Senin, September 06, 2021

POHON HIJAU KONOTASI API DAN CAHAYA :

*Serie: Psikologis Warna AlQuran (24)

Pohon Hijau Melahirkan Listrik

By: Med Hatta 

"Beberapa waktu lalu, seorang anak belia, Naufal Raziq (15 thn), dari Nanggroe Aceh Darusalam, menjadi viral karena penemuannya yang menakjubkan, siswa kelas 3 MTs Negeri 1 Langsa, Kota Langsa itu membuat listrik tenaga pohon kedondong hijau, dan menyala di Desa Tampur Paloh, Kecamatan Simpang Jerning, Kabupaten Aceh Timur. Penemuannya itu disebut "Listrik Kedondong" (Spondias dulcis forst). Sebenarnya, adanya listrik dari pohon telah lama dikenal oleh para ilmuwan, bahkan peneliti dari Massachusetts Institute of Technology menemukan bahwa tanaman hijau bisa "mengemas" daya listrik hingga 200 milivolt. Dan, rupanya AlQuran yang mukjizat sepanjang masa, sudah dari semenjak 14 abad yang lalu, telah mempublikasikan fakta ini melalui ayat kajian - sekarang. "Allah yang menjadikan api untukmu dari pohon yang hijau...!"

*Baca: Versi Seluler 

Allah berfirman : 

ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلشَّجَرِ ٱلْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَآ أَنتُم مِّنْهُ تُوقِدُونَ

Terjemah Arti: "yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu." (QS. Yasin: 80); 

Dahulu pada masa awal-awal turunnya Wahyu - umumnya - ulama tafsir seperti Ibnu Abbas memahami ayat kajian; bahwa "pohon hijau" yang dimaksud AlQuran adalah jenis pohon tertentu yang memiliki senyawa khusus yang dapat mencetuskan api, dan orang-orang Arab Badwi - pada masa itu - sudah lama mengenal dua jenis pohon yang dimaksud, yaitu pohon 'Afar (Latin: Buddleja Polystachya) dan Marakh (Latin: Leptadenia pyrotechnica). 

Karenanya, Ibnu Abbas menafsirkan ayat kajian: bahwa yang dimaksudkan adalah pohon 'Afar dan Marakh, yang banyak tumbuh di daerah Hijaz, maka barangsiapa yang membutuhkan api dan tidak membawa koretan, hendaklah memotong 2 ruas dahan pohon yang hijau lalu gesekkan keduanya maka akan tercetus nyala api dari gesekan itu.

Pohon Marakh atau nama ilmiahnya disebut Leptadenia pyrotechnica, adalah keluarga dari Asclepiadaceae, dan arti dari nama latinnya saja disebut "pencetus api". Pohon tersebut banyak tumbuh dan menyebar luas di Jazirah Arabiah, Afrika Utara, Asia Tengah dan di Mediterania. Tanamannya seperti semak, selain digunakan untuk menyalakan api, ia bisa dibuat pengikat atap, dan sampai sekarang masih banyak kaum perempuan Afrika menjadikannya sebagai bahan kerajinan membuat tali. 

Di atas adalah pendapat Ibnu Abbas ra tentang ayat kajian, dan didukung oleh tokoh-tokoh tafsir lainnya, seperti Ibnu Katsir, Al-Qurthubi, Sayyid Tantawi dst. Namun, Ibnu Abbas (juga) telah mengajarkan kepada kita bahwa;  "jangan a priori menafsirkan AlQuran karena waktu jua-lah yang akan menafsirkannya." 

Pasti tokoh utama tafsir yang dijuluki "Turjuman AlQuran" ini menyadari bahwa AlQuran itu adalah mukjizat terbesar nabi Muhammad SAW, disamping mukjizat-mukjizatnya yang lain, meskipun mukjizat AlQuran yang teristimewa karena berlaku sepanjang masa. 

Setiap saat mukjizat ayat-ayat AlQuran berkembang sejalan kemajuan zaman, dan setiap perkembangan sains modern dengan temuan-temuan ilmiah yang terbaharui, maka para pakar akan menemukannya lebih lengkap (lagi) dalam kitab suci AlQuran. Contoh, ketika para ilmuwan modern mengumumkan hasil temuan barunya, bahwa pohon hijau dapat mengubah energi cahaya yang berasal dari matahari, dan bisa berubah berbentuk api. 

Tentu apa yang dikatakan oleh pakar tersebut adalah benar, kerena fakta serupa sudah diceritakan dalam AlQuran tentang sebuah kisah masa lalu sekitar 3233 tahun silam. Yaitu ketika nabi Musa as melakukan perjalanan malam bersama dengan keluarganya dari Madyan ke Mesir melalu jalan di padang pasir, dan ditengah perjalanan mereka - sekitar - wilayah pegunungan bukit Sinai, Musa melihat sebuah pemandangang yang menakjubkan, yaitu munculnya sebuah nyala api di atas pohon di malam hari yang sangat gelap dan bersalju. Allah berfirman : 

إِنِّىٓ ءَانَسْتُ نَارًا لَّعَلِّىٓ ءَاتِيكُم مِّنْهَا بِقَبَسٍ أَوْ أَجِدُ عَلَى ٱلنَّارِ هُدًى

Terjemah Arti: "(Musa berkata pada istrinya), sesungguhnya aku melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit nyala api kepadamu atau aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu." (QS. Thaha: 10). 

Kata Ibnu Abbas: Ketika Musa pergi ke arah api, dia melihat api di atas pohon zaitun, dan ia berdiri mengagumi keindahan cahaya dan warna hijau pohon yang sempurna; intensitas panasnya api tidak mengubah kesempurnaan warna hijaunya pohon, atau basahnya pohon  tidak mengubah cahaya api atau membuatnya redup. Karenanya, seandainya Ibnu Abbas ra masih hidup hari ini, dan mendengarkan berita penemuan itu - mungkin - ia akan tersenyum-senyum dan berkata dalam hati; "lho, kok itu dibilang temuan baru,,, padahal nabi Musa (saja) sudah mengetahuinya semenjak 33 abad yang lalu...?!"

Selanjutnya, ketika pelajar challengers kita, Naufal Raziq dari Nanggroe Aceh Darusalam, melakukan uji coba perdana listrik tenaga pohon kedondongnya di Desa Tampur Paloh, dan berhasil menyala serta viral di kalangan netizen tanah air, serta menuai banyak komentar dari berbagai pakar, ada yang mengatakan, bahwa adanya listrik dari pohon telah lama diketahui oleh para ilmuwan. 

Bahkan, peneliti dari Massachusetts Institute of Technology menemukan bahwa tanaman bisa "mengemas" daya listrik hingga 200 milivolt. Dan ada pula ahli yang berkomentar - setengah hati merespon - mengatakan, bahwa menghasilkan listrik dari pohon dengan cara menancapkan elektroda ke batangnya mungkin terdengar seperti impian, tapi perlu dicoba...!!!

Namun, ketika pemerhati tafsir AlQuran mengetahui temuan teknologi modern itu, maka otaknya (langsung) tertuju pada ayat kajian; bahwa teknologi itu - memang - sudah diisyaratkan dalam AlQuran semenjak 14 abad yang lalu. Allah berfirman : 

ٱلَّذِى جَعَلَ لَكُم مِّنَ ٱلشَّجَرِ ٱلْأَخْضَرِ نَارًا فَإِذَآ أَنتُم مِّنْهُ تُوقِدُونَ

Terjemah Arti: "yaitu (Allah) yang menjadikan api untukmu dari kayu yang hijau, maka seketika itu kamu nyalakan (api) dari kayu itu."

Yaitu, bahwa energi terbaharui itu sudah dipersiapkan oleh Allah SWT - dari semenjak azali - pada pohon-pohon yang hijau, untuk kepentingan manusia, dan - Alhamdulillah - negeri kita yang amat subur ini dipenuhi dengan hutan-hutan. Kami memang tidak bisa mengaplikasikan teknologi yang mukjizat dari ayat kajian, karena kami bukan ahlinya dan tidak memiliki alat teknologinya, tapi berharap kelak itu bisa terealisasi, dan sekaligus menunjukkan kemukjizatan AlQuran.

Sungguh menggembirakan, bahwa - belakangan ini - kita menyaksikan ide listrik tenaga pohon tersebut semakin menarik minat para pakarnya dari waktu ke waktu. Dan, jika mereka dapat merealisasikannya dalam dunia nyata, maka sungguh akan merevolusi sumber daya listrik dunia; Manfaat pohon bagi manusia dan lingkungan akan semakin bertambah, dan hutan-hutan pun pasti tidak akan ditebang (lagi). 

Kini, setidaknya ada beberapa pihak telah melakukan percobaan dan mengaplikasikan berbagai teknologi. Ada yang sudah melakukan percobaan cara membuat listrik dari pohon pisang, dari pohon Ficus benjamina dan tanaman air. Bahkan beberapa tahun terakhir ini, diketahui berbagai kampus ternama dunia telah melakukan penelitian tentang cara membuat listrik dari pohon. 

Universitas Washington - misalnya - sudah mulai sejek tahun 2000-an, dan mereka bereksperimen menggunakan teknologi sirkuit rakitan sendiri untuk menghasilkan listrik tenaga pohon. Upaya itu berhasil, dan hasil penelitian tersebut telah di publikasikan ke dalam Jurnal Institute of Electrical and Electronics Engineers’ Transactions on Nanotechnology. Wallahul Musta'an !


Kajian Berhubungan : 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!