*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat dari Perumpamaan-Live AlQuran (9):
Kiamat Berlangsung Sekejap Mata Atau Lebih Cepat
By: Med Hatta
"Sepakat para filosof dan budayawan bahwa waktu berjalan sangat cepat pada saat-saat senang, dan berlalu sangat lambat pada saat-saat sedih. Umumnya kita telah melewati saat-saat seperti itu, seakan-akan waktu berlalu sangat cepat dan adakalanya pelan, bahkan terkadang terasa waktu itu seperti berhenti dan tidak bergerak. Jika manusia -misalnya - menghadapi sakratul maut (menjelang meninggal), tanda-tanda kehidupat pun telah berguguran satu persatu, maka akan terasa olehnya waktu berjalan sangat cepat, arus-arus kematian menyengat sangat keras dan seakan-akan waktu memacu sangat kencang dan tidak akan berhenti selamanya."
Allah berfirman:
وَلِلَّهِ غَيْبُ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ ۚ وَمَآ أَمْرُ ٱلسَّاعَةِ إِلَّا كَلَمْحِ ٱلْبَصَرِ أَوْ هُوَ أَقْرَبُ ۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلَىٰ كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Terjemah Arti: "dan kepunyaan Allah-lah segala apa yang tersembunyi di langit dan di bumi. tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu" (QS. An-Nahl: 77).
Waktu Berlalu Sangat Dinamis:
Sepakat para filosof dan budayawan bahwa waktu berjalan sangat cepat pada saat-saat senang, dan berlalu sangat lambat pada saat-saat sedih. Umumnya kita telah melewati saat-saat seperti itu, seakan-akan waktu berlalu sangat cepat dan adakalanya pelan, bahkan terkadang terasa waktu itu seperti berhenti dan tidak bergerak.
Jika manusia -misalnya - menghadapi sakratul maut (menjelang meninggal), tanda-tanda kehidupat pun telah berguguran satu persatu, maka akan terasa olehnya waktu berjalan sangat cepat, arus-arus kematian menyengat sangat keras dan seakan-akan waktu memacu sangat kencang dan tidak akan berhenti selamanya. Oleh karena itu, para ilmuan membagi waktu kepada dua klasifikasi besar, yaitu waktu psikologis dan waktu fiksi:
Pertama, Waktu Psikologis:
Perasaan manusia dengan waktu psikologis berbeda dengan waktu fisis yang berhubungan dengan ruang, filosof Henry Pergeson menggambarkan waktu psikologis sebagai waktu ril, berlangsung terus-menerus dan nyata. Dan merupakan waktu yang dirasakan oleh jiwa manusia ketika sedang merenung memikirkan perasaan, kenangan, jati diri, cita-cita dan harapan. Ia adalah waktu yang up to date sepanjang hidup, serta tidak ada hubungannya dengan ruang, karena terpatri dari kehidupan perasaan mutlak.
Pergeson telah memberikan perhatian khusus terhadap waktu yang berhubungan dengan perasaan (waktu psikologis) ini, sehingga telah mengabaikan waktu fisis (nyata) yang berhungan dengan ruang. Akan tetapi Alexander menganggap bahwa waktu psikologis dan waktu fisis keduannya adalah bagian dari ruang dan waktu yang riil. Sedangkan Ibn Sina menyatakan bahwa waktu itu tergantung pada kejiwaan (psikologis).
Meskipun filosof berbeda pendapat tentang masalah waktu ini, tetapi kita dapat mendefinisikan waktu psikologis sebagai: "waktu yang dirasakan oleh semua manusia secara perasaan, dan intensitasnya berbeda pada setiap orang, tergantung pada kondisi kejiwaan seseorang". Dan waktu ini tidak terisolir dari hubungan luar, serta efek dari respon manusia dan pengaruhnya terhadapnya.
Alquran telah memberikan isyarat terhadap waktu psikologis ini dalam pemaparannya terhadap kondisi-kondisi kejiwaan manusia secara individu dan kelompok, dari suasana gembira, senang, galau dan bersedih, atau suasana ketakutan dan terancam. Yang semuanya merupakan suasana-suasana yang tidak dapat diukur padanya oleh waktu biasa. Dengan demikian, waktu psikologis ini berlangsung dinamis ada kalanya singkat dan pendek seperti pada suasana-suasana senang dan bahagia. Dan ada kalanya berlangsung panjang hingga seakan-akan terus menerus, seperti pada saat-saat ketakutan dan menunggu.
Isyarat Alquran tentang kondisi seperti diceritakan di atas, dapat dibaca dengan amat indah pada surah An Nashar yang menggambarkan perasaan bahagia orang-orang Islam ketika Hari Fathu Makkah. Allah berfirman:
إِذَا جَآءَ نَصْرُ ٱللَّهِ وَٱلْفَتْحُ (1) وَرَأَيْتَ ٱلنَّاسَ يَدْخُلُونَ فِى دِينِ ٱللَّهِ أَفْوَاجًا (2) فَسَبِّحْ بِحَمْدِ رَبِّكَ وَٱسْتَغْفِرْهُ ۚ إِنَّهُۥ كَانَ تَوَّابًۢا (3).
Terjemah Arti: "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan; dan engkau melihat manusia berbondong-bondong masuk agama Allah; maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan kepada Nya. Sesungguhnya, Dia Maha Penerima tobat" (QS. An-Nasr: 1-3).
Sedangkan sebaliknya, dalam saat-saat kritis menjelang kematian, Allah berfirman:
وَإِذْ زَاغَتِ ٱلْأَبْصَٰرُ وَبَلَغَتِ ٱلْقُلُوبُ ٱلْحَنَاجِرَ (الأحزاب).
Terjemah Arti: "dan ketika penglihatanmu terpana dan hatimu menyesak sampai ketenggorokan" (QS. Al-Ahzab: 10).
Maka benar, sesungguhnya saat-saat suasana hati sedih maka waktu berjalan sangat lambat seakan-akan berhenti total, sebaliknya pada saat-saat bahagia waktu berjalan sangat cepat sekejap mata.
Kedua, Waktu Fiksi:
Adalah sebuah waktu yang hanya dapat direka-reka oleh akal dan tidak terdapat di dalam wujud yang nampak, atau tidak ada dalam kenyataan yang dapat dirasakan. Alquran telah mengilustrasikan kemungkinan terjadi seperti waktu rekaan ini dengan kekuasaan mutlak dari Allah SWT. Allah berfirman:
قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ اللَّيْلَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِضِيَاءٍ أَفَلا تَسْمَعُونَ (٧١) قُلْ أَرَأَيْتُمْ إِنْ جَعَلَ اللَّهُ عَلَيْكُمُ النَّهَارَ سَرْمَدًا إِلَى يَوْمِ الْقِيَامَةِ مَنْ إِلَهٌ غَيْرُ اللَّهِ يَأْتِيكُمْ بِلَيْلٍ تَسْكُنُونَ فِيهِ أَفَلا تُبْصِرُونَ (٧٢) وَمِنْ رَحْمَتِهِ جَعَلَ لَكُمُ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لِتَسْكُنُوا فِيهِ وَلِتَبْتَغُوا مِنْ فَضْلِهِ وَلَعَلَّكُمْ تَشْكُرُونَ (٧٣).
Terjemah Arti: "Katakanlah: Terangkanlah kepada Ku, jika Allah menjadikan untukmu malam itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan sinar terang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar?; Katakanlah: Terangkanlah kepada Ku, jika Allah menjadikan untukmu siang itu terus menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam kepadamu yang kamu beristirahat padanya? Maka apakah kamu tidak memperhatikan?; dan karena rahmat Nya, Dia jadikan untukmu malam dan siang, supaya kamu beristirahat pada malam itu dan supaya kamu mencari sebahagian dari karunia Nya (pada siang hari) dan agar kamu bersyukur kepada Nya" (QS: 028: 71-73).
Ayat-ayat dari surah Alqashash di atas menunjukkan bahwa Allah Maha Kuasa untuk menghentikan perederan bumi mengelilingi matahari, maka pada saat itu sebagian manusia berada pada siang yang terus-menerus, serta tidak merasakan dengan perjalanan waktu, karena tidak terjadi pergantian malam dan siang padanya.
Oleh karena itu, bahwa siang yang berkepanjangan dan malam yang berkepanjangan di sini merupakan gambaran tentang waktu fiksi (rekaan), bisa saja terjadi dengan kekuasaan Allah jika bumi berhenti berputar. Sebagaimana ayat-ayat di atas juga menjelaskan nikmat Allah pada pergerakan alam semesta dan pergantian malam dan siang di satu sisi, dan dari sisi lain menunjukkan ke Maha Perkasaan Allah bahwa Dia sanggup merubah kehidupan kepada malam yang berkepanjangan atau atau siang yang berkepanjangan dengan kalimat "كن فيكن" ("Jadilah!" Maka jadilah sesuatu).
Perintah dan Kejadian:
Perintah Allah selalu dibarengi dengan kejadian secara spontanitas, sebagaimana kita ketahui bahwa kalimat "sekarang" menurut waktu psikologis bukanlah implementasi bagi waktu fiksi untuk memisahkan antara masa lalu dan yang akan datang, tetapi ia adalah waktu yang mempunyai wujud nyata yang disandarkan kepadanya segela pekerjaan yang berlangsung di dunia ini. Adapun kalimat "sekarang" pada perintah Allah adalah spontan antara "Jadilah! Maka jadilah sesuatu itu", banyak sekali ayat Alquran yang menerangkan hal itu, di antaranya, Allah berfirman:
بديع السماوات والأرض وإذا قضى أمراً فإنما يقول له كن فيكون [البقرة].
Terjemah Arti: "(Allah) pencipta langit dan bumi. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu" (QS. Al-Baqarah: 117)
ما كان لله أن يتخذ من ولد سبحانه إذا قضى أمراً فإنما يقول له كن فيكون [مريم].
Terjemah Arti: "Tidak patut bagi Allah mempunyai anak, Mahasuci Dia. Apabila Dia hendak menetapkan sesuatu, Dia hanya berkata kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu" (QS. Maryam: 35).
Dua ayat di atas bercerita tentang suatu waktu yang diprediksikan oleh akal akan terjadi antara perintah, "Jadilah! Maka jadilah sesuatu itu". Ulama berbeda pendapat mengenai tempo waktu yang ada antara perintah dan kejadian, apakah ia ada atau tidak ada. Dan penulis menyakini bahwasanya perintah Allah (Jadilah! Maka jadilah sesuatu) adalah waktu yang hanya dapat diprediksikan, tidak ada wujudnya kecuali hanya dalam pikiran manusia saja. Karena Allah SWT tidak memerintahkan sesuatu kecuali ia telah ada, dan tidak akan ada sesuatu kecuali ia telah diperintahkan keberadaannya. Oleh karena itu, maka sesungguhnya pelaksanaan perintah Allah tidaklah terdapat tempo atau space antara perintah dan kejadian.
Kiamat Sekejap Mata:
وما أمر الساعة إلا كلمح البصر أو هو أقرب
Terjemah Arti: "tidak adalah kejadian kiamat itu, melainkan seperti sekejap mata atau lebih cepat (lagi)"
Ayat kajian dari surah An Nahal ini bercerita tentang saat akhir zaman yang tidak dapat diperkirakan oleh akal kecuali hanya memprediksi keberadaannya antara perintah dan kehancuran yang menyertainya. Alquran mengisyaratkan bahwa saat "sekarang" yang berada di antara perintah pemusnahan dan pemusnahannya itu berdurasi antara bagian terkecil, yang disebut sebagai "sekejap mata", dan bagian yang lebih kecilnya lagi yang tidak dapat diukur dengan waktu fisis, atau ia hanya diprediksikan akal saja, yang oleh Alquran disebutnya "atau lebih cepat (lagi)".
<<<===[8]•TERKAIT•[10]===>>>
KAJIAN SELANJUTNYA :
KAJIAN SEBELUMNYA :
(50) Ten
(49) Raytha Tukang Jahit Gila
(48) Asiyah Binti Muzahim Istri Fir'aun
(47) Lia Putri Cantik Cucu Nabi Yusuf as
(46) Wali'ah Istri Nabi Luth Yang Berkhianat
(49) Raytha Tukang Jahit Gila
(48) Asiyah Binti Muzahim Istri Fir'aun
(47) Lia Putri Cantik Cucu Nabi Yusuf as
(46) Wali'ah Istri Nabi Luth Yang Berkhianat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!