Simbol Sains Di Dalam AlQuran (IV.b) |
(Keunggulan Sains Pada Ayat-Ayat Sumpah Di Dalam AlQuran) :
Pasal 2
Sepuluh Peristiwa-Peristiwa Malam Bumi
By: Med Hatta
Allah berfirman :
وَٱلْفَجْرِ؛ وَلَيَالٍ عَشْرٍ؛
Terjemah Arti: "Demi fajar, demi malam yang sepuluh" (QS. Al-Fajr: 1-2);
Kebanyakan ulama tafsir terdahulu menafsirkan ayat “malam yang Sepuluh” ini sebagai malam Sepuluh zul-hijjah, seperti kata Mujahid, Sudai dan Kalbi dalam buku tafsirnya: “Demi malam yang Sepuluh”: yaitu Sepuluh zul-hijjah. Kecuali Masruq menafsirkan yaitu malam yang Sepuluh yang disebutkan pada qishah nabi Musa as pada ayat “dan Kami genapkannya menjadi Sepuluh” (Q.S: Al-A’raf: 142), dimana merupakan hari-hari afdhal dalam setahun.
Sedangkan riwayat dari Abu Az-Azubair dari Jabir mengatakan bahwa Rasulullah SAW membacakan: “Demi fajar dan malam yang Sepuluh”: yaitu: (Sepuluh Al Adha), karena malam yang sepuluh dengan pengertian ini termasuk di dalamnya hari kurban. Allah mengkhususkannya untuk menjadikan hari wukuf bagi yang tidak wukuf di hari Arafah. Kalimat arabnya dalam bentuk nakirah bukan ma’rifah karena kemuliaanya dari hari-hari yang lain, kalau dia berbentuk ma’rifah tidak akan mencapai derajat semulia yang terdapat dalam bentuk nakirah. Di nakirahkan beberapa hal yang di sumpahkan menunjukkan kemulian tertentu yang tidak terdapat pada selainnya. Wallahua’lam.
Adapun menurut Ibnu Abbas: Yaitu malam-malam Sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, pendapat ini didukung pula oleh Ad-Dhahhak. Pendapat lain dari Ibnu Abbas termasuk juga Yamman dan At-Thabari: Yaitu malam-malam sepeluh pertama dari bulan Muharram, hari kesepuluhnya disebut ”asyuraa”.
Fakta Sepuluh Malam:Menurut kajian ini, ayat ke-2 dari surah Al Fajr: “Demi malam yang Sepuluh”: Adalah Sepuluh peristiwa-peristiwa malam yang terjadi di bumi tidak termasuk fajar, karena fajar disebutkan secara khusus dalam surah yang sama sebelum menyebutkan malam-malam yang sepuluh ini.
Setelah mencermati Kalimat-kalimat malam yang ada di dalam Al Qur’an, diketahui ada beberapa malam khusus yang secara khusus pula disumpahkan untuk maksud tertentu, malam-malam khusus itu tidak semua malam. Dalam artian tidak terikat dengan malam yang umum kita kenal, malam umum yang kita kenal dan lewati setiap hari merupakan proto-tipe dari malam-malam khusus yang akan penulis kaji berikut. Dia khusus karena menunjukkan peristiwa-peristiwa tertentu yang akan datang, dan umum karena malam perjalanan sejarah semuanya.
Apa saja Sepuluh Peristiwa-peristiwa Malam itu?
Adapun menurut Ibnu Abbas: Yaitu malam-malam Sepuluh terakhir dari bulan Ramadhan, pendapat ini didukung pula oleh Ad-Dhahhak. Pendapat lain dari Ibnu Abbas termasuk juga Yamman dan At-Thabari: Yaitu malam-malam sepeluh pertama dari bulan Muharram, hari kesepuluhnya disebut ”asyuraa”.
Fakta Sepuluh Malam:Menurut kajian ini, ayat ke-2 dari surah Al Fajr: “Demi malam yang Sepuluh”: Adalah Sepuluh peristiwa-peristiwa malam yang terjadi di bumi tidak termasuk fajar, karena fajar disebutkan secara khusus dalam surah yang sama sebelum menyebutkan malam-malam yang sepuluh ini.
Setelah mencermati Kalimat-kalimat malam yang ada di dalam Al Qur’an, diketahui ada beberapa malam khusus yang secara khusus pula disumpahkan untuk maksud tertentu, malam-malam khusus itu tidak semua malam. Dalam artian tidak terikat dengan malam yang umum kita kenal, malam umum yang kita kenal dan lewati setiap hari merupakan proto-tipe dari malam-malam khusus yang akan penulis kaji berikut. Dia khusus karena menunjukkan peristiwa-peristiwa tertentu yang akan datang, dan umum karena malam perjalanan sejarah semuanya.
Apa saja Sepuluh Peristiwa-peristiwa Malam itu?
Allah SWT Bersumpah:
وَٱلَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ
Terjemah Arti: "dan demi malam ketika telah berlalu" (QS. Al-Mudattsir: 33);
وَٱلَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ
Terjemah Arti: "demi malam apabila telah larut" (QS. At-Takwir: 17);
وَٱلَّيْلِ إِذَا يَسْرِ
Terjemah Arti: "demi malam apabila berlalu" (QS. Al-Fajr: 4);
وَٱلَّيْلِ إِذَا سَجَىٰ
Terjemah Arti: "dan demi malam apabila telah sunyi" (QS. Ad-Dhuha: 2).
وَٱلَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰهَا
Terjemah Arti: "demi malam apabila menutupinya (gelap gulita)" (As-Syams: 4);
وَٱلَّيْلِ إِذَا يَغْشَىٰ
Terjemah Arti: "Demi malam apabila menutupi (cahaya siang)" (QS. Al-Lail: 1);
وَٱلَّيْلِ وَمَا وَسَقَ
Terjemah Arti: "demi malam dan apa yang diselubunginya" (QS. Al-Insyiqaq: 17);
Fakta mengatakan: Bahwa bumi berputar pada porosnya mengakibatkan terjadinya malam dan siang, yang menyebabkan terjadinya perputaran tersebut karena panas bumi itu sendiri. Dan panas ini tidak akan kekal, bahkan akan berhenti dan mendingin secara pelan-pelan dengan perjalanan waktu dan masa sebagaimana bulan telah mendingin dan tidak berputar lagi pada porosnya. Bumipun akan mengalami nasib yang sama berhenti berputar pada porosnya dengan 2 alasan:
- Panas yang terkandung di dalam perut bumi akan habis karena: Aktifitas-aktifitas gunung berapi, banjir besar-besaran, eksploritas minyak dan gas, dll…
- Comet-comet dan benda-benda langit lainnya berjatuhan dari angkasa menimpa bumi mengakibatkan permukaannya semakin dingin, maka dengan demikian berhenti pergantian malam dan siang. Lebih parah lagi terjadi malam berkepanjangan tidak didatangi siang sampai kiamat di belahan bumi yang menghadap matahari, dan siang terus-menerus tidak diikuti malam di belahan lain yang membelakangi matahari.
Maha Benar Allah dalam Firman-NYA: “Katakanlah, apakah telah terpikir olehmu jika Allah menjadikan malam itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan siang kepadamu? Maka apakah kamu tidak mendengar? “Katakanlah, apakah telah terpikir olehmu jika Allah menjadikan siang itu terus-menerus sampai hari kiamat, siapakah Tuhan selain Allah yang akan mendatangkan malam sebagai tempat kamu beristirahat? Maka apakah kamu tidak melihat? (Q.S: Al-Qashash: 71-71).
Dari Fakta tadi dan ayat ke-71/ 72 dari surah Al-Qashash diatas, telah membantu memberikan pencerahan untuk memahami ayat-ayat sumpah diatas, dan sekaligus menguatkan kajian tentang keberadaan sepuluh peristiwa-peristiwa malam seperti pada ayat “Demi malam yang sepeluh”. Diantara sepuluh peristiwa-peristiwa malam tersebut, terdapat 7 pada ketujuh ayat-ayat sumpah diatas, penjelasannya sebagai berikut:
PERTAMA: Malam Berlalu dan Subuh Menyingsing:
Dari Fakta tadi dan ayat ke-71/ 72 dari surah Al-Qashash diatas, telah membantu memberikan pencerahan untuk memahami ayat-ayat sumpah diatas, dan sekaligus menguatkan kajian tentang keberadaan sepuluh peristiwa-peristiwa malam seperti pada ayat “Demi malam yang sepeluh”. Diantara sepuluh peristiwa-peristiwa malam tersebut, terdapat 7 pada ketujuh ayat-ayat sumpah diatas, penjelasannya sebagai berikut:
PERTAMA: Malam Berlalu dan Subuh Menyingsing:
Allah berfirman :
وَٱلَّيْلِ إِذْ أَدْبَرَ
Terjemah Arti: "dan demi malam ketika telah berlalu" (QS. Al-Mudattsir: 33);
Yang dimaksudkan disini Adalah malam yang sangat panjang itu, kalimat “adbara” pada ayat, yaitu telah berlalu dari kamu dan tidak akan pernah kembali lagi selamanya dan digantikan oleh cahaya subuh. Ini merupakan suatu fenomena alam pada periode akhir menjelang kiamat, maka makhluk tidak butuh lagi malam yang telah pergi selamanya.
Setelah malam berlalu dan tidak akan kembali lagi selamanya, maka datanglah subuh, yang dimaksudkan adalah siang terus menerus sampai hari kiamat. Maha Benar Allah dalam Firman-NYA: “Sesungguhnya itu merupakan salah satu tanda-tanda besar (kiamat)”.
Pada periode itu tidak akan nampak pula cahaya matahari kauniyah digantikan oleh matahari ma’rifah, pada saat itu nampak Sorga dengan segala kenikmatannya: “… mereka tidak merasakan di dalamnya (teriknya) matahari dan tidak pula dingin yang bersengatan“ (Q.S: Al-Insan: 13). Adapun kenyataan umum setiap hari bahwa setiap subuh menyingsing, malam pasti berlalu.
KEDUA: MALAM TELAH MENETAP:
Allah berfirman :
وَٱلَّيْلِ إِذَا عَسْعَسَ
Terjemah Arti: "demi malam apabila telah larut" (QS. At-Takwir: 17);
Kalimat “idza as-asa”, yaitu apabila posisinya (malam) telah menetap bersamamu dan waktunya terus menerus menemanimu. Seperti dalam legenda Arab tentang seekor serigala yang tidak takut menghadapi anjing sebaliknya tetap pada tempatnya menantang anjing, maka dikatakan serigala “aasa” (menantang). Dengan demikian Kalimat “as-asa” sinonimnya: (tetap – memperlambat – berdiam – selamanya dan menantang).
Malam apabila telah menetap: Pada saat itu malam menghalau siang maka semakin menebal dan gelap serta mengukuhkan posisinya tidak mau bergeser sedikitpun. Dan dalam keadaan biasa setiap hari keadaan seperti ini terjadi menjelang-jelang fajar atau ketika fajar atau mungkin juga sekitar jam 09-10 dari awal malam jika diibaratkan malam itu 12 jam.
Pada peristiwa-peristiwa malam, keadaan ini (malam menetap) terjadi sebagai tanda-tanda dunia akan berakhir (kiamat). >>>>>>> Bersambung...! [•Lihat Disini]===>>>
Malam apabila telah menetap: Pada saat itu malam menghalau siang maka semakin menebal dan gelap serta mengukuhkan posisinya tidak mau bergeser sedikitpun. Dan dalam keadaan biasa setiap hari keadaan seperti ini terjadi menjelang-jelang fajar atau ketika fajar atau mungkin juga sekitar jam 09-10 dari awal malam jika diibaratkan malam itu 12 jam.
Pada peristiwa-peristiwa malam, keadaan ini (malam menetap) terjadi sebagai tanda-tanda dunia akan berakhir (kiamat). >>>>>>> Bersambung...! [•Lihat Disini]===>>>
Kajian Terkait :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!