Tuntunan Shalat Lailatul
Qadar Di RumahAja
By: Med Hatta
Anugerah terbesar Allah SWT kepada hamba-Nya adalah menurunkannya Lailatul
Qadar, yaitu malam kemulian yang terjadi pada malam ganjil dari 10 terakhir
bulan Ramadhan setiap tahum. Lailatul Qadar disebutkan di dalam
Al-Qur’an pada beberapa tempat, di antaranya Allah berfirman: “malam
Lailatulqadr itu lebih baik dari pada seribu bulan” (QS. Al-Qadar: 3),
sebagaimana malam itu disebut juga sebagai malam “al-Mubarakah” atau malam
yang diberkahi, Allah berfirman: “sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu
malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”
(QS. Ad-Dukhan: 3).
Malam yang diberkahi dimana di dalamnya dilipat gandakan pahala,
ganjaran, kebaikan, dan berkah. Jika seorang hamba mengerkan ritus atau ibadah
semalam saja di dalamnya maka sama dan atau lebih utama dari beribadah selama
1000 bulan. Kemulian Lailatul Qadar yang lain adalah para talaikat
diturunkan dari Langit, Allah berfirman: “pada malam itu turun para malaikat
dan al-Ruh (Jibril) dengan izin Tuhannya untuk mengatur semua urusan” (QS.
Al-Qadar: 4).
Maka damai dan sejahtera meliputi suasana pada malam itu, serta anugerah
dan kebaikan melimpah ruah di dalamnya. Oleh karena itu, mengerjakan shalat Lailatul
Qadar ganjarannya adalah diampunkan dosa-dosa yang telah berlalu,
sebagaimana sabda rasulullah SAW:
(مَن قامَ ليلةَ القدرِ
إيمانًا واحتِسابًا غُفِرَ لَهُ ما تقدَّمَ من ذنبِهِ)
Artinya: “Barangsiapa
yang berdiri (shalat) pada malam Lailatul Qadar dengan (penuh) keimanan
dan pengharapan (pahala), maka diampuni dosa-dosanya yang telah lalu” (HR.
Bukhari, no. 1910, Muslim, no. 760).
Waktu dan Tanda-Tanda Lailatul Qadar
Al-Qur’an tidak menjelaskan kapan
terjadinya malam Lailatul Qadar, dan nabi Muhammad SAW juga tidak
menunjuk sutu hari tertentu kecuali hanya memberikan isyarat di dalam beberapa
hadits, di antaranya: “Dari Aisyah rha. bahwasanya rasulullah SAW bersabda:
“Pantaulah lailatulqadar pada (malam-malam) ganjil dari 10 sepuluh terakhir
bulan Ramadhan” (HR. Bukhari, no. 2017). Selain itu nabi SAW juga
membeberkan beberapa tanda-tanda fenomenal, seperti:
1. Ciri khusus malam Lailatul Qadar adalah bulan terbit seperti “separuh mangkuk”, sebagaimana di dalam hadits: “Dari Abu Hurairah berkata: "kami teringat akan malam Lailatul Qadar disisi rasulullah SAW, maka Beliau SAW pun bersabda: "Siapakah di antara kalian yang mengingat ketika bulan muncul (terbit) seperti separuh mangkuk?” (HR. Muslim, no. 1170).
2. Pagi hari (setelah) Lailatul Qadar matahari terbit dengan sinar lemah dan tidak menyilaukan mata, nabi bersabda: “Matahari terbit pada pagi hari-nya tanpa cahaya yang menyilaukan, seolah-olah seperti talam hingga meninggi” (HR. Muslim, no. 1174). Hal ini di karenakan naik dan turunnya malaikat dari dan ke langit, yang mengakibatkan sinar matahari terhalang oleh sayap-sayapnya.
3. Pada malam Lailatul Qadar udara normal, yaitu tidak dingin dan tidak panas. Masih ada beberapa tanda-tanda lain malam Lailatul Qadar yang banyak disebutkan oleh para sahabat dekat nabi SAW, intinya tidak mesti semua tanda-tanda tersebut selalu menyertai turunnya Lailatul Qadar, boleh jadi hanya sebagian saja yang datang atau mungkin juga lebih dari itu.
Baca
Juga:
Bagaimana Protokoler
menjalankan Ritual Qiyamu Lailatul Qadar Masa Pandemi Covid-19?
Sesungguhnya Qiyamu Lailatul Qadar
adalah identik dengan I’tikaf di masjid, yaitu berdiam di masjid memperbanyak
shalat, do’a, zikir dan membaca Al-Quran, untuk mencari malam kemulian Lailatul
Qadar, nabi bersabda:
عن أبي سعيد الخدري قال صلى الله عليه وسلم: "إنِّي اعْتَكَفْتُ العَشْرَ الأوَّلَ، أَلْتَمِسُ هذِه اللَّيْلَةَ، ثُمَّ اعْتَكَفْتُ العَشْرَ الأوْسَطَ، ثُمَّ أُتِيتُ، فقِيلَ لِي: إنَّهَا في العَشْرِ الأوَاخِرِ، فمَن أَحَبَّ مِنكُم أَنْ يَعْتَكِفَ"، فَلْيَعْتَكِفْ فَاعْتَكَفَ النَّاسُ معهُ. (رواه البخاري ومسلم)
Artinya: Dari Abu Sa’id al-Khudri, rasulullah SAW bersabda: “Aku pernah melakukan i’tikaf pada (malam) sepuluh pertama Ramadhan, aku ingin mencari malam Lailatul Qadar pada malam tersebut. Kemudian aku beri’tikaf di pertengahan bulan, aku datang dan ada yang mengatakan padaku bahwa Lailatul Qadar itu di sepuluh malam yang terakhir. Siapa saja yang ingin beri’tikaf di antara kalian, maka beri’tikaflah” Lalu para sahabat beri’tikaf bersama beliau. (HR. Bukhari dan Muslim)
Jadi, I’tikaf di masjid adalah syarat
untuk melakukan qiyamu Lailatul Qadar, tapi karena adanya penyebaran
pendemi Corona Virus Disease (Covid-19) yang semakin meningkat saat ini,
maka para ulama sepakat membolehkan umat islam beri’tikaf di suatu ruang/tempat
yang dikhususkan shalat berjama’ah di rumah saja atau “masjid rumah”, untuk
memutus mata rantai penyebaran pendemi Covid-19 tersebut.
Tuntunan melaksanakan Qiyamu
(shalat) Lailatul Qadar:
1. I’tikaf di rumah saja pada malam ganjil dari 10 terakhir Ramadhan, saat ini tersisa malam ke: (25, 27, dan 29) karena malam ke 21 dan 23 sudah terlewatkan, maka kita fokuskan mencari Lailatul Qadar pada 3 malam ganjil yang tersisa tersebuat semoga kita mendapatkannya pada salah satunya. Amin!
2. Niat I’tikaf dimulai kita memasuki waktu maghrib pada malam Lailatul Qadar, yaitu setelah berbuka puasa kita langsung shalat Maghrib berjama’ah di “masjid rumahaja” dan niat I’tikaf. Setelah itu, maka protokoler I’tikaf sudah berlaku, seperti tidak meninggalkan tempat I’tikaf kecuali ada urusan penting selama satu malam penuh (dari Maghrib sampai selesai Shalat subuh), diperbolehkan beristirahat (tidur) ditempat I’tikaf tapi dianjurkan tidak masuk ke dalam kamar tidur, dan tidak boleh berhubungan intim suami Istri selama I’tikaf.
3. Masuk waktu Isya: Azan, shalat sunnah qabliyah, qamat, dan shalat isya berjama’ah dengan segenap anggota keluarga yang ada di dalam rumah. Dan selanjutnya, melaksanakan shalat tarawih berjama’ah.
4. Setelah selesai shalat isya dan tarawih, maka perbanyak zikir, tilawah Al-Qur’an dan Istirahat di tempat I’tikaf sampai lewat tengah malam (pukul 00.00) waktu setempat.
5. Pukul 00.01 (waktu setempat) bangunkan semua anggota I’tikaf untuk melaksanakan prosesi qiyamul Lailatul Qadar selanjutnya, sebagai berikut:
a. Berwudhu atau tajdidul wudhu (memperbaharui wudhu)
b. Shalat sunnah wudhu 2 rakaat
c. Shalat Tahajjud.
d. Shalat Sunnah Lailatul Qadar sebanyak 11 rakaat, yaitu
memberi salam setiap 2 rakaat, dan ditutup dengan shalat sunnah witir 1 rakaat.
e. Makan Sahur, perbanyak zikir dan tilawah Al-Qur’an sampai Shalat
Subuh.
Wallahua’lam!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!