Senin, November 09, 2020

MERUNTUHKAN TEMBOK RAKSASA :

Tiga Kunci Menghancurkan Budaya Umat :
By: Med Hatta


PADA tahun 220 SM, Orang-orang Tiongkok kuno  di bawah perintah Kaisar Qin Shi Huang dan Jendralnya Meng Tian, telah membangun sebuah Tembok Raksasa untuk mengamankan dan melindungi negerinya dari serangan musuh dari luar. Mereka yakin tak akan ada seorang pun yang dapat memanjat tembok tersebut karena kokoh dan sangat tinggi. Tapi, apa yang terjadi kemudian..?


Dalam 100 tahun setelah pembangunan tembok raksasa itu, China mengalami tiga kali serangan musuh secara besar-besaran. Dan, lucunya semua serangan pasukan tentara musuh (legiun) darat tersebut tidak ada yang merasa perlu harus melabrak atau memanjat tembok raksasa itu terlebih dahulu, tapi cukup memberikan beberapa uang pada penjaga-penjaga keamanan lalu mereka masuk menyerbu Tiongkok melalui pintu gerbang selebar-lebarnya...

Tiongkok kuno telah mengeluarkan seluruh energi untuk membangun tembok raksasa, tapi lupa membangun SDM penjaga yang baik. Padahal yang benar adalah membangun SDM terlebih dahulu sebelum membangun segala-galanya. Dan inilah sesungguhnya yang dibutuhkan masyarakat kita saat sekarang ini...

Theodor Noldeke (w.1930), tokoh orientalis Jerman, pernah membuat coretan khusus tentang trik untuk menghancurkan peradaban umat Islam secara efektif, merumuskan 3 kunci pokok yaitu, hancurkan rumah tangga Islam; hancurkan pendidikan; runtuhkan simbol, panutan dan keteladanan:

Pertama: Untuk menghancurkan keluarga-keluarga islam, maka hilangkan peran ibu di dalam rumah tangga, jandikan seorang ibu malu menyandang status sebagai ibu rumah tangga (IRT).

Kedua: Untuk menghancurkan pendidikan, serang "guru", hilangkan kharismanya di tengah-tengah masyarakat sehingga direndahkan, cabut peranannya sebagai pendidik dan jika menghukum pelajar kerena keteledoran belajar maka terapkan pasal perlindungan anak.

Ketiga: Untuk menjatuhkan simbol dan keteladanan, nistakan nabi islam, persekusi ulamanya, tuduh mereka kafir dan ahli bid'ah, rendahkan martabatnya, ciptakan keraguan pada lembaga-lembaga besar islam. Dengan demikian tidak ada lagi panutan dan keteladanan.

H I K M A H ;
1. Jika seorang ibu tidak lagi pada kodratnya; guru tidak lagi dihormati; nabi dan ulama tidak lagi menjadi teladan, maka hancurlah Islam. 

2. Coretan Noldeke di atas mungkin di awal abad ke-20 itu tidaklah terlalu penting, tapi kenyataan sekarang semua sudah hampir menjadi kenyataan.

3. Dll..

#TAMAT : Trim's semua Komentar, Like dan Share.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!