Kamis, Desember 24, 2020

KEHANCURAN SUATU BANGSA :

 Menyerahkan Urusan Pada Bukan Ahlinya :

By: My Buku Kuning


SEORANG anggota parlamen dari sebuah negara "berkembang" bertanya pada sejawatnya dari parlemen Jepang, mengatakan: Bagaimana bangsa anda bisa pintar-pintar semua dan maju pesat pemerintahan dan pelayanan umum di sana...???


Kata orang Jepang sebenarnya tidak selamanya benar seperti yang anda pikirkan, bahkan kalau mau di survey saya yakin bahwa dari 10 orang Jepang paling hanya ada satu saja yang pintar, sementara di negeri anda - mungkin - dari persepuluh orang saya yakin ada 9 orang yang pintar dan hanya 1 orang saja yang bodoh...!!!!

Perbedaannya adalah kami memilih satu orang yang pintar itu untuk mengelola pemerintahan dan lembaga-lembaga di bawahnya, sisanya yang 9 orang yang lain menjadi pembantu-pembantunya. Sedangkan ditempat anda lebih suka memilih satu orang yang bodoh dan meninggalkan yang 9 orang pintar itu menjadi pengangguran...!!!


Hanya itu mungkin sebabnya sehingga kalian menganggap kami semua adalah orang-orang pintar !

Jauh dari Kabinet Indonesia Maju apalagi setelah reshuffle dan pelantikan 6 menteri baru hari Rabu lalu (23/12/2020, yang nampak semakin solid karena bersatunya dua rival tradisional di dalam pemerintahan, yaitu Jokowi - Ma'ruf Amin (presiden dan wapres) dan Prabowo - Sandi, keduanya menduduki 2 pos penting di dalam kabinet...

Tulisan Ini hanya-lah inspirasi ringan dari sebuah hadits, nabi SAW bersabda :

إِذَا وُسِّدَ الْأَمْرُ إِلَى غَيْرِ أَهْلِهِ فَانْتَظِرْ السَّاعَةَ

Artinya: “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kiamat (kehancuran).” (HR. Bukhari).


Banyak orang yang memahami makna hadits di atas sebagai peristiwa kiamat mutlak, padahal sesungguhnya nabi Muhammad SAW telah mengisyaratkan pada dua keadaan sekaligus, yaitu hari kiamat dalam tempo yang jauh dan kehancuran nyata dalam kehidupan duniawi kita sekarang, yaitu disebabkan penyalagunaan wewenang di pemerintahan, lembaga, unit dan organisasi....

Maka apabila seorang jahil, bodoh dan tidak profesional menjadi pemimpin publik, perusahaan dan lembaga-lembaga keuangan lainnya lalu menyalahgunakan wewenang, maka ia menghancurkan moral dan negara... 

Atau seorang yang miskin papa tidak profesional hanya modal fisik, misalnya, tiba-tiba menjadi penguasa publik, baik kekuasaannya bersifat massal atau privat dalam suatu kekayaan, maka pasti dia tidak akan memberikan apa-apa kepada yang berhak, bahkan mengambil paksa (korupsi) segala yang ia kuasainya dari kekayaan tersebut...

Betul kata ulama salaf: Janganlah engkau memasukkan tanganmu ke mulut naga maka akan dilumatnya semuanya, lebih baik engkau memasukkannya ke tangan orang kaya karena mungkin akan membantu kemiskinan.

Jika orang jahil bodoh seperti ini dibiarkan berkembang hingga berkuasa maka agama dan moral pun juga akan ikut hancur, karena tidak ada kepentingan baginya untuk mengurusi soal agama, moral dan pendidikan bangsa, semua keinginannya hanya meraut harta sebanyak-banyaknya dan didepositokannya...

Dia tidak akan peduli masalah kerusakan moral bangsa dan tidak pula memperdulikan orang yang kehilangan hak-haknya. Maka jika sudah terjadi hal seperti ini di dalam masyarakat bangsa, komunitas dan perkumpulan maka tunggulah segala sesuatu akan berlaku terbalik, kata orang "dunia akan terbalik..." Orang yang benar ditusing pembohong, pembohong dijadikan orang shaleh benar,,,, orang jujur dibilang penipu, dan penipu disebut orang jujur....

Orang jahil menjadi viral dan orang pintar dibungkam atau menutup pintu kampus/pesantren... Persis seperti inilah yang pernah digambarkan oleh nabi Muhammad SAW, bersabda: "tanda-tanda kiamat adalah menghilangnya ilmu, dan menyebarnya kebodohan" (HR. Bukhari: 6808). 

Hadits lain: "ilmu akan dicabut dengan meninggalnya ulama, sehingga apabila sudah tidak ada lagi ulama maka orang-orang akan memilih pemimpinnya dari orang bodoh, maka jika ditanya ia akan berfatwa tanpa ilmu, lalu sesat dan menyesatkan" (HR. Bukhari: 100)....


Pada akhir zaman semua menjadi terbalik,,, segala sesuatu akan jungkir balik dari kenyataannya seperti kepala menjadi kaki. Wallahu A'lam ! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!