"Momentum Kebangkitan Indonesia Raya"
Asian
Games adalah ajang multi event terbesar kedua setelah Olimpiade, Asian Games
adalah festival olahraga negara-negara Asia yang diselenggarakan di negara Asia
yang terpilih menjadi tuan rumah. Di dalamnya, berbagai macam cabang olahraga
dipertandingkan. Asian Games pertama kali diselenggarakan pada tahun 1951.
Setelah penyelenggaraannya yang kedua pada tahun 1954, pekan olahraga
negara-negara Asia ini diselenggarakan setiap empat tahun sekali, dan edisi
ke-18 akan diselenggarakan di Jakarta-Palembang Tahun 2018.
Sejak
penyelenggaraan di tahun 1982, Asian Games berada di bawah pengelolaan Dewan
Olimpiade Asia (OCA), sekaligus menjadi pemilik Asian Games. OCA inilah
mengatur penyelenggaraan Asian Games, mulai dari pemilihan tuan rumah, memantau
persiapan, hingga mengawal penyelenggaraan,
Asian
Games Jakarta – Palembang Bebas dari Sentimental Ras dan Golongan.
Ibarat
kata pameo “aku bukan tak bersedih, tetapi aku juga ingin tersenyum”,
meski dibilang saudara kita di seberang jauh di sana sedang kemalangan tetapi
moment berbahagia yang dihadapan juga harus mendapatkan haknya. Ini adalah kali
kedua Indonesia menjadi tuan rumah perhelatan Asian Games setelah Asian
Games IV yang diadakan di Jakarta pada tahun 1962. Namun pada saat
itu kemeriahan Asian Games di warnai oleh insiden yang tidak sedap, Federasi
mengalami perselisihan sengit atas di ikutsertakannya Taiwan dan Israel. Dan
tentu Indonesia sebagai tuan rumah Asian Games menentang keikutsertaan
Taiwan dan Israel.
Kemudian
peristiwa serupa terulang kembali pada tahun 1973, lagi-lagi Federasi
mengalami perselisihan setelah Amerika Serikat dan negara-negara
lainnya mengakui keberadaan Republik Rakyat Tiongkok dan
negara-negara Arab menentang keterlibatan Israel. Hampir disetiap moment
raksasa seperti Asian Games tersebut selalu ada saja terjadi kasus serupa,
tetapi jika sentimental ras dan golongan yang selalu dikedepankan maka bangsa
akan selamanya terkunkung dalam pikirannya sendiri dan kejayaan yang diharapkan
semakin jauh diraih.
Meskipun
Asian Games ke-18 yang akan dibuka secara resmi oleh Presiden RI Joko Widodo
hari ini (Sabtu 18 Agustus 2018 hingga 2 September 2018), masih tercium juga
aroma sentimental seperti di atas namun antusiasme masyarakat Indonesia
menyambut perhelatan akbar Asian Games ini lebih tinggi dari pada sekedar hanya
mengurusi satu rumah tangga yang berselisih lalu menyia-nyiakan seluruh rumah
tangga bangsa-bangsa dunia, bahkan melupakan harapan bangsanya sendiri untuk
berjaya dihadapan bangsa-bangsa lain.
Momentum
Kebangkitan Bangsa
Indonesia
memang tidak terlalu berharap banyak untuk menjadi jawara pada Asian Games, perhelatan
olahraga terbesar setelah Olimpiade ini. Indonesia bahkan hanya menargetkat
20-22 medali emas saja untuk mempertahankan posisinya diperingkat 10 besar,
karena pada kenyataannya bahwa jawara tradisional event raksasa ini tidak lepas
dari dua Negara pabrik atlet saja yaitu Jepang dan China. Dari 17 kali Asian Games
sebelumnya, 8 kali berturut-turut pertama dimenangkan oleh Jepang, dan 9 kali
berturut-turut selanjutnya diraih China. Namun dengan terpilihnya Indonesia
sebagai tuan rumah diharapkan dapat membuka mata dunia tentang Indonesia.
Selain
menjadikan harapan-harapan yang telah disebutkan sebelumnya sebagai catatan
penting, kita juga harus menanamkan mindset yang berbeda dalam
memandang Asian Games 2018. Kita harus bisa menganggap Asian Games 2018 sebagai
suatu peluang, sehingga segala persiapan yang menunjang dapat berjalan optimal
dan dengan harapan memberi dampak positif jangka panjang. Tentu hal ini harus
diiringi dengan cara pandang kita terhadap Asian Games 2018, di mana kita harus
dapat memandang Asian Games 2018 secara menyeluruh, termasuk ke dalam segi
persiapannya.
Dengan
segala tindakan yang tepat, Asian Games 2018 nanti dapat juga menjadi momentum
untuk meningkatkan perekonomian Indonesia. Peluang ini tentu saja sangat besar
karena kita harus sadar bahwa penyelenggaran Asian Games 2018 sesungguhnya
melibatkan banyak sektor. Oleh karena itu, di dalam beberapa kesempatan Jokowi
berharap, momentum Asian Games bisa memberi manfaat yang besar bagi bangsa
Indonesia.
"Saya
ingin agar momentum Asian Games 2018 ini memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya untuk kepentingan bangsa", katanya. Jokowi juga
menekankan agar pembangunan infrastruktur seperti venue pertandingan, wisma
untuk atlet maupun infrastruktur transportasi tidak hanya dipikirkan untuk
event Asian Games saja. "Jangan berpikir bahwa itu semua dibangun hanya
untuk Asian Games semata. tetapi kita membangun infrastruktur itu juga untuk
kepentingan, kemajuan bangsa kita di masa depan khususnya di bidang
olahraga", imbuhnya. Jokowi juga minta agar promosi dan informasi yang
terkait dengan Asian Games 2018 dikebut. Sehingga perhelatan ini akan menjadi
magnet yang menarik perhatian dunia kepada Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!