Rabu, Maret 23, 2016

AL RAJHI: MILYARDER TERKEMUKA DUNIA YANG BERMODAL DARI HUTANG 1 REAL SAUDIA:


Sulaeman Kecil Menjadi Milyarder dari Hutang 1 Real
By: My Buku Kuning Center
Di dunia interpreneurship (kewirausahaan) jarang tidak mengenal nama besar Al Rajhi, pemilik Al Rajhi Bank, bank Islam pertama di Kerajaan Saudi Arabia dan salah satu bank syariah terbesar di dunia. Ia juga memiliki saham diberbagai perusahaan pengembangan pertanian, pangan dan industry lain di dalam dan di luar Saudi Arabi, seperti perusahaan Unggas Nasional, Perindustrian Nasional dan Transportasi Nasional. Meski memiliki berbagai jenis wirausaha lain, namun pemilik nama lengkap Suleiman Bin Abdul Aziz Al Rajhi ini telah menggeluti terlebih dahulu dunia per-bank-an selama 60 tahun, terutama di sektor Money Changer dan hingga kini telah memiliki sekitar 2514 kantor cabang dan mempekerjakan sekitar 7400 pegawai. Menurut peringkat Forbes Magazine, Al Rajhi ditempatkan pada deretan utama orang-orang terkaya di dunia dengan total kekayaan mencapai 8,5 Milyar Dolar US.


Tentu saja semua kesuksesan Al Rajhi itu tidaklah didapatkannya dengan mulus begitu saja, tetapi penuh perjuangan dan kerja keras. Al Rajhi lahir di pedalaman Bakiria, Al Qashim – KSA dalam keadadaan miskin, ia mulai merakit kekayaannya dari awal dengan berbagai pekerjaan kasar, mulai bekerja sebagai porter, jual arang, tukang masak, pelayan cafe, lalu bekerja sebagai pelayan di perusahaan Money Changer. Dan hingga menjadi pemilik salah satu Bank terkemuka dunia.
Semua perjuangan hidup dan usaha keras itu dilakukan Suleiman Bin Abdul Aziz Al Rajhi itu demi menubus hutangnya senilai satu Real Saudi (sekitar Rp. 3000). Pengalaman hidup susah yang pernah dialaminya ini diceritakannya sendiri dalam sebuah memory-nya mengatakan:
“Dahulu aku dilahirkan dengan kondisi sangat miskin, hingga aku tidak sanggup bergabung dengan teman-temanku dalam sebuah acara piknik sekolah karena tidak mampu membayar biaya peserta sebanyak 1 Real Saudi, meski – saat itu – aku telah habis-habisan menangis di depan orang tuaku tetapi ayahku memang tidak mempunyai uang senilai satu real itu. Namun sehari sebelum keberangkatan piknik tersebut, saya berhasil menjawab dengan benar sebuah pertanyaan dari guru di dalam kelas, lalu guru itu memberiku hadiah 1 real berkat jawabanku tadi, dan tanpa pikir panjang aku langsung berlari menuju ke panitia sekolah untuk mendaftarkan diri ikut dalam rombongan piknik. Maka berubahlah tangisanku menjadi senyum kebahagiaan dan itu berkesan sekali hingga kini tak terlupakan.
Setelah besar aku meninggalkan bangku sekolah menuju kekehidupan nyata,,,, Dan di dalam kehidupan ini, setelah bertahun-tahun lamanya bekerja hingga memperoleh karunia Allah seperti sekarang, dan akupun sudah bersentuhan dengan berbagai program amal kebajikan dan bantuan kemanusiaan, maka mulailah aku mengingat guru  Palestina yang telah memberiku uang satu Real itu. Aku kembali bertanya-tanya pada diriku sendiri; apakah sang guru saat itu memberiku murni sebagai hadiah atau shadaqah atau mungkin pinjaman...? Aku benar-benar bingung menjawabnya, akan tetapi aku berusaha menenangkan diri dan berkata pada diri sendiri: Apapun niatnya yang penting uang satu Real dulu itu telah menyelesaikan satu persoalan besar bagiku saat itu tanpa aku sadari dan mungkin orang lain juga tak terpikir sedikit pun…
Kata Al Rajhi lagi: Pikiran itu selalu mengikutiku sampai aku memutuskan pergi ke sekolah dan departemen pendidikan untuk mencari guru Palestina tersebut. Hingga suatu hari aku berhasil menemukan alamatnya dan bergegas menuju rumahnya sekedar bersilaturrahim dan mengetahui keadaannya. Lalu di rumah sang guru budiman itu aku mendapatinya dalam keadaan memprihatinkan, ia telah lama menganggur tanpa pekerjaan bahkan sudah bersiap-siap meninggalkan rumah itu karena tidak mampu membayar kontrakannya lagi. Maka aku tak sanggup berbuat apa-apa kecuali hanya mengatakan kepadanya (lanjut Al Rajhi): Wahai guru yang baik, sesungguhnya aku mempunyai hutang kepadamu banyak sekali semenjak bertahun-tahun yang lalu…
Sang Guru kaget dan bertanya: Masak sih sesulit aku begini masih mempunyai piutang sama orang lain? Maka pada saat itulah aku (kata Al Rajhi) memulai bertanya: Apakah engkau masih ingat seorang murid yang pernah engkau berikan uang 1 Real setelah berhasil menjawab pertanyaanmu (tentang ini dan itu) di dalam kelas? Dan,,,,,, seketika itu pula sang guru tersenyum lebar dan berkata: Tentu saja aku masih ingat,,,, apakah kamu ini Sulaeman (nama depan Al Rajhi),,,,, dan apakah kamu datang dimari hanya untuk mengembalikan kepadaku uang 1 Real itu,,,,? Lanjut Al Rajhi: Aku katakan padanya “iya”.
Setelah mengobrol panjang lebar (kata Al Rajhi): Aku mengajaknya pergi berputar-putar menggunakan mobil mewahku,,, lalu kami berhenti di depan sebuah Villa besar nan mewah,,, aku mengajaknya dia masuk ke dalam Villa itu dan aku berbisik padanya: Wahai guruku yang mulia, Villa ini dan mobil yang kita tumpangi tadi itu adalah bayaran dari uang 1 Real yang pernah engkau berikan pada dulu. (Belum lagi sang guru berkata apa-apa, Al Rajhi menambahkannya lagi): Engkau juga akan mendapatkan dariku gaji bulanan setara dengan manager salah satu perusahanku dan bagimu berlaku seumur hidup,,,, selain itu, anak-anakmu saya angkat menjadi pegawai resmi di unit-unit Bank bermerek Al Rajhi (sambung Al Rajhi)…
Sang guru sangat kaget laksana kejatuhan hujan emas dari langit,,, dan hanya mampu berkata: Ini terlalu banyak darimu Sulaeman...! Akan tetapi Al Rajhi langsung menetralisir dan mengatakan padanya: Percayalah kepadaku bapak guru,,,, sesungguhnya kebahagianku dengan uang 1 Real darimu saat itu jaaaaaauh lebih besar dari apa yang aku berikan padamu sekarang”. END
HIKMAH: Barang siapa yang memberikan kesenangan dan melepaskan beban pada orang lain, maka tunggulah balasannya dari Yang Maha Mulia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!