Selasa, Juli 20, 2021

TERSESAT KEBINGUNGAN DI BUMI :

*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat dari Perumpamaan-Live AlQuran (58) :

Disesatkan Oleh Setan 

By: Med Hatta

"Permohonan kepada selain Allah SWT adalah 'salah alamat' dan kemurtadan dari memohonan kepada Yang Maha Kuasa ke yang lemah tidak berdaya dan tidak mampu berbuat apa-apa. Pelakunya akan tersandung terpental ke belakang, karenanya menunjukkan transformasi yang tercela serta tak mungkin terjadi pada orang waras. Dan itulah tema kajian ini - sekarang - dari rangkaian seri 99 Inspirasi Dahsyat pada Perumpamaan-Live AlQuran...!"
*Baca: Versi Seluler 

Allah berfirman : 

قُلْ أَنَدْعُوا۟ مِن دُونِ ٱللَّهِ مَا لَا يَنفَعُنَا وَلَا يَضُرُّنَا وَنُرَدُّ عَلَىٰٓ أَعْقَابِنَا بَعْدَ إِذْ هَدَىٰنَا ٱللَّهُ كَٱلَّذِى ٱسْتَهْوَتْهُ ٱلشَّيَٰطِينُ فِى ٱلْأَرْضِ حَيْرَانَ لَهُۥٓ أَصْحَٰبٌ يَدْعُونَهُۥٓ إِلَى ٱلْهُدَى ٱئْتِنَا ۗ قُلْ إِنَّ هُدَى ٱللَّهِ هُوَ ٱلْهُدَىٰ ۖ وَأُمِرْنَا لِنُسْلِمَ لِرَبِّ ٱلْعَٰلَمِينَ

Terjemah Arti: "Katakanlah (Muhammad), "Apakah kita akan memohon kepada sesuatu selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat dan tidak (pula) mendatangkan mudarat kepada kita, dan (apakah) kita akan dikembalikan ke belakang, setelah Allah memberi petunjuk kepada kita, seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan." Kawan-kawannya mengajaknya ke jalan yang lurus (dengan mengatakan), "Ikutilah kami." Katakanlah, "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang sebenarnya); dan kita diperintahkan agar berserah diri kepada Tuhan seluruh alam," (QS. Al-An'am: 71). 

Ayat perumpamaan menggambarkan orang murtad dalam situasi paling buruk yang pernah dibayangkan orang Arab. Sebagaimana firman Allah : 

كَٱلَّذِى ٱسْتَهْوَتْهُ ٱلشَّيَٰطِينُ فِى ٱلْأَرْضِ حَيْرَانَ

Terjemah Arti: “seperti orang yang telah disesatkan oleh setan di bumi, dalam keadaan kebingungan.” 

Kata Al-Qurthubi (menukil dari Ibnu Abbas): yaitu, perumpamaan penyembah berhala adalah seperti orang yang dipanggil oleh setan lalu mengikutinya, maka ia melemparkannya ke dalam kesesatan dan kehancuran, dan ia bingung dalam tugasnya itu.

Sebuah riwayat menyebutkan bahwa ayat ini turun untuk Abdur Rahman bin Abu Bakar yang mengajak bapaknya menjadi kafir sedangkan bapaknya dan orang-orang Islam mengajaknya masuk Islam. 

Sedangkan dalam kitab tafsir “المنتخب”, menjelaskan bahwa ayat ini adalah perintah Allah SWT kepada Rasulullah SAW untuk mengatakan kepada anak-anak kafir, sebagai sindiran kepada mereka, bahwa apakah harus menyembah kepada selain Allah, yang tidak dapat memberi manfaat, atau menolak keburukan, yang - justru - akan menyeret kita kembali ke dalam kemusyrikan, setelah Allah SWT membimbing kita kepada jalan iman. 

Itu sama halnya seperti orang yang tertipu oleh setan dan disesatkannya di bumi, bingung tidak melihat jalan yang benar, padahal ia memiliki sahabat orang-orang yang terpetunjuk yang - selalu - berusaha untuk menghindarkannya dari kesesatan, dan menyerunya kembalilah ke jalan yang benar, tapi ia tidak menghiraukan mereka. Padahal Allah telah memerintahkan kita untuk menaati-Nya, karena Dia adalah Pencipta alam semesta, Pemelihara mereka, dan Pengatur urusan mereka.

Grand Syeikh Al-Azhar, Dr. Muhammad Sayyid Tantawi mengomentari ayat, mengatakan: Yaitu, katakanlah, ya Rasulullah SAW, bahwa tidak masuk akal untuk menyembah selain daripada Allah dari deretan tuhan-tuhan yang tidak dapat menolong dirinya sendiri dari keburukan atau maraih manfaat bagi dirinya. Malah kita akan murtad dan berpaling setelah Allah SWT menganugerahi kita dengan iman, yang tiada anugerah lebih tinggi di atasnya.

Jelaslah dari bacaan ayat kajian di atas bahwa Allah SWT memerintahkan kepada Rasulullah SAW untuk menjelaskan kepada manusia tentang keuntungan besar yang dimiliki orang-orang yang, dengan hanya beriman kepada Allah, Pemilik Kekuasaan, Pencipta langit dan bumi, dan Yang Mengetahui yang ghaib dan yang nyata, setelah mereka meninggalkan penyembahan berhala yang mereka anggap sebagai dewa, yang tidak dapat memberikan keuntungan atau merugikan diri sendiri itu.

Ayat tersebut menunjukkan dalam perumpamaan-live bahwa orang yang murtad setelah beriman adalah seperti orang yang dibawa oleh setan untuk berjalan di muka bumi yang dia tidak tahu apa-apa dan tidak mengetahui seluk-beluknya yang membantunya bergerak dan menentukan jalan. Ia di bawa tersesat oleh setan yang membawanya berjalan di dalam kemurtadannya dan kembali kepada kekufuran setelah ia iman. 

Dan di dalam ayat (juga) menjelaskan tentang sejauh mana kerugian yang menimpa setiap orang yang telah diberi oleh Allah petunjuk, lalu mengikuti nafsunya meniti jalan kemurtadan setelah - sebelumnya - beriman.

Oleh karena itu, barangsiapa yang diselamatkan Allah dari kesesatan dan diberi petunjuk ke jalan yang lurus, siapakah yang mampu menyesatkannya setelah Allah memberinya petunjuk. Wallahul Musta'an !


<<<===[57]•TERKAIT•[59]===>>>


KAJIAN SELANJUTNYA :

(38) Detaktif Musa Menyingkap Kasus Pembunuhan Misterius 

(39) Bani Israil Ingin Melihat Tuhan 

(40) Ahli Kitab Mengenal Nabi Muhammad SAW 

(41) Perbandingan Puasa Ramadhan dan Puasa Umat Masa Lalu 

(42) Ten 

KAJIAN SEBELUMNYA :

(36) Ten 

(35) Ten 

(34) Bag Protokoler Setan Menggoda Seseorang 

(33) Koalisi Munafiq dan Yahudi Yang Gagal 

(32) Dunia Laksana Panggung Sandiwara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!