Kamis, Januari 28, 2016

HELMI ALI YAFIE SEKJEN PB DDI 2016-2020:



Profil Singkat Sekjen PB DDI
By: My Buku Kuning
KH. Helmi Ali Yafie, yang di kalangan anggota IAPDIKA dan IADAD akrab dipanggilan Puang Helmi ini, lahir di JampuE-Pinrang, 10 April 1953, adalah anak kedua dari empat bersaudara  pasangan Gurutta Prof. KH. Ali Yafie dan Hj. Aisyah Umar. Semenjak kecil dididik untuk menyelesaikan persoalan dengan musyawarah dan senantiasa menghargai ulama yang memiliki peran penting dalam mengambil keputusan dalam organisasi. Helmi kecil memulai debut pendidikan formalnya di Sekolah Arab/Sekolah Dasar DDI Jampue-Pinrang, kemudian sekolah menengah pertama dan atas di lalui Makassar, dan selesai di Fakultas Ushuludin, jurusan filsafat IAIN Jakara. Pernah ikut program master di UI, tetapi tidak enjoy dan memutuskan tidak menyelesaikan karena ilmunya tidak sesuai yang diharapkan, padahal ada problem real yg dihadapi masyarakat; itu mungkin efek dari aktivitas di dunia NGOs/LSM)








Aktivis senior yang telah malang melintang di beberapa lembaga seperti LP3ES, Lakpesdam NU, P3M (kini menjadi  Badan Pengawas Perhimpunan Rahima), dan berbagai lembaga-lembaga NGOs/LSM lainnya di tanah air. Puang Helmi semasa kuliah di  Jurusan Aqidah Filsafat  Fakultas Ushuluddin IAIN Syarif Hidayatullah gemar berdiskusi dengan dosen-dosen senior kampusnya seperti (Alm) Prof. Nasution, Prof. Thariq, dll. Hobbinya berdiskusi itulah mengantarkannya untuk menjadi teman diskusi setia ayahandanya,  Gurutta Prof. KH. Ali Yafie yang mendapatkan gelar “Guru Besar” melalui karya monumentalnya Fiqh Lingkungan (Fiqh al-Bi’ah). Di antara berbagai kesibukannya mengajak publik untuk senantiasa melakukan aksi-refleksi, ia tetap menyempatkan diri untuk mengasuh pesantren Al Taqwa DDI,  di Jampue, Pinrang, Sulawesi Selatan.
Meski sibuk padat mengurusi berbagai lembaga-lembaga besar nasional seperti disebutkan di atas, Puang Helmi tidak pernah ragu menyisihkan waktunya untuk urusan Darud Dakwah wal Irsyad (DDI), ormas yang dirintis oleh ayahandanya Gurutta Prof. KH. Ali Yafie bersama seniornya Almagfurulahu (perintis utama DDI) Gurutta KH. Abdurrahman Ambo Dalle dan beberapa ulama/tokoh senior Sulawesi Selatan lainnya di Watang Soppeng tahun 1947. Puang Helmi konsen pada usaha penyatuan DDI yang terpecah belah pasca mendiang Almagfurulahu Gurutta Ambo Dalle tahun 1996. Oleh karena itu tidak jarang – diminta atau tidak diminta – Puang Helmi sering berperan sebagai mediator ‘sukarela’ antara dua kubu besar DDI (PB DDI dan PP DDI-AD), baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui tulisan-tulisan pencerahannya.
Semenjak digulirkan semboyan “DDI Bersatu Dibawah Kepemimpinan Ulama (Passelle Pasau)” awal tahun 2013 lalu di Jakarta dan kemudian di Samarinda, oleh gabungan alumni-alumni peduli DDI (yang oleh Puang Helmi dan Puang Rusdy disebutnya sebagai “Generasi Emas DDI”), yaitu dari Kaballangang (IAPDIKA); Mangkoso (IADAD); dan mewakili Parepare (FADILA), maka dari saat itulah puang Helmi tidak pernah sepi lagi dari urusan DDI. Dan puncak-puncaknya ketika Beliau bersama puang Rusdy dan anggota-anggota IAPDIKA & IADAD menprakarsai pertemuan ulama dan tokoh-tokoh DDI, kemudian dikenal dengan “Tudang Sipulung Nasional (TSN) Alim Ulama DDI” di Pandok Gede Jakarta (29-30 Maret 2014), yang melahirkan “Deklarasi Pondok Gede” tentang penyatuan DDI.
Setahun kurang satu bulan berlalu “Deklarasi Pondok Gede” belum menemukan format aslinya, hingga pada tanggal 10 Jumadil Ula 1436 H/28 Februari 2015 M, puang Helmi bersama tim tradisionalnya (IAPDIKA, IADAD, dan FADILA) kembali menfasilitasi “Pertemuan Tokoh DDI” di kediaman Gurutta KH. Ali Yafie di Kompleks Menteng Residence Jalan Menteng V, FC-15 Bintaro Jaya Sektor VII Pondok Aren Tangerang Selatan. Hasil pertemuan tokoh-tokoh DDI ini melahirkan kesepakan penyatuan DDI di bawah kepemimpinan AGH. M. Faried Wajedy dan AGH. M.A. Rusdy Ambo Dalle, dan kedua pemimpin DDI bersatu tersebut menunjuk KH. Helmi Ali Yafie mengetuai tim khusus yang berjumlah 9 orang (Tim-9) untuk merumuskan kembali AD/ART DDI bersatu. Adapun Struktur, Komposisi Pengurus, dan hal teknis lainnya dirumuskan langsung oleh kedua pemimpin.
Tepat pada hari Sabtu, 16 Januari 2016 dalam acara Silatnas & Rakernas DDI dan disaksikan oleh Wakil Presiden RI Yusuf Kalla, kedua pemimpin DDI hasil pertemuan Bintaro mengumumkan Struktur Kepengurusan baru DDI, dengan mengukuhkan AGH. MA Rusdy Ambo Dalle sebagai Ketua Umum PB DDI; AGH. Andi Syamsul Bahri Galigo sebagai Wakil Ketua Umum; dan AGH. Helmi Ali Yafie sebagai Sekretaris Jenderal PB DDI periode 2016-2020, serta komposisi-komposisi pengurus lainnya terlampir.
KH. Helmi Ali Yafie menikah dan mempunyai seorang putri yang masih kuliah di salah satu perguruan tinggi di Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!