Senin, April 05, 2021

DONASI ORANG KAFIR LAKSANA TANAMAN YANG DIHANCURKAN OLEH ANGIN YANG KENCANG :

Serial: 99 Inspirasi Dahsyat Dari Perumpamaan-Live AlQuran (46) : 

Angin Yang Membawa Bencana 
By: Med Hatta 
"Perumpamaan harta yang mereka infakkan di dalam kehidupan dunia ini, ibarat angin yang mengandung hawa sangat dingin, yang menimpa tanaman (milik) suatu kaum yang menzalimi diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menzalimi mereka, tetapi mereka yang menzalimi diri sendiri.
*Baca: Versi Seluler 
Allah berfirman : 

مَثَلُ مَا يُنفِقُونَ فِى هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَثَلِ رِيحٍ فِيهَا صِرٌّ أَصَابَتْ حَرْثَ قَوْمٍ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فَأَهْلَكَتْهُ ۚ وَمَا ظَلَمَهُمُ ٱللَّهُ وَلَٰكِنْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Terjemah Arti: "Perumpamaan harta yang mereka infakkan di dalam kehidupan dunia ini, ibarat angin yang mengandung hawa sangat dingin, yang menimpa tanaman (milik) suatu kaum yang menzalimi diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menzalimi mereka, tetapi mereka yang menzalimi diri sendiri" (QS. Ali Imran: 117). 

AlQuran yang mukjizat, menyebutkan kata "angin" secara fenomenal dalam dua bentuknya pada beberapa ayat yang suci: Pertama, bentuk single "ريح" (rihun: satu arah (mata) angin); adalah angin yang selalu identik dengan bencana. Kedua, bentuk plural "رياح" (riyahun: banyak mata angin); adalah angin yang identik dengan rahmat. Kalimat angin dalam bentuk plurial "رياح", disebutkan sebanyak 10 kali pada 10 ayat suci yang berbeda-beda di dalam AlQuran. Sedangkan kalimat angin dalam bentuk single "ريح', disebutkan sebanyak 18 kali pada 17 ayat suci. Karena berulang penyebutannya pada satu ayat suci di dalam surah Yunus.

Tesis di atas jamak didukung oleh kalanga ahli tafsir - sepakat - bahwa apabila AlQuran menyebut kata "angin" dalam bentuk single (ريح/rihun) maka itu adalah angin yang membawa bencana, tapi jika penyebutan angin itu dalam bentuk kata plural (رياح/riyahun) maka angin itu identik dengan rahmat. Pakar tafsir kontemporer, Syeikh Muhammad Mutawalli Saya'rawi menegaskan bahwa berdasarkan teori sains modern, apabila angin datang dari satu arah (saja) maka itu akan bergerak sangat kencang dan melabrak semua yang dilewatinya hingga merobohkan pepohonan atau bangunan, tetapi jika angin datang dari berbagai arah maka akan saling menopang dan tidak membahayakan alam sekitarnya. Syeikh Sya'rawi memberi contoh dari AlQuran, Allah berfirman : 

وَأَرْسَلْنَا ٱلرِّيَٰاحَ لَوَٰقِحَ
Terjemah Arti: "Dan Kami telah meniupkan angin untuk mengawinkan" (QS. Al-Hijr: 22);

وَفِى عَادٍ إِذْ أَرْسَلْنَا عَلَيْهِمُ ٱلرِّيحَ ٱلْعَقِيمَ؛ مَا تَذَرُ مِن شَىْءٍ أَتَتْ عَلَيْهِ إِلَّا جَعَلَتْهُ كَٱلرَّمِيمِ
Terjemah Arti: "Dan (juga) pada (kisah kaum) 'Ad, ketika Kami kirimkan kepada mereka angin yang membinasakan, (angin itu) tidak membiarkan suatu apa pun yang dilandanya, bahkan dijadikannya seperti serbuk." (QS. Ad-Dzariyat: 41-42).

Ayat suci dari Al-Hijr di atas menyebut kata "angin" dalam bentuk plural maka menjadi rahmat dalam membuahi tanama-tanaman. Dan penyebutan kata "angin" dalam bentuk single maka menjadin bencana yang membinasakan bangsa "Ad" pada masa nabi Hud as. 

Namun, teori di atas dipatahkan oleh satu ayat suci di dalam AlQuran, yaitu ayat ke-22 dari surah Yunus. Dan ini adalah satu-satunya ayat suci AlQuran yang menyebut kata "angin" secara berulang dan semuanya dalam bentuk single, Allah berfirman : 

حَتَّىٰٓ إِذَا كُنتُمْ فِى ٱلْفُلْكِ وَجَرَيْنَ بِهِم بِرِيحٍ طَيِّبَةٍ
Terjemah Arti: "Sehingga ketika kamu berada di dalam kapal, dan meluncurlah (kapal) itu membawa mereka (orang-orang yang ada di dalamnya) dengan tiupan angin yang baik," (QS. Yunus: 22);

Dalam kasus ini para pakar tafsir mengomentari bahwa adanya sebutan "angin" berbentuk single dan mempunyai arti rahmat, berbeda dengan ayat-ayat suci yang lain dimana mengidentikkan kata "angin" dalam bentuk single sebagai angin bencana, itu disebabkan karena apabila angin datang dari berbagai arah menerpa sebuah perahu pasti akan mengakibatkan bencana, maka haruslah yang mendorong perahu itu adalah angin yang datang dari satu arah saja. Oleh karena itu Allah tidak menyebutkan kata "angin" di sini secara mutlak, tapi disebut sebagai "angin yang baik".

Oleh karena itu, pada ayat suci yang sama Allah menyebutkan kata "angin" (kembali) yang berbentuk single (juga) dan dalam karakter aslinya, Allah berfirman : 

وَفَرِحُوا۟ بِهَا جَآءَتْهَا رِيحٌ عَاصِفٌ
Terjemah Arti: "dan mereka bergembira karenanya; tiba-tiba datanglah angin badai" (QS. Yunus: 22). 

Dari ayat suci ini Allah ingin mendemenstrasikan Maha Kuasa-Nya kepada kita, agar tidak terjadi kesan bahwa Allah SWT telah menciptakan makhluk dan meletakkan peraturannya kemudian mencabut hukum-hukum itu, tentu saja tidak. Bahwa Allah SWT yang mendirikan langit dan bumi mempunyai ketetapan mutlak. 

Nasib Donasi Orang Kafir : 
 
Kembali pada ayat kajian, Allah berfirman : 

مَثَلُ مَا يُنفِقُونَ فِى هَٰذِهِ ٱلْحَيَوٰةِ ٱلدُّنْيَا كَمَثَلِ رِيحٍ فِيهَا صِرٌّ أَصَابَتْ حَرْثَ قَوْمٍ ظَلَمُوٓا۟ أَنفُسَهُمْ فَأَهْلَكَتْهُ ۚ وَمَا ظَلَمَهُمُ ٱللَّهُ وَلَٰكِنْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Terjemah Arti: "Perumpamaan harta yang mereka infakkan di dalam kehidupan dunia ini, ibarat angin yang mengandung hawa sangat dingin, yang menimpa tanaman (milik) suatu kaum yang menzalimi diri sendiri, lalu angin itu merusaknya. Allah tidak menzalimi mereka, tetapi mereka yang menzalimi diri sendiri" (QS. Ali Imran: 117). 

Pada ayat kajian Allah memberikan perumpamaan  tentang apa yang orang-orang kafir donorkan dari hartanya untuk tujuan membuat permusuhan terhadap agama Islam dan menistakannya. Maka ibarat mereka adalah seolah-olah seseorang menanam tanaman dengan mengharapkan hasilnya yang berlimpah ruah. Namun, alih-alih menunggu hasil panen yang menjanjikan, melainkan justru bencana angin yang sangat dingin menyengat yang memberangus semua tanaman-tanaman mereka itu hingga tak tersisakan sedikit pun. Mereka tidak mendapatkan apa-apa kecuali hanya kerugian modal, tenaga dan penyesalan yang berkepanjangan. Maka benar firman Allah : 

إِنَّ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ يُنفِقُونَ أَمْوَٰلَهُمْ لِيَصُدُّوا۟ عَن سَبِيلِ ٱللَّهِ ۚ فَسَيُنفِقُونَهَا ثُمَّ تَكُونُ عَلَيْهِمْ حَسْرَةً ثُمَّ يُغْلَبُونَ ۗ وَٱلَّذِينَ كَفَرُوٓا۟ إِلَىٰ جَهَنَّمَ يُحْشَرُونَ
Terjemah Arti: "Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu, menginfakkan harta mereka untuk menghalang-halangi (orang) dari jalan Allah. Mereka akan (terus) menginfakkan harta itu, kemudian mereka akan menyesal sendiri, dan akhirnya mereka akan dikalahkan. Ke dalam Neraka Jahanamlah orang-orang kafir itu akan dikumpulkan," (QS. Al-Anfal: 36). 

Demikianlah nasib orang-orang kafir yang menzalimi diri mereka sendiri. Allah berfirman : 

وَمَا ظَلَمَهُمُ ٱللَّهُ وَلَٰكِنْ أَنفُسَهُمْ يَظْلِمُونَ
Terjemah Arti: "Allah tidak menzalimi mereka, tetapi mereka yang menzalimi diri sendiri".

Mereka menzalimi diri mereka sendiri karena ingkar kepada Allah SWT, menistakan rasul-Nya dan mendonasikan hartanya dengan tujuan menciptakan kebencian terhadap Islam. Hal itu semua yang menggagalkan usaha-usaha mereka dan kehabisan harta secara sia-sia. Wallahu A'lam ! 

KAJIAN SELANJUTNYA : 
(83) Ten 
(84) Ten 
(85) Ten 
(86) Ten 

KAJIAN SEBELUMNYA : 
(79) Ten 
(78) Ten 
(77) Ten 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!