ibnu katsir, bahwa tidak ada perbedaan ahli tafsir mengenai jumlah langit tujuh susun, akan tetapi berbeda pandangan pada bumi: Ada yang mengatakan tujuh bumi sebagaimana pengertian ayat ke-12 dari surah ath Thalaaq dan keterangan kedua hadits nabi yang baru disebutkan di atas.

Adapun pendapat lain mengatakan, yaitu satu bumi, kata persamaan yang disebutkan ayat, bukan pada hitungan tetapi penciptaan dan design, yaitu tujuh langit dan bumi sama design-nya dan keperfekannya. 

Sayyid Quthub dalam tafsirnya (fi Dzilalil Qur'an) mengomentari: "Bahwa tujuh langit itu kita tidak mengetahui fakta signifikasinya, dimensi dan areanya, bisa saja salah satu di antaranya yang kita kenal adalah bumi kita ini dan enam lainnya hanya Allah yang menetehui.Bisa juga berarti bumi ini sama jenisnya dengan tujuh langit, yaitu sama-sama dalam susunan dan krakteristiknya".

Fakta Tujuh Langit dan Tujuh Bumi: Kesimpulan Tesis tentang tujuh langit dan tujuh bumi, bahwa dengan kemajuan sains dan teknologi yang ada saat sekarang ini, kita tidak akan menjangkau hakikat tujuh langit yang diberitakan Allah SWT melalui nabi penutup Muhammad SAW, kecuali hanya bagian kecil saja dari langit dunia, yang dikhususkan Sang Pencipta SWT dengan bintang-bintang, planet-planet dan satelit-satelit.Bintang-bintang merupakan sarana manusia untuk mengetahui bagian yang terjangkau dari alam semesta, sebagaimana firman Allah:
  • "dan Kami hiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang yang cemerlang dan Kami memeliharanya dengan sebaik-baiknya. Demikianlah ketentuan yang Maha Perkasa lagi Maha Mengetahui" (QS: 041: 12).
  • "Sesungguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang-bintang, dan Kami jadikan bintang-bintang itu alat-alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala" (QS: 067: 12).
  • "Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikitpun?" (QS: 050: 6).
  • "Sesungguhnya Kami telah menghias langit yang terdekat dengan hiasan, yaitu bintang-bintang" (QS: 037: 6).
Penyebutan langit pada ayat-ayat di atas dengan bentuk single, bukan plural, dan semua digambarkan sebagai pemandangan yang dihiasi dengan bintang-bintang dan planet-planet serta diidentifikasikan sebagai langit dunia secara khusus. 

Dan Ayat-ayat di atas juga sekaligus mengkomfirmasikan fakta tujuh langit, yaitu tidak diidentifikasikan sebagai langit dunia, dan pada ayat ke-6 dari surah Qaaf diganti tanda Tanya, firman Allah: 
Terjemah Arti: "Maka apakah mereka tidak melihat akan langit yang ada di atas mereka?", mempertegas bahwa langit dunia adalah satu-satunya langit yang dapat dilihat oleh manusia.
Adapun enam sisa langit yang lain, tanpa diberitahukan oleh Allah SWT dalam al-Qur'an dan telah diperlihatkan kepada nabi Muhammad SAW pada malam perjalanan "Israa dan Mi'raj", serta beliau SAW sendiri menceritakannya secara langsung lewat haditsnya, maka manusia tidak akan mengetahui hakikat enam langit tersebut.

Semua yang kita pahami dari al-Qur'an menggambarkan enam langit itu, ialah identik dengan langit dunia dan tersusun bersamanya sebagai kesatuan (grup) tujuh langit, sebagaimana firman Allah:
  • "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. kamu sekali-kali tidak melihat pada ciptaan Tuhan yang Maha Pemurah sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang?" (QS: 067: 3)
  • "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?" (QS: 071: 15-16)
Jelas dari kedua ayat di atas bahwa tujuh langit, termasuk langit dunia, tersusun dalam satu grup local (kesatuan), bagian luar menutupi bagian dalamnya, kalau tidak, semua yang ada di langit dunia akan jatuh pada langit-langit yang lain, jadi bulan dan matahari – keduanya dari anggota "super galaksi langit dunia" akan jatuh pada semua langit tujuh.

Alquran mengistilahkan "gerakan" pada langit satu, dan mengistilahkan dengan "al-'uruj" (naik) pada langit tujuh, kata "al-'uruj" (naik) dalam bahasa arab, yaitu gerakan tubuh dalam garis kurva lentur.

Telah terbukti secara ilmiah bahwa gerakan benda di bagian yang dapat dijangkau dari alam semesta tidak dapat berada di garis lurus. Hal ini diperlukan untuk membungkuk (miring) karena penyebaran materi dan energi di alam semesta, dan dampak dari setiap gravitasi benda (dalam berbagai bentuknya) dan medan magnet energi (dengan berbagai skalanya), atas pergerakan objek-objek dalam bagian yang terjangkau dari alam semesta. Allah berfirman, artinya:
  • "Dan jika seandainya Kami membukakan kepada mereka salah satu dari (pintu-pintu) langit, lalu mereka terus menerus naik ke atasnya" (QS: 015: 14)
  • "Dia mengatur urusan dari langit ke bumi, kemudian (urusan) itu naik kepadanya dalam satu hari yang kadarnya adalah seribu tahun menurut perhitunganmu" (QS: 032: 5)
  • "Dia mengetahui apa yang masuk ke dalam bumi, apa yang ke luar daripadanya, apa yang turun dari langit dan apa yang naik kepadanya. dan Dia-lah yang Maha Penyayang lagi Maha Pengampun" (QS: 034: 2)
Pada awal abad ke-20 studi astronomi dan fisika telah menunjukkan dari lengkungan alam semesta yang dapat dijangkau, dan kelengkungan ruang dan waktu (keduanya saling berhubungan), jika diasumsikan – bisa atau tidak – manusia bergerak mengarungi bagian yang terjangkau dari langit dunia (luar angkasa), maka jawabannya adalah mustahil, tidak bisa karena keterbatasan sarana dan prasarana yang ada saat ini, dibandingkan luasnya bagian yang terjangkau dari alam semesta ini. 

Dan ditambah keterbatasan umur manusia serta minimnya potensi yang dicapai sains dan teknologi hingga saat ini. Jika pun manusia berusaha bergerak ke arah tertentu di bagian alam semesta yang terjangkau ini, maka akan kembali lagi ke titik yang sama dimana ia memulai, ini membuktikan bahwa langit dunia bulat seperti bola. 

Nah, oleh karena tujuh langit identik (tersusun) satu sama lain berdasarkan al-Qur'an, maka semuanya juga harus bulat dalam bentuk yang sama dan berada pada satu grup (satu status).

Jika seseorang telah sanggup mencapai kecepatan untuk menghindari gravitasi bumi menembus ruang angkasa - kecepatan escaping dari langit dunia (alam semesta) yang terjangkau tidak dapat dicapai kemampuan manusia – itu tidak mungkin terjadi karena keterbatasan umur manusia, maka dengan demikian, manusia tidak akan mungkin keluar dari lingkup langit dunia kecuali dengan izin Allah. 

Adapun masing-masing dari malaikan yang diciptakan dari cahaya dan jin yang diciptakan dari api, maka situasinya sangat berbeda, karena Allah SWT telah memberikan kepada masing-masing mereka kemampuan untuk mengarungi alam semesta, sejauh yang kompatibel dengan perannya di dalamnya, yaitu kapasitas yang tidak dapat disanggupi tabiat manusia yang terperangkap dalam lumpur template.Jika roh dilepaskan dari belenggu tanah liat – salah satu privasi Allah - peningkatan kecepatan mobiliti dalam alam semesta bertambah laju dengan luar biasa, sebagaimana firman Allah: 
Terjemah Arti: "(yang datang) dari Allah, yang mempunyai tempat-tempat naik. Malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun." (QS: 070: 3-4). 
Dengan demikian, jelas bahwa al-Qur'an menegaskan hakikat tujuh langit identik satu sama lain, bagian luar menutupi bagian dalamnya, dan semua langit tersebut berbeda dari langit neubela pertama pada awal penciptaan alam semesta. 

Insya Allah, penulis masih akan kembali membahas tentang langit pada kajian-kajian mendatang di blog ini, sekarang ingin mengkaji fakta tujuh bumi, dimanakah tujuh bumi itu?
Hakikat Tujuh Bumi:  
Sebagaimana halnya fakta tujuh langit identik satu sama lain pada kajian di atas, sesungguhnya bumi juga demikian, yaitu bumi tujuh susun, bagian luar menutupi bagian dalamnya, dan bumi-bumi tersebut berbeda dari bumi neubela (asap) pertama pada awal penciptaan alam semesta. 

Dan dipastikan tujuh bumi tersebut tersusun bersama bumi tempat hunian kita ini. Kesimpulan ini diambil berdasarkan dengan ayat terakhir dari surah ath-Thalaaq. Sebagaimana juga diperkuat adanya penyebutan "al-ardh" (bumi) selalu single di dalam al-Qur'an, tidak didapati berbentuk plural, berbeda dengan penyebutan "as-samaa" (langit) yang disebutkan dalam bentuk single dan plural pada banyak tempat dalam al-Qur'an. 

Karena kita tidak melihat di atas bumi ini kecuali bagian dari langit dunia, dan tidak ada sarana untuk mengetahui langit-langit yang lain kecuali lewat berita dari Allah dan rasul-Nya (Muhammad SAW). 

Adapun bumi, Allah SWT mengetahui dengan ilmu-Nya yang sempurna, bahwa manusia suatu saat dengan perkembangan waktu dan teknologi akan mengungkap fakta tujuh bumi dibawah kakinya sendiri. 

Al Qur'an menyebutkan kata "al-ardh" (bumi) sebanyak 461 kali, semuanya dalam bentuk single, dan mengisyaratkan kesamaannya dengan langit dalam jumlah dan susunan pada satu grup lokol, sebagaimana terdapat pada surah ath-Thalaaq. 
Fakta Ilmiah Tujuh Bumi dalam Angka:  
Bumi adalah salah satu planet anggota tata surya yang terdiri dari delapan planet, yaitu nomor tiga terdekat dari matahari setelah markurius dan venus. Jarak dari Pusat tata surya (matahari) sekitar 150.000.000 Km. Bumi merupakan planet berbentuk semi-bulat, memiliki lapisan keras dan berikut ini beberapa ciri khas bumi yang lain, seperti:
  • Rata-rata : 6371 Km.
  • Rata-rata : 12.742 Km.
  • Rata-rata : 40.042 Km.
  • Permukaan rata-rata : 510.000.000 Km2.
  • Ukuran : 108.000.000 Km3
  • Rata-rata : 5,52 Gm/ Cm3
  • Massa : 6.000 Milyar Ton
  • Luas Daratan kering : 148.000.000 Km2
  • Luas wilayah perairan : 362.000.000 Km2
  • Puncak tertinggi di daratan : 8.848 m
  • Tinggi rata-rata daratan : 840 m
  • Kedalaman rata-rata lautan : 3.729 m
  • Lautan paling dalam : 11.033 m
Sebagaimana diketahui bahwa proyek pengeboran lepas pantai yang terdalam dicapai manusia hingga saat ini baru melewati sedikit batas 12 Km. Jika dibandingkan dengan radius rata-rata perut bumi sekitar 6370 Km, maka kerak bumi yang dicapai tersebut masih sangat sangat dangkal, (yaitu kurang dari seper lima ratus dari radius rata-rata bumi).

Dengan demikian, manusia tidak bisa mengetahui lapisan dalam bumi secara langsung karena tebalnya diameter yang ada, dan keterbatasan kemampuan manusia menghadapi rintangan tersebut. Akan tetapi penelitian gelombang gempa dan beberapa sifat fisik dan kimia dari komponen bumi manusia memungkinkan akses ke sejumlah kesimpulan struktur internal langsung dari bumi.

Menurut komposisi (jenis dan meterial pembentuknya), lapisan-lapisan utama bumi adalah, seperti:
  • Kerak Bumi, adalah lapisan terluar bumi sering disebut kulit bumi dan terbagi menjadi dua bagian, yaitu kerak samudera dan kerak benua. Kerak samudera memiliki ketebalan sekitar 5-10 km, sedangkan kerak benua memiliki ketebalan 20-70 km. Kerak samudera umumnya tersusun dari batuan sangat solid, sedangkan kerak benua mayoritas terdiri dari batu granit dan tidak sepadat kerak samudera.Pada batas bawahnya, suhu kerak bumi mencapai 200-400 Cº. Pada lapisan inilah sumber dari gempa bumi tektonik, karena lempeng tektonik bumi terdapat pada lapisan ini. Unsur-unsur kimia pembentuk kerak bumi antara lain: Oksigen, Silikon, Aluminium, Besi, Kalsium, Natrium, Kalium, dan Magnesium.Usia kerak benua diperkirakan lebih tua dari pada kerak samudera. Usia tertua dari Kerak samudra adalah 200 Juta tahun, sedang usia tertua pada kerak benua adalah 3,7 hingga 4,28 milliyar tahun..
  • Mantel Bumi, terletak antara kerak bumi dan inti bumi luar. Lapisan mantel bumi yang tebalnya 2.900 km, terdiri dari mineral-mineral seperti besi, magnesium dan silikon serta magma (batuan cair).
  • Inti Bumi Luar, merupakan bagian yang melapisi inti bumi bagian dalam. Inti bumi luar ini memiliki ketebalan 1.200 km dan kedalamannya antara 2.900-4.980 km. Terdiri dari besi dan nikel cair dengan suhu 3.900 ºC.
  • Inti Bumi Dalam, biasanya disebut sebagai Inti Bumi, terletak pada laisan terdalam, dengan ketebalan sekitar 1.200 km dan berdiameter sekitar 2.600 km, dan bahannya terdiri besi dan nikel cair dengan suhu 4.800 ºC.
Lapisan-lapisan utama dalam bumi di atas, dibagi berdasarkan komposisi kimia atau karakteristik mekanik – dengan perbedaan kecil di antara para ilmuwan – kepada tujuh lapisan final tersusun dari luar (kerak bumi) ke bagian dalam (inti bumi), sebagaimana pada keterangan gambar di di atas.Nah, apakah lapisan-lapisan ini dimaksudkan dengan "tujuh bumi", semuanya berada di bumi kita, tersusun sebagaimana tujuh langit tersusun pada satu grup local dan bagian luar menutupi bagian inti? (Lihat: Gambar Lapisan Bumi di atas).Inilah yang penulis yakini identik dengan tujuh langit yang dikomfirmasikan al Qur'an lebih dari 14 abad yang lalu, seperti firman Allah:
  • "Allah-lah yang menciptakan tujuh langit dan seperti itu pula (tujuh) bumi..." (QS: 065: 12)
  • "Yang telah menciptakan tujuh langit berlapis-lapis..." (QS: 067: 3)
  • "Tidakkah kamu perhatikan bagaimana Allah telah menciptakan tujuh langit bertingkat-tingkat? Dan Allah menciptakan padanya bulan sebagai cahaya dan menjadikan matahari sebagai pelita?" (QS: 071: 15-16)
Keyakinan penulis ini juga diperkuat oleh hadits yang diriwayatkan dari rasulullah SAW, beliau SAW bersabda: "Barang siapa dzalim satu inci tanah, akan dililit oleh tujuh susun bumi", (dalam shahih Bukhari): "ditimbun dengan tujuh susun bumi". 

Pendapat ini juga diperkuat studi ilmiah geologi dan geofisika, dengan perbedaan sedikit di antara para ilmuawan, dalam pembatasan lapisan-lapisan bumi tersebut, sebagaimana telah dijelaskan di atas.Dapatkah ilmuwan muslim yang mengkaji al Qur'an dan menguasai ilmu bumi (geoscience), bangkit menerapkan suatu formulasi hipotesa melalui observasi dan pengumpulan data mengenai fenomena alam yang dilanjutkan dengan pengujian hipotesa-hipotesa tersebut, untuk menghasilkan teori final tentang tujuh bumi?  

Dengan Demikian, jika hal ini dilakukan oleh seorang ilmuwan Islam, maka telah mengungkapkan satu lagi keunggulan al-Qur'an yang mengisyaratkan hakikat utama bumi, sebelumnya tidak dijangkau manusia kecuali sebagian saja setelah abad ke-20 lalu, dan teori hipotesanya belum final hingga abad ke-21 ini. Akankah disempurnakan oleh ilmuawan muslim?Semoga dan semoga Yaa Allah... Allahumma Yaa Allah, sesungguhnya saya telah menyampaikannya...Saksikanlah Yaa Allah, bahwa saya telah menunjukkannya... Sesungguhnya Engkau-lah sebaik-baiknya saksi... Wallahua'lam.

Artikel yang berhubungan:
  1. Fenomena Waktu dalam Al-Qur'an
  2. Bukit Thuur Sinai dan Segitiga Bermuda
  3. Galaksi Bima Sakti versi Al-Qur'an
  4. Bintang-Bintang di Ruang Angkasa Menurut Al-Qur'an
  5. Langit dan Sifat-Sufatnya dalan Al-Qur'an
  6. Kekayaan Alam dalam Al-Qur'an

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!