*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat Dari Perumpamaan-Live AlQuran (63) :
"Si Bisu dan Si Gagah?"
By: Med Hatta
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَبْكَمُ لَا يَقْدِرُ عَلَى شَيْءٍ وَهُوَ كَلٌّ عَلَى مَوْلَاهُ أَيْنَمَا يُوَجِّهْهُ لَا يَأْتِ بِخَيْرٍ هَلْ يَسْتَوِي هُوَ وَمَنْ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَهُوَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
Terjemah Arti: "Dan Allah membuat (pula) perumpamaan; dua orang lelaki yang seorang bisu, tidak dapat berbuat sesuatupun dan ia menjadi beban atas penanggungnya, ke mana saja ia disuruh oleh penanggungnya itu, ia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun. Samakah orang itu dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan, dan dia berada pula di atas jalan yang lurus?" (QS. An-Nahl: 76);
Siapakah Kedua Lelaki Yang Misterius Itu ?
Tokoh tafsir dunia berkebangsaan Mesir Imam As-Suyuthi (1445 - 1505 M) di dalam kitabnya "مفحمات الأقران", mencoba menjawab misteri ayat perumpamaan tersebut mengatakan: "Firman Allah: (Dan Allah membuat (pula) perumpamaan; dua orang lelaki...), disampaikan oleh Ibn Abi Hatim dari Ibnu Abbas, berkata: Ayat ini turut pada (kasus) dua orang laki-laki, yang bisu diantaranya dan merepotkan penanggungnya adalah "Usaid bin Abil 'Ash", dan yang memerintahkan keadilan adalah "Utsman bin Affan"...
Berbeda dengan Abu Al-Hasan Ali Al-Wahidi (w. 1076 M), pakar Bahasa, tafsir dan sejarahwan Islam kelahiran Naisabur - Iran, di dalam kitabnya "الوجيز في تفسير الكتاب العزيز", mengatakan: "Firman Allah:
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَبْكَمُ لَا يَقْدِرُ عَلَى شَيْءٍ
(Dan Allah membuat (pula) perumpamaan; dua orang lelaki yang seorang bisu, tidak dapat berbuat sesuatupun), yaitu orang yang tak bisa berbuat karena ia tidak mengerti pembicaraan dan tak dipahami bicaranya.
وَهُوَ كَلٌّ
(tidak dapat berbuat sesuatupun dan ia menjadi beban), yaitu membebani dan merepotkan;
عَلَى مَوْلَاهُ
(atas penanggungnya), yaitu teman dan kerabatnya;
أَيْنَمَا يُوَجِّهْهُ
(ke mana saja ia disuruh oleh penanggungnya itu), yaitu yang diperintahkannya;
لَا يَأْتِ بِخَيْرٍ
(ia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun), karena ia lemah tidak mengerti apa yang dikatakan padanya dan tak dipahami bicaranya;
هَلْ يَسْتَوِي هُوَ
(Samakah orang itu), yaitu orang bisu tersebut;
وَمَنْ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ
(dengan orang yang menyuruh berbuat keadilan), ialah orang mukmin yang menyerukan kepada ke-Esa-an Allah SWT.
وَهُوَ عَلَى صِرَاطٍ مُسْتَقِيمٍ
(dan dia berada pula di atas jalan yang lurus?), yaitu agama yang lurus."
Adapun orang bisu yang dimaksud ayat - menurut - Al-Wahidi adalah "Ubay bin Khalaf" karena ia menjadi beban yang menyusahkan masyarakat, dan orang yang memerintahkan keadilan adalah "Hamzah bin Abdul Muthalib."
Sebagian pakar tafsir lainnya yang memilih tidak menyebutkan simbol tertentu tapi menafsirkan ayat secara general, Allah berfirman :
وَضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا رَجُلَيْنِ أَحَدُهُمَا أَبْكَمُ
Terjemah Arti: "Dan Allah membuat (pula) perumpamaan; dua orang lelaki yang seorang bisu";
Yang dimaksud salah satunya yang bisu adalah seseorang yang memiliki lidah pendek yang tidak bisa berbicara dengan baik... Ada juga yang mengatakan bahwa yang bisu semenjak dari lahir, setiap yang bisu - biasanya - tuli, tapi tidak semua yang tuli adalah bisu...
Diriwayatkan oleh Tsa'lab dari Ibnu Al-A'rabi bahwa yang dimaksudkan adalah yang tidak mendengar dan tidak melihat.
Kemudian AlQuran menjelaskan karakteristik orang bisu tersebut: Pertama, Allah berfirman :
لا يَقْدِرُ عَلَى شَيْءٍ
(tidak dapat berbuat sesuatupun), yaitu sesuatu yang berhubungan dengan dirinya atau orang lain karena ia tidak mengerti dan tidak mampu mengungkapkannya. Hal itu menunjukkan kelemahan dan kekurangannya; Kedua, firman Allah:
وَهُوَ كَلٌّ عَلَى مَوْلَاهُ
(dan ia menjadi beban atas penanggungnya), yaitu wali, kerabat dan setiap yang menanggung hidupnya. Ia (juga) memberatkan saudara-saudaranya. Sifat ini menunjukkan keterbatasan dan ketidak mampuannya secara mutlak. Dan Ketiga, firman Allah :
أَيْنَمَا يُوَجِّهْهُ لَا يَأْتِ بِخَيْرٍ
(ke mana saja ia disuruh oleh penanggungnya itu, ia tidak dapat mendatangkan suatu kebajikanpun), yaitu, ia mempromosikannya dan memodalinya untuk mencari kebutuhan atau kecukupan yang penting; (ia tidak akan pernah membawa kebaikan), karena ia tidak berdaya, bisu, tidak mengerti dan tidak mencerna apa yang dikatakan kepadanya dan ia tidak bisa mengatakan Apakah dia. Maka (Samakah orang itu?) Yaitu, orang bisu dengan kondisi dirinya seperti dijelaskan itu?
Tentu saja kedua hal tersebut sangat berbeda; (orang yang menyuruh berbuat keadilan) kepada rakyat, dengan kafasitas dalam dirinya yang mampu mempersentasikan apa yang ingin ia sampaikan, mengerti dan mampu bertindak terhadap segala konsukwensi, ia sehat jasmani dan rohani, berguna, kapabel, rasional, dan religius; (dan ia), yaitu, ia dalam dirinya sendiri berada (di jalan yang lurus.) Yaitu, di dalam agama yang benar dan biografi yang bersih yang tidak memiliki kecenderungan ke salah satu dari dua sisi negatif, berlebihan atau melampaui batas.
Adapun mengapa dibandingkan deskripsi pertama dengan deskripsi kedua yang disebutkan terakhir, karena hasil deskripsi yang pertama adalah bahwa dia tidak pantas mendapatkan apa pun. Sedangkan diskripsi yang kedua adalah bahwa ialah yang berhak atas kapasitasnya yang sempurna. Maksud dari penjelasan ini bahwa diskripsi yang kedua itu (orang beriman) sangat jauh sekali disisi Allah SWT bila mau disandingkan dengan orang yang mempersekutukan-Nya.
Ibnu Abbas menjelaskan: Yang dimaksud dengan yang bisu adalah orang kafir, dan yang memerintahkan keadilan adalah orang beriman,,, maka perumpamaan AlQuran ini adalah dalam bentuk perbuatan, dan ayat ini berlaku umum untuk setiap orang yang beriman dan yang tidak beriman. Dan orang yang memerintahkan keadilan itu adalah Rasulullah SAW, dan yang bisu adalah orang kafir seperti Abu Jahal.
Termasuk (juga) dalam kelompok orang bisu itu adalah seorang kafir, Usaid bin Abil Ash, ia sangat membenci Islam, biasanya ia ditanggung oleh Utsman bin Affan dari nafkah dan membiayai segala keperluaannya, tapi malah melarang orang lain bersedekah dan berbuat kebaikan, maka ayat turun kepada keduanya. Wallahul Musta'an !
<<<===[62]•TERKAIT•[64]===>>>
KAJIAN SELANJUTNYA :
- Detaktif Musa Menyingkap Kasus Pembunuhan Misterius
- Bani Israil Ingin Melihat Tuhan
- Ahli Kitab Mengenal Nabi Muhammad SAW
- Perbandingan Puasa Ramadhan dan Puasa Umat Masa Lalu
- Ten
KAJIAN SEBELUMNYA :
- Ten
- Ten
- Bag Protokoler Setan Menggoda Seseorang
- Koalisi Munafiq dan Yahudi Yang Gagal
- Dunia Laksana Panggung Sandiwara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!