RAMANG Superstar Sepak Bola Dunia Yang Tidak Meraih "Ballon d'Or" :
By: My Buku Kuning
TIDAK banyak pesepakbola modern yang dapat menyamai record yang pernah ditorehkan oleh Andi RAMANG selama karirnya di lapangan hijau. Tercatat pada salah satu lawatannya, misalnya, tahun 1954 ke berbagai negera Asia (Filipina, Hongkong, Muangthai, Malaysia), PSSI hampir menyapu seluruh kesebelasan yang dijumpai dengan gol menyolok. Dari 25 gol yang dicetak tim PSSI (hanya kemasukan 6 gol), 19 di antaranya lahir dari kaki Ramang. Bahkan Ramang juga pernah mencetak 9 gol sendiri dalam satu pertandingan.
Berkat prestasi Ramang, Indonesia masuk dalam hitungan kekuatan bola di Asia. Satu demi satu kesebelasan Eropa mencoba kekuatan PSSI. Mulai dari Yugoslavia yang gawangnya dijaga Beara (salah satu kiper terbaik dunia waktu itu), klub Stade de Reims dengan si kaki emas Raymond Kopa, kesebelasan Rusia dengan kiper top dunia Lev Jashin, klub Locomotive dengan penembak maut Bubukin, sampai Grasshopers dengan Roger Vollentein.
Namun, disayangkan pada masa kejayaan Ramang tersebut belum ada federasi khusus atau situs resmi sepakbola internasional yang secara khusus mendata/menyusun daftat bintang-bintang yang berprestasi pada masa itu, dan memberikan "sabuk kejuaraan Sepak Bola" kepada pemain terbaik setiap tahun. Sehingga Ramang tidak pernah tercatat sebagai peraih "Ballon d'Or" atau sejenisnya sebagaimana superstar sepakbola modern seperti Ronaldo, Messi, dst.
Penganugerahan seperti "Frank Puska Award" untuk kategori gol terbaik tahunan dan "Balon d'Or" untuk kategori pesepakbola terbaik sepanjang tahun, baru dimulai setelah tahun 1970-an oleh Situs olahraga Football Critic, lembaga dibawah FIFA. Dan Cristiano Ronaldo dan Lionel Messi, yang dipandang sebagai dua pemain terbaik dalam sejarah sepakbola modern, mendominasi peringkat, mulai dari rentang 2007 hingga 2020.
=====
Andi Ramang (lahir di Barru, Sulawesi Selatan, 24 April 1924 – meninggal di Makassar, Sulawesi Selatan, 26 September 1987 pada umur 63 tahun), adalah pemain sepak bola Indonesia dari PSM Makassar yang terkenal pada tahun 1950-an. Ia berposisi sebagai penyerang. Dia pernah mengantarkan PSM ke tangga juara pada era Perserikatan serta pernah memperkuat tim nasional sepak bola Indonesia.
Ramang mulai memperkuat PSM Makassar pada tahun 1947, waktu itu masih bernama Makassar Voetbal Bond (MVB). Melalui sebuah klub bernama Persis (Persatuan sepak bola Induk Sulawesi) ia ikut kompetisi PSM. Pada sebuah pertandingan, ia mencetak sebagian besar gol dan membuat klubnya menang 9-0.
Ramang dikenal sebagai penyerang haus gol, dia juga penembak lihai, dari sasaran mana pun, dalam keadaan sesulit bagaimana pun, menendang dari segala posisi sambil berlari kencang. Satu keunggulan yang masih diidamkan oleh setiap pemain bola kita hingga saat ini, terutama tembakan salto. Keahlian itu tampaknya karunia alam untuk pribadi Ramang seorang sebagai bekas pemain sepakraga yang ulung.
Gol melalui tendangan salto yang indah dan mengejutkan seringkali dipertunjukkan oleh Ramang, satu di antaranya saat PSSI mengalahkan RRC dengan 2-0 di Jakarta, kedua gol itu lahir dari kaki Ramang dan satu di antaranya tembakan salto. Itu pertandingan menjelang Kejuaraan Dunia di Swedia, 1958. Pertandingan kedua dilanjutkan di Peking, Indonesia kalah dengan 3-4, sedang yang ketiga di Rangoon (juga melawan RRC) dengan 0-0.
Sayang sekali lawan selanjutnya ialah Israel (yang tak punya hubungan diplomatik dengan Indonesia) maka PSSI terpaksa tidak berangkat. Mendengar kehebatan Ramang di lapangan sepak bola, tak heran jika pada tahun 50-an, banyak bayi lelaki yang lahir kemudian diberi nama Ramang oleh orangtuanya.
Jika Ramang ditanya mengenai pertandingan paling berkesan, di sejumlah media, ia menyebut ketika PSSI menahan Uni Soviet 0-0 di Olimpiade Melbourne 1956. "Ketika itu saya hampir mencetak gol. Tapi kaus saya ditarik dari belakang," (tailaco maggettengnge) kata Ramang he he he...
Akhir karir Ramang: Kejayaan Ramang ternyata singkat saja, tahun 1960, sesudah namanya sempat melangit ia dijatuhi skorsing. Ramang dituduh makan suap. Tahun 1962 ia dipanggil kembali, tetapi pamornya sudah berkurang. Pada tahun 1968, dalam usia 40 tahun, Ramang bermain untuk terakhir kalinya membela kesebelasan PSM di Medan, yang berakhir dengan kekalahan.
N O T E :
***Daftar rilisan FootballCritic sebagai pesepakbola terbaik dunia mulai dari tahun (1970 - 2020), secara berurut. Sbb: ((Pele; Franz Beckenbauer; Johan Cruyff; Mario Kempes; Zico; Michel Platini; Diego Maradona; Marco van Basten; Romario; George Weah; Ronaldo Luis Nazario; Rivaldo; Zinedine Zidane; Thierry Henry; Cristiano Ronaldo; dan Lionel Messi)).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!