Jumat, Januari 18, 2013

SAATNYA PURNAMA DDI DAN KABALLANGANG BERSINAR TERANG:


STRATEGI MENGHADAPI MUKTAMAR DDI 2014
Demi mereformasi DDI dan PonPes DDI Kaballangang khususnya, IAPDIKA dipastikan akan membentur sebuah tembok benteng yang kuat, karena sulit rasanya perubahan itu terwujud tanpa mereformasi tubuh organisasi DDI secara keseluruhan. Mereformasi DDI harus dimulai dari “the top” kepala, karena ikan busuk dimulai dari kepalanya, dengan merestrukturisasi “Majlis A’laa” dan menjadikannya sebagai pengambil kebijakan tertinggi dalam organisasi dengan format dan sistem kepemimpinan kolektif.


Maka untuk mewujudkan hal tersebut, IAPDIKA harus berperan aktif untuk memegang Kepengurusan DDI dengan memenangkan muktamar 2014. Oleh karena itu, perlu segera dibentuk satu tim khusus sebagai strategi untuk merealisasikan cita-cita luhur ini.
PERTAMA: Pembentukan TIM.
  • Membentuk tim IAPDIKA untuk negosiasi intensif dengan PB DDI;
  • Membentuk Tim Khusus dari gabungan alumni Kaballangang, Pare-Pare dan Mangkoso;
KEDUA: Pengorganisasian:
Kita harus yakin bahwa Tim yang solid dan terorganisir dengan rapi akan mengalahkan kekuatan besar yang tidak solid, sebagaimana firman Allah SWT:
كَمْ مِنْ فِئَةٍ قَلِيلَةٍ غَلَبَتْ فِئَةً كَثِيرَةً بِإِذْنِ اللَّهِ وَاللَّهُ مَعَ الصَّابِرِينَ (٢٤٩)
Artinya: “Berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah, dan Allah beserta orang-orang yang sabar” (QS: 02: 249);
Tanpa pengorganisasian yang rapi, SDM DDI yang potensial bisa tercerai berai. Maka perlu didiskusikan hal-hal berikut:
  1. Pembentukan struktur tim;
  2. Pengorganisasian tim yang solid dari pengurus cabang sampai pusat;
  3. Menjalin komunikasi yang baik dengan alumni mangkoso dan pare-pare.
KETIGA: Pengenalan Medan:
Untuk memenangkan satu peperangan, tidak berlebihan jika dikatakan bahwa pengenalan dan penguasaan medan adalah salah satu faktor yang sangat menentukan kalah-menangnya satu pasukan besar dan kuat. Oleh karena itu, perlu mengenal dan memahami hal-hal berikut:
  • Memahami aturan main/tatib/AD-ART DDI;
  • Memetakan medan dengan melakukan inventarisasi data pengurus sampai ke cabang;
  • Memetakan kekuatan dan kelemahan pengurus sekarang.
KEEMPAT: Metodelogi:
Pesan yang baik kalau tidak disampaikan dengan metode dan pendekatan yang baik pula maka tujuan yang akan dicapai tidak akan efektif bahkan cenderung ditolak dan akhirnya gagal mencapai sasaran yang diharapkan. Untuk itu perlu dirumuskan metode yang tepat dalam menggalang kekuatan:
  1. Mensosialisasikan visi/misi/program yang efisien dan efektif;
  2. Menggunakan pendekatan personal dan kekeluargaan;
  3. Menggunakan teori penggembosan;
  4. Menggunakan teori belah bambu (kalau perlu soft intimidasi?).
KELIMA: Menentukan Target:
Strategi dalam mencapai tujuan harus menentukan target-target yang akan dicapai dengan membuat tahapan-tahapan yang terukur:
  • Tempat; Menargetkan penentuan muktmar di Makassar, Pare-Pare atau Kaballangang ?
  • Waktu; mengetahui waktu pelaksanaan muktamar dan mengevaluasi kerja tim secara berkala (per tiga bulan). Pastikan tim solid dan mengusasi medan;
  • Biaya; menggunakan dana dari bendahara tim khusus.
  • Pemilik hak suara; pastikan menargetkan berapa suara yang sudah pasti mau mendukung visi,misi dan program kita.
KEENAM: Pengawasan:
  1. Memperjuangkan tatib yang adil;
  2. Memverifikasi data pemilik hak suara muktamar;
  3. Melobi dan men-peta-kan kekuatan peserta Muktamar (Voting atau aklamasi);
  4. Pengawasan ketat saat penghitungan suara (jika terjadi terjadi voting). 
---------------- BERSAMBUNG ------------------- 

Artikel berhubungan:
  1. Catatan: Haul Anregurutta ke-13 Tahun 2009
  2. Haul Gurutta Ambo Dalle 
  3. Mengejar Berkahnya Gurutta KeTanah Bugis
  4. Seorang Anak Polisi MemburuBarakka’ Ke Kaballangang
  5. Barakka’-na Anregurutta AmboDalle
  6. Isra'-Mi'raj Ke Elle Salewo-E Bersama Gurutta H. Jamalu  
  7. Seorang Muhajir Fakir

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!