Minggu, Februari 10, 2013

RANCANGAN PROGRAM KERJA IAPDIKA 10 TAHUN KEDEPAN (4 - 4 - 1444 H):

KERANGKA ACUAN PROGRAM KERJA IAPDIKA
(JANGKA PENDEK/MENENGAH DAN JANGKA PANJANG)  
By: Pemerhati IAPDIKA
MUKADDIMAH
Dakwah Islam yang pernah dipelopori oleh Yang Mulia Almaghfurilahu Anregurutta KH. Abdul Rahman Ambo Dalle selama kurang lebih satu abad melalui pendekatan pendidikan Madrasah dan Pesantren serta Dakwah Bil Hal, harus terus berjalan mengimbangi perkembangan zaman dan ilmu pengetahuan dalam rangka mewujudkan baldatun tayyiba wa rabbon gafur. Dakwah dan pendidikan ini menjadi tanggung jawab generasi pelanjut Anregurutta khususnya mereka yang telah menimbah ilmu agama di DDI.



Dalam melanjutkan Dakwan dan Pendidikan agama yang pernah dikembangkan oleh Anregurutta KH. Abdul Rahman Ambo Dalle tetap harus didasarkan pada prinsip-prinsip dakwah yang pernah diaplikasikan Anreguttuta yang moderat, fleksibel dengan tetap memperhatikan nilai-nilai dan karakteristik I’tiqad Ahlussannah Wal Jamaah yang merupakan landasan utama Anregurutta dalam berdakwah selama hidupnya. Setiap individu yang terlibat dalam upaya memajukan pendidikan dan dakwah Islam melalui organisasi DDI dituntut untuk melestarikan dan mengaplikasikan dasar-dasar pemikiran Ahlussunnah wal jamaah yang menjadikan Alquran, sunnah, qiyas dan ijma sebagai sumber hukum dalam menetapkan setiap kebijakan dan keputusan baik yang bersifat organisasi maupun yang bersifat kemasyarakatan.

Mengingat dan memperhatikan perkembangan DDI dari waktu ke waktu mulai menunjukkan "ke-jumud-an" maka dianggap perlu untuk melakukan perbaikan dan reformasi di tubuh organisasi DDI baik yang bersifat kelembagaan, keadministarisan, pendidikan, dan kemasyarakatan yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan menuju perbaikan DDI khususnya di Pesantren DDI Kaballangan. 

Untuk mencapai sasaran dan tujuan dimaksud pemerhati IAPDIKA menyusun sebuah (format) kerangka acuan serta rencana aksi yang dapat memberikan gambaran kepada setiap anggota atau pemangku kebijakan di IAPDIKA dalam rangka mewujudkan sasaran dan harapan alumni yang terdiri dari mukaddiman, latar belakang, tujuan, implementasi draft program IAPDIKA, suksesi Muktamar 2014, Pembentukan Univeristas KH. Abdul Rahman Ambo Dalle dan Pembentukan Ambo Dalle Center serta inventarisasi asset DDI.  

A. LATAR BELAKANG

Sejak Almaghfurilahu Anregurutta KH. Abdul Rahman Ambo Dalle meninggal dunia pada tahun 1996, perjalanan DDI di kemudian hari mengalami permasalahan yang sulit dibenahi dan nyaris tenggelam bahkan hilang dari peredaran. Permasalahan tersebut telah memberikan dampak negatif terhadap DDI yang telah dibangun oleh Gurutta dengan penuh pengorbanan. Sementara lembaga pendidikan sejenis yang usianya masih seumur jagung tumbuh berkembang dan pesat di tengah-tengah alumni DDI, atau seperti istilah Dr. Rusdy Ambo Dalle nahwa "lembaga lain (yang baru lahir) langsung tancap gas berlari  kencang dengan kecepatan 100, sedangkan DDI melambat pada kecepatan 60". Demikian pula dai-dai terus bermunculan yang - nota bene - bukan berasal dari lembaga dakwah yang pernah dibangun oleh Anregurutta dan tidak memiliki kemampuan dan kualitas pendidikan agama memadai sebagaimana yang dimiliki kader-kader dai dan ustadz yang berasal dari DDI. Akibatnya muncul pemahaman masyarakat terhadap agama yang semakin dangkal sehingga menimbulkan fenomena baru di masyarakat yang cenderung membawa kepada fanatisme, radikalisme, ekstrimisme dan lain-lain sehingga bukan saja meresakan masyarakat akan tetapi juga telah merusak citra Islam yang sebenarnya. 

Terdapat beberapa hal yang mengakibatkan merosotnya popularitas DDI secara umum dan Ponpes DDI Kaballangan secara khusus antara lain sebagai berikut:

  • Terjadinya pergeseran kepemimpinan di tubuh DDI dari kaum ulama ke akademis, pegiat atau "politisi" yang lebih berorientasi popularitas dan kekuasaan serta kepentingan, serta cenderung meninggalkan nilai-nilai dan tujuan dasar atau prinsip DDI sebagai lembaga pendidikan dan dakwah yang berkarakter ulama;
  • Minimnya perhatian terhadap pengembanan kualitas pendidikan dan dakwah di pusat-pusat pendidikan dan dakwah di lingkungan DDI serta minimnya perhatian untuk meningkatkan kapabilitas lembaga dalam rangka mengimbangi perkembangan zaman dan teknologi;
  • Maraknya kegiatan pendidikan dan dakwah di kalangan ummat Islam baik yang dikelola secara pribadi maupun yang dikelola secara institusi;
  • Tidak adanya tersedianya peluang bagi alumni-alumni DDI untuk megembangkan almamaternya dan mendukung serta membantu mencarikan solusi terhadap semua masalah yang dihadapi organisasi;
  • Hilangnya saling kepercayaan antara semua kader-kader DDI khususnya di tingkat atas dan tidak adanya upaya untuk membentuk komunitas DDI yang harmonis dan langgeng.

Berangkat dari latar belakang di atas, maka alumni DDI Kaballangan dan turunannya menyadari sepenuhnya tentang pentingnya mengembalikan reputasi dan kualitas pendidikan dan dakwah di lingkungan DDI sebagaimana ketika Anregurutta masih hidup dengan membentuk suatu organisasi  atau  ikatan guna mengerahkan seluruh upaya dan potensi yang dimiliki untuk mengembalikan popularitas dan kualitas DDI dengan menyusun Kerangka Acuan Kerja  sebagai road map dalam mencapai tujuan dan sasaran yang diharapkan.  

B. TUJUAN DAN SASARAN

Tujuan pengembangan sistim pendidikan dan dakwah di lingkungan DDI khususnya Ponpes DDI Kaballangan, selain untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat, juga dimaksudkan untuk menciptakan pelajar, santri dan mahasiswa yang memiliki konpetensi sebagai ulama, pendidik, dai/ustadz, cendikiawan, akademis, usahawan dan politikus yang memiliki keimanan dan ketaqwaan terhadap Allah SWT dalam menjalankan tugas dan misi masing-masing demi kejayaan, bangsa, masyarakat, negara dan agama khususnya DDI sendiri. Tujuan pengembangan dan perbaikan ini juga dimaksudkan untuk menciptakan iklim yang kondusif dalam tubuh DDI secara kelembagan dan keadministrasian yang dibangun atas keterbukaan, musyawarah dan tranparansi. Oleh karena itu, terdapat 4 (empat) tujuan  dan sasaran utama pengembangan DDI dan Ponpes Kaballangan (ke depan) yaitu sebagai berikut:

Pertama: Menjadi Pewaris Nabi dan Penerus Semangat Anregurutta

Sasaran utama dalam upaya memperbaiki dan mereformasi sistem keadministrasian, pendidikan dan keorganisasian DDI serta Ponpes Kabalangan (secara prioritas) sebagai salah satu permata anregurutta, adalah membentuk insan-insan ulama sebagai Pewaris Nabi dan penerus anregurutta yang berakhlak mulia dan berdedikasi tinggi terhadap dakwah Islam dan pendidikan agama melalui DDI. Sebagaimana firman Allah SWT:

إنما يخشى الله من عباده العلماء
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling takut kepada Allah hanyalah hamba-Nya yang ulama” (QS: ....: ...)

Nabi bersabda:
العلماء ورثة الأنبياء
Artinya: “Para ulama adalah pewaris nabi” (Hadits)
Kedua: Menjadi Rahmatan Lil-Alamin
Sasaran kedua yang ingin dicapai atas upaya perbaikan ini adalah mewujudkan insan-insan yang memiliki karakteristik Rahmatan Lil Alamin sebagai manisfestasi dari tujuan utama kenabian Muhammad Saw. Eksistensi Ponpes DDI Kaballangan harus menjadi rahmat bagi semua orang dengan mengupayakan seluruh alumni DDI Kaballangan memiliki pengetahuan yang luas tentang keIslaman sehingga tidak fanatic dalam membentuk masyarakat atau dalam menyampaikan dakwah Islam. Selain itu peserta didik harus memiliki kemampuan dalam bahasa Arab sebagai basic penguasaan literatur agama Islam, sehingga mereka mampu mendalami ajaran Islam dari sumber aslinya; bahasa asing (Inggris) sebagai bahasa dakwah dan komunikasi, karena diharapkan para santri DDI mempunyai kemampuan berdakwah di dunia international; dan IPTEK/IT sebagai pengembangan diri dan media sosialisasi yang sangat luas tanpa batas, sehingga diharapkan santri DDI mampu mengconter semua tuduhan-tuduhan yang tidak bertanggung jawab terhadap Islam dan nabi yang tersebar di dunia maya.
فَلَوْلا نَفَرَ مِنْ كُلِّ فِرْقَةٍ مِنْهُمْ طَائِفَةٌ لِيَتَفَقَّهُوا فِي الدِّينِ وَلِيُنْذِرُوا قَوْمَهُمْ إِذَا رَجَعُوا إِلَيْهِمْ لَعَلَّهُمْ يَحْذَرُونَ (١٢٢)
Artinya: “mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS: 009: 122)
Ketiga: Menjadi Pemimpin Masa Depan (Passelle Pasau)
Meningkatkan kualifikasi yang tinggi kepada para santri DDI, yang menguasai berbagai disiplin ilmu pengetahuan dasar (IPTEK/IT), dan pengembangan diri lainnya; kompeten, berdidikasi tinggi, amanah, dan tanggung jawab, sehingga para kader DDI mempunyai karakter kepemimpinan yang tangguh untuk meneruskan regenerasi berkesinambungan ditubuh organisasi DDI khususnya dan pemimpin bangsa pada umumnya.
قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ (١٢٤)
Artinya: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu pemimpin bagi seluruh manusia. Ibrahim berkata: (dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak meliputi  orang yang zalim. (QS: 002: 124)
Keempat, Menjadi Khalifah di Muka Bumi
Tujuan keempat dari upaya perbaikan ini adalah untuk menciptakan insan-insan yang memiliki karakteristik sebagai khalifa di muka bumi ini. Untuk menciptakan insan-insan yang memiliki karakteristik tersebut diatas, diperlukan sistim pendidikan yang comprehensive dengan memperhatikan kemampuan masing-masing santri kemudian membekali seluruh pendukung yang dapat membantu untuk mengembangkan bakat dan kemampuan yang dimiliki sehingga mereka dapat menjadi pemimpin-pemimpin yang handal, berkualitas dan memiliki tanggung jawab pribadi dan masyarakat serta lingkungan di sekitarnya. Firman Allah:
وَهُوَ الَّذِي جَعَلَكُمْ خَلائِفَ الأرْضِ وَرَفَعَ بَعْضَكُمْ فَوْقَ بَعْضٍ دَرَجَاتٍ لِيَبْلُوَكُمْ فِي مَا آتَاكُمْ إِنَّ رَبَّكَ سَرِيعُ الْعِقَابِ وَإِنَّهُ لَغَفُورٌ رَحِيمٌ (١٦٥)
Artinya: “dan Dia-lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat siksaan-Nya dan sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.(QS: 006:165).
Dari keempat tujuan dan sasaran utama diatas, maka IAPDIKA menyusun suatu Rencana Aksi sebagai bagian dari Kerangka Acuan dan pedoman yang harus diikuti IAPDIKA dalam menjalankan tugas dan misinya yang meliputi Jangka Pendek/Menengah dan Jangka Panjang  yang dianggap akan mampu memajukan DDI ke depan dan Ponpes DDI Kaballangan.
C. RENCANA AKSI 
Rencana Aksi merupakan implementasi dan realisasi dari tujuan dan sasaran yang akan dicapai oleh IAPDIKA dalam rangka memajukan DDI dan Ponpes Kaballangan  yang terdiri dari Program Jangka Pendek/Menengah dan Program Jangka Panjang sebagai berikut:
I. PROGRAM JANGKA PENDEK/MENENGAH
Program Jangka Pendek/Menengah meliputi:
IMPLEMENTASI PROGRAM KERJA IAPDIKA
Berdasarkan Hasil Raker Perdana IAPDIKA yang diselenggarakan di Jakarta pada tanggal 26-27 Januari 2013 di Asrama Haji Pondok Gede, Jakarta  telah disepakati Program Kerja IAPDIKA yang dibagi ke dalam beberapa seksi. Masing-masing Seksi memiliki  tugas yang harus dijalankan sesuai dengan jadwal waktu sebagaimana tertuang dalam matrix lampiran. Adapun program tersebut sebagai berikut: 

Departemen Keorganisasian & Statistik
  • Membentuk Pengurus Wilayah IAPDIKA
  • Mendata dan mengupdate data Alumni IAPDIKA
  • Membuat KTA
  • Membangun website IAPDIKA
  • Membuat Bendera dan Mars IAPDIKA
  • Mengupayakan Jacket Khusus bagi anggota IAPDIKA
Deprtemen Pendidikan & Dakwah
  • Mempersiapkan Jadwal Waktu Deklarasi IAPDIKA dan Seminar Nasional di Makassar
  • Menyelenggarakan Diklat atau Pelatihan Dai
  • Menyelenggarakan Haul Gurutta
  • Menyelenggarakan Pelatihan Baca Kitab Kuning dan Pengajian
Departemen Keuangan
  • Mengkoordinir Iuran Anggota Setiap Bulan
  • Mencari donor yang tidak mengikat
  • Menggalang dana untuk pengadaan Sekretariat IAPDIKA di Jakarta
  • Mengadakan Rekening Khusus IAPDIKA
Departemen Pengembaangan Usaha & SDM
  • Menyelenggarakan Pelatihan Kewirausahaan, Management dan UKM
  • Membangun Kemitraan Usaha Anggota dengan Pengusaha lain
  • Menyediakan informasi tentang peluang usaha bagi setiap anggota yang berminat
  • Membantu anggota untuk mengembangkan usaha yang dimiliki
Departemen Advokasi dan HAM
  • Menotariskan IAPDIKA
  • Mengurus Pengesahan dan Legalisasi IAPDIKA di Kemenkum HAM
  • Kesbangpol Jakarta
Departemen Hubungan Luar Negeri
  • Menfasilitasi Alumni untuk melanjutkan studi di luar negeri
  • Mengupayakan perolehan beasiswa dari berbagai Universitas asing bagi IAPDIKA
  • Memperkenalkan IAPDIKA ke Lembaga-Lembaga LSM asing
  • Mengupayakan bantuan asing untuk IAPDIKA
II. RESTRUKTRISASI PONPES DDI KABALLANGAN
Salah satu tujuan utama pembentukan IAPDIKA adalah untuk melakukan pembenahan di Ponpes DDI Kaballangan yang dianggap telah jauh ketinggalan dibanding dengan Pesantren lainnya. Pembenahan ini hanya akan bisa dilakukan melalui restrukturisasi Ponpes DDI Kaballangan yang meliputi seluruh elemen penting dalam sebuah Pesantren yaitu sebagai berikut:
a. Pimpinan Pondok
Pimpinan Pondok Pesanteren merupakan sesuatu yang sangat vital, karena pimpinan memiliki peran penting dalam menentukan jalannya pengembangan fisik dan kualitas pendidikan dan menjadi pengayong dan tauladan baik di lingkungan Pesantren maupun di tengah-tengah masyarakt. Pimpinan Pondok akan dapat memajukan Pesantren jika memiliki visi dan misi ke depan dalam mengembangkan pendidikan dan dakwah. Oleh karena itu, memilih atau mengangkat atau menunjuk salah seorang pimpinan pondok harus didasarkan pada kriteria tertentu yang diharapkan dapat mengemban amanah yang telah dipercayakan kepadanya. Beberapa Kriteria yang harus menjadi patokan dalam menentukan Pimpinan Pondok adalah sebagai berikut:
  • Berakhlak mulia.
Akhlak yang mulia bukan saja terbatas pada tingkah laku dan sopan santun dalam berkomuniasi atau bermasyarakat akan tetapi lebih dari itu adalah memiliki kepribadian yang kokoh, tegas, sabar, jujur, adil, berdedikasi dan bijaksana  serta  tidak mudah terpengaruh atas godaan yang bersifat tahta maupun materi. Akhlak yang mulia sangat penting karena jika seorang pimpinan tidak memiliki sifat ini maka dengan mudah diombang ambing dengan berbagai godaan dan dengan mudah akan dimanfaatkan untuk kepentingan sesaat atau pribadi. Akibatnya, pimpinan pondok tidak akan memiliki kepribadian dan ketegasan dalam mengemban misi yang telah diamanatkan.
  • Sebagai seorang Ulama
Seorang Pimpinan Pondok mutlak memiliki ilmu-ilmu syariah dan berbagai kelengkapan dan turunannya karena ia merupakan referensi utama dalam bidang bidang keagamaan dan kemasyarakatan dan menunjukkakn sifat-sifat yang mencerminkan sebagai seorang ulama seperti wara, tawadhu, ihklas, taqwa,istiqomah dan menjadi tauladan bagi masyarakat dan santri.
  • Jujur dan Kapabel
Jujur saja tidak cukup maka seorang pemimpin dituntut kapabel dan mempunyai kompetensi yang sangat tinggi untuk memangku sebuah jabatan publik dan amanah Tuhan. Kedua sifat inilah yang dimiliki oleh Yusuf as sehingga sukses memimpin kementerian Fir’aun di masanya, seperti dikisahkan Alquran: “Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang kapabel menjaga, lagi berpengetahuan” (QS: 012: 55). 

Kapabel adalah cakap menjaga semua kepercayaan; dan berpengetahuan adalah berkompeten untuk memenage segala tanggung  jawab besar. Oleh karena itu dibutuhkan untuk mencari figur yang jujur dan kapabel melalui beberapa hal:

Kompetensi dan Proper Test: Maka barangsiapa yang memangku jabatan dengan cara kekuatan, pemaksaan, penggeseran, penyogokan,  karir mutlak, atau memanipulasi suara publik melalui pemilihan umum yang curang, dan cara-cara lain serupa, maka ia bukan pemimpin yang adil. Dan bukan kreteria pemerintah yang harus dipatuhi, serta wajib dilengserkan dengan kehendak rakyat. 

Contoh pemimpin umat yang memenuhi dua standard di atas (jujur dan kapabel), adalah khalifah pertama nabi yaitu Abu Bakar as-Shiddiq ra, tercermin dari pidato pengukuhannya mengatakan: “Wahai sekalian manusia, kalian telah memilih saya memempin umat ini dan saya bukanlah yang terbaik dari kalian,,,”. Pemimpin tidak memuji diri dan kampanye bohong, maka barangsiapa mengkampanyekan dirinya mengaku terbaik, ia bukan seorang pemimpin yang bertanggung jawab, hanya mengobral janji saja dan tidak menepatinya. 

Cakap Administrasi dan Personal Management: Tidak sembarang menyerahkan jabatan dan wewenang pembantu, bagaimana pun situasinya, kecuali kepada orang-orang yang jujur dan ahli dibidangnya, bukan karena hubungan kekerabatan, atau partai, atau golongan. Nabi SAW telah memperingatkan hal ini dalam sebuah hadits shahih dari Ibn Abbas ra, nabi bersabda: “Barangsiapa yang mengangkat seseorang dari suatu kelompok tertentu, sedangkan ada orang lain yang lebih layak memangku jabatan itu maka sungguh ia telah mengkhianati Allah, rasul-nya, dan telah menipu orang-orang yang beriman”. 

Bersih dari KKN: Seorang pejabat publik tidak mempergunakan kedudukannya untuk mengkorupsi kekayaan organisasi demi kepentingan dirinya sendiri, atau pendukungnya, atau partai politiknya, atau membangun kekuasaannya.
  • Adil dan Sabar
Seorang pemimpin harus adil dan sabar menyelenggarakan hak-hak dan kewajiban orang, kuasa membalaskan kezaliman atas pelaku zalim, memberikan perlindungan hukum kepada orang yang tertindas, dan memberikan dukungan kepada orang lemah serta mensuppor mereka melawan kezaliman tanpa harus mengalah mempasrahkan diri di atas penindasan.
  • Tegas Melaksanakan Undang-Undang dan Hukum
Seorang pemimpin mampu meletakkan semua orang di depan undang-undang dan hukum sama-sama, tidak memberikan keistimewaan kepada orang atau golongan tertentu bagaimana pun kedudukannya. Dan tidak membeda-bedakan antara orang perorang dalam melaksanakan proses hukum. 

Adalah merupakan awal kehacuran suatu negeri dan kebobrokan penduduknya, apabila penguasa dan orang-orang terdekatnya merasa kebal hukum, mereka menganggap bahwa hukuman tidak akan menyentuh mereka kecuali hanya kepada rakyat kecil saja. Hal ini sudah diperingatkan oleh Allah dalam al-Quran:
Artinya: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS: ...: 16).
Rasulullah SAW bersabda: “Bahwasanya kehancuran bangsa-bangsa sebelum kamu adalah apabila tindakan korupsi dilakukan oleh pejabat mereka mengabaikannya, tetapi apabila orang lemah mencuri mereka mempidanakannya. Dan saya sendainya Fatimah putri Muhammad mencuri sungguh saya aka memotong tangannya”.
  • Loyalitas
Loyalitas merupakan kriteria utama yang mutlak dimiliki oleh seorang Pimpinan Pondok karena jika tidak memiliki loyalitas maka tidak akan menjalankan tugas dan amanah sebagaimana yang diharapkan sehingga pada gilirannya akan menelantarkan pesantren dan tugas-tugas yang harus diemban. Karena itu, pimpinan pondok harus berasal dari kader-kader DDI yang memiliki integritas tinggi dalam melanjutkan misi dan visi DDI.
  • Disiplin
Kedisiplinan merupakan unsur penting dalam mencapai sasaran yang diinginkan dan unsur ini sangat erat kaitannya dengan loyalitas. Tanpa kedisiplinan maka seluruh kegiatan yang telah direncanakan dan program yang telah ditetapkan di pesantren tidak akan berjalan sebagaimana mestinya dan pada gilirannya akan menimbulkan kekacauan dan kejenuhan di kalangan santri sehingga lambat laun akan merusak citra Pesantren.
  • Progresip       
Jiwa progresip sangat penting bagi seorang pimpinan pondok karena dengan jiwa tersebut maka selalu berusaha mengembangkan pesantren yang dibina melalui berbagai kegiatan dan program kerja. Jika seorang pimpinan tidak memiliki jiwa progresif maka pesantren akan berjalan di tempat dan pada waktunya pesantren tidak akan mengalami kemajuan sampai kapanpun.
  • Berdedikasi
Jiwa relah berkorban merupakan salah satu prasyarat yang mutlak dimiliki oleh seorang pimpinan dalam mengembangkan dan meningkatkan kwalitas Pesantren. Tanpa ada keinginan untuk berkorban maka sulit bagi pimpinan untuk mengembangkan atau memperbaiki atau memajukan pesantren yang sedang dipimpinnya.

Berakhlak mulia, sebagai seorang ulama, loyalitas, disiplin, progresif dan berdedikasi merupakan ciri-ciri utama yang telah ditunjukkan oleh Gurutta selama memimpin DDI mulai dari Mangkoso kemudian Ujung Baru dan Ujung Lare hingga ke Kaballangan sehingga Gurutta telah berhasil memimpin DDI dan beberapa pesantrennya .
b. Sistim Belajar dan Mengajar  
Sistim belajar dan mengajar merupakan salah satu perhatian utama dalam upaya memperbaiki dan mengembangkan Ponpes DDI Kaballangan karena proses belajar dan mengajar sangat menentukan masa depan Ponpes sehingga hal ini perlu mendapat perhatian utama. 

Sistim belajar yang pernah dilakukan oleh Anregurutta selama di Kaballangan perlu dihidupkan kembali karena sistim dimaksud menjadi salah satu ciri khas pesantren dan merupakan intisari sebuah pesantren. Kitab-kitab yang menjadi kitab utama yang dipelajari setiap malam atau subuh perlu dibangkitkan kembali bahkan kalau perlu ditambah dengan buku buku lain yang diperkirakan akan menjadi kebutuhan masyarakat atau pemerintah seperti hukum-hukum ekonomi dan lain-lain sebagainya. 

Dalam melakukan perubahan sistim pendidikan di Ponpes DDI Kaballangan, maka kurikulum yang ada sekarang ini mutlak harus ditinjau kembali dengan mengoptimalkan kurikulum yang akan datang lebih komprehensip sehingga setiap lulusan Ponpes bukan saja bisa melanjutkan studi di Universitas DDI atau Universitas Islam akan tetapi juga dapat melanjutkan studi ke Universitas lain, dan diharapkan mampu bersaing memasuki universitas-universitas lebel 10 besar nasional, serta tentu saja termasuk universitas-universitas besar international.
c. Tenaga Pengajar  
Tenaga Pengajar merupakan unsur penting dalam Pesantren karena seorang pimpinan tidak akan mampu menangani pengajaran secara sendiri akan tetapi harus dibantu oleh sejumlah tenaga-tenaga pengajar yang handal,berkualitas dan professional. Tenaga Pengajar yang dimaksud di sini adalah mereka yang memiliki kapasitas untuk mengajarkan seluruh cabang ilmu-ilmu syariah dan kelengkapannya yang dibantu oleh beberapa tenaga pengajar junior baik yang direkrut dalam Pesantren maupun yang direkrut dari luar Pesantren. Tenaga Pengajar ini merupakan wakil-wakil pimpinan jika pimpinan tidak berada di tempat. 

Untuk menciptakan tenaga pengajar yang handal khususnya dari kalangan yang direkrut dari dalam Pesantren atau luar Pesantren, maka wakil-wakil Pimpinan Pondok memberikan pengajaran setiap saat sesuai dengan materi materi yang diajarkan. Selain tenaga pengajar yang memiliki pengetahuan syariah juga dibutuhakn tenaga pengajar yang memiliki pengetahuan di bidang kumputer, ilmu-ilmu sosial, ekonomi, politik, management dan ilmu-ilmu lainnya yang disesuaikan dengan kurikulum yang ada.
d. Hubungan Masyarakat
Hubungan masyarakat bukan saja terbatas pada masyarakat dalam lingkup kecil akan tetapi yang dimaksud hubungan masyarakat di sini adalah selain hubungan dengan masyarakat sekitar Pesantren atau para pendukung pesantren juga kepada para pengusaha dan pejabat pemerintah. Peran Hubungan masyarakat selain untuk mempromosikan pesantren juga untuk mencari berbagai solusi dalam meningkatkan sumber penghasilan pesantren dengan memfokuskan perhatian pada lembaga-lembaga sosial dan masyarakat baik di dalam negeri maupun di luar negeri .
e. Administrasi Keuangan dan Perlengkapan
Keuangan
Keuangan merupakan hal yang sangat penting dalam menunjang suksesnya upaya untuk mengembangkan Ponpes DDI Kaballangan karena tanpa ada keuangan maka sulit untuk merealisasikan seluruh program yang diinginkan. Jika Gurutta dulu memiliki sumber keuangan dari berbagai pihak, maka satu-satunya sumber yang diharapkan sekarang adalah sumbangan dari seluruh anggota IAPDIKA dan pembayaran santri serta sumbangan dari LSM-LSM asing atau LSM Lokal yang bergerak di bidang pendidikan dan dakwah. 

Perlengkapan
Perlengkapan tidak kalah pentingnya dengan keuangan karena perlengkapan di sini bukan saja perlengkapan sekolah atau asrama atau mesjid tetapi meliputi perlengkapan dan sarana kebutuhan seluruh tenaga tenaga pengajar dalam Ponpes seperti kendaraan umum bagi Pesantren, kendaraan khusus bagi pimpinan, alat alat komunikasi, alat tulis menulis dan perangkat lainnya seperti jaringan internet dan lain-lain.
III. SUKSESI MUKTAMAR DDI 2014  
Salah satu upaya untuk mencapai sasaran dan tujuan perbaikan dan pengembangan DDI dan Ponpes Kaballangan secara khusus adalah berpartisipasi aktif dalam pesta demokrasi yang diselenggarakan oleh DDI setiap empat tahun yaitu Muktamar DDI tahun 2014. Tanpa keterlibatan IAPDIKA dalam Muktamar 2014 maka sulit untuk melakukan beberapa program yang telah dicanangkan. Oleh karena itu Muktamar 2014 merupakan momentum yang paling berharga yang harus dimanfaatkan oleh seluruh elemen IAPDIKA dalam upaya perubahan struktur organisasi dan peralihan kepemimpinan dari kaum akademis dan politikus ke kepangkuan para ulama atau pewaris Anregurutta dari putra-putra terbaik DDI. 

Berdasarkan kesepakatan Rapat Kerja IAPDIKA pada tanggal 26-27 Januari 2013 di Jakarta yang juga dihadiri oleh putra Gurutta Bapak KH. Dr. HM. Ali Rusydi Ambo Dalle telah disepakati untuk mengusung tiga putra Gurutta yang terdiri dari putra-putra terbaik yaitu,  KH. Dr. HM. Ali Rusydi Ambo Dalle; Prof. Dr. KH. M. Faried Wajedy, MA; Prof. KH. Dr. Abdul Rahim Arsyad MA; dan Prof. KH. Dr. Syamsul Bahri Andi Galigo, MA untuk duduk dalam pucuk kepemimpinan menggantikan Majlis A’la, Pengurus Besar dan Sekjen DDI yang telah menduduki posisi tersebut selama setengah abad. 

Selain memutuskan untuk mengusung putra biologis Gurutta, yaitu Dr. HM. Ali Rusydi Ambo Dalle dan putra-putra terbaik lainnya untuk bertarung memperebutkan kepemimpin dalam tubuh DDI. Raker di Jakarta juga menyepakati beberapa langkah yang akan dilakukan oleh seluruh komponen IAPDIKA baik di tingkat Pusat maupun yang ada di tingkat Wilayah dengan perincian tugas sebagai berikut:
  1. Melakukan penggalangan di setiap cabang dan ranting DDI yang memiliki hak suara pada Muktamar DDI tahun 2014.
  2. Mempromosikan putra biologis Gurutta, Dr. HM. Ali Rusydi Ambo Dalle secara khusus dan putra-putra terbaik lainnya yang telah disebutkan sebelum muktamar dan pada saat muktamar baik di tingkat Pusat maupun di tingkat wilayah dengan menggalang dukungan dari semua lembaga-lembaga DDI yang dianggap mendukung perubahan di lingkungan DDI.
  3. Memperkenalkan putra sulung Gurutta, Dr. HM. Ali Rusydi Ambo Dalle dan putra-putra DDI terbaik yang lain kepada warga DDI dimanapun berada melalui sosialisasi program perbaikan DDI dan Ponpes Kaballangang serta cabang dan ranting DDI.
  4. Memanfaatkan seluruh saluran informasi baik elektronik maupun cetak untuk mempromosikan mereka untuk tampil sebagai pemimpin DDI.
  5. Melakukan pendekatan kepada tokoh-tokoh dan simpatisan DDI yang dianggap berpengaruh di tingkat Pusat dan wilayah untuk dapat mendukung pencalonan tokoh-tokoh tersebut dalam muktamar DDI tahun 2014.
  6. Mengupayakan dana promosi tokoh-tokoh yang didukung tersebut untuk maju dalam pertarungan untuk memperoleh kemenangan pada muktamar DDI.
  7. Mengintensifkan kunjungan ke cabang dan ranting DDI di seluruh Indonesia untuk mempromosikan tokoh-tokoh dukungan IAPDIKA.
IV. PEMBENTUKAN UNIVERSITAS KH ABDUL RAHMAN AMBO DALLE
Pembentukan Universitas KH Abdul Rahman Ambo Dalle di Kalimantan Timur merupakan salah satu program utama IAPDIKA yang mutlak terwujud mengingat selama ini belum ada Universitas yang mengatasnamakan Nama Anregurutta Abdul Rahman Ambo Dalle. 

Pemilihan Kalimantan Timur sebagai tempat berdirinya Universitas dimaksud selain didasarkan atas letak geografis Kalimantan Timur di Indonesia Timur yang cukup strategis juga didasarkan atas peran aktif warga Kalimantan Timur selama ini dalam pengembangan pendidikan dan dakwah DDI sepanjang sejarah berdirinya DDI. 

Untuk merealisasikan rencana pembentukan Universitas dimaksud, IAPDIKA akan  membentuk satu Panitia Pembentukan Universitas yang terdiri atas:
  • Unsur Pimpinan DDI yang terpilih pada Muktamar 2014
  • Unsur IAPDIKA
  • Unsur Pengurus DDI Kalimantan Timur
  • Unsur IAPDIKA Wilayah Kaltim
  • Unsur Pemda setempat
Setelah pembentukan Panitia dimaksud, maka selanjutnya Panitia akan membahas tentang struktur Universitas yang terdiri atas:
  1. Dewan Pembina
  2. Dewan Pengarah
  3. Rektor
  4. Dekan
  5. Fakultas-Fakultas
  6. Penyusunan Kurikulum
  7. Legalisasi Universitas
  8. Pengenalan Universitas
V. PEMBENTUKAN AMBO  DALLE CENTER  

Pembentukan Ambo Dalle Center di Jakarta selain dimaksudkan untuk menggali dan melestarikan ilmu-ilmu Anregurutta dan cara pandang serta visi dakwah yang dilakukan selama hidupnya juga dimaksudkan sebagai pusat studi keislaman yang comprehensive dengan tujuan sebagai berikut:
  • Meningkatkan kesadaran setiap insan akademis untuk memahami Islam sebagai agama yang sempurna;
  • Meningkatkan gairah setiap peneliti untuk menggali khaazanah keislaman secara akurat dan dapat dipertanggung jawabkan;
  • Mendukung calon-calon sarjana untuk menyelesaikan setiap karya ilmiah secara mudah dan gampang;
  • Berperan aktif dalam menyelesaikan setiap masalah yang berkembang di kalangan masyarakat Indonesia khususnya yang terkait dengan hukum-hukum syariah.
  • Menciptakan kader-kader dai dan sarjana islam yang moderat, berwawasan kebangsaan, keamanan nasional dan ketertiban umum serta toleransi antar agama. 
Untuk mewujudkan pembentukan Ambo Dalle Center, IAPDIKA akan mempersiapkan program pembentukan Pusat Studi tersebut bekerjasama dengan LSM Lokal dan Asing dan membentuk Panitia yang terdiri dari unsur sebagai berikut:
  1. Unsur Pimpinan DDI yang terpilih pada Muktamar DDI tahun 2014
  2. Unsur IAPDIKA
  3. Pengurus IAPDIKA Wilayah Jakarta
  4. Unsur Simpatisan DDI yang memiliki kapasitas untuk membantu pembentukan dan pengadaan fasilitas Pusat Studi dimaksud.
VI. Menginventarisasi aset-aset DDI
Inventarisasi asset-asset DDI merupakan salah satu program utama IAPDIKA dalam rangka mengembalikan kapabilitas Lembaga Pendidikan dan Dakwah DDI. Untuk mendeteksi seluruh asset DDI, IAPDIKA akan membentuk sebuah tim untuk menginventarisasi seluruh asset DDI kemudian berupaya semaksimal mungkin untuk mengembalikan seluruh asset dimaksud ke Lembaga DDI melalui jalur hukum yang berlaku. Tim Inventarisasi Asset DDI (TIA-DDI)  terdiri dari :
  • Unsur Pimpinan DDI sebagai Pembina dan Pengarah;
  • Unsur IAPDIKA sebagai Anggota;
  • Aparat Terkait dari Pemda atau Kepolisian sebagai Advisory;
  • Senior DDI yang dianggap memiliki data kekayaan DDI.
MEREALISASIKAN PONPES PERCONTOHAN DDI DI KABALLANGAN:
VISI:
Sebagai lembaga yang mampu membentuk dan menyiapkan kader dan ulama ahlussunnah wal-jama’ah berwawasan universe, mampu mentransformasikan ilmunya ke dalam bahasa masyarakat global dengan prilaku akhlak karimah. 

MISI:
Menyelenggarakan pendidikan berbasis agama Islam, pengetahuan umum, teknologi modern, dan ekonomi kerakyatan mulai dari pendidikan usia dini hingga pendidikan tinggi. 

Dalam upaya mewujudkan cita-cita tersebut di atas, Darud Da’wah wal-Irsyad (DDI) harus memiliki beberapa program pendidikan unggulan: 

A. PENDIDIKAN FORMAL:
  1. Taman Hafal al-Qur’an Usia Dini
  2. Madrasah Ibtidaiyah dan I’dadiyah (Akreditasi A)
  3. Madrasah Tsanawiyah/ MTs (Akreditasi A)
  4. Madrasah Aliyah/ MA (Akreditasi A)
  5. Sekolah Menengah Pertama/ SMP (Akreditasi A)
  6. Sekolah Menengah Atas/ SMA (Akreditasi A)
  7. Sekolah Menengah Kejuruan/ SMK, Jurusan Manajemen dan bisnis (Akreditasi A)
B. KOMPETENSI DASAR:
  • Al-Qur’an dan ulumul Qur’an
  • Menghafal al-Qur’an
  • Bahasa Arab
  • Bahasa Inggris
  • Kitab kontemporer (Arab dan Inggris)
  • Kitab Salaf
  • Ibadah
  • Pengetahuan Umum, IT dan IPTEK
  • Life skill.
C. PEMBELAJARAN DAN JURUSAN PROGRAM:
Kegiatan belajar ranah kognitif dilaksanakan selama 5 hari (Senin-Jumat), dan dua hari sisanya (Sabtu dan Ahad) dimanfaatkan kegiatan ranah psikomotonik berupa olah raga, seni-budaya, dan keterampilan. 

Strategi pembelajaran di Pondok Pesantren Darud dakwah wal-Irsyad (DDI) menggunakan pendekatan MIS (Multiple Intelligence System), yang menekankan pada media dan fasilitas kecerdasan santri yang bervariasi mulai dari pembelajaran dasar hingga lanjutan dengan program jurusan Sains dan Sosial untuk tingkat Aliyah dan SMA; program bisnis dan manajemen untuk sekolah kejuruan. 

Standar Evaluasi dan Sertifikasi dilaksanakan melalui tahapan Ujian Pesantren, Ujian Sekolah (US), dan Ujian Nasional (UN) untuk tingkat Sekolah Dasar, Menengah Pertama, dan Menengah Atas/ Kejuruan. 

D. PENDIDIKAN NON FORMAL:
  1. Kursus dan Traning bahasa Arab (Prog. Ilmu Bahasa dan Muhadatsah)
  2. Kursus dan Traning bahasa Inggris (Prog. Ilmu bahasa dan Conversation)
  3. Tahfiz al-Qur’an
  4. Pengajian Kitab-kitab Kuning
  5. Kursus dan Traning Manajemen, Bisnis Kerakyatan, dan Methodologi Pengajaran
  6. Belajar Seni Retorika dan Traning Da’wah
  7. Bahtsul Masail (diskusi masalah keagamaan dan kemasyarakatan).
E. MENGADAKAN PROGRAM PENDIDIKAN TINGGI UNGGULAN (KADER ULAMA) DI KABALLANGAN:
Untuk memenuhi kebutuhan tenaga pengajar/instruktur di lingkungan Pesantren DDI pusat dan cabang-cabang di daerah; dan keperluan imam serta da’i-da’i di mesjid khususnya di bulan suci Ramadhan, maka perlu diadakan pendidikan kader ulama masa depan. Dan pendidikan kader ulama ini di beri nama “Ma’had Aly Addariyah”, program S1 (konsentrasi Syari’ah, ilmu al-Qur’an dan Tarbiyah), diusahakan berbeasiswa dan tidak ketat membatasi usia. 

F. LEMBAGA SOSIAL:
  • Badan Amal, Zakat dan Shadaqah
  • Pusat Penanggulangan Bencana Alam dan Lingkungan
  • Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat
  • Pesantren Kilat dan Pesantren Ramadhan
  • Forum Komunikasi Umat Beragama
  • Majlis Zikir dan Majlis Ta’lim Rutin Bulanan/ Mingguan
G. SARANA DAN FASILITAS PENDIDIKAN:
  1. Masjid dan Aula Besar
  2. Ruang Kantor Administrasi parmanen
  3. Ruang Belajar Modern
  4. Perumahan Guru Lapang dan Asri
  5. Asrama Santri Bersih dan Sehat
  6. Lab. Science
  7. Lab. Komputer
  8. Lab. Bahasa
  9. Perpustakaan
  10. Ruag Multi Media Belajar
  11. Dapur Umum
  12. Workshop Usaha Kerakyatan
  13. Workshop Keterampilan Dasar
H. SARANA DAN FASILITAS PENUNJANG:
  • Balai Kesehatan
  • Mini Market
  • Wartel dan Warnet
  • Sarana Olahraga
  • Taman-taman Indah, jalan-jalan rapih dan mengalir sungai-sungai yang jernih.
  • Koperasi Simpan Pinjam Syariah
  • Koperasi Pondok Pesantren
  • Buvet dan cafeteria
  • Bank DDI
  • ATM Service
II. PROGRAM JANGKA PANJANG
Program Jangka Panjang IAPDIKA tidak terlepas dari tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dalam memperbaiki lembagan pendidikan dan dakwah DDI khususnya Ponpes DDI Kaballangang.
Adapun Program Jangka Panjang IAPDIKA meliputi:
  • DDI sebagai Pusat Ilmu dan Keilmuan di Indonesia Timur
  • Mandiri dalam mejalankan misinya (asset yang dimiliki mampu mendukung seluruh kegiatan dan program DDI termasuk pemberian beasiswa kepada warga miskin untuk belajar di berbagai Universitas DDI)
  • DLL …………………………….


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!