Selasa, September 07, 2021

HIJAU TANAMAN KEMAKMURAN DAN KETENANGAN :

*Serie: Psikologis Warna AlQuran (25)

Penyimpanan Tanaman Hijau

By: Med Hatta 

"Merangkum dari berbagai hasil penelitian tentang tanaman hijau, diantaranya Bustle, Chungnam National University dan Regent's University London, menyimpulkan bahwa memelihara dan memandang pada tanaman hijau bisa membuat seseorang merasa tenang dan bahagia, karena memelihara tanaman bisa membantu menenangkan seseorang dengan menekan sistem saraf simpatik, dan mengurangi tingkat kecemasan dan ketakutan. Dan bahkan memelihara tanaman hijau bisa membuat seseorang lebih bisa berpikir kreatif. Dan, AlQuran sebagai kitab suci yang sempurna, tiada suatu apapun (kecil atau besar) pasti dibahasnya, maka ayat kajian hadir mencerahkan tentang efek psikologis tanaman hijau yang konotasinya adalah kesejahteraan dan keamanan pangan..!"

*Baca: Versi Seluler 

Allah berfirman : 

وَقَالَ ٱلْمَلِكُ إِنِّىٓ أَرَىٰ سَبْعَ بَقَرَٰتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعَ سُنۢبُلَٰتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَٰتٍ ۖ يَٰٓأَيُّهَا ٱلْمَلَأُ أَفْتُونِى فِى رُءْيَٰىَ إِن كُنتُمْ لِلرُّءْيَا تَعْبُرُونَ 

Terjemah Arti: "Dan raja berkata (kepada para pemuka kaumnya), "Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering. Wahai orang yang terkemuka! Terangkanlah kepadaku tentang takwil mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpi." (QS. Yusuf: 43); 

يُوسُفُ أَيُّهَا ٱلصِّدِّيقُ أَفْتِنَا فِى سَبْعِ بَقَرَٰتٍ سِمَانٍ يَأْكُلُهُنَّ سَبْعٌ عِجَافٌ وَسَبْعِ سُنۢبُلَٰتٍ خُضْرٍ وَأُخَرَ يَابِسَٰتٍ لَّعَلِّىٓ أَرْجِعُ إِلَى ٱلنَّاسِ لَعَلَّهُمْ يَعْلَمُونَ؛ قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَبًا فَمَا حَصَدتُّمْ فَذَرُوهُ فِى سُنۢبُلِهِۦٓ إِلَّا قَلِيلًا مِّمَّا تَأْكُلُونَ؛ ثُمَّ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ إِلَّا قَلِيلًا مِّمَّا تُحْصِنُونَ؛ ثُمَّ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ عَامٌ فِيهِ يُغَاثُ ٱلنَّاسُ وَفِيهِ يَعْصِرُونَ

Terjemah Arti: "Yusuf, wahai orang yang sangat dipercaya! Terangkanlah kepada kami (takwil mimpi) tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh tujuh (ekor sapi betina) yang kurus, tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahui. 

Dia (Yusuf) berkata, "Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (produksi gandum) yang kamu simpan. Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur)." (QS. Yusuf: 46-49). 

Ayat-ayat kajian di atas - sejatinya - adalah tentang sistem perencanaan penguatan ketahanan pangan negara yang menakjubkan, dari kisah surah Yusuf. Diceritakan bahwa raja Rayyan bin Al-Walid, Fir'aun Mesir; suatu hari ia bermimpi melihat 7 sapi gemuk dimakan oleh 7 sapi kurus, dan ada 7 tangkai tanaman gandum hijau dan sisanya (7 tangkai) kering...! Maka nabi Yusuf as diminta untuk menafsirkan mimpi raja itu. Dan status Yusuf - saat itu - adalah sebagai tahanan di penjara kerajaan dengan pidana pengkhianatan terhadap istri bangsawan Mesir. 

Meskipun pengadilan negara telah membersihkan Yusuf dari tuduhan tersebut, tapi demi menjaga kehormatan istri seorang bangsawan negera maka Yusuf tetap dijebloskan ke dalam penjara, dengan zalim. Namun, karena ia dianggap berkompeten untuk menafsirkan mimpi raja penguasa Mesir, maka Yusuf dibebaskan dari penjara tanpa syarat dan diputihkan statusnya dari segala tuduhan itu serta dipulihkan nama baiknya. 

Kemudian, nabi Yusuf as menafsirkan mimpi raja yang terkenal itu, dan sekaligus memberikan solusi menghadapi ancaman krisis pangan. Allah berfirman (mengisahkan) : 

قَالَ تَزْرَعُونَ سَبْعَ سِنِينَ دَأَبًا فَمَا حَصَدتُّمْ فَذَرُوهُ فِى سُنۢبُلِهِۦٓ إِلَّا قَلِيلًا مِّمَّا تَأْكُلُونَ؛ ثُمَّ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ سَبْعٌ شِدَادٌ يَأْكُلْنَ مَا قَدَّمْتُمْ لَهُنَّ إِلَّا قَلِيلًا مِّمَّا تُحْصِنُونَ؛ ثُمَّ يَأْتِى مِنۢ بَعْدِ ذَٰلِكَ عَامٌ فِيهِ يُغَاثُ ٱلنَّاسُ وَفِيهِ يَعْصِرُونَ

Terjemah Arti: "Dia (Yusuf) berkata, "Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan. Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (produksi gandum) yang kamu simpan. Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur)." (QS. Yusuf: 46-49). 

Yaitu, bahwa melihat dalam mimpi 7 ekor sapi gemuk, konotasinya adalah masa subur dan kekuatan pangan akan aman selama 7 tahun kedepan, lalu ketujuh sapi gemuk itu dimakan oleh 7 sapi kurus, konotasinya adalah bahwa akan datang (setelah itu) masa paceklik mengancam terjadinya krisis kelaparan selama 7 tahun pula. 

Sedangkan 7 tangkai tanaman (gandum) hijau, adalah indikasi bahwa masa subur untuk bercocok tanam akan dilalui selama 7 tahun berturut-turut kedepan, dan sisanya (7 tangkai) gandum kering, indikasinya bahwa masa kekeringan (kemarau), akan menyusul, dan akan berlangsung selama 7 tahun (juga). 

Solusinya! Kata pakar ketahanan pangan, nabi Allah Yusuf as kepada raja Mesir: Bahwa untuk mengantisipasi tidak terjadi krisis pangan, yang tidak dikehendaki, maka negara harus menggenjot hasil produksi pertanian gandum selama 7 tahun berturut-turut kedepan, dan setiap panen raya, harus menyimpan sebagian hasil produksi gandum hijau dengan tangkai-tangkainya di dalam gudang penyimpanan, kecuali sedikit saja yang boleh dikeringkan untuk kebutuhan konsumsi rakyat sampai musim panen berikutnya. Demikianlah seterusnya sampai 7 tahun berturut-turut yang akan datang. 

Selanjutnya, setelah tiba masa sulit (kemarau panjang) yang akan berlangsung selama 7 tahun (nanti), maka negara sudah memiliki stok pangan yang mencukupi selama masa sulit itu, dan mendistribusikannya kepada rakyat Mesir dan negara-negara tetangga lainnya yang terdampak krisis kemarau panjang juga. Dengan demikian, negara akan mampu mampu mengatasi krisis pangan yang mengancam kelaparan massal tersebut. 

Namun, yang lebih menakjubkan dari ayat kajian, dan - tentu - ini adalah salah satu kemukjizatan AlQuran tentang sistem penyimpanan hasil produksi pangan yang bertahan lama. Allah berfirman : 

فَمَا حَصَدتُّمْ فَذَرُوهُ فِى سُنۢبُلِهِۦٓ 

Terjemah Arti: "kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu simpan dengan bulirnya (tangkainya yang masih hijau)."

Ini adalah informasi botanic yang sangat penting, bahwa menyimpan produksi pertanian seperti gandum atau padi beserta dengan bulir-bulirnya yang masih hijau, adalah merupakan teknik dan metode terbaik untuk mengawetkan produk gandum atau padi tersebut di dalam gudang untuk masa waktu yang lama. 

Karenanya, kita menemukan orang-orang tua kita (dahulu) dikampung, jika mereka ingin menyimpan hasil padinya untuk waktu yang lama maka mereka akan mengambilnya dari sawah dengan cara mengetamnya (memanen padi beserta bulir-bulir atau tangkainya yang masih hijau), lalu diikat dan dimasukkannya ke dalam tempat penyimpanan padi. Dan itu bisa bertahan lama dibandingkan dengan memisahkan biji-biji padi dari bulir atau tangkainya.

Informasi ilmiah penting yang dapat dipetik dari ayat kajian adalah: Pertama, ayat kajian menentukan dan memastikan masa tahan biji-bijian dalam penyimpanan gudang selama 15 tahun; yaitu 7 tahun (berturut-turut) pertama adalah masa bercocok tanam, panen dan proses penyimpanan gandum hijau, dan ditambah 7 tahun berikutnya (masa peceklik) dan satu tahun masa transisi ketika orang memanen anggur. Dan, penelitian ilmiah telah menunjukkan bahwa periode 15 tahun adalah periode maksimum untuk ketahanan biji-biji gandum dan padi dalam penyimpanan gudang. 

Kedua, AlQuran mengajarkan kepada dunia pertanian modern tentang metede dan cara penyimpanan produk pertanian yang awet dan tahan lama, bahkan sampai 15 tahun, yaitu dengan menyimpannya bersama dengan bulir-bulirnya yang masih hijau. Wallahul Musta'an ! 


Kajian Berhubungan : 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!