MOSLEM MODERN PRODUCTIVE
By: My Buku Kuning
#SEORANG muslim produktif tentu bukan saja maju secara #materi dan mapan #profesional, karena #Yahudi dan agama lain juga memiliki semua itu bahkan kadang melebihi. Tetepi muslim produktif adalah tingkat produktifitasnya meliputi kejayaan materi dan kekuatan #spritual. Sebab Islam menganjurkan masyarakat muslim #adidaya di atas segala-galanya dipermuakan bumi ini, sebagai #khalifah Allah yang memakmurkan bumi.
Maka jika seorang muslim nilai produktifitasnya hari ini hanya mengumpulkan total (X) dan besok juga masih saja total (X), itu artinya #grafik datar dan un-produktif, meskipun tidak merugi tetapi itu tetap mencerminkan #kelemahan padahal seorang muslim harus kuat, jika hari ini tingkat produktifitasnya (X) maka besok wajib #double X atau #triple X dan seterusnya, meskipun kadang2 harus kurang sedikit tapi tidak merosot di bawah standard, itu adalah stabil. Namun, seyokyanya haruslah meningkat terus tanpa turun2, jika ingin menjadi muslim #rahmatan_lilalamin.
Hal ini pernah dicontohkan oleh #salaf_shaleh kita para #sahabat_nabi yang diridhahi Allah SWT. Mereka adalah orang2 fantastis tingkat produktifitasnya super tinggi, padahal mereka itu dikenal waktunya banyak terpakai untuk berperang menegakkan dakwah Islam, shalat tepat waktu, keturunan mereka juga banyak dan shaleh2 dll,,, kalau dipikir-pikir kapan mereka ada waktu mengurusi pekerjaan duniawi mengawasi keluarga mereka dll, sedangkan mereka itu diketahui relatif kaya dan makmur-makmur.
Jika hal itu dipertanyakan tentang bagaimana mereka bisa seproduktif itu padahal ruang aktifitasnya sangat terbatas, banyak sekali waktunya dipakai untuk berjuang dijalan Allah, maka jawabannya tentu tidak masuk nalar matematik modern mana pun, kecuali hanya satu kata saja yaitu "berkah Allah".
Contoh kecil, pada jaman Khalifah #Omar_bin_Alkhattab, ia memerintahkan seorang shahabat berangkat memimpin pasukan muslimin membuka wilayah baru di Asia Tengah, tepatnya Azarbaijan. Kebetulan shahabat yang ditugaskan tersebut masih berstatus pengantin baru dan istri yang akan ditinggal dalam keadaan hamil muda, maka untuk tenang meninggalkan istri dan calon bayinya ia harus membekali mereka dengan sesuatu yang produktif agar memungkinkan mereka bertahan sampai ia pulang dari tugas militernya yang panjang.
Tentu saja ia tidak mampu meninggalkan keluarganya modal kerja yang banyak kerena ia sendiri masih relatif muda dan terbatas finansial, lalu ia hanya meninggalkan modal berupa pesan sederhana: "Wahai istriku, jaga dirimu baik-baik, tunaikan shalat tepat waktu dan jadikan anak kita shaleh". Itu saja.
Ternyata, setelah pulang dari Azarbaijan memimpin pasukan muslimin selama 15 tahun di sana, sebelum langsung naik ke rumahnya ia mampir shalat maghrib terlebih dahulu di sebuah mesjid di kompleks keluarganya.
Lalu habis shalat, ia mendengarkan pengajian dari seorang alim yang masih belia sekali berusia sekitar 15 tahunan, ia sangat terkesima sekali mendengarkan uraian islamiah yang disampaikan secara fasih oleh anak muda di atas mimbar itu, dan di dalam benaknya ia berharap anaknya yang ditinggal akan seperti itu juga.
Selesai shalat ia pun naik ke rumahnya menemui istrinya. Kemudian ia menanyakan putranya, sang istri pun dengan bangga menjelaskan bahwa anaknya sekarang sudah besar, shaleh dan rutin memberikan pengajian di mesjid kompleks ini.
#SUBHANALLAH, ternyata hanya modal pesan yang baik saja ditinggalkan oleh seorang muslim ampuh menjadi bekal produktif yang sangat tinggi kepada keluarganya yang ditinggal.
Jadi seorang muslim produktif tidak perlu mengawal 24 jam kali 15 tahun untuk membuat keluarga menjadi produktif serta membuat anak jadi pintar dan shaleh, tapi cukup dengan satu nasehat muslim yang tulus saja. Sedangkan manusia modern menghabiskan waktunya minimal 2 jam sehari - semalam saja hanya untuk mengawasi anak-anaknya belajar masih keteteran dan masih banyak anak-anak sekarang tidak seperti yang dikehendaki orang tuanya bahkan cenderung tidak seproduktif pendahulunya.
#MENJADIKAN_WAKTU_SEORANG_MUSLIM PRODUKTIF :
Secara sederhana - meskipun umur itu ditangan Allah - tetapi rata-rata manusia terbatas sampai 60 tahun saja.
Jika kita mempergunakan waktu 8 jam dalam sehari - semalam selama 60 tahun untuk bekerja, maka kita akan menghabiskan 20 tahun dari seluruh hidup dimeja kerja saja.
Jika kita pakai juga waktu itu 8 jam dalam sehari - semalam untuk tidur, maka kita akan menghabiskan umur 20 jam di kamar tidur. Dan ditambah 3 tahun di meja makan, 3 x makan dalam 24 jam selama 60 tahun, dengan estimasi 30 menit sekali makan.
Kemudian ditambah 15 tahun masa kanak-kanak, tidak produktif. Maka praktis manusia dewasa menghabiskan waktunya sebanyak 58 tahun hanya untuk bekerja, tidur, makan dan masa kanak-kanak.
#JADI hanya 2 tahun saja tersisa dari 60 tahun seluruh usia kita yang bisa dipakai untuk beribadah kepada Allah, membaca Alquran, berbakti kepada kedua orang tua, membimbing keluarga sakinah, mendidik anak2 jadi shaleh, berbuat kebajikan dan kewajiban-kewajiban sosial lainnya. Nah, apakah 2 tahun itu saja cukup melakukan semua itu dengan sempurna.
Demi pentingnya poin ini, Allah SWT bersumpah atas nama waktu yang 'relatif' sangat minim ini, Allah yang maha kaya dengan segala yang disumpahkanya, berfirman:
"#Demi_masa; sesunggunya manusia berada di dalam #kerugian; kecuali orang-orang yang #beriman, #bekerja_produktif, (yaitu) #menganjurkan_kebenaran dan #memerintahkan_kesabaran (kuat berjuang)".
(QS: #Al_ashar).
(QS: #Al_ashar).
Untuk menjadi muslim produktif, sebagai sebaik-baik umat yang diteladankan kepada seluruh manusia, memerintahkan pada kebaikan dan mencegah terhadap kemungkaran (QS: ... : ...), sangatlah tidak mungkin mencapai target produktifitas maksimal menjadi sukses #ukhrawiyah sekaligus shaleh individual, dengan hanya 2 tahun waktu pruduksi saja. Sedangkan 58 tahun yang lain dipakai seluruhnya untuk produktifitas #duniawiyah, matematik dan sistem apapun di dunia ini tidak akan mampu mensingkronkannya.
Yang ada bisa saja sukses #duniawi kaya raya bak #Qarun bahkan lebih seperti Bill Gate yang memiliki kekayaan 64 Triliun Dollars, tetapi melarat #ukhrawi dan masuk neraka di akhirat separti #Namrud. Oleh karena itu, seorang muslim harus mampu memanage waktu yang dua tahun itu untuk lebih produktif setara dengan berproduksi 58 tahun atau bahkan melebehi. Bagaimana caranya? Ikuti trik/ petunjuk Allah di dalam Alquran, sebagai berikut:
"Kreatif dan #produktiflah niscaya Allah akan menilai #produktifitasmu begitu juga rasul-Nya dan orang-orang mukmin". (QS: ... : ...)
Dari ayat di atas dapat dipahami bahwa seorang muslim yang kreatif dalam produktifitas maka Allah akan mengembangkan hasil produksinya sampai batas tak terhingga, rasulullah selalu menginspirasinya dan orang-orang mukmin akan menikmati dan mengapresiasi segala produktitas kreatifnya tersebut sepanjang masa. Maka amalnya pun selalu berjan selama inovasinya masih dinikmati oleh orang banyak. Dan itulah disebut #amal_jariyah.
Dengan demikian, seorang muslim modern hendaklah #inovatif dalam menproduksi sesuatu meskipun sudah diujung hidup jika ingin bermanfaat kepada kemanusian. Dan memastikan produktifitasnya tersebut bermanfaat luas dirasakan dan dinikmatinya sediri, keluarga serta masyarakat luas. Maka meskipun roh telah terpisah dengan jasadnya nanti tetapi karya produktif masa hidupnya dikesan dan dinikmati oleh anak cucu serta masyarakatnya.
#NAH, bagaimana menjadikan usia 2 tahun saja yang tersisa itu benilai produksi 60 tahun?
Selain yang telah diteladankan oleh para salaf shaleh kita, ada sebuh contoh kongkrit yang bisa kita amalkan dan - insya Allah - sangat produktif jika kita #komitmen mengamalkannya. Seperti, di dalam mashaf Alquran standard terdapat 605 halaman, katakanlah 600 halaman saja. Maka hitungan matematik modernnya adalah (600 : 30 hari = 20 halaman), dan orang muslim mempunya kewajiban #shalat 5 kali sehari - semalam, maka (20 halaman : 5 kali shalat = 4 halaman. Jadi kita komitmen membaca 4 halaman Alquran saja setiap shalat 5 waktu, maka kita telah menamatkan Alquran sekali sebulan. Berapa pahalanya? Berapa nilai kebaikan yang kita raih tanpa butuh waktu yang banyak dalam satu bulan? Hanya Allah-lah yang menghitungnya.
#ORANG muslim tidak berhenti kebaikannya sampai di situ saja, tetapi jika seorang muslim mensosialisasikan tradisi #khatam Alquran praktis ini secara luas, maka setiap orang yang mengamalkan apa disosialkannya tersebut maka ia pun akan memporoleh pahala kebaikan lagi. Semakin banyak orang yang mengamalkan dari inovasinya itu maka semakin bertambah pula kebaikan yang ia investasitan, dan tanpa mengurangi nilai dari pengamal kedua, ketiga dan seterusnya.
#MASYALAH, Aneh urusan muslim ini, hanya menyampaikan satu kebaikan saja lalu orang2 mengamalkannya maka ia pun memperoleh kebaikan ekstra dari penyampaian itu. Dan itulah moslim modern yang super produktif.***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!