Mengenang Anak-anak ABG Ajaib Sepanjang Masa
By: Med Hatta
ليس الفتى أن يقول كان أبي،،، ولكن الفتى أن يقول ها أنا ذا !
(Bukanlah seorang pemuda yang mengatakan dulu bapakku (menyebut jabatan bapaknya),,, akan tetapi pemuda (sejati) adalah yang yang berkata lantang inilah Aku !).
ADALAH Muhammad Al-Fatih ketika masih usia 3 tahun di ajak oleh ibunya berjalan-jalan pada suatu pagi hari yang cerah menelusuri tembok kokoh Konstantinopel, ibunya berkata: "Dengarkan, anakku..! Engkau-lah kelak yang akan membuka tembok ini karena namamu adalah MUHAMMAD seperti nama Rasulullah SAW". SUBHANALLAH !
=====
Shalahuddin Al-Ayyubi ketika masih balita nampak oleh ayahnya sedang asyik bermain-main bersama anak-anak cewek seusianya, lalu ayahnya menarik Shalahuddin kecil dari kerumunan anak-anak yang bermain tersebut dan mengangkatnya setinggi-tingginya dengan kedua tangannya (kebetulan ayah Shalahuddin seorang lelaki berperawakan tinggi). Mengatakan:
"Aku tidak menikah dengan ibumu dan aku tidak melahirkanmu hanya untuk bermain dengan perempuan, tapi aku menikah dengan ibumu dan aku melahirkanmu agar engkau membebaskan Masjid Al-Aqsa". Lalu sang ayah melepaskan kedua tangannya sehingga balita Shalahuddin jatuh tersungkur di tanah...
Ayahnya melihat ke wajah Shalahuddin yang nampak olehnya meringis kesakitan dan berkata padanya : *Apakah kamu kesakitan karena terjatuh barusan !?
**Shalahuddin: Ah, iya,,, aku merasa kesakitan...
*Ayah: Lalu, mengapa kamu tidak menangis..!
**Shalahuddin: "Wah,,, pantang-lah bagi seorang pembebas Masjid Al-Aqsa itu menangis..!" ALLAHU AKBAR !
=====
Shafiah binti Abdul Muttalib (tante nabi SAW) sama sekali tidak menghiraukan ketika mendengar kabar putra kecilnya Az-Zubair terjatuh dari punggung kuda pacu...
Orang-orang Arab Quraisy - zaman dahulu - tidak pernah terbetik sedikitpun di dalam hatinya rasa khawatir ketika mengirimkan bayi-bayi mungil mereka ke ibu susuan selama berbulan-bulan dan atau bertahun-tahun di pelosok-pelosok pedalaman yang jauh...
Para orang tua Arab tidak pernah merasa was-was membiarkan anak-anak belia mereka tertinggal seorang diri dalam kegelapan malam di lembah-lembah Makkah menggiring kambing-kambingnya...
Begitu pula para ibu kandung anak-anak Arab tidak pernah ada yang mati ketakutan karena anak-anak usia belia mereka bepergian bersama kafilah-kafilah pedagan dewasa menuju ke kota-kota yang jauh selama berhari-hari,,, atau keluar berburu, mendaki gunung yang tinggi, dan bahkan pergi memburu singa sekalipun seperti dilakukan oleh Hamzah bin Abdul Muthalib (paman nabi).
Oleh karena itu, ketika agama Islam datang para remaja-remaja belia yang luar biasa tersebut telah terbentuk sebagai karakter-karakter pemuda pemberani dan kuat menjadi seorang laki-laki sejati seperti Khalid bin Al-Walid, Az-zubair, Sa'ad, Al-Mutsanna, dan Al-Qa'qa'. Ketika mereka-mereka melakukan infansi Islam, maka mereka tidak kembali kecuali setelah menundukkan kerajaan raksasa Persia dan kaisarnya !!!
====
SEKARANG dan JAMAN NOW! Kita bahkan memanggil anak-anak remaja belia kita (usia 11 - 18 tahun) sebagai remaja-remaja "ABG" alias Anak Baru Gede. Padahal sesungguhnya pengklasteran khusus usia remaja ABG tersebut merupakan istilah yang terbaharui dari budaya Eropa, yang sejatinya - tidak lain - adalah usaha "pemerkosaan kepercayaan diri" terhadap anak-anak remaja itu sendiri.
Maka tidak heran, anak-anak remaja - jaman now - umumnya cenderung: emosional, sensi, alay, lebay, narsis, instan, butuh perhatian ekstara dan sedikit-sedikit ngambek, atau terkadang ada juga orang tua yang terlalu over protektif terhadap anaknya, hanya dicubit kecil saja oleh gurunya di sekolah (misalnya), orang tua sudah mencak-mencak melapor ke polisi sebagai pelanggaran UU perlindungan anak, dst... Serta, lebih diperparah lagi, banyak (juga) orang tua terkadang "salah" memberi contoh pada anak-anak mereka dari sejak dini.
Misalnya, ketika seorang bapak/ibu mengajak anak balitanya bermain, ia terkadang mengangkat juga anaknya sebagaimana ayah Shalahuddin Al-Ayyubi mengangkat Shalahuddin kecil tinggi-tinggi, tapi nyanyian-nyanyian ayah Shalahuddin dipelesetkan, seperti,,, chiapa, chiapa,,, ini, ini,,, ini, ini anak chiapa,,, dst ???
Nah, hingga setelah anak menjadi dewasa nanti, bukannya membanggakan kedua orang tuanya, sebagaimana Shalahuddin membebaskan Masjid Al-Aqsa pada masanya, sebaliknya ini malah susah di atur,,, bahkan lebih menyedihkan lagi kalau anak yang telah tumbuh dewasa tersebut membalik bait-bait nyanyian ibu/bapaknya (yang dia ingat waktu kecil), dan mengatakan,,, kau ini siapa !!! Na'uszu Billah min dzalik !
OLEH sebab itu, marilah kita bercermin dari sejarah pemuda-pemuda gemilang pada masa kejayaan Islam, diantanya yang bisa disebut disini, misalnya :
1. Abdurrahman An-Nashir; pada usianya ke 21, telah mengantarkan Dinasti Andalusia di Spanyol menuju masa keemasannya, ia diusia - yang masih terhitung belia - telah mampu mengendalikan semua kekacauan dan pemberontakan di dalam negerinya, dan membuat sebuah kebangkitan ilmu pengetahuan yang tiada taranya. Sehingga menjadikan Andalusia sebagai kerajaan terkuat pada masanya, dan hingga kini masih menjadi buah bibir masyarakat Eropa dan dunia pada umumnya.
2. Muhammad Al-Fatih, di usia ke 21 tahun ia telah berhasil merebut Konstantinopel ibukota Bezanriun yang terkenal memilikii panglima-panglima perang yang kuat dan bengis serta ligiun besar yang ditakuti di dunia.
3. Usamah bin Zaid, ketika usianya baru menginjak 17 tahun, dia sudah dipercayakan sebagai panglima yang memimpin pasukan Islam menghadapi serangan dari sebuah kerajaan besar yang ada pada masa itu. Meski di dalam pasukan Islam yang dipimpinnya tersebut terdapat sahabat-sahabat senior seperti Abu Bakar As-Shiddiq, Umar bin Khattab, dst.
4. Muhammad bin Al-Qasim (17 thn), Penakluk negeri Sind - India, dia dimasanya disebut-sebut sebagai salah satu panglima tentara yang terbesar yang pernah ada sebelumnya.
5. Sa'ad bin Abi Waqash (17 thn), dialah yang pertama dari legiun tentara Islam yang pertama kali menggunakan senjata panah dalam peperangan "fi Sabilillah", dan dia pula termasuk satu dari 6 sahabat yang diangkat oleh nabi sebagai anggota Dewan Permusyawaratan pada pemerintahan Islam Madinah. Bahkan dia sempat dibangga-banggakan oleh Rasulullah SAW di depan majelis sahabat senior, bersabda : "Ini lho (Sa'ad) paman aku (paman nabi dari pihak ibu), mana paman kalian !"
6. Al-Arqam bin Al-Arqam (16 thn), dia - meskipun usianya masih kecil - telah menentukan keputusan besar yang tidak pernah di lupakan oleh sejarah, yaitu menjadikan kediaman pribadinya sebagai center dakwah nabi Muhammad SAW selama sekitar 12 tahun secara parmanen di Makkah.
7. Thalhah bin Ubaidillah (16 thn), adalah lelaki Arab yang paling mulia dalam Islam. Dia juga diberi gelar oleh Rasulullah SAW sebabai "Syahid Yang Hidup". Ceritanya, ketika pasukan muslim kocar-kacir akibat kelalaian pasukan pemanah mengikuti instruksi nabi di pertempuran Uhud, maka Thalha muda berbaiat pada Rasulullah untuk melindunginya dari kepungan pasukan kaum musyrik hingga tetesan darah yang terakhir.
Ada 12 tentara yang melindungi Rasulullah SAW pada saat itu semuanya mati syahid menjadi sasaran serangan kaum musyrik, kecuali hanya Thalhah saja satu-satunya yang kokoh menghalau musuh hingga membunuh beberapa di antaranya. Thalhah kembali ke dekat Rasulullah dan menaikkannya sedikit ke bukit, disandarkannya tubuh Rasulullah yang mulia dengan kondisi gigi taringnya patah, kening dan bibirnya sobek, darah mengucur dari muka beliau.
Lalu, Thalhah maju lagi menghalau musuh agar tak bisa mendekati Rasulullah, hingga datang Abu Bakar bin As-Siddik dan Ubaidillah bin Jarrah membantunya. Dan saat itu Thalhah ditemukan dalam keadaan pingsan, tak kurang dari 79 luka bekas tebasan pedang, tusukan lembing, dan lemparan panah memenuhi tubuhnya. Pergelangan tangannya putus sebelah, darah segar mengucur dari tubuhnya. Semua orang mengira Thalhah sudah syahid karena luka parah yang dideritanya, tapi ternyata ia masih hidup.
8. Az-Zubair bin Al-Awwam (15 thn), dialah yang pertama kali yang meneriakkan peperangan dan menghunus pedangnya dalam perang "fi Sabilillah" di dalam Islam. Dia juga adalah saudara sepupu sekali nabi, putra dari Shafiyah binti Abdul Muthalib.
9. 'Amr bin Kaltsum (15 thn), pemuda bangsawan dari Kabilah Bani Taghlab yang terkenal lihai dalam berperang, bahkan ada pameo khusus tentang suku satu ini, mengatakan: "Seandainya agama Islam tidak pernah datang maka suku Bani Taghlab akan menjadi kanibal (memangsa manusia)"
10. Mu'adz bin 'Amr bin Al-Jumuuh (14 thn) dan Ma'udz bin 'Afraa (14 thn), kedua pemuda belia inilah yang membunuh Abu Jahal di perang Badra. Abu Jahat saat itu sebagai panglima terbesar kaum musyrik Makkah pada masanya.
11. Zaid bin Tsabit (13 thn), anak remaja cerdas ini mampu menguasai dua bahasa sekaligus (Suryani dan Ibrani) dalam waktu 14 malam saja. Dia menghafal Alquran luar kepala sehingga diangkat menjadi sekpri Rasulullah dan mempunyai peranan penting dalam pengumpulan dan pencetakan Alquran.
12. 'Etab bin Asid, pada usia 18 tahun dilantik oleh Rasulullah SAW sebagai Gubernur Kota Makkah.
13. Dll...
Mereka yang disebutkan di atas dan masih banyak lagi yang lain adalah pemuda-pemuda gemilang sepanjang masa, yang mendapatkan didikan Islam yang sempurna.
#TAMAT : Trim's semua Komentar, Like dan Share.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!