My Buku Kuning Center : MISTERI SEORANG BUDAK LELAKI DALAM PERUMPAMAAN ALQURAN :

DROP MENU

Kamis, Juli 15, 2021

MISTERI SEORANG BUDAK LELAKI DALAM PERUMPAMAAN ALQURAN :

*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat Dari Perumpamaan-Live AlQuran (62)

"Seorang Budak Yang Tak Berdaya?"
By: Med Hatta 
"AlQuran Al-Karim yang paten, signal Allah yang yang kokoh, kitab suci yang telah melumpuhkan kepiawaian bangsa Arab dalam seni sastra dan kesusatraan. Pada beberapa ayat kandungan AlQuran terkadang membuat para pakar kebingungan dimana terdapat didalamnya berbagai kemisteriusan yang sulit ditebak..."
*Baca: Versi Seluler 
Diantara ayat-ayat yang mengandung misteri itu adalah firman Allah pada ke 76 dari surah An-Nahl. Allah berfirman : 

ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا عَبْدًا مَّمْلُوْكًا لَّا يَقْدِرُ عَلٰى شَيْءٍ وَّمَنْ رَّزَقْنٰهُ مِنَّا رِزْقًا حَسَنًا فَهُوَ يُنْفِقُ مِنْهُ سِرًّا وَّجَهْرًاۗ هَلْ يَسْتَوٗنَ ۚ اَلْحَمْدُ لِلّٰهِ ۗبَلْ اَكْثَرُهُمْ لَا يَعْلَمُوْنَ
Terjemah Arti: "Allah membuat perumpamaan seorang budak sahaya di bawah kekuasaan orang lain, yang tidak berdaya berbuat sesuatu, dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik, lalu dia menginfakkan sebagian rezeki itu secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan. Samakah mereka itu? Segala puji hanya bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui." (QS. An-Nahl: 75). 
Siapakah budak sahaya kepemilikan yang tidak punya daya, dan siapakan majikannya yang gagah berjasa itu ? 

Adalah masyarakat pada masa itu adalah masyarakat diskriminatif... Majikan adalah pemilik solusi dan kontrak, dan budak adalah orang yang melaksanakan perintah majikannya, mereka tak memiliki hak apapun dan tak mampu mengatur urusannya sendiri. Budaya dan tradisi itu berlangsung berabad-abad lamanya. "Tidak ada persamaan hak antara majikan dan budak'. 
Jika adat dan tradisi saja berlaku seperti itu, bagaimana mereka bisa menyamakan antara Tuhan semesta alam, yang menguasai segala urusan dan di tangan-Nya berlaku kerajaan segala sesuatu. Dengan seorang hamba ciptaan-Nya, dan semua makhluk tunduk pada perintah-Nya dan menurut kehendak-Nya. Dan setiap makhluk tunduk pada keperkasaan-Nya..?

Tokoh tafsir besar dunia dari negeri Maghribi - Andalusia, Imam Al-Qurthubi (1215 - 1273 M), mengatakan: Bahwa sebagaimana - dalam tradisi - tidak sama antara budak yang dikuasai dan tidak mampu melakukan apapun, dengan seseorang yang merdeka dan diberi rezeki yang berlimpah, maka demikian pula Aku (Allah) dengan berhala-berhala itu... 
Dengan demikian, yang menjadi perumpamaan dalam ayat ini adalah seorang budak dengan status yang dikuasai, yang tidak mampu apapun dari uang atau dari inisiatifnya sendiri, melainkan ia hanya tunduk pada kehendak majikannya. Namun ayat kajian (juga) tidak menyiratkan bahwa semua budak dalam kapasitas tersebut, karena nikirah (penyangkalan) tidak menunjukkan secara general menurut pengucapan ahli bahasa. 

Lebih lanjut, Al-Qurtubi menjelaskan (menukil) dari Qatadah, mengatakan: Bahwa perumpamaan ini dimaksudkan untuk orang mukmin dan orang kafir; maka Qatada meyakini bahwa budak kepemilikan adalah orang kafir, karena dia tidak mendapat manfaat di akhirat dari ibadahnya, dan bahwa ayat: “Dan kepada siapa kami telah memberikan rizki yang baik kepada kami”, adalah orang yang beriman. Dan pendapat yang utama adalah yang disepakati oleh mayoritas (jumhur) ulama dan pakar tafsir.
Al-Razi, tokoh tafsir besar lainnya, mendukung apa yang dinyatakan di dalam tafsir Al-Qurtubi, tetapi ia menambahkan penjelasan sesuai yang ia tangkap dari ayat kajian, Allah berfirman : 
عَبْدًا مَّمْلُوْكًا لَّا يَقْدِرُ عَلٰى شَيْءٍ
(seorang hamba sahaya di bawah kekuasaan orang lain, yang tidak berdaya berbuat sesuatu), menurutnya yang dimaksud sebagai budak sahaya (hamba) adalah berhala, karena patung juga disebut hamba. Allah berfirman : 

إِن كُلُّ مَن فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ إِلَّآ ءَاتِى ٱلرَّحْمَٰنِ عَبْدًا
Terjemah Arti: "Tidak ada seorangpun di langit dan di bumi, kecuali akan datang kepada Tuhan Yang Maha Pemurah selaku seorang hamba." (QS. Maryam: 93). 

Mengenai ia (di bawah kekuasaan orang lain, yang tidak berdaya berbuat sesuatu), itu sangat jelas (pada sifat berhala). Sedangkan yang dimaksud firman Allah: (dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik, lalu dia menginfakkan sebagian rezeki itu secara sembunyi-sembunyi dan secara terang-terangan), yaitu penyembah berhala karena ia diberi rezki oleh Allah berupa harta maka wajar ia membelanjakan hartanya tersebut pada dirinya dan pengikutnya secara sembunyi-sembunyi dan terang-terangan. 
Jika (pendapat pertama) ini terbukti, maka kita boleh mengatakan: Bahwa mereka (budak dan majikan) itu tidak sama dalam nalar pikiran. Sebaliknya, pikiran yang jernih menyaksikan bahwa kuasa itu lebih sempurna dan lebih baik statusnya daripada yang tidak berdaya. Di sini, pikiran yang jernih bersaksi (pula) bahwa penyembah berhala lebih baik dari berhala itu sendiri. Jadi bagaimana bisa dinilai bahwa ia setara dengan Tuhan semesta alam dalam penghambaan? 

Ada pula (pendat kedua), mengatakan: Bahwa yang dimaksud dengan firman Allah: (seorang budak sahaya di bawah kekuasaan orang lain), adalah seorang budak tertentu dan disebut sebagai budak dari Utsman bin Affan. Dan penyokong pendapat ini menafsirkan ayat: (dan seorang yang Kami beri rezeki yang baik), yaitu Utsman bin Affan - secara khusus....

(Pendapat ketiga), Adalah umum pada setiap budak dengan sifat ini dan pada setiap orang merdeka dengan sifat ini (pula), dan pendapat ini adalah yang paling jelas, karena sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah SWT dalam ayat ini. Wallahu A'lam !

Sebuah pendapat yang berbeda (lagi) datang dari pakar tafsir populer, Imam As-Suyuthi dalam kitabnyab "لباب النقول في أسباب النزول", ia mengatakan: Dari Ibn Jarir meriwayatkan meriwayatkan dari Abbas, Allah berfirnan: (Allah membuat perumpamaan seorang budak sahaya di bawah kekuasaan orang lain), yaitu, Allah menurunkannya tentang seorang lelaki dari suku Quraisy dan budaknya.

Begitu juga dalam firman Allah: “Dua orang laki-laki yang salah satunya bisu” (yaitu: ayat kajian setelah ini - langsung), ia menyebutkan: Bahwa turun tentang Usman bin Affan dan budaknya bernama Usaid bin Abi Al-Ash yang membenci Islam dan melarang orang memberikan nafkah serta melarangnya berbuat amal kebaikan, sehingga terungkap tentang (keburukan)nya. Wallahul Musta'an !



KAJIAN SELANJUTNYA :
  • Detaktif Musa Menyingkap Kasus Pembunuhan Misterius 
  • Bani Israil Ingin Melihat Tuhan 
  • Ahli Kitab Mengenal Nabi Muhammad SAW 
  • Perbandingan Puasa Ramadhan dan Puasa Umat Masa Lalu 
  • Ten 
KAJIAN SEBELUMNYA :
  • Ten 
  • Ten 
  • Bag Protokoler Setan Menggoda Seseorang 
  • Koalisi Munafiq dan Yahudi Yang Gagal 
  • Dunia Laksana Panggung Sandiwara

Tidak ada komentar:

歓迎 | Bienvenue | 환영 | Welcome | أهلا وسهلا | добро пожаловать | Bonvenon | 歡迎

{} Thanks For Visiting {}
{} شكرا للزيارة {}
{} Trims Tamu Budiman {}


MyBukuKuning Global Group


KLIK GAMBAR!
Super-Bee
Pop up my Cbox
Optimize for higher ranking FREE – DIY Meta Tags! Brought to you by ineedhits!
Website Traffic