Sabtu, Agustus 07, 2021

REKAYASA PERTANIAN DI ATAS LAHAN BERBATU :

*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat dari Perumpamaan-Live AlQuran (87)

Mendesain Kebun Di Atas Tanah Litosol

By: Med Hatta

"Adakalanya ayat AlQuran datang dengan frase sensorik, untuk menunjukkan suatu makna yang abstrak. Itu - tentunya - karena otak lebih dekat untuk mencerna dan memahami suatu yang material dan nyata, dibandingkan dengan suatu yang hanya teoritis. Hal itu (juga) yang kita temukan pada ayat kajian kita sekarang. Sedekah dan riya (aksi pamer) adalah dua hal yang bertentangan, bahkan aksi pamer merupakan musuhnya sedekah, tetapi ketika AlQuran menjadikan perumpamaan orang yang bersedekah disertai aksi pamer bagaikan menanam di atas batu licin yang ada tanahnya, lalu ditimpa hujan deras, maka hilang tanahnya dan tinggallah batu yang licin lagi. Maka itulah yang menjadikan ayat kajian ini sebagai mukjizat yang dahsyat."
*Baca: Versi Seluler 
Allah berfirman : 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

Terjemah Arti: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir. 

Perumpamaannya (orang itu) seperti batu yang licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." (QS. Al-Baqarah: 264).

Ayat kajian ini masih berhubungan dengan kajian sebelumnya (langsung), yang memotivasi dan mendorong orang-orang yang beriman untuk berinfak, dan menjelaskan protokolernya yang benar. Pada kajian lalu - dengan ayat perumpamaan senada - menjelaskan tentang pahala yang berlipat ganda yang diperoleh orang mukmin yang menafkahkan hartanya dijalan Allah dengan ikhlash. (Lihat: QS. Al-Baqarah: 261).

Adapun ayat kajian ini menceritakan orang yang menghambur-hamburkan hartanya (berinfak) dengan "riya" (aksi pamer), maka ia ibaratnya menanam di atas media batu yang ada tanahnya, ia menyangka media yang diolah itu adalah tanah subur yang bisa mendatangkan hasil yang berlimpah, namun tiba-tiba datang hujan yang lebat menyapu bersih tanah dan tanamannya serta tidak tersisa sedikitpun, kecuali hanya batu yang licin saja. Karenanya, perumpamaan ini sebagai mukjizat analogi AlQuran yang memukau, normalnya media tanam yang baik apabila mendapatkan hujan ia pasti memperoleh hasil yang baik, namun hujan di sini malah menyingkap keburukan yang tersembunyi. Sungguh perumpamaan yang fantastis, bukan?! Allah berfirman : 

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا لَا تُبْطِلُوْا صَدَقٰتِكُمْ بِالْمَنِّ وَالْاَذٰىۙ كَالَّذِيْ يُنْفِقُ مَالَهٗ رِئَاۤءَ النَّاسِ وَلَا يُؤْمِنُ بِاللّٰهِ وَالْيَوْمِ الْاٰخِرِۗ

Terjemah Arti: "Wahai orang-orang yang beriman! Janganlah kamu merusak sedekahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan penerima), seperti orang yang menginfakkan hartanya karena riya (pamer) kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari Akhir.

Yaitu, Allah membuat perumpamaan ini untuk memberikan peringatan keras kepada pelaku "riya" atau pamer-ria kepada orang lain, dimana sifat ini dibenci oleh rasulullah SAW dan disebutnya sebagai "syirik kecil", nabi bersabda: "Sesungguhnya yang paling aku takutkan terjadi pada kalian adalah syirik kecil." Para sahabat bertanya: Apakah itu syirik kecil, wahai Rasulullah? Bersabda: "Riya" (pamer); yaitu, nanti pada hari kiamat, ketika orang-orang diberikan pahala kebaikannya, Allah akan berseru kepada mereka (pelaku riya): pergilah kalian kepada orang-orang yang dahulu kamu berpamer ria dihadapannya di dunia, cari apakah ada pahala untuk kalian pada mereka." 

Kata Abu Hayyan Al-Andalusi dalam tafsirnya (البحر المحيط), Allah berfirman : 

فَمَثَلُهٗ كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ 

Terjemah Arti: "Perumpamaannya (orang pamer) seperti batu yang licin yang di atasnya ada tanah, kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi.

Yaitu, Allah membuat perumpamaan ini untuk orang munafik atau orang kafir yang beraksi pamer, mereka seperti media batu yang di atasnya ada tanah, orang menyangka bahwa itu adalah lahan yang baik untuk pertanian, tapi ketika ditimpa hujan lebat maka tanahnya hilang dan tinggallah seonggok batu yang licin, tidak seperti yang diduga sebelumnya, maka demikian pula halnya orang munafik yang pamer, orang menyangkanya bahwa ia mempunyai banyak kebaikan seperti melihat tanah di atas batu licin, tapi setelah di akhirat hilang semua kebaikannya itu sebagaimana hilangnya tanah dari atas batu yang licin setelah diguyur hujan lebat. 

Memanfaatkan Lahan Tanah Litosol : 

Berbeda dengan ahli tafsir dan ulama syariat lainnya, yang menyikapi ayat kajian ini dari sisi fiqhi-nya saja. Padahal sesungguhnya Allah SWT - dalam ayat - telah memberikan kepada kita informasi ilmiah yang sangat penting tentang jenis-jenis tanah yang ada di bumi, yang berbeda dari satu daerah ke daerah lainnya tergantung pada lingkungan yang ada di dalam daerah tersebut, seperti jenis-jenis tanah: (aluvial, endosol, entisol, grumusol, humus, inceptisol, laterit, latosol, litosol dan kapur). Dan semua jenis tanah tersebut telah ditundukkan oleh Allah SWT untuk kepentingan manusia; jenis-jenis tanah yang kategori subur memang bagus untuk pertanian, tapi tanah yang di atas batu (juga) bukan berarti tidak bisa dimanfaatkan untuk pertanian tertentu. 

Mengenai jenis tanah yang hinggap di atas batu licin yang dijadikan perumpamaan AlQuran bagaikan sedekah infaknya orang pamer yang akan hilang (sia-sia), tetapi itu terjadi kalau batu tersebut ditimpa hujan deras maka tanahnya akan hilang dari batu yang akan tinggal hanya batu yang licin lagi, sebagaimana pahala sedekah akan hilang bila diikuti oleh "riya" atau aksi pamer. Lihat: Allah berfirman : 

فَاَصَابَهٗ وَابِلٌ فَتَرَكَهٗ صَلْدًا ۗ لَا يَقْدِرُوْنَ عَلٰى شَيْءٍ مِّمَّا كَسَبُوْا ۗ وَاللّٰهُ لَا يَهْدِى الْقَوْمَ الْكٰفِرِيْنَ

Terjemah Arti: "kemudian batu itu ditimpa hujan lebat, maka tinggallah batu itu licin lagi. Mereka tidak memperoleh sesuatu apa pun dari apa yang mereka kerjakan. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir."

Dari konteks ayat ini, kita tidak pernah mencerna; misalnya, bagaimana kalau tanah yang ada di atas batu itu tidak ditimpa hujan deras maka pasti ia akan tetap berada di atas batu itu (tidak hilang). Dan itu adalah ibarat sedekah yang tidak diikuti aksi pamer. Jadi, sebenarnya "riya" atau aksi pemer itu sendiri adalah ibarat hujan itu; pahala sedekah bisa hilang kalau disertai aksi pamer sebagaimana tanah di atas batu licin akan hilang kalau ditimpa hujan (saja)!? Adapun jenis tanah yang dijadikan perumpamaan pada ayat kajian, Allah berfirman : 

كَمَثَلِ صَفْوَانٍ عَلَيْهِ تُرَابٌ 

Terjemah Arti: "seperti batu yang licin yang di atasnya ada tanah,"

Menurut pakar geologi, jenis tanah itu disebut tanah litosol, yaitu merupakan jenis tanah berbatu dengan lapisan tanah yang tidak terlalu tebal. Tanah ini berasal dari jenis batu-batuan keras yang belum mengalami pelapukan dengan sempurna. Karenanya, tanah jenis ini sulit untuk ditanami tumbuhan. Tanah litosol memiliki ciri tekstur yang bermacam-macam, berasal dari batu-batuan keras, dan kandungan unsur haranya rendah, tanah ini dapat ditemukan dalam skala luas di lereng gunung dan pegunungan di seluruh dunia, studi - khusus - tentang jenis tanah ini masih sangat relatif disebabkan sulitnya memisahkan antara tanah dan bebatuan. 

Di Indonesia saja persebarannya termasuk luas; ada di daerah Nusa Tenggara Barat, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Sulawesi. Tanah litosol - umumnya - tidak bisa dimanfaatkan, hanya sebagian kecil saja yang dapat digunakan untuk tanaman pohon-pohon besar di hutan, palawija, dan padang rumput. 

Namun, berkat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang dihasilkan manusia dewasa ini, orang - sekarang - sudah bisa membuat desain lahan pertanian atau taman - khusus - untuk jenis tanah litosol ini, mereka menyebutnya "desain taman batu", ialah area lahan yang dikhususkan untuk budidaya sekelompok tanaman herbal, dan bebatuan adalah elemen utama di dalamnya, dan dirancang sesuai dengan gaya alami di daerah dengan suhu tinggi, kekeringan, sedikit curah hujan dan permukaan yang tidak rata. Tujuan didirikannya adalah untuk mengatasi kondisi lingkungan yang sulit yang dihadapi pertumbuhan tanaman, serta sebagai obyek pariwisata yang berbeda dari tanaman taman lainnya dalam hal sifat pertumbuhan tanaman dan kebutuhannya, serta tidak memerlukan pekerjaan pemeliharaan dan servis seperti halnya di taman rumah.

Hal terpenting dalam taman jenis ini adalah bebatuan sebagai komponen utamanya memiliki bentuk, ukuran dan warna yang berbeda dan memiliki tekstur yang kasar, serta tanaman yang ditanam di dalamnya berbeda sifatnya dengan tanaman lainnya dalam hal ukuran, bentuk dan penampilan umum. 

Poin yang perlu dipertimbangkan ketika memilih tanah lisotol untuk taman batu : 

  1. Harus menanggung kondisi lingkungan yang ada di daerah dan lahan di mana taman akan didirikan.
  2. Bagian batu yang baru pecah tersembunyi di dalam tanah dan hanya permukaan yang telah terpapar kondisi luar yang muncul sebelumnya.
  3. Batuan tersebut tidak diletakkan langsung di permukaan tanah, tetapi sebagian tertimbun di dalam tanah.
  4. Batuan diletakkan dengan posisi agak miring sehingga membentuk kantong-kantong yang dapat ditanami tanaman.
  5. Batu-batu besar ditempatkan di bagian atas taman dan yang lebih kecil ditempatkan di bagian bawah. 
  6. Menggunakan paling banyak satu atau dua jenis batu dalam desain satu taman, karena jumlah batu yang banyak tidak mewakili alam, sehingga dimungkinkan untuk menggunakan batu granit dengan batu marmer.

Kondisi yang perlu dipertimbangkan saat memilih tanaman yang cocok untuk tanah litosol

  • Tumbuhan yang tumbuh di antara bebatuan biasanya berukuran kecil, kerdil, serta beberapa tanaman herba dan umbi.Tanaman ini tumbuh berkelompok.
  • Tanaman membutuhkan tanah yang subur, jadi lebih baik menyiapkan campuran tanah yang dicampur dengan beberapa bahan organik untuk memperbaiki sifat tanah dan drainase air. 
  • Kita memilih tanaman masing-masing kelompok sehingga mereka berbeda dalam bentuk, ukuran dan warna bunga dari tanaman kelompok lain. 
  • Jangan menanam tumbuhan cepat dan tumbuhan lambat dalam satu kelompok agar tumbuhan cepat tumbuh tidak menyembunyikan tumbuhan lambat. 
  • Tumbuhan dari kelompok yang sama mirip satu sama lain dalam kebutuhan lingkungan dan perawatan pertaniannya.

Contoh beberapa tanaman yang cocok untuk dibudidayakan di tanah litosol (taman batu) :

  • Tanaman herbal (lavender, thyme, mint, salvia). 
  • Tumbuhan herba berbunga (Aster, Violet). 
  • Umbi berbunga (tulip, iris, narcissus). 
  • Berbagai tanaman (begonia, aspercus, pakis, lantana, petunia).

Wallahul Musta'an ! 


KAJIAN SELANJUTNYA : 

(32) Dunia Seperti Panggung sandiwara 

(33) Koalisi Munafiq dan Yahudi 

(34) Bag Protokoler Setan Menggoda orang 

(35) Ten 

(36) Ten 

KAJIAN SEBELUMNYA : 

(30) Kehidupan Dunia Seperti Hujan Menumbuhkan Tanaman-tanaman. 

(29) Satu Laki-Laki Seperti Dua Perempuan 

(28) Penciptaan dan Kebangkitan Laksana Satu Jiwa Saja 

(27) Penciptaan Isa Seperti Penciptaan Adam 

(26) Penciptaan Manusia Seperti Penciptaan Langit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!