Sabtu, Agustus 03, 2013

MENGENAL SOSOK BALONA SIDENRENG:



Kapten Usman Balo Pejuang Nasional Yang Disegani Kawan & Lawan


KAPTEN H. USMAN BALO adalah seorang tokoh pejuang kemerdekaan dari Sulawesi Selatan yang sangat disegani, selain karena keberaniannya dalam melawan penjajah, Usman Balo juga terkenal sangat perkasa dan ia merupakan salah seorang pejuang yang memiliki 108 orang istri. Meski pun demikian, ia punya prinsip penting yang patut diteladani dalam bercinta atau menggauli wanita yaitu harus melalui prosesi menikah terlebih dahulu.

Usman Balo dalam kegemarannya menikahi banyak wanita tersebut mempunyai alasan unik, yaitu pada jamanya ia sangat disegani dan ditakuti oleh sesama pejuang atau pun oleh kompeni Belanda, saat itu banyak desa diobrak-abrik oleh penjajah, namun desa-desa di mana terdapat keluarga Usman Balo tidak pernah disinggahi oleh penjajah, dengan alasan tersebut beliau menikahi gadis-gadis pada hampir setiap desa dan pemangku desa sangat senang jika Usman Balo menikahi salah seorang gadis di desa mereka dengan alasan keamanan tersebut.

Sehingga akhir hayatnya Usman Balo tercatat meninggalkan 26 orang anak dan lebih 100 cucu serta puluhan cicit. Pejuang kharismatik ini di kenal berani, teguh dan penuh dedikasi serta pantang menyerah. Dan Usman Balo menyandang pangkat terakhirnya di militer sebagai  KAPTEN TNI AD. Pria berjuluk “Balo-na Sidenreng” ini menyandang sejumlah piagam tanda jasa. Almarhum adalah rekan seperjuangan tokoh Sulawesi Selatan terkenal lainya seperti Brigjen TNI (purn) Andi Sose dan mantan Gubernur Sulawesi Selatan Brigjen TNI (purn) Andi Oddang.

Usman Balo pernah memperjuangkan terbentuknya Republik Persatuan Indonesia (RPI) terdiri dari beberapa negara bagian. Namun, lantaran Bung Karno menghendaki negara kesatuan, akhirnya perjuangan Usman Balo menghadapi rintangan. Dan itulah yang membuatnya bergerilya bertahun-tahun di hutan bersama Kahar Mudzakkar dan membentuk kelompok perjuangan tentara Islam Indonesia atau dikenal dengan DI/TII.

Pembagian wilayah kekuasaan antara kesatuan-kesatuan DI/TII Sul-Sel ternyata menimbulkan pertentangan interen, seringkali akibat operasi yang dilancarkan TNI, pasukan yang satu memasuki wilayah kekuasaan pasukan lain. Pada bulan Desember 1952 Batalyon Latimojong pimpinan Usman Balo memasuki wilayah Batalyon Rante Mario, antara kedua pasukan itu terjadi bentrok fisik, dan Kahar Mudzakkar menyalahkan Usman Balo, akibatnya hubungan kedua tokoh itu mulai retak.

Dalam perkembangan selanjutnya Usman Balo memutuskan sama sekali hubunganya dengan Kahar Mudzakkar, walau pun ia tetap melanjutkan perjuangannya sendiri. Kemudian pertentangan itu meningkat menjadi pertentangan ideologis, Usman Balo menolak jalan Darul Islam (DI) yang dianut Kahar Mudzakkar dan tidak bersedia mengubah nama pasukanya menjadi tentara Islam seperti yang dilakukan Kahar Mudzakkar. Maka sejak bulan Agustus 1953, pertentangan antara keduanya mencapai puncaknya dalam bentuk pertempuran di Bulu Cenrana pertempuran terjadi tanggal 14,15,16 Desember 1954.

Usman Balo wafat pada tanggal 05 Mei 2006 pada usia 88 tahun karena sakit Asma di RS. Dr.WAHIDIN SUDIROHUSODO Makassar dan di makamkan di TMP. MARIO RAPPANG. Istri yang mendampingi saat beliau mengembuskan nafas terakhir adalah: Maraja, Hanisa dan istri terakhir Musbaria (31 tahun).

NOTE: Disadur dari berbagai Sumber

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!