Minggu, April 04, 2021

LAKSANA SEBUTIR BIJI MENUMBUHKAN TUJUH BATANG POHON :

Serial: 99 Inspirasi Dahsyat Dari Perumpamaan-Live AlQuran (86) :

Prosfektif Rekayasa Genetika Pertanian  Persfektif AlQuran
By: Med Hatta 
"Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh batang (pohon), pada setiap batang ada seratus buah. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui."
*Baca: Versi Seluler 
Allah berfirman : 
مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتْ سَبْعَ سَنَابِلَ فِى كُلِّ سُنۢبُلَةٍ مِّا۟ئَةُ حَبَّةٍ ۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Terjemah Arti: "Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh batang (pohon), pada setiap batang ada seratus buah. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui" (QS. Al-Baqarah: 261). 

Ayat kajian secara lugas memberikan perumpamaan-live orang yang berinfak harta di jalan Allah adalah seperti orang yang menanam sebutir biji di dalam tanah menumbuhkan tujuh batang pohoh, dan pada setiap pohon memproduksi 100 buah, bahkan masih bisa berlipat ganda lagi hingga tidak terbatas. Umumnya tokoh-tokoh tafsir terdahulu tidak pernah membayangkan bahwa ada varietas biji tanaman yang dapat menumbuhkan tujuh batang pohon kembar dan setiap batangnya memproduksi minimal 100 buah sampai berkali-kali lipat tanpa batas. Imam Al-Baidhawi menyimpulkan bahwa itu hanyalah perumpamaan untuk menunjukkan besaran pahala bagi orang yang berinfak harta di jalan Allah, dan sebagai perumpamaan tidak mesti harus ada biji tanaman yang sesubur itu di dalam realita Botanic. 

Kita - tentu - mengapresiasi tokoh tafsir Al-Baidhawi dan para pakar tafsir besar lainnya atas ijtihad mereka, dan memaklumi mereka karena memang teknologi pertanian pada masa itu masih sangat sederhana sekali serta belum mengalami kemajuan seperti sekarang. Berkembangnya teknologi pertanian dewasa ini terutama bidang rekayasa genetika membuat penulis semakin meyakini bahwa Allah tidak-lah menyebut sesuatu di dalam AlQuran kecuali bahwa itu adalah fakta, memang - mungkin - sebagian belum nampak terlihat persis seperti apa yang dimaksudkan itu (sekarang), tetapi di masa depan pasti akan direalisasikan oleh sains modern terutama rekayasa genetika pertanian yang semakin berinovasi dibidangnya. Mengapa penulis yakin akan hal itu karena kenyataan bahwa satu sel telur di dalam rahim perempuan saja bisa melahirkan bayi kembar tiga bahkan ada sampai 5 dan lebih, karena izin Allah. Maka tulisan ini diberi tema "Prosfektif Rekayasa Genitika Pertanian Menurut Persfektif AlQuran". 
Rekayasa genetika 

Rekayasa genetika merupakan proses memanipulasi atau melakukan perubahan susunan asam nukleat dari gen atau menyelipkan gen baru ke dalam organisme penerima. Teknologi rekayasa genetika merupakan inti dari bioteknologi. Gen yang diselipkan dan organisme penerima dapat berasal dari organisme apa saja. Rekayasa genetika bisa dilakukan pada hewan, tumbuhan, bahkan pada manusia.

Untuk rekayasa pada tumbuhan, atau tanaman penghasil buah, tujuannya untuk meningkatkan produksi, dan mutu produksi, agar tahan lama, meningkatkan kandungan gizi, tahan terhadap serangan hama, dan penyakit tertentu.

Sungguh mencengankan, AlQuran yang diturunkan kepada nabi Muhammad SAW sejak 14 abad lalu, sudah lebih awal berbicara tentang peningkatan produksi pertanian yang berlipat ganda hingga tiada batasnya sampai hari kiamat. Padahal sains modern saja sampai hari ini belum mencapai kemajuan seperti itu. 

Meskipun berbagai alat produksi saat ini, seperti perbaikan produksi atau pemilihan varietas yang baik berdasarkan rekayasa genetika, telah meningkatkan produksi. Tapi belum mencapai hasil berkali-kali lipat ganda hingga tak terbatas seperti diungkapkan AlQuran pada ayat kajian : 

وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Terjemah Arti: "Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui".
Capaian Tertinggi Rekayasa Genetika Pertanian Modern : 

Tiga malam tiga hari penulis "i'tikaf" menelusuri berbagai literatur yang berhubungan dengan rekayasa pertanian untuk mengindentifikasi sebuah "biji yang dapat menumbuhkan tujuh batang kembar" - secara khusus - seperti diungkapkan ayat kajian, tapi tidak mendapatkan hasil maksimal. Hingga menemukan sebuah buku tentang "Tanaman Biji-Bijian", yang ditulis oleh Prof. Abdelhamid Yunus (Guru Besar Studi Rekayasa Pertanian di Mesir), terbit: Tahun 1987. Dan informasi di dalam buku terakhir inilah - menurut penelusuran penulis - merupakan capaian tertinggi hasil rekayasa genetika pertanian modern hingga hari ini.

Salah satu kajian Prof. Abdelhamid dalam bukunya tersebut adalah menganalisa biji gandum, dia mengambil sampel varietas gandum halus Meksiko. Menurutnya varietas ini cenderung batangnya lebih tinggi dan memiliki antara 17-25 tangkup (satu batang berisi beberapa tangkup), dan pada setiap tangkup ada lima bunga subur, artinya satu tangkup berisi 85 buah (5 x 17) hingga 125 buah (5 x 25). 

Diketahui bahwa varietas Meksiko diproduksi sebagai loncatan dalam jumlah besar melalui perkawinan silang strain Meksiko dan Pakistan, dan sebelum penemuan varietas ini, jumlah buah dalam tangkup jauh lebih sedikit daripada jumlah yang dihasilkan tersebut. Jadi, produksi melebihi seratus buah, dan mencapai 125 buah sebagaiman digambarkan di atas, dan saya yakin bahwa jumlah buah yang akan dihasilkan dalam 100 tahun kedepan atau abad-abad yang akan datang bisa mencapai berkali-kali lipat. 

Siapakah yang pernah membayangkan kalau sebelum 1400 tahun yang lalu (waktu diturunkan AlQuran), Allah telah menyebutkan sebuah target produksi melampaui dari seratus buah per batang,,,? bukankah yang mengatakan itu adalah Dia (Allah) yang mengetahui rahasia langit dan bumi...? Kalau tidak, apakah pada masa Rasulullah SAW terdapat teknologi untuk meningkatkan produksi, atau melakukan rakayasa genika dan kemudian mendapatkan tanaman yang lebih baik..?!

Pada masa lalu, nenek moyang kita cukup mengandalkan pengelolaan sebidang tanah yang Ideal dan menghasilkan panen yang mencukupi kebutuhan keluarga atau lebih sedik, tetapi kemudian adanya peningkatan populasi penduduk dunia menyebabkan munculnya masalah kekurangan produksi pertanian dan ketidak cukupan mereka untuk konsumsi, yang selanjutnya memicu terjadinya kasus kelaparan massal di Cina, India dan Afrika... dst. Oleh karenanya, di era modern saat ini telah dicoba berbagai metode mutakhir dimana diperkenalkan rekayasa genetika untuk menghasilkan tanaman dalam jumlah yang melimpah guna memenuhi kebutuhan yang semakin meningkat. 

Anehnya, bagaimana mungkin mereka tidak mendengar Rasulullah SAW membacakan ayat kajian ini, kemudian meyakini bahwa perumpamaan yang buat AlQuran itu adalah ril adanya. Lagipula, apa yang telah difirmankan Allah SWT tentang penggandaan produksi tetap terbuka meskipun capaian produksi sudah melebihi - nanti - 1 : 1000 buah, dan sampai seterusnya hingga mentok angka-angka digital. Dan inilah sesungguhnya makna petunjuk  dari kata "penggandaan" dalam bahasa AlQuran. Dan - menurut penulis - ketika Allah menyebut dalam firman-Nya : 

وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Terjemah Arti: "Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui". 

Maka penggandaan yang dimaksud ayat kajia  itu adalah, selain meningkatkan produksi (banyak buah) termasuk (juga) peningkatan mutu produksi, bobot buah , tinggi kadar protein, nutrisi atau gizi, tahan terhadap serangga hama, dan penyakit tertentu. 

Lihatlah negara-negara yang maju sekarang, seakan-akan merekalah yang mengamalkan pesan ayat kajian tentang peningkatan produksi hingga berlipat-lupat ganda tak terbatas dengan kemajuan rekayasa genetika yang mereka terus kembangkan, karena mereka mentransmisikan perubahan genetik ke dalam sel, membawa varietas khusus, terperinci pada pengukurannya, dan varietas itu dapat bersifat umum, seperti meningkatkan kualitas protein benih, dan meningkatkan tingkat protein pada tanaman penggembalaan, dan di antaranya juga menampilkan kemandulan dan perbaikan kesuburan tanaman jantan. 

Konversi kimiawi (seperti konversi nitrogen menjadi amonia), ketahanan terhadap penyakit, serangga, kekeringan, banjir, garam dan mineral (terutama timbal dan aluminium), herbisida, pestisida, peningkatan fotosintesis karbon, respons terhadap pupuk, toleransi dingin, dll. Semua karakteristik ini sesuai pesan-pesan ayat kajian, Allah berfirman : 

وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُ ۗ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ
Terjemah Arti: "Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah Mahaluas, Maha Mengetahui". 

Sungguh Allah SWT telah menanamkan kecintaan akan ilmu pengetahuan dari sejak manusia diciptakan di dalam dada para ilmuan  untuk melakukan segala upaya demi mengaplikasikan apa yang disampaikan Allah SWT dalam ayat-ayat AlQuran untuk melayani umat kemanusiaan. Kita  tidak tahu apakah nabi Muhammad SAW mengetahui yang ghaib? Apakah dia bisa tahu sesuatu tentang gen, jika bukan dari Allah :Azza Wajalla. Walla ha u A'lam ! 

KAJIAN SELANJUTNYA : 
(83) Ten 
(84) Ten 
(85) Ten 
(86) Ten 

KAJIAN SEBELUM YA : 
(79) Ten 
(78) Ten 
(77) Ten 
(76) Ten 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!