Jumat, November 09, 2012

MENJADIKAN BUMI SEBAGAI HAMPARAN HAKIKAT GEOSCIENCE AL-QURAN:

Serial Tafsir Alquran Lauhul Mahfudz (09)
Menyambut Tahun Baru Hijriah 01 Muharram 1434 H/ Nop. 2012 M.
Bumi Dihamparkan :
By: Med Hatta 
Alquran dan Sains Modern
Tidak ada di dunia ini selain Alquran yang mengenal hakikat (fakta) ilmiah secara mutlak, bahkan kebanyakan - selain dari pada Alquran - yang berkesimpulan bahwa tidak ada hakikat mutlak di dalam alam semesta ini, mereka hanya mengenal hipotesa dan teori ilmiah saja, sehingga sebahagian di antara para filosof dan ilmuan sejati dunia menyimpulkan bahwa satu-satunya hakikat yang ada hanyalah kematian.

Adapun Alquran: Maka Allah adalah hakikat; Muhammad SAW hakikat, malaikat-malaikat hakikat, kitab-kitab suci hakikat, rasul-rasul hakikat, mati hakikat, kebangkitan kembali hakikat, neraka dan surga hakikat.  Jika kita membuka literatur-literatur science rekayasa (klasik dan modern), kita tidak akan pernah menemukan judul diawali kalimat “hakikat”, yang ada adalah “teori” ilmiah murni, yang kesimpulannya selalu berubah-ubah, maka itulah hakikat sains rekayasa. 

Contoh misalnya tentang bentuk bumi (Shape of Earth), yaitu penampakannya dengan penglihatan mata telanjang jika bumi itu disaksikan dari jarak jauh, maka dari semenjak jaman dahulu kala para ilmuan telah banyak sekali memaparkan teori-teori yang berbeda-beda tentang bentuknya tersebut, akan tetapi bagi yang melihat bumi sekarang dari luar angkasa, dan dengan bantuan sinar laser yang dapat mengukur jaraknya dan mengitari sekelilingnya, sudah pasti mereka akan langsung menyimpulkan hakikat bentuk bumi seperti apa yang telah diciptakan Allah atasnya semenjak awal penciptaan. 

Tidak ada lagi dari mereka yang akan mengatakan: “Bahwa bumi ini bundar seperti bentuk lempengan CD dll....” Sains modern sudah jauh melewati tahap itu, sekarang ini mulai mencari lagi hakikat lain  yang masih terselubung oleh sains, dan belum menambahkan sesuatu yang fundamental lebih dari apa yang telah ada kini, seperti bentuk bumi misalnya sekarang ini sudah menjadi “hakikat” sains, bukan lagi sekedar teori seperti jaman dahulu dan fakta-fakta tentang hal itu banyak sekali.

Periode Yang Mendahului Penghamparan Bumi:
Allah Berfirman:
وَأَغْطَشَ لَيْلَهَا وَأَخْرَجَ ضُحَاهَا (٢٩) وَالأرْضَ بَعْدَ ذَلِكَ دَحَاهَا (٣٠)
Terjemah Arti: “dan Dia menjadikan malamnya gelap gulita, dan menjadikan siangnya terang benderang; dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya” (QS. An-Nazi'at: 29-30); 

Dua ayat dari surah An-Nazi’at ini, lebih jauh menjelaska bahwa sebelum proses penghamparan bumi, sebagai bagian dari proses memberkati bumi dalam empat masa, terlebih dahulu menggulirkan malam dan siang yang mengisyaratkan bentuk bumi sebagai bola bulat, beredar pada porosnya dan mengorbit mengelilingi matahari, sebagaimana telah dijelaskan pada seri sebelumnya langsung (Lihat kembali). Kemudian setelah itu, secara perlahan-lahan dan dalam waktu sangat panjang, barulah Allah menghamparkan bumi ini dengan membentuk kerak (lempengan) bumi. 

Umur bumi yang telah diperkiraka mencapai sekitar 4.5 milyar tahun, sedangkan batuan yang tertua ditemukan mencapai usia 3.8 milyar tahun, dan di antara kedua fase itu bumi hanya sebuah blok raksasa dari materi cair dan gas yang tidak berbentuk, dan mempunyai suhu sangat panas. Bentuk bumi yang ada sekarang dihasilkan melalui proses panjang, dibantu dengan peredarannya pada porosnya. 

Lalu bentuknya ini menjadi paten dengan terjadinya kerak luar yang keras, dan dari sinilah kita dapat merasakan keindahan mukjizat Alquran,  Allah berfirman pada ayat ke-30 dari surah An-Nazi’at di atas: “dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya”; mukjizat itu sangat jelas pada kalimat “sesudah itu”, yaitu penghamparan bumi tidak langsung terjadi pada awal penciptaannya. 

Akan tetapi “sesudah itu”; yaitu setelah melalui proses waktu yang sangat panjang, maka para geolog mengetahui kemudian bahwa maksud dari kalimat “sesudah itu” yang terdapat pada ayat di atas, durasinya sepanjang 700 juta tahun, “maka Maha suci Allah sebaik-baik pencipta”.
Geoscience Alquran; “Menghamparkan Bumi”:
Allah Berfirman:
الَّذِي جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ فِرَاشًا وَالسَّمَاءَ بِنَاءً وَأَنْزَلَ مِنَ السَّمَاءِ مَاءً فَأَخْرَجَ بِهِ مِنَ الثَّمَرَاتِ رِزْقًا لَكُمْ فَلا تَجْعَلُوا لِلَّهِ أَنْدَادًا وَأَنْتُمْ تَعْلَمُونَ (٢٢)
Terjemah Arti: “Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui” (QS. Al-Baqarah: 22); 

وَهُوَ الَّذِي مَدَّ الأرْضَ وَجَعَلَ فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْهَارًا وَمِنْ كُلِّ الثَّمَرَاتِ جَعَلَ فِيهَا زَوْجَيْنِ اثْنَيْنِ يُغْشِي اللَّيْلَ النَّهَارَ إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِقَوْمٍ يَتَفَكَّرُونَ (٣)
Terjemah Arti: “dan Dia-lah Tuhan yang membentangkan bumi dan menjadikan gunung-gunung dan sungai-sungai padanya. dan menjadikan padanya semua buah-buahan berpasang-pasangan, Allah menutupkan malam kepada siang. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan” (QS. Ar-Ra'd: 3); 

وَالأرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ شَيْءٍ مَوْزُونٍ (١٩)
Terjemah Arti: “dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran” (QS. Al-Hajj: 19); 

وَالأرْضَ مَدَدْنَاهَا وَأَلْقَيْنَا فِيهَا رَوَاسِيَ وَأَنْبَتْنَا فِيهَا مِنْ كُلِّ زَوْجٍ بَهِيجٍ (٧)
Terjemah Arti: “dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata” (QS. Qaaf: 7); 

وَالأرْضَ فَرَشْنَاهَا فَنِعْمَ الْمَاهِدُونَ (٤٨)
Terjemah Arti: “dan bumi itu Kami hamparkan, maka sebaik-baik yang menghamparkan (adalah Kami).” (QS. Ad-Dzaariyat: 48); 

وَاللَّهُ جَعَلَ لَكُمُ الأرْضَ بِسَاطًا (١٩) لِتَسْلُكُوا مِنْهَا سُبُلا فِجَاجًا (٢٠)
Terjemah Arti: “dan Allah menjadikan bumi untukmu sebagai hamparan; supaya kamu menjalani jalan-jalan yang Luas di bumi itu” (QS. Nuh: 19-20);

وَإِلَى الأرْضِ كَيْفَ سُطِحَتْ (٢٠)
Terjemah Arti: “dan bumi bagaimana ia dihamparkan? ” (QS. Al-Ghasyiyah: 20); 

Hamparan Bumi; yaitu lapisan terluar bumi atau sering juga disebut dengan kerak bumi, yang terbagi menjadi dua kategori, yaitu kerak samudra dan kerak benua. Kerak samudra mempunyai ketebalan sekitar 5-10 km sedangkan kerak benua mempunyai ketebalan sekitar 20-70 km. Penyusun kerak samudera yang utama adalah batuan basalt, sedangkan batuan penyusun kerak benua yang utama adalah granit, yang tidak sepadat batuan basalt. 

Kerak bumi dan sebagian mantel bumi membentuk lapisan litosfer dengan ketebalan total kurang lebih 80 km. Adapun temperatur kerak meningkat seiring kedalamannya, maka pada batas terbawahnya temperatur mencapai  angka 200-400 oC. Kerak dan bagian mantel yang relatif padat membentuk lapisan litosfer, karena konveksi pada mantel bagian atas dan astenosfer, litosfer dipecah menjadi lempeng tektonik yang bergerak.

Temperatur meningkat 30 oC setiap Km, namun gradien panas bumi akan semakin rendah pada lapisan kerak yang lebih dalam. Unsur-unsur kimia utama pembentuk kerak bumi adalah: Oksigen (O) (46,6%), Silikon (Si) (27,7%), Aluminium (Al) (8,1%), Besi (Fe) (5,0%), Kalsium (Ca) (3,6%), Natrium (Na) (2,8%), Kalium (K) (2,6%), Magnesium (Mg) (2,1%). 

Para ahli dapat merekonstruksi lapisan-lapisan yang ada di bawah permukaan bumi berdasarkan analisis yang dilakukan terhadap seismogram yang direkam oleh stasiun pencatat gempa yang ada di seluruh dunia. 

Kerak bumi purba sangat tipis, dan mungkin mengalami proses daur ulang oleh lempengan tektonik yang jauh lebih aktif dari saat ini dan dihancurkan beberapa kali oleh tabrakan asteroid, yang dulu sangat umum terjadi pada masa awal terbentuknya tata surya. Usia tertua dari kerak samudra saat ini adalah 200 juta tahun, namun kerak benua memiliki lapisan yang jauh lebih tua, yang diketahui mencapai usia 3.7 hingga 4.28 miliar tahun dan ditemukan di Narryer Gneiss Terrane di Barat Australia dan di Acasta Gneiss - Kanada.

Pembentukan kerak benua dihubungkan dengan periode orogeny intensif, periode ini berhubungan dengan pembentukan super benua seperti Rodinia, Pangaea, dan Gondwana. (Lihat: Ensiklopedia Bebas Berbahasa Indonesia).... (BERSAMBUNG)...!!!
√ KAJIAN SELANJUTNYA:
√ KAJIAN SEBELUMNYA: 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!