Siapakah Habib atau Habaib :
By: Med Hatta
PASCA kembalinya Habib Rizik Syihab (HRS) ke tanah air beberapa waktu lalu, kita telah banyak disuguhkan dengan tulisan-tulisan yang berseliweran di sosial media, yang - mohon maaf - cukup meresahkan, dan bahkan ada yang cenderung menyerempet-nyerempet masuk pada masalah-masalah aqidah ....
Maka, sebagai tanggung jawab, penulis juga harus turut andil pada masalah penting ini, setidaknya membuka wawasan lebih luas untuk mengetahui yang hakikatnya berdasarkan data dan fakta yang akurat. Tulisan ini bisa pendek dan bisa lebih panjang, tergantung ketersediaan refrensi yang layak kita manfaatkan.
Kami menulis postingan ini dengan sangat hati-hati dan terus melirik pada beberapa sumber yang terpercaya, karena, seperti penulis katakan tadi, yaitu takut terjebak pada masalah-masalah aqidah yang sudah lurus dari semenjak azali. Dan tentu kasus ini juga mengandung sifat sensitifitas yang sangat tinggi....
Sebagaimana jamak kita ketahui - khususnya - belakangan ini ada sekelompok orang di negeri kita tercinta mengklaim bahwa mereka adalah "Ahlul Bait" (keturunan dan atau cucu dari nabi besar Muhammad SAW), mereka menyebut dirinya sebagai "habib" (plural: habaib)...
Umumnya mereka tidak bisa berbahasa Arab, bahkan ada yang hidungnya (maaf) pesek. Sebagian mereka masih menyimpan kartu silailah-nya, dan tidak sedikit pula mengaku bahwa kartu silsilahnta tersebut sudah hilang sejak lama. Ada di antara mereka yang memakan zakat dan ada juga yang tidak memakan zakat. Sebagian pula di antara mereka tidak mau menikah/besanan dengan "ajam (orang biasa yang bukan dari kelompoknya/keturunan).
Tentang hal klaim kelompok tersebut sebagai cucu dari Baginda Rasulullah SAW, maka oleh mayoritas ulama mempercayai mereka, tapi ada juga sebagian ulama yang mencurigai beberapa di antara mereka.... Nah, tentang bagaimana kita menyikapinya...???
Berikut penulis menjelaskan beberapa poin penting berkenaan dengan tema ini, sebagai berikut :
Pertama: Ahlu Bait adalah semua keturunan dari nabi besar Sayyidina Muhammad SAW, yaitu anak-anak Beliau; cucu-cucunya (secara turun-temurun). Dan termasuk juga di dalamnya ialah: keluarga Sayyidina Ali ra; keluarga Abbas ra; keluarga Ja'far ra; keluarga Aqil ra dan keluarga Al-Harits bin Abdul Muttalib ra. Serta termasuk istri-istri Rasulullah SAW (menurut pendapat shahih dari mayoritas ulama)...
Mereka-mereka yang disebutkan di atas mempunyai kemuliaan, kedudukan dan hak-hak yang istimewa yang diberikan oleh Allah SWT kepada mereka, seperti harus mencintai mereka, menempatkan mereka pada posisinya yang mulia dan tidak boleh menistakan atau mempersekusikan mereka...
Kedua: Klaim seorang atau kelompok tertentu bahwa mereka adalah keturunan dari nabi besar Sayyidina Muhammad SAW, itu adalah hak privasi yang bersangkutan, kita tidak boleh menjustis bahwa klaim mereka bohong atau mereka benar, dan sebaiknya tidak mencampuri urusan itu.
Tapi, sejatinya seorang tidak boleh mengingkari keturunan orang lain tanpa bukti-bukti yang nyata. Karena setiap orang mempercayai silsilah keturunannya masing-masing dan mereka lebih mengetahui garis keturunannya sendiri dari siapa pun...
Ketiga: Adab bersosialisasi dengan keturunan nabi SAW yang hidup bersama kita; tidak ada aturan yang mengikat, tetapi sebagaimana lazimnya bahwa setiap muslim harus menghormati sesama muslim, seperti mencintai mereka karena Allah; bersilaturrahim dan saling berkomunikasi dengan baik; dan memberikan manfaat semampunya. Allah SWT telah menjanjikan cinta-Nya kepada siapa saja yang berlaku baik pada sesama muslim, berfirman :
Artinya: "Aku berikan cinta-Ku kepada orang-orang yang saling mencintai karena-Ku; Aku berikan cinta-Ku kepada orang-orang yang saling berkomunikasi karena-Ku; Aku berikan cinta-Ku kepada orang-orang yang saling nasehat-menasehati karena-Ku". (Hadits Qudsi).
Keempat: Tidak benar yang mengatakan bahwa seluruh keturunan nabi SAW sampai hari kiamat adalah semuanya orang-orang shaleh, tetapi ada juga di antaranya yang tidak baik. Kalau mengatakan semuanya shaleh berarti telah menggap mereka sebagai "ma'shum", dan bahkan menganggap mereka sebagai orang-orang yang telah dijanjikan surga. Ini yang tidak benar....
Penulis ingin mengesankan dengan menyebutkan masalah yang terakhir ini, karena untuk menghindarkan sebagian orang menjadi congkak, dan seakan-akan seperti yang diisyaratkan Allah padanya, berfirman :
وَإِنَّهُمْ عِندَنَا لَمِنَ ٱلْمُصْطَفَيْنَ ٱلْأَخْيَارِ
Terjemah Arti: "Dan sesungguhnya mereka pada sisi Kami benar-benar termasuk orang-orang pilihan yang paling baik" (QS. Shad: 47).
Sebagaimana kita fahami dan telah disepakati para ulama, bahwa sesungguhnya kita berpegang kepada ahli bait terdekat Rasulullah SAW tidak lain karena mereka kita anggap telah hidup bersama nabi SAW dan telah menyerap ilmu (langsung) dari Baginda nabi SAW, sebab kedekatan mereka.
Kelima: Dilarang belebih-lebihan mengagungkan mereka, seperti mengangkat-angkat mereka lebih dari kavasitasnya atau kedudukannya yang telah ditetapkan Allah padanya. Seperti seorang meyakini bahwa mengecam salah satu habib di antara mereka menyebabkan pengecam keluar dari Islam atau kafir. Itu tidak boleh...
Yang benar itu adalah sesungguhnya mengecam, atau mencela, atau mengejak seorang habib, meskipun sangat tidak dibolehkan, tetapi tidak sampai pada hukum kafir. Wallahu A'lam!
================
CATATAN:
*Terdapat setidaknya ada 18 tokoh - sepanjang masa - yang mirip dengan Nabi Muhammad SAW, berdasarkan kesaksian-kesaksian yang dapat dipercaya :
1. Nabi Adam as; manusia pertama atau bapak manusia; Ini disebutkan oleh Muhammad bin Yusuf Asshalihi Assyami (w. 942 H), penulis kitab " Subulul Huda war Rasyad, fi Sirati Khairil 'Ibad".
2. Nabi Ibrahim as; ini disebutkan sendiri oleh nabi Muhammad SAW di dalam sebuah hadits, bersabda: "Aku adalah mirip dengan Bapak Ibrahim as" (HR. Bukhari).
3. Al-Hasan bin Ali bin Abu Thalib Al-Qurasyi Al-Hasyimi ra, cucu Rasulullah SAW dari putrinya Fatimah A-Zahraa ra. Lahir di Madinah tahun ke 3 H, dan wafat tahun 50 H; Kata Abu Bakar As-Shiddik: "Ini mirip nabi, tidak mirip Ali (bapaknya), maka Ali tersenyum saja" (Riwayat Imam Ahmad).
4. Al-Husain bin Ali bin Abu Thalib Al-Qurasyi Al-Hasyimi ra, cucu Rasulullah SAW dari putrinya Fatimah A-Zahraa ra. Lahir di Madinah tahun ke 4 H, dan wafat tahun 61 H; Dia seperti juga kakaknya mirip kakeknya nabi Muhammad SAW.
5. Ja'fat Atthayyar bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim Al-Qurasyi Al-Hasyimi, putra paman nabi SAW dan saudara kandung Sayyidina Ali ra. Wafat tahun ke 8 Hijriyah.
6. Abdullah bin Ja'far Atthayyar bin Abi Thalib bin Abdul Muthalib bin Hasyim Al-Qurasyi Al-Hasyimi. Putra dari sepupu nabi, dia seperti bapaknya Ja'far juga mirip dengan nabi SAW.
7. Qutsam bin Al-Abbas bin Abdul Muthalib bin Hasyim Al-Qurasyi Al-Hasyimi, putra dari paman nabi SAW.
8. Abu Sofyan bin Al-Harits bin Abdul Muthalib bin Hasyim Al-Qurasyi Al-Hasyimi, putra dari paman nabi SAW dan saudara sesuannya.
9. Abdullah bin Naufal bin Al-Harits bin Abdul Muthalib bin Hasyim Al-Qurasyi Al-Hasyimi.
10. Muslim bin Mu'tab bin Abu Lahab bin Abdul Muttalib bin Hasyim Al-Qurasyi Al-Hasyimi. Meskipun bapak Abu Lahab seorang kafir tapi dia pemuda gagah yang mendukung nabi Muhammad SAW, dia mirip nabi SAW.
11. Asasib bin Ubaid bin Abd Yazid bin Hasyim bin Al-Muthalib bin Abdi Manaf bin Qushai bin Kilab Al-Qurasyi Al-Mutthalibi. Dia adalah kakek dari Imam As-Syafi'i Muhammad bin Idris bin Al-Abbas bin Utsman bin Syafie bin Assaib; dia mirip Rasulullah SAW. Dan menjadi salah satu tawanan pada perang Badar.
12. Mush'ab bin Umair bin Hasyim bin Abdi Manaf bin Abduddar bin Qushai bin Kilab Al-Qurasyi Al-Abdari, karena dia mirip dengan Rasulullah SAW maka dia dibunuh oleh tentara musuh Ibnu Qum'ah pada perang Uhud, dia disangka sebagai Rasulullah SAW.
13. Kabid bin Rabi'ah bin Malik bin Usai bin Al-Aswad bin Jasyam bin Rabi:ah bin Al-Harits bin Samah bin Luai bin Ghalib binnFahr Al-Qurasyi.
14. Ali bin Najad bin Rifa'ah Arrifai Al-Yaskari Al-Bashri, salah satu perawi hadits dan mirip Rasulullah SAW.
15. Yahya Assyabih bin Al-Qasim bin Muhammad bin Ja'far Asshadiq bin Muhammad Al-Baqir bin Ali bin Zainal Abidin bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib Al-Qurasyi Al-Hasyimi Al-Husaini, dari Ahli Bait Rasulullah SAW; dia digelar Yahya Assyabih karena mirip dengan nabi SAW, dan cucunya sampai sekarang disebut dengan "Bani Assyabih" atau Assyabihiyin.
16. Assyabih Azzaidi; dari keluarga Bani Zaid Assyahid bin Ali bin Zainal Abidin bin Al-Husain bin Ali bin Abi Thalib. Dipanggil juga dengan Bani Assyabih karena mirip dengan kakek dan buyutnya yaitu Rasulullah SAW.
17. Assyabih Al-Idrisi Al-Husaini; dari keturunan Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib, dia disebut juga dengan Bani Assyabih atau Assyabihiyin karena mirip dengan kakek dan buyutnya nabi Muhammad SAW.
18. Al-Mahdi Khalifa Akhir Zaman; Muhammad bin Abdullah Al-Qurasyi Al-Hasyimi Al-Hasani; Berkata Ali bin Abi Thalib: Sesungguhnya putraku ini (Al-Hasan) adalah seorang penghulu (Sayyid) - sebagaimana disebutkan nabi - dan akan lahir dari keturunannya seorang yang namanya sama nabi nabi kalian dan mirip dengannya... (Riwayat Abu Daud).
WALLAHU A'LAM!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!