Minggu, Mei 17, 2020

9 KEISTIMEWAAN RAMADHAN CORONA 1441 H:

Ramadhan Covid-19 Yang Selalu di Hati
By: Med Hatta
Sebagaimana biasanya bulan Ramadhan yang senantiasa di nanti-nantikan oleh umat Islam kini telah datang menemui sekitar 1,8 Milyar umat Islam di seluruh dunia, bahkan sudah lewat separuh dari peredarannya. Masih seperti dulu, kedatangan Ramadhan selalu sarat dengan surprise yang menyenangkan, membawa berbagai berkah untuk orang-orang yang beriman. Bulan Ramadhan bagi umat Islam adalah musim yang bertabur kebahagian, pestival Ibadah, ketaatan dan kedekatan kepada Sang Pencipta. Di dalamnya terdapat perdagangan yang selalu menguntungkan, pesta harapan keinginan, dan di dalamnya segala do’a dikabulkan serta berkat kemuliaanya maka pintu-pintu langit dibuka selebar-lebarnya.

 

Namun, kehadiran bulan Ramadhan tahun ini tidak seperti kehadirannya sedia kala, Ramadhan kali menjumpai umta Islam dalam kondisi yang berbeda dengan adanya penyebaran pandemi Corona Virus Disease (Covid-19) yang menyerang secara merata seluruh belahan bumi. Maka diberlakukan kebijakan Karantina Kesehatan, PSBB, Physical/Social distancing, dan jenis-jenis lockdown lainnya. Semua itu telah merubah tatanan kehidupan masyarakat dunia secara keseluruhan, dan tentu saja telah berandil pula merubah wajah ceriah bulan suci Ramadhan tahun ini bagi umat Islam. Dan mayoritas negara-negara islam membuat kebijakan tidak melakukan shalat di masjid-masjid, baik shalat jama’ah 5 waktu, jum’at dan tarawih sebagai upaya pencegahan penyebaran pandemi Covid-19.

Konsukuensinya, mayoritas umat Islam menghabiskan bulan suci Ramadhan di rumah saja. Dan Ramadhan Corona 1441 H. sepi dari sebagian ritus khas Ramdhan, tidak ada tarawih di masjid, tidak menikmati lantunan do’a dan bacaan Alquran dari imam-imam pilihan yang selalu membuat shalat khusu’ dan terkadang meneteskan air mata, tidak ada I’tikaf di masjid, tidak ada acara kondangan buka puasa bersama dan acara-acara sosial dan duduk-duduk di café-café habis tawawih, serta spot-spot kemeriahan khas Ramadhan lainnya. Ini adalah Ramadhan corona yang sangat unik, yang mungkin tidak pernah dirasakan oleh umat Islam sebelumnya, dan berharap tidak berpulang seperti ini selamanya.

Keistimewan Ramadhan Corona Yang Luput dari Perhatian Sebagian Umat Islam
Bagi umat Islam yang optimisme, pasti akan selalu berbaik sangka terhadap Allah, mereka akan mengatakan, mungkin semua yang disebutkan di atas adalah pengaruh negatif dari Ramadhan corona yang memprihatinkan, dan membuat umat Islam bersedih dan syok, tapi ini bukanlah berarti Ramadhan Corona sia-sia, dan memangkas ritus-ritus utama Ramadhan, bahkan mengurangi nilai pahala ibadah tidak seperti Ramadhan yang lain. Tentu saja tidak demikian. Maka berdasarkan pengalaman telah melewati sepertiga Ramadhan Corona ini, penulis merangkum beberapa keistimewaan yang cukup menonjol dari Ramadhan Corona yang (mungkin) luput dari perhatian sebagian umat Islam, yang yaitu:

1.    Pahala Ibadah bagi orang-orang yang telah terbiasa mengamalkan ritus-ritus Ramadhan dengan sungguh-sungguh tetap akan diperolehnya dengan sempurna, bahkan berlipat ganda jika melakukannya dengan khusu’ meski tantangannya besar. Kata ahli ushul (الأجر على قدر المشقة) atau “pahala diukur sesuai dengan bertanya tantangan”. Dan rasulullah SAW bersabda: “Apabila seorang hamba sakit, atau bepergian jauh (musafir) maka tetap dituliskan pahala baginya sebagaimana saat dia mukim dan sehat". (HR Abu Daud dan Ahmad). Hadits lain: “Barangsiapa yang merencanakan suatu kebaikan lalu tidak dapat melakukannya niscaya Allah tetap menuliskan baginya pahala yang sempurna”.
2.    Ramadhan Corona telah menemukan jenis-jenis ibadah yang terbaharui di dalamnya, yaitu tercetusnya suatu jenis ketaatan berbeda di dalamnya, sebagaimana orang-orang cenderung lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT ala Corona. Dan – tidak dipungkiri – Ramadhan Corona telah membuka cakrawala baru bagi kita untuk lebih fokus beramal, dan ini adalah peluang baru yang tidak ditemukan selain pada Ramadhan Corona. Seperti bersabar terhadap taqdir ‘kelam’ akibatkan Covid-19, ridha atas ketentuan Allah di dalamnya, dan rasa pasrah menunggu pertolongan Allah untuk segera mengangkat pandemi virus corona serta memohon atas kesembuhan orang-orang yang terpapar Covid-19, itu semua adalah jenis-jenis Ibadah yang terbaharui oleh pandemi dan orang-orang akan diberikan pahala atasnya.
3.    Taat di rumah saja dan mematuhui segala ketentuan Karantina Kesehatan sebagai upaya memutus mata rantai penyebaran pandemi Covid-19 dan menjaga diri dan orang lain dari terpapar virus corona, adalah ibadah ketaatan kepada Allah dan rasul-Nya. Sebagaimana firman Allah: “Janganlah mencampakkan dirimu pada kehancuran” (QS. Al-Baqarah: 195), dan “Janganlah membunuh dirimu sendiri” (QS. An-Nisa: 29).  Dan sabda rasulullah SAW: “Tidak beriman seseorang di antara kamu sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana mencintai dirinya sendiri” dan “Seorang muslim adalah yang menjaga sesamanya muslim dari lidah dan tindakannya”.
4.    Perasaan menyesali diri tidak dapat menunaikan berbagai Ibadah dan ketaatan yang telah diperintahkan oleh Allah dan rasul-Nya, dan bersedih atas keterbatasan waktu dan kondisi untuk melakukannya, adalah juga bagian dari Ibadah yang (mungkin) tidak dirasakan oleh sebagian orang.
5.    Di antara jenis Ibadah juga adalah menyesali keterbatasan tidak memanfaatkan kesempatan meraih nikmat yang berharga, tidak mensyukuri keberadaannya, dan tidak berusaha mengoptimalkan waktu untuknya, seperti nikmat ziarah ke Batullah, shalat berjama’ah dan I’tikaf di masjid, berdo’a di antara azan dan iqamat, silaturrahim bersama kerabat dan teman-teman dekat, dan lain-lain, semua bursa nikmat itu kita merasa telah melalaikannya. Dan sekarang menjelang akhir Ramadhan corona ini kita merenungi apa yang telah tertinggal dan tidak dapat kita raih tersebut, lalu memohon kepada Allah agar mengembalikannya kepada kita dan meminta berkah-berkah tersebut.
6.    Ramadhan Corona adalah kesempatan untuk di rumah saja dengan mengisi ketaatan, ibadah, shalat tarawih, membaca Alquran. Dan Sebagai kepala rumah tangga mengimami keluarganya shalat wajib berkama’ah, Tarawih, dan mengajak seluruh anggota keluarga di rumah berkumpul untuk shalat maka rumah dipenuhi dengan kebaikan dan berkah.
7.    Ramadhan masa pandemi Covid-19 meniadakan kebiasaan begadang bersama teman-teman, tidak lagi bermain catur atau gaplek, tidak ada partai duduk di café-café sampai Sahur, semua itu – berkat karantina kesehatan – menjadi kesempatan untuk lebih banyak duduk bersama Istri, anak-anak, dan anggota keluarga lainnya di dalam rumah, setiap saat saling bersalam-sapa dan menanyakan keadaan masing-masing, serta mungkin juga mengurangi kontak-kontak luar yang selama ini telah menyita banyak waktu kita.
8.    Ramadhan Corona juga membuat peluang lebih besar untuk bersedekah, dan nilai kebaikan di dalamnya mungkin lebih besar dari Ramadhan yang lain; Pada Ramadhan corona banyak orang yang harus kehilangan pekerjaannya, kehidupan orang-orang menjadi susah, dan semakin banyak daftar orang-orang yang berhak menerima zakat dan sedekah. Maka ulurkanlah tangan Anda membantu meringankan beban saudara-saudara sesama Islam yang saat ini sangat membutuhkannya. Maka segerakanlah membayar zakat kekayaan Anda. Dan para ulama menfatwakan keutamaan menyegerakan pembayaran zakat harta, termasuk juga zakat fitrah tidak perlu menunggu akhir Ramadhan. Karena hari ini ada di antara saudara-saudara kita sedang kelaparan, bahkan mungkin tidak bisa berpuasa karena tidak bisa membeli kebutuhan.
9.    Ramadhan Corona ini telah menjadi pengalaman yang unik dan tentu ini adalah taqdir kita menerima Ramadhan ini dalam kondisi istimewa. Dan kita harus memenangkan Ramadhan Corona tahun ini dan menjadikannya Ramadhan terbaik dalam hidup kita. Mungkin juga sudah bertahun-tahun lamanya kita merindukan Ramadhan bebas dari berbagai rutinitas kantor, kampus dan sekolah untuk lebih fokus beribadah di dalamnya, maka – berkat Karantina Kesehatan dan Di RumahAja – kini kini harapan terpendam kita tersebut telah menjadi kenyataan. Di RumahAja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!