Minggu, September 19, 2021

GUA TSAUR BENTENG PENYELAMATAN PERTAMA DALAM SEJARAH DAKWAH ISLAM DI MAKKAH :

*Mukjizat Dimensi Geografi AlQuran (09)

Gua Tsaur Kenangan Sejarah Tak Terlupakan

By: Med Hatta 

"Ayat-ayat suci AlQuran telah mengabadikan banyak situs arkeologi dan tempat bersejarah di Makkah, salah satunya adalah “Gua Tsaur”, yang merupakan landmark yang menonjol di puncak Gunung Tsaur, salah satu gunung utara dari Ibukota Suci Makkah. Benteng Gua Tsaur tetap dalam memori sejarah Islam, menceritakan kisah tentang "dua orang ketika keduanya berada dalam gua", dan Gua Tsaur adalah benteng penyelamat - setelah penjagaan Allah - dalam melindungi Rasulullah SAW dan sahabat besar Abu Bakar Al-Shiddiq dari orang-orang kafir Makkah. Nabi dan sahabatnya yang mulia berdiam di sana selama 3 hari, bersembunyi dari kejaran orang-orang musyrik yang ingin melenyapkan kebenaran, dan setelah mereka meninggalkan gua melanjutkan perjalanan menuju ke Madina, maka mengubah Gua Tsaur menjadi kenangan - bukan sekedar kenangan biasa - yang diceritakan sejarah secara turun-temurun, dari generasi ke generasi hingga hari kiamat...! Ayat kajian My Buku Kuning kita hari ini adalah tentang benteng bersejarah dakwah Islam (Gua Tsaur)...!"

*Baca: Versi Seluler

Allah berfirman :

إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ثَانِىَ ٱثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِى ٱلْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلسُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِىَ ٱلْعُلْيَا ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Terjemah Arti: "Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, "Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana." (QS. At-Taubah: 40).

Tak syak, Gua Tsaur adalah benteng pertama dalam sejarah dakwah Islam, di mana Nabi Muhammad SAW dan sahabat besar, Abu Bakar  As-Shiddiq berlindung dari pengejaran orang-orang musyrik, dalam perjalanan hijrah mereka berdua menuju ke Madinah, dan setelah diusir paksa oleh kaum musyrik tanah kelahirannya tercinta, kota suci Makkah. 

Gua Tsaur adalah berada pada sisi bagian Utara di puncak Gunung Tsaur, atau dikenal juga sebagai "Jabal Akhal" (gunung batu hitam), Selatan kota Makkah; di bawah kakinya terdapat dataran Wadi Al-Mafjar. Gua Tsaur dipisahkan dari pegunungan Makkah lainnya oleh Faj Al-Mafjar dan jalan lingkar dari Thaif dan Al-Masya'ir ke Jeddah, dan di sebelahnya terdapat pemukiman penduduk, disebut kampung Al-Hijrah. 

Gunung Tsaur sendiri berdiri tegak dengan ketinggian mencapai 760 meter di atas permukaan laut, di bagian kakinya dataran, dan bagian atas terjal, dengan jalur pendakian yang tergolong sulit, meskipun ada di antara jama'ah yang hobby mendaki yang mampu naik ke puncak untuk menyaksikan Gua Tsaur dari dekat. Karenanya, sepanjang jalur pendakian itu kita disuguhi - terlebih dahulu - dengan karya-karya tangan kreatif putra-putri Indonesia. 

Tidak satu batu pun yang dilewati menuju ke puncak, kecuali menemukan goresan nama-nama khas tanah air, seperti, Kartini, Intan, Sumarni, Anton, Jumaing, Landasong, Inati dst... Oleh karena itu, panitia penyuluhan peziarah dari Kementerian Haji Arab Saudi, membuat pos-pos khusus di sepanjang jalur pendakian, mereka memberikan panduan tentang tata cara berziarah untuk menghindari khurafat-khurafat yang sering ditimbulkan oleh peziarah, dan mereka membagikan buku-buku pencerahan - yang lebih banyak -  dicetak dalam versi bahasa Indonesia. 

Hijrah Rasulullah SAW adalah dianggap sebagai salah satu peristiwa sejarah besar dalam peradaban umat Islam, karena mengandung nilai-nilai, makna, hikmah dan pelajaran yang masih terus dibicarakan, diteliti dan ditelaah oleh para ulama syariat dan peneliti Islam era ini. Hijrah yang diberkahi itu merupakan titik balik utama dalam perpindahan Islam dari ketertindasan, kelemahan dan kemunduran ke negara, kekuatan dan kosmisitas. Allah berfirman :

إِلَّا تَنصُرُوهُ فَقَدْ نَصَرَهُ ٱللَّهُ إِذْ أَخْرَجَهُ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ثَانِىَ ٱثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِى ٱلْغَارِ 

Terjemah Arti: "Jika kamu tidak menolongnya (Muhammad), sesungguhnya Allah telah menolongnya (yaitu) ketika orang-orang kafir mengusirnya (dari Makkah); sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua,

Diketahui, semenjak nabi Muhammad SAW mengumumkan dakwah terbuka (massal) pada tahun ketiga dari kenabian, orang-orang musyrik Makkah menggencarkan penindasan-penindasan moral dan tidak jarang melakukan penyiksaan fisik terhadap orang-orang Islam, untuk menekan Rasulullah SAW. Dan puncak-puncaknya sudah menjurus ke pribadi nabi Muhammad SAW, mereka melakukan penyerangan demi penyerangan gelap terhadap nabi, bahkan terkadang menyakitinya, sehingga tiba suatu malam mereka merencanakan usaha pembunuhan keji terhadap nabi. AlQuran memberikan rencana keji mereka tersebut, Allah berfirman : 

وَإِذْ يَمْكُرُ بِكَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ لِيُثْبِتُوكَ أَوْ يَقْتُلُوكَ أَوْ يُخْرِجُوكَ ۚ وَيَمْكُرُونَ وَيَمْكُرُ ٱللَّهُ ۖ وَٱللَّهُ خَيْرُ ٱلْمَٰكِرِينَ

Terjemah Arti: "Dan (ingatlah), ketika orang-orang kafir (Quraisy) memikirkan tipu daya terhadapmu (Muhammad) untuk menangkap dan memenjarakanmu atau membunuhmu, atau mengusirmu. Mereka membuat tipu daya dan Allah menggagalkan tipu daya itu. Allah adalah sebaik-baik pembalas tipu daya." (QS. Al-Anfal: 30).

Tetapi yang tidak diketahui kafir Quraisy adalah bahwa Allah telah mengizinkan rasul terkasih-Nya pada malam itu juga untuk hijarah ke Madinah dari belakang mereka, dan atas penjagaan serta pengawalan Allah SWT (langsung). 

Pada tanggal 27 Shafar tahun ke 14 dari kenabian, Rasulullah SAW datang ke rumah Abu Bakar As-Shiddiq siang-siang dan menyamarkan diri - tidak seperti biasanya. Nabi memberitahukan sahabat terbaiknya tentang izin hijrah baginya dari Allah SWT, maka Abu Bakar As-Shiddiq langsung mengetahui bahwa ini pasti urusan yang sangat berbahaya sekali, dan ia sangat mengkhawatirkan keselamatan nabi serta tidak ingin kehilangan kesempatan untuk membersamai orang yang paling dicintainya, Rasulullah SAW itu. 

Lalu, Abu Bakar As-Shiddiq segera mengajukan usul agar dirinya diizinkan ikut mendampingi nabi dalam perjalanan yang berbahaya itu. Setelah mendapatkan izin dari Rasulullah SAW untuk hijrah bersamanya, maka segera Abu Bakar As-Shiddiq menyiapkan 2 kuda terbaik untuk kendaraan mereka berdua, dan menyewa jasa seorang penunjuk jalan yang paling mengenal medan perjalanan dari Bani Ad-Dayl, Abdullah bin Al-Ariqath Al-Laytsi dan janjian ketemu di Gunung Tsaur setelah 3 hari kemudian. 

Selain itu, Abu Bakar As-Shiddiq juga menugaskan salah seorang anak buahnya 'Amir bin Fuhairah untuk mengembalakan kambing dari pagi sampai sore disekitar Gunung Tsaur, kedua putri Abu Bakar As-Shiddiq, Aisyah dan adiknya Asma disuruh menyiapkan bekal makan dan minum selama mereka di dalam Gua Tsaur. Dan Abdullah putra Abu Bakar disuruhnya mencari informasi sebanyak-banyaknya tentang gerakan-gerakan kafir Quraisy sepeninggal mereka, dan rutin memberinya info selama bersembunyi dalam Gua. 

Adapun Ali bin Abi Thalib diperintahkan oleh nabi untuk tetap tinggal di Makkah dan tinggal di rumah nabi untuk menjaga harta para sahabat yang dititipkan kepada nabi. Semua persiapan dan strategi menjelang hijrah pada malam hari disusun sangat matang pada hari itu, karena mereka mengetahui bahwa kafir Quraisy pasti tidak akan membiarkan nabi dan Abu Bakar As-Shiddiq lolos dari pengawasan mereka dan keluar meninggalkan Makkah. 

Malam itu rumah nabi Muhammad SAW sudah dikepung oleh pemuda-pemuda pilihan kafir Quraisy yang dipersiapkan membunuh nabi begitu keluar dari rumahnya. Menjelang fajar nabi Muhammad SAW memerintahkan kepada Ali bin Abi Thalib untuk pindah tidur di kasur nabi dan memakai selimutnya, untuk mengelabui pemuda-pemuda yang ada di luar rumah agar mereka menyangka bahwa nabi masih tertidur, belum keluar dari rumahnya. 

Kemudian, atas izin Allah, nabi Muhammad SAW berjalan tegap dihadapan para pemuda kafir tersebut pergi menuju ke Gua Tsaur, dan tanpa mereka melihatnya. Dalam perjalanan menuju ke gunung Tsaur mestinya nabi mengarah ke Utara, tapi demi menghilang jejaknya nabi berputar ke arah Selatan arah ke Yaman, hingga bertemu dengan sabahat besar Abu Bakar As-Shiddiq di Gunung Tsaur. 

Karenanya, kata pakar sejarah dan strategi, bahwa faktor keselamatan nabi Muhammad SAW bersama Abu Bakar As-Shiddiq dari pengejaran kafir Quraisy - selain pertolongan Allah - juga adalah kecakapan mereka berdua mengatur strategi menghilangkan jejak dari musuh. Setelah kepergian nabi Muhammad dan Abu Bakar As-Shiddiq meninggalkan kota Makkah, maka pada pagi itu orang-orang kafir Quraisy heboh mencari nabi dan sahabatnya tersebut. 

Mereka sudah menyisir sumua tempat di seluru wilayah di sekitar Makkah tapi tidak berhasil menemukannya. Sehingga tersebar berita bahwa ada di antara sukarelawan yang telah menemukan jejak terakhir Muhammad dan Abu Bakar disekitar Gunung Tsaur, maka mereka pun ramai-ramai pergi memeriksa di sana.

Semua sisi dan bagian-bagian yang tersembunyi di Gunung Tsaur diperiksa semua oleh orang-orang kafir Quraisy, hingga sampai berdiri disampin Gua tempat persembunyian nabi dan sahabatnya Abu Bakar, dan sangat dekat sekali. Bahkan menurut kisah Abu Bakar As-Shiddiq - sendiri - sebagaimana diriwayatkan dalam shahih Bukhari dan Muslim, Abu Bakar As-Shiddiq berkata: 

قلتُ للنبي عليه الصلاة والسلام وأنا في الغار: لو أن أحدهم نظر تحت قدميه لأبصرنا، فقال صلى الله عليه وسلم: يا أبا بكر ما ظنُّك باثنين الله ثالثهما، 

Artinya: Aku berbisik kepada Rasulullah SAW ketika kami di dalam Gua itu: Seandainya salah satu di antara mereka melihat ke ujung kakinya (saja) maka pasti mereka telah melihat kita, maka Rasulullah SAW menenangkan saya, bersabda: "Wahai Abu Bakar! Jangan menyangka kita berdua saja, ada Allah bersama kita." 

Hal ini juga dikisahkan AlQuran, Allah berfirman :

ثَانِىَ ٱثْنَيْنِ إِذْ هُمَا فِى ٱلْغَارِ إِذْ يَقُولُ لِصَٰحِبِهِۦ لَا تَحْزَنْ إِنَّ ٱللَّهَ مَعَنَا ۖ فَأَنزَلَ ٱللَّهُ سَكِينَتَهُۥ عَلَيْهِ وَأَيَّدَهُۥ بِجُنُودٍ لَّمْ تَرَوْهَا وَجَعَلَ كَلِمَةَ ٱلَّذِينَ كَفَرُوا۟ ٱلسُّفْلَىٰ ۗ وَكَلِمَةُ ٱللَّهِ هِىَ ٱلْعُلْيَا ۗ وَٱللَّهُ عَزِيزٌ حَكِيمٌ

Terjemah Arti: "sedang dia salah seorang dari dua orang ketika keduanya berada dalam gua, ketika itu dia berkata kepada sahabatnya, "Jangan engkau bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita." Maka Allah menurunkan ketenangan kepadanya (Muhammad) dan membantu dengan bala tentara (malaikat-malaikat) yang tidak terlihat olehmu, dan Dia menjadikan seruan orang-orang kafir itu rendah. Dan firman Allah itulah yang tinggi. Allah Maha Perkasa, Maha Bijaksana."

Nabi dan Abu Bakar As-Shiddiq tinggal di dalam Gua Tsaur selama 3 hari, setelah merasa aman dan inteaitas pencarian orang-orang kafir mulai berkurang, maka mereka keluar dari Gua dan melanjutkan perjalanan menuju ke Madinah, bertepatan dengan tanggal 1 Rabiul Awal tahun ke 14 dari kenabian. Dan menurut riwayat yang shahih bahwa mereka menempuh perjalanan sampai di Madinah selama 8 hari. Wallahul Musta'an ! 


Kajian Berhubungan : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!