*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat Pada Perumpamaan-Live AlQuran (70) :
Penghulu Berhala Wad Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr
By: Med Hatta
*Baca: Versi Seluler
Allah berfirman :
إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ عِبَادٌ أَمْثَالُكُمْ ۖ فَادْعُوهُمْ فَلْيَسْتَجِيبُوا لَكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Terjemah Arti: "Sesungguhnya mereka (berhala-berhala) yang kamu seru selain Allah adalah umat (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu. Maka, serulah mereka lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu, jika kamu orang yang benar." (QS. Al-A'raf:194).
Fenomena penyembahan berhala bukanlah hal baru dalam sejarah peradaban manusia, bahkan menjelang akhir-akhir hayat nabi Adam orang-orang sudah banyak yang tersesat dari ajaran Allah yang dibawa oleh nabi Adam, bahkan putra kandungnya sendiri, Qabil memilih mengikuti amarah hawa nafsunya dengan mempelopori pertumpahan darah pertama di tanah bumi, ia membunuh saudara kandungnya dan lari bersama pengikutnya menyebarkan angkara murka di muka bumi.
Kesesatan manusia mencapai puncak-puncaknya setelah nabi Adam wafat, sehingga salah satu wasiat nabi Adam kepada pewaris dakwahnya, Syits dan Idris adalah memerangi kaum Qabil yang sudah jauh dari kebenaran dan menyebarkan kerusakan di muka bumi. AlQuran menggambarkan kesesatan manusia pada masa kegelapan itu, Allah berfirman :
كَانَ ٱلنَّاسُ أُمَّةً وَٰحِدَةً فَبَعَثَ ٱللَّهُ ٱلنَّبِيِّۦنَ مُبَشِّرِينَ وَمُنذِرِينَ
Terjemah Arti: "Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan." (QS. Al-Baqarah: 213).
Kata Imam Al-Hasan dan Atha' (menafsirkan ayat): Umat manusia (dahulu) dari sejak wafat Adam sampai diutus Nuh, menjadi satu umat dalam kekafiran, manusia hidup seperti binatang (tidak ada petunjuk), maka Allah mengutus Nuh dan rasul-rasul setelahnya... Fase antara Adam ke Nuh terbentang waktu yang sangat panjang mencapai sekitar seribu tahun, atau 10 abad sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas ra. Maka durasi waktu yang panjang itu membuat orang-orang lupa pada ajaran nabi Adam sehingga mereka hidup dalam kegelapan.
Ritus Penyembahan Berhala Pertama di Dunia :
Meski dalam masa senjang antara Adam dan Nuh itu diliputi kegelapan, namun bukan berarti ajaran agama Allah sudah lenyap sama sekali dari permukaan bumi tapi, seperti kata pepatah "segelap-gelapnya langit di malam berkabut, tetap saja ada beberapa bintang menyinari bumi", dan di tengah-tengah kegelapan manusia pada saat itu, tetapi selalu ada saja hamba-hamba Allah yang diberi-Nya hidayah. Maka tersebutlah ada lima orang hamba shaleh yang aktif memberikan pencerahan kepada umat, mereka adalah: Wad, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr.
Dakwah kelima tokoh tersebut menjadi sulu di tengah-tengah gelap-gulita kesesatan manusia, dan mereka mempunyai banyak pencinta serta pengikut-pengikut setia yang tercerahkan olehnya. Tetapi taqdir Allah tak dapat ditolak, maka satu persatu hamba shaleh itu meninggal dunia. Karenanya, pencintanya larut dalam kesedihan dan kehilangan panutan.
Maka kesempatan baik itupun tidak di sia-siakan oleh Iblis, dan ia mendatangi mereka yang sedang berkabung dalam rupa manusia bijaksana, ia berpura-pura menghibur mereka, mengatakan: Aku turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya guru-guru mulia kalian, tapi kalau boleh saya memberi saran sebaiknya kalian membuat patung-patung mereka dan diletakkan di altar tempat pertemuan kalian, agar selalu mengenangnya setiap merindukannya atau ingin mengingat kebaikan-kebaikannya.
Dari sinilah awalnya orang-orang memulai reuni-reunian bersama dengan patung-patung yang menggambarkan tokoh-tokoh panutan mereka, meskipun generasi pertama umat itu belum menyembah kepada kelima patung guru-gurunya, melainkan baru sebatas curhat-curhatan dan meluapkan rasa kerinduan mereka saja. Lalu, acara kumpul-kumpul di ruang patung-patung itu, lambat-laun, menjadi tradisi turun-temurun. Dan setelah beberapa generasi kemudian mulailah orang-orang mempertanyakan makna tradisi nenek moyang mereka berkumpul di altar patung-patung ?!
Kemudian, langkah kedua yang telah diprogram oleh Iblis telah tiba, ia mendatangi (lagi) generasi pelanjut yang sedang kebingungan itu dalam rupa seorang kakek tua yang bijaksana, mengatakan: Wahai cucuku, ajalku mungkin sudah tidak lama lagi, tapi saya harus menyampaikan wasiat dari buyut kalian bahwa patung-patung itu (menyebutkan nama-nama patung dan keistimewaan masing-masing) adalah tuhan-tuhan yang sangat dihormati di dunia ini, kakek-kakek kita menyembahnya jika ingin meminta pertolongan atau menjauhkan bencana. Maka sembahlah mereka niscaya keselamatan, kesejahteraan dan kebahagian akan tercurah dalam kehidupan kalian.
Itulah awal mula penyembahan berhala di muka bumi dengan menyembah patung-patung dari wajah orang-orang shaleh: Wad, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr. Maka ketika Nuh diutus pun sudah tidak bisa lagi mengalihkan kesesatan orang-orang yang sudah kecanduan menyembah kepada berhala-berhala, bahkan sebaliknya mereka mendustakan agama Allah yang di dakwahkan oleh nabi-Nya, Nuh as. Sehingga dakwah marathon selama 950 tahun yang dilakukan oleh Nuh tidak mampu mempengaruhinya. Mereka menconter dakwah Nuh, berkata seperti dibahasakan AlQuran. Allah berfirman :
وَقَالُوا۟ لَا تَذَرُنَّ ءَالِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا
Terjemah Arti: "Dan mereka berkata, "Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) tuhan-tuhan kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wad, dan jangan pula Suwa', Yaghuts, Ya'uq, dan Nasr." (QS. Nuh: 23).
Karena kesesatan mereka sudah terlampau jauh, dan mereka tidak mungkin lagi mendapatkan hidayah, kecuali kekafirannya akan semakin bertambah serta menyebabkan kerusakan-kerusakan di muka bumi lebih parah. Maka Allah membinasakan mereka dengan topan besar yang memusnahkannya dan seluruh apa yang ada dipermukaan bumi, kecuali yang ikut naik di perahu Nuh (saja). Allah berfirman (melalui pengaduan Nuh) :
وَقَالَ نُوحٌ رَّبِّ لَا تَذَرْ عَلَى ٱلْأَرْضِ مِنَ ٱلْكَٰفِرِينَ دَيَّارًا
Terjemah Arti: "Dan Nuh berkata, "Ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi." (QS. Nuh: 26).
Ritus Penyembahan Berhala Dalam Tradisi Arab Quraisy Sebelum Diutus Nabi Muhammad SAW :
Fase umat periode pertama keturunan Adam sudah punah, memasuki umat periode kedua keturunan Nuh, dan sejarah dakwah kenabian terus bergulir. Ibnu Abbas meriwayatkan: "Fase antara Adam dan Nuh adalah sepuluh abad, dari Nuh ke Ibrahim sepuluh abad, dari Ibrahim ke Musa 700 tahun, dari Musa ke Isa 1500 tahun dan antara Isa dengan Rasulullah Muhammad SAW adalah 600 tahun."
Masa selalu berbeda, umat senantiasa berganti, tetapi tantangan yang dihadapi oleh kelima rasul "Ulul Azmi" yang disebutkan di atas selalu berulang, yaitu kesesatan umat penyembah berhala. Nabi Muhammad SAW sebagai nabi dan rasul penutup akhir zaman, mengingatkan kepada umatnya bahwa berhala yang mereka sembah selain Allah itu adalah umat seperi mereka juga. Allah berfirman (ayat kajian) :
إِنَّ الَّذِينَ تَدْعُونَ مِن دُونِ اللَّهِ عِبَادٌ أَمْثَالُكُمْ ۖ
Terjemah Arti: "Sesungguhnya mereka (berhala-berhala) yang kamu seru selain Allah adalah umat (yang lemah) yang serupa juga dengan kamu."
Yaitu, berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah itu adalah (aslinya dari) umat manusia yang lemah seperti kalian, mereka tidak dapat mendatangkan manfaat kepada kalian sebagaimana mereka tidak dapat menolak keburukan. Namun, disebabkan oleh setiap umat selalu ada boss penjahatnya, maka penjahat umat ini adalah 'Amr bin Luhay Al-Khuzza'i. Nabi bersabda (menyapa sahabat Aktsam bin Al-Jaun Al-Khuzza'i (satu klan dengan 'Amr bin Luhay Al-Khuzza'i) :
"Hai Aktsam, aku lihat 'Amr bin Luhay bin Qama'ah bin Khindif menyeret usus-ususnya (di neraka), dan aku tidak melihat orang lain yang amat mirip dengan mukanya melainkan engkau." Aktsam berkata: Barangkali kemiripannya denganku itu membahayakanku, wahai Rasulullah?"
Rasulullah SAW bersabda: "Tidak, karena engkau orang mukmin, sedang dia orang kafir. Sesungguhnya ia adalah orang yang pertama kali mengubah agama Ismail as. Kemudian ia membuat patung-patung, memotong telinga binatang untuk dipersembahkan kepada setan-setan, menyembelih binatang untuk Tuhan-tuhan mereka, membiarkan unta-unta untuk sesembahan, dan memerintahkan tidak menaiki unta tertentu, karena keyakinan kepada berhala."
Adalah 'Amr bin Luhay, pemimpin bani Khuza’ah, ia hidup sebagai orang yang dianggap bijaksana dan dermawan, iapun amat peduli terhadap urusan-urusan kerohanian, sehingga semua orang mencintainya dan nyaris mereka menganggapnya sebagai salah seorang alim besar dan wali yang disegani. Suatu saat 'Amr bin Luhay mengadakan perjalanan ke negeri Syam dan di sana ia melihat masyarakat setempat menyembah kepada berhala, lalu ia tertarik sekali menyaksikannya.
Sebab menurut 'Amr bin Luhay bahwa negeri Syam itu adalah tempat lahirnya para nabi, rasul dan turunnya kitab-kitab suci, maka pasti apa yang dilakukan oleh umat negeri ini adalah benar. Karenanya, ketika pulang ke Makkah ia membawa berhala Hubal (Dewa Bulan) dan meletakannya di dalam Ka’bah. Kemudian ia mengajak warga Makkah untuk menyembah Hubal tersebut.
Selanjutnya, orang-orang Hijaz pun banyak yang mengikuti warga tanah suci tersebut. Ada juga berhala mereka yang lain; Manat yang ditempatkan di Musyallal di tepi Laut Merah di dekat Qudaid. Lalu mengembangkan dan mereka membuat Latta di Thaif dan 'Uzza di Wadi Nakhlah. Ketiga berhala itulah yang paling besar. Dan, dari semenjak itulah kemusyrikan semakin merebak di seantoro negeri Hijaz.
Selain itu, 'Amr bin Luhay pun dikenal mempunyai asisten - khusus - dari bangsa Iblis, dan dari asistennya itu ia mengetahui keberadaan berhala-berhala umat nabi Nuh; Wad, Suwa', Yaghuts, Ya'uq dan Nasr terpendam di Jeddah. Maka ia mengambilnya, dan membawanya ke Tihamah. Setelah tiba musim haji, ia menghadiahkan berhala-berhala tersebut kepada berbagai klan bangsa Quraisy.
Sehingga pada akhirnya ritus penyembahan berhala telah menjadi agama resmi untuk seluruh klan bangsa Quraisy kuno di Jazirah Arabiyah. Hingga diutus nabi Muhammad SAW dan menghancurkan semua berhala-berhala itu. Allah berfirman :
فَادْعُوهُمْ فَلْيَسْتَجِيبُوا لَكُمْ إِن كُنتُمْ صَادِقِينَ
Terjemah Arti: "Maka, serulah mereka lalu biarkanlah mereka memperkenankan permintaanmu, jika kamu orang yang benar."
Yaitu, kalau kalian benar dan percaya kepada berhala-berhala yang kalian sembah selain Allah itu, maka cobalah meminta keinginan-keinginan kalian padanya, pasti tidak dapat mengabulkan permintaan kalian, mereka juga adalah makhluk yang lemah seperti kalian. Bahkan untuk menolong diri mereka sendiri tidak bisa jika kamu memotong telinganya. Wallahul Musta'an !
KAJIAN SELANJUTNYA :
Seperti Mengenal Anak Kandung Sendiri
Perbandingan Puasa Ramadhan dan Puasa Umat Masa Lalu
Ten
Ten
ten
KAJIAN SEBELUMNYA :
Detektif Musa Minyingkap Kriminal Pembunuhan Misterius
Konversi Nilai
Ten
Ten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!