“Senandung Lirih Sang Petani”
Karya: KasihSang Merpati
Aku terlukis sebagai Petani, Anakku…
Cangkul dan sabit adalah Sahabatku,
Tanganku kasar dan penuh Luka
Duri-duri tak berhenti bermukim di sela Jari-jariku
Tumitku terbelah bagai kerak Kelapa Tua
Aku terlukis sebagai Petani, Anakku…
Terkadang kumengadu pada langit tentang teriknya Matahari
Terkadang aku bersenandung bersama burung-burung tuk membunuh Waktu
Terkadang kuberbisik pada Angin tuk mengundang Senja
Lalu aku kembali ke depan kanvasku di rumah
Cangkul dan sabit adalah Sahabatku,
Tanganku kasar dan penuh Luka
Duri-duri tak berhenti bermukim di sela Jari-jariku
Tumitku terbelah bagai kerak Kelapa Tua
Aku terlukis sebagai Petani, Anakku…
Terkadang kumengadu pada langit tentang teriknya Matahari
Terkadang aku bersenandung bersama burung-burung tuk membunuh Waktu
Terkadang kuberbisik pada Angin tuk mengundang Senja
Lalu aku kembali ke depan kanvasku di rumah
Aku terlukis sebagai Petani, Anakku..
Namun ketahuilah…
Aku tidak ingin melukis sawah di Kisahmu
Aku tak mau melukis cangkul dan sabit di Tanganmu
Aku tak akan melukis Duri dalam perjalananmu
Tidak wahai lukisanku
Aku ingin melukis Langit yang biru dalam Kisahmu,
agar aku bisa selalu bangga melihatmu di atas sana,
Aku ingin melukis Bintang di angkasamu,
agar kelak kumelihatmu bersinar tak perna Redup,
Aku akan melukis Kasih sayang yg tulus dalam hatimu,
agar dengan tanganmu yangg lembut tanpa luka itu akan membelai Jiwa-jiwa yang teraniaya
Aku akan melukis baju toga dalam perjalananmu,
agar kau tak akan berhenti berjuang mencari ilmu...
Aku terlukis sebagai Petani, Anakku…
Aku tak akan melukis Diriku lagi dalam Dirimu
'Kan kuwarnai kau dengan doa dan air mataku
'Kan kugaris kau dengan perjuangan dan pengorbananku
'Kan kubingkai kau dengan restu dan amanahku
Kelak jika kau telah tlahir dalam lukisan indahku
Jangan pernah kau melupakan bahwa
Aku terlukis sebagai Petani, Anakku…
*Puisi "Senandung Lirih Sang Petani" dalam Kasih Sang Merpati
Puisi “Sang Dalang dalam Kisahnya”
Namun ketahuilah…
Aku tidak ingin melukis sawah di Kisahmu
Aku tak mau melukis cangkul dan sabit di Tanganmu
Aku tak akan melukis Duri dalam perjalananmu
Tidak wahai lukisanku
Aku ingin melukis Langit yang biru dalam Kisahmu,
agar aku bisa selalu bangga melihatmu di atas sana,
Aku ingin melukis Bintang di angkasamu,
agar kelak kumelihatmu bersinar tak perna Redup,
Aku akan melukis Kasih sayang yg tulus dalam hatimu,
agar dengan tanganmu yangg lembut tanpa luka itu akan membelai Jiwa-jiwa yang teraniaya
Aku akan melukis baju toga dalam perjalananmu,
agar kau tak akan berhenti berjuang mencari ilmu...
Aku terlukis sebagai Petani, Anakku…
Aku tak akan melukis Diriku lagi dalam Dirimu
'Kan kuwarnai kau dengan doa dan air mataku
'Kan kugaris kau dengan perjuangan dan pengorbananku
'Kan kubingkai kau dengan restu dan amanahku
Kelak jika kau telah tlahir dalam lukisan indahku
Jangan pernah kau melupakan bahwa
Aku terlukis sebagai Petani, Anakku…
*Puisi "Senandung Lirih Sang Petani" dalam Kasih Sang Merpati
Puisi “Sang Dalang dalam Kisahnya”
Karya: Kasih Sang Merpati
Kekelaman mulai memeluk Malam
Seakan tangguh menyembunyikannya dari dinginnya Angin yang berhembus
Bintang-bintang muncul dengan wajah cemberut
Protes menanyakan kealfaan kisah yang sering mereka dengar
Sang Dalang telah mati
Jiwanya mengering tak mampu lagi tuk berkisah
Tokoh-tokoh itu tak lagi berarti
Tinggal jejak wujud dari potongan kayu dan sobekan kulit binatang
Hanya sunyi yang terdengar Riang
Menari dan bernyanyi dengan nada kepiluan
Liriknya mengisahkan tentang cinta yang nestapa
Seakan mengejek sang Dalang yang tengah terpuruk oleh Cinta yang Hampa
Kemana arah 'kan mengantar asa?
Ketika angin pun enggang berbisik
Membenci sunyi yang kian berisik
Menggoyahkan Tonggak rindu yang menusuk Kalbu
Tak ada titisan...
Bahkan cahayapun enggan menyapa
Tersilaukan dalam kegelapan
Terabaikan dalam ramainya sapaan
Hening dalam kebisingan
Sang Dalang menyapa kekasih yang Hilang
Menari seperti Mati...
Benyanyi seperti Mati...
Sang Dalang Pasrah menuggu Mati...
*Puisi "Sang Dalang dalam Kisahnya"
Seakan tangguh menyembunyikannya dari dinginnya Angin yang berhembus
Bintang-bintang muncul dengan wajah cemberut
Protes menanyakan kealfaan kisah yang sering mereka dengar
Sang Dalang telah mati
Jiwanya mengering tak mampu lagi tuk berkisah
Tokoh-tokoh itu tak lagi berarti
Tinggal jejak wujud dari potongan kayu dan sobekan kulit binatang
Hanya sunyi yang terdengar Riang
Menari dan bernyanyi dengan nada kepiluan
Liriknya mengisahkan tentang cinta yang nestapa
Seakan mengejek sang Dalang yang tengah terpuruk oleh Cinta yang Hampa
Kemana arah 'kan mengantar asa?
Ketika angin pun enggang berbisik
Membenci sunyi yang kian berisik
Menggoyahkan Tonggak rindu yang menusuk Kalbu
Tak ada titisan...
Bahkan cahayapun enggan menyapa
Tersilaukan dalam kegelapan
Terabaikan dalam ramainya sapaan
Hening dalam kebisingan
Sang Dalang menyapa kekasih yang Hilang
Menari seperti Mati...
Benyanyi seperti Mati...
Sang Dalang Pasrah menuggu Mati...
*Puisi "Sang Dalang dalam Kisahnya"
Karya: Kasih Sang Merpati
Seperti saat
engkau ada di sisi
Aku masih
sendiri
Seperti saat
engkau tinggal pergi...
Hatiku masih
yang ini
Hati yang
sedih bernyanyi bersama sepi
Hatiku masih
di sini
Menanti jiwa
yang sedang mencari...
Aku masih yang
ini
Bersama hati
yang sedang bersedih
Hatiku masih
sendiri
Di sini
bernyanyi bersama sepi...
Karya: Kasih Sang Merpati
Kudengar nada
dlm sapaan ombak
Di penghujung
senja terbesit
Uraian rindu
dn nyanyian angin..
Kulukis di
perlintasan indah pelangi namamu,
Seindah
pahatan dlm hatiku..
Hanya namamu..
Semoga cinta
sll menyelimuti harimu
Sehangat
cahaya senja
Di ujung Mata
Penantian,
Ku kan sll
membingkai Rindu
Dengan Hiasan
Kesetiaan
“Akad Kenangan”
Karya: Kasih
Sang Merpati
Malam ini,
Ketika hujan datang menyapaku
Aku bertanya padanya
Kemanakah kiranya angin membawamu kini?
Wahai Sang Kekasih..
Kumenitip pesan pada rintik-rintik hujan yang akan
membisikkan rinduku pada setiap helai daun yang bergoyang
Betapa harap itu masih terlukis di langit benakku
Harap tentang Cintamu
Harap tentang kisah kita
Harap tentang mimpi kita yang tebunuh oleh waktu
Harap tentang Dirimu... Yah, masi tentang dirimu..
Demi kenangan itu,
Demi setiap detik detakan Jantungku
Kuterisak perih menahan rindu
Hangat pelukmu, teduh tatap matamu, manis senyummu
Yang kenangannya adalah milikku..
Kini,
Walau semua telah berlalu
Walau akad kan membelengguku
Ketahuilah Kasih...
Telah kunikahi kenanganmu
Tepat di bawah sinar purnama kala itu...
Tanda Tanya (?????)
Karya: Kasih
Sang Merpati
Ringkihan tawa
dari jiwa yang mencari,
Seakan bertanya
pada ombak yang sesekali melambai menyapa,
Kerutan Tangguh
di pinggir mata semakin menyipit,
Angkuh menatap
tajamnya senja seakan tak mau diusik...
Aku tetap duduk
dalam kediaman di ramainya candaan,
Mencoba
menerjemahkan tentang semua gerakan di sekitarku,
Namun ombak
berbisik seakan bisu,
Tak ada
pesan... Taka ada kesan...
Jiwa terus
mencari dan menari,
Hanya cahaya
senja yang mengisyaratkan rindu,
Pada sosok yg
kini tenggelam dalam tingginya angan-angan....
Cumbuan Kelam
Karya: Kasih Sang Merpati
Terjebak dlm
ruang gelap dan kosong,
Sesaat setelah
sang Dewi mimpi mengembalikanku..
Senja pun tak
dpt kukejar lagi,
Hanya coretan
kecil darinya di wajah langit yg memerah,
Mengikis
ketegaran yg masi tersisa..
Wahai kelam..
Nikmatkah
tubuhku kau peluk erat saat ini?
Kutau kau
tengah menumpahkan rindumu,
Menyembunyikanku
dari keramaian langit yg biru..
Wahai Gelap..
Berhenti
cumbui jiwaku..
Aku tak mampu
menahan getaran itu..
Kecupan2 semu
yg kau pamer pd sang waktu..
Sungguh dalam
aku terlena..
Hingga nada2
tak mampu lagi mengenalku..
Aku tertipu
dalam kenikmatan semu,
Yg kulihat
dari wujud yg gelap dan kelam..
Cinta Tak Bertuan..
Karya: Kasih
Sang Merpati
Wahai Waktu..
Ceritakan padaku tentang kisah yang tengah kujejaki
ini..
Aku risih pada awan yang tak pernah tetap wujudnya,
Aku resah mendengar angin mengusikku dengan 1000 tanya
yang tak kutahu jawabnya..
Aku tak ingin seperti buih di pantai,
Sedangkan teguhku bagai batu karang di lautan..
Wahai kau detik-detik yang terus mengejarku..
Jelaskan padaku arti teguhku dengan harapan yang
mungkin sia-sia..
Demi dirimu yang selalu setia pada waktu,
Aku terjebak dalam angan-angan hampa tak berwujud..
Terasa diri tercampakkan oleh ego,
Terkurung oleh asa,
Menikmati Cinta yang tak bertuan...
‘Mafia Cintaku’
Karya: Kasih
Sang Merpati
Aku bukanlah
wanita manja
yang pandai
bersikap manis
untuk selalu
membuatmu tersenyum manis..
Aku bukanlah
wanita pesolek
yang selalu
tampil cantik
untuk
membuatmu semakin simpatik..
Aku bukanlah
wanita modis yang tau mode
dan selalu
tampil gaya
untuk
membuatmu bangga..
Aku bukanlah
wanita feminim
yang selalu
tampil anggun
untuk
membuatmu terkagum-kagum..
akan memberikanmu
usaha terhebatku
untuk
membuatmu bahagia..
Aku hanyalah
wanita sederhana
yang akan
mencintaimu
dengan
kesetiaan yang istimewa..
Aku hanyalah
wanita tak sempurna
yang butuh kau
bimbing untuk menjadi layak
mendampingimu
di dunia
dan kelak
tanpa ragu kau gandeng tangannya menghadap Allah.. :)
“Senyum dlm Tatapnya”
Karya: Kasih
Sang Merpati
Kulihat indah.. Mata itu mulai menyapa..Hening, tnpa kata tnpa suara..Tetap terlihat indah,Tatap itu kuyakin menyapa..Dlm benak fikiran menariMencipta makna sekedar memberi artiTatap itu msih tampak indah menyapa hati,Wlu kadang tertangkap tnp dia sadariKeusilan jiwa mulai cari tauApa gerangan sembunyi di balik raguMata itu kadang melempar sesuatuKala sadar ia tertunduk maluNamun, kulihat indah tatap itu dlm sayu..Hati yg tanya kian terusikTatap itu seakan berbisikDlm benak ia tampak asyikMempermainkan rasa seakan menggelitikAda sapa dlm hatiAda bahagia dlm jiwaDan tatap itu sll trlihat indah..Kala senyum ia di balik Mata..
AKU.. Perempuan.. ;-)
Karya: Kasih
Sang Merpati
Aku Bangga,
Saat pertama kubuka mataku
Dan kudptkan diriku adlah seorang perempuan..
Aku Bangga,
Saat kumulai ritual penyambut hariku
Dan kutemukan diriku adlah seorang perempuan..
Ak Bangga,
Saat mengenakan aksesoris dan kulihat diriku ttp
seorang perempuan..
Saat jaket jeans favoritku terpasang rapi di tubuhku..
Saat kaos tangan dan slayer melengkapi pakaianku..
Saat sepatu cat dan helm tertancap pas di kedua ujung
tubuhku..
Saat kumulai mengendarai tungganganku..
Aku bangga merasakan diriku adlah seorang perempuan..
Saat Kutaklukkan jarak 306 km setiap hari,
Saat Kulajukan tungganganku mencapai 100km/jam,
Saat satu demi satu pelanggang jalan kudahului..
Aku bangga mendengar mereka menyebutku seorang
perempuan..
Walau terkadang aku rapuh dan lemah,
Duduk di sudut ruang yg gelap sambil menangis,
Menikmati rasa luka hati yg tersakiti..
Aku bangga merasakan diriku adlah seorang perempuan.
Sebutan2.. Tomboy.. Balaki.. Ato apalah it,
Semakin membuatku bangga teryakinkan
Diriku adlah seorang perempuan..
Saat kukenakan jilbab,
Kubungkus tubuhku dengan kain lembut berwarna kalem,
Dengan sedikit senyum kecil yg terbentuk sempurna,
Kutemukan diriku sungguh mempesona,
Dalam hati terucap dgn penuh kebanggaan bahwa
Diriku adlah seorang Perempuan..
Hingga mampu membuat siapa sj Jatuh Cinta..
Kata org kumempunyai kemampuan menaklukkan hati
siapapun
Dan berpotensi pula mematahkannya..
Namun Bagiku,
Ak adlah seorang perempuan yg tetap mungkin
tertaklukkan hatinya..
Dan menunggu seseorang yang mampu menjadikanku seorang
perempuan yg seutuhnya.
Pernah di suatu masa aku tersesat dalam perasaanku,
Mencari jati diriku yg Haq,
Mencoba menyelam dalam setiap hati,
Walau tak sedikit hati yg terpatahkan
Dan kumohon maaf tuk semua itu..
Saat itu, ini, dan nanti Ak tetap adlah seorg
perempuan..
Ak bangga mereka menyebutku My SISTER..
Ak senang seseorang menyebutku My Princes..
Ak bahagia mereka menyebutku anak perempuanku..
Karena itulah Diriku..
Dan diriku adlah seorang perempuan..
Dirimu Mungkinkah Dirinya???
Karya: Kasih
Sang Merpati
Kupejamkan mataku mencoba
Meramalkan nasib cintaku di masa depan
Kulihat sebuah sosok
Dirinya Mungkinkah Dirimu??
Kursakan kebahagiaan bersamanya
Dapat kuraba Tembok-tembok kebanggaanku padanya
Namun yang kulihat sebuah sosoknya
Dan Dirinya Mungkinkah Dirimu??
Kulihat wujud pengabdianku padanya
Kulihat kepingan-kepingan angkuhku yg retak di bawah kakinya
Kulihat ketebalan egoku menguap ke atas ketinggian sabarnya
Kulihat hanya Cinta dan Kekagumanku yg tersisa
Dan yg kulihat hanya sosoknya
Dan Dirinya Mungkinkah Dirimu??
Saat mataku terbuka
Saat pandanganku terlepas
Saat kenyataan menampakkan wujudnya
Yang tetap kulihat hanya sosoknya
Dan Dirinya Mungkinkah Dirimu??
Dia blm bernama
Dia blm berupa
Dia blm bersuara
Namun dapat kurasakan Cinta dan kekagumanku padanya
Begitu nyata...
Senyata udara yg kuhirup setiap saat
Dan yg kulihat hanya sosoknya
Dirinya Mungkinkah Dirimu??
Kutukan..
Karya: Kasih
Sang Merpati
Merindu dgn
hati yg luka menganga..
Remuk oleh asa
yg trlanjur tergadaikan janji.
Memandang
tunduk seakan tak prcaya..
Ikrar suci
dijadikan puisi..
Tertulis oleh
tangan yg gemetar..
Berpenakan
tulang rusuk yg sdh membungkuk..
Dgn tinta
darah hitam dr hati yg brkarat..
Tak ad batas
dlm fikir..
Tntg seraut
wajah ayu bersenyumkan retakan kaca..
Pecah tak
berbekas..
Hancur
berhiaskan nestapa..
Berlalu
dibawah sapuan ombak tak berdaya..
Tenggelam
brsama jangkar yg trlepas..
Tinggallah
jiwa yg protes pd keadaan leluhur..
Trbahak2
disudut senja yg sendu..
Hadir tak
hadir memberi sinar yg semu..
Aaaakhh..
Inikah arti
tubuh yg tak berkilau..
Trpaksa tulus
mmilih tangan di bawah..
Ikut pd jejak
leluhur yg trkutuk..
Menyambut
takdir..
Mati
terpuruk..
Magelang – Jogja 26 Juli 2010
Karya: Kasih
Sang Merpati
Bulir air mata jatuh saat tringat akn dirimu..
Tak jelas sebab di balik it..
Adakah it msi cinta sprt yg dlu..
Atau hax sayang dn hasrat tak ingin brpisah..
Brkali kucoba brpaling dn mngakhiri rasa ini..
Menguburmu dlm kisahku yg tlah terlewati..
Namun gagal dn hati hax bs menangis lirih
Kau trlalu sempurna tuk trganti..
Sosok manapun mnjd tak bs brarti..
Kucoba melupakanmu dgn menghadirkan kisah yg sama..
Tp keindahanx tak mampu menandingi kisah kita..
Lalu kucoba tuk mnjalani kisah yg lain..
Namun hatiku tak mampu untuk brpaling..
Ap yg hrs kulakukan?
Jika hatimu tak lg milikku..
Dgn ap akn kulangkahkan kenanganku?
Jika diriku tak lg brarti bagimu..
Kau adlah belahan jiwaku..
Yg trpisah oleh takdir ruang dn waktu..
Tak mampu kuterima hingga saat inipun..
Ketika dipersimpangan kau melangkah menjauh drku..
Ak bagai musyafir yg kehilangan arah..
Trlepas dr pelukan dn tuntunanmu..
Tak mampu brdiri lg..
Menyaksikan smax trbagi dn brakhir..
Ak merindukan sma kisah kita..
Yg di matamu tak lg dpt kutemukan..
Saat sesaat kucoba menemukannya..
Puisi yang Indah..
Karya: Kasih
Sang Merpati
Ak ingin
mncipta puisi yg indah,
Tentang
angin..
Tentang laut..
Tentang
purnama..
Tentang
tanah..
Tentang
darah..
Tentang
nyawa..
Ak ingin
mncipta puisi yg indah,
Tentang luka..
Tentang asa..
Tentang
cinta..
Tentang
nestapa..
Tentang
sakit..
Tentang
pahit..
Tentang
lirik..
Ak ingin
mencipta puisi yg indah,
Tentangku dn
diriku..
Tentangmu dn
dirimu..
Tentangnya dn
dirinya..
Tapi,
Angin tak
trlihat..
Laut trlampau
luas..
Purnama tak
trjangkau..
Tanah begitu
keras..
Darah terus
tertumpah..
Nyawa tak lg
berharga..
Cinta berlirik
luka nestapa..
Sakit, pahit,
musnah diujung asa..
Ku tak peduli
mu dn nya, mu tak peduli nya dn ku, nya tak peduli ku dn mu..
Tak ada kita..
Semua tentang
ak, kalian dn mereka..
Lalu...
Dgn ap
kulukiskan kata yg indah..
Jika yg tampak
hanyalah sobekan jiwa yg brserakah..
Ko Diam Cacing...!!!!!!
Karya: Kasih
Sang Merpati
Tubuh
Gemetar
Lemah
Tak berdaya
Tangan
Menggapai
Kosong
Tak berisi
Mata
Merayap
Mencari
Sesuatu yg ada
Namun
Tetap tak
ada..
Cacing
......
......
......
.......
Di perutku
juga dah berontak minta jatah....
"Lapaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaarrrr....."
Ko DIAM
Cacing...!!!! :-@ :-(
BISMILLAH..
Karya: Kasih
Sang Merpati
Saat jaga mnjemput di kala pagi msi dlm pelukanku..
Saat mata mulai mmbuka kelopak dn mraba setitik
cahaya..
Saat nafas panjang pertama trhembuskan dr tubuh yg
kembali hidup..
Kuucap BISMILLAH..
Lalu bangkit mulai menjemput,
langkah mulai menuntun arah,
2 pilihan takdirpun mnanti,
Trtunduk pnuh harap kuucap TAWAKKALTU ALALLAH..
Lukisan hidupku mulai terbentuk..
Putih merah biru hingga hitam, trcoret satu persatu..
Mngiasi hari brlalu dgn rapuh..
Mmberi seri kadang air mataku yg terjatuh..
Dan Kuterpuruk tunduk memeluk waktu..
Dlm lirih hati yg terjepit,
terbisik LA HAULAH WA LA KUWATA ILLA BILLAH..
Dan seluruh duniapun tersenyum..
SEMANGAT KEMBALI MERANGKUL..
BISMILLAH..
Kumulai hariku dgn namaMu Ya ALLAH..
Kutersenyum Menghias Keluh..
Karya: Kasih
Sang Merpati
Jika kubrada
di sudut malam,
Dan
terteteskan buliran air dr mataku yg lebam,
Apakah it
disebut keluh???
Jika
kutersudut di ruang hampa yg gelap,
Dan trucap
lirih kata ''aduh..'' dr bibirku yg pecah,
Apakah it nama
lain dr keluh??
Jika kuterpaku
di satu sisi kasur,
Dan meremas
pinggiran bantal dgn tanganku yg gemetar,
Apakah it
dianggap keluh??
Lalu, Apa arti
sabarku?
Jika mataku yg
lebam tetap mneteskan air mata,
Hanyut
melewati bibirku yg pecah,
Dan kusapu dgn
tanganku yg gemetar,
Sedang hatiku
ingin brsabar??
Wahai kau jiwa
yg tegar..
Kau penunggang
yg sedang brada di atas bumi,
Disapa oleh
jalan yg trtaklukkan,
Dihentikan
oleh ruang waktu yg terkalahkan..
Jgn biarkan
kerapuhan menyentuh jiwamu..
Sprt ia
menyentuh sebetang kayu yg kokoh..
Dan membuatnya
tak brarti..
Wahai kau hati
yg kuat..
Jgn biarkan
sabarmu terhapus oleh keluh yg merayu..
Seperti air yg
menghapus tulisan di atas pasir..
Dan mebuatnya
hilang tak berbekas.
Wahai kau
pemilik senyum yg sempurna..
Bukankah kau
menantang sang surya tuk beradu menaklukkan hari??
Tersenyumlah
dlm keluhmu..
Maka tak ad
satu ahlipun yg akan berani
Mendefenisikan
itu sebuah keluhan..
Artikel berhubungan:
- Menalar Tasawuf Anregurutta Ambo Dalle
- Satu Lagi "Passelle Pasau" Putra Idioligis Terdekat Anregurutta
- Prof. DR. Andi Syamsul Bahri Andi Galigo Manggaberani
- Mengenala Passelle Pasau-na Anregurutta Ambo Dalle
- Saatnya Purnama DDI dan Kaballangan Bersinar Terang
- Catatan: Haul Anregurutta ke-13 Tahun 2009
- Haul Gurutta Ambo Dalle
- Mengejar Berkahnya Gurutta KeTanah Bugis
- Seorang Anak Polisi MemburuBarakka’ Ke Kaballangang
- Barakka’-na Anregurutta AmboDalle
- Isra'-Mi'raj Ke Elle Salewo-E Bersama Gurutta H. Jamalu
- Seorang Muhajir Fakir
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!