Rabu, Januari 30, 2013

ANREGURUTTA AMBO DALLE; Maha Guru Dari Bumi Bugis:

BEDAH BUKU:
ANREGURUTTA AMBO DALLE
Maha Guru Dari Bumi Bugis
Details:
  • ISBN: 978-1262-24-8
  • Author: H.M. Nasruddin Anshoriy Ch.
  • Language: Indonesia
  • Date Published: (Tiara Wacana) Pebruari 2009
  • No. of Pages: 180
Synopsis:
Anregurutta Ambo Dalle, Maha Guru dari Bumi Bugis adalah sosok sedikit dari pemimpin dan tokoh Islam saat ini yang mampu melakukan kerja keras di bidang pendidikan, menebarkan kasih sayang kepada segenap umat dengan jalan silaturahim, dan berjihad dengan indah melalui jalan dakwah untuk mengajak masyarakat segala lapisan ke jalan benar, lurus, dan lempang sebagaimana yang telah dilakukan Ambo Dalle.


Melalui organisasi dakwah dan pendidikan keagamaan bernama “Darud Dakwah wal-Irsyad (DDI), Ambo Dalle telah memprakarsai berdirinya ratusan sekolah dan madrasah di lebih dari 17 provinsi di seluruh nusantara dalam berbagai jenjang, mulai tingkat taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi. Abdurrahman Ambo Dalle atau yang lazim dipanggil Anregurutta itu tak pernah mengenal lelah melakukan silaturrahim ke berbagai tempat guna menebarkan kasih sayang dan menyapa umat, mulai dari perkotaan hingga ke kampung-kampung dan desa-desa, bahkan tak jarang menyeberangi laut dengan kapal-kapal kecil menuju pulau-pulau terpencil di kawasan Sulawesi.

Di bidang dakwah, hampir seluruh hidupnya dipersembahkan untuk melaksanakan amar ma’ruf dan nahi mungkar, tanpa memandang status, jabatan, organisasi, dan golongan. Dengan alasan dakwah dalam rangka menyelamatkan umat pula maka Ambo Dalle harus berpindah partai, dari PPP ke Golkar. Semua langkah dakwahnya itu tidak berjalan mulus, bahkan acapkali harus menghadapi berbagai resiko yang tidak ringan. Tapi semua itu pada akhirnya membuahkan hikmah bagi dirinya, keluarga hingga para pengikutnya.

Penulis mengisahkan pengalamannya selama sekitar 8 bulan (tahun 1988), berada satu atap dengan Anregurutta Ambo dalle bersama keluarga dan santri-santrinya, mulai dari Parepare hingga Kaballangang di Pinrang – Sulawesi Selatan. Penulis tidak hanya mencatat apa yang menjadi tutur kata berhikmah dari Ambo Dalle, ia-pun mendapatkan kehormatan untk mendapinginya melakukan perjalanan dakwah berkeliling, mulai dari Maros, Barru, Wajo, Soppeng, Polmas, Mamuju, hingga tempat-tempat terpencil lainnya. 

Pernah suatu ketika Ambo Dalle mengatakan kepada penulis bahwa apa yang dia lakukan ini tidaklah sebanding dengan apa yang telah dijalankan oleh Rasulullah SAW dalam berdakwah. Apa yang saya saksikan – kata penulis – jelas menggambarkan betapa dihormati dan disegani sosok Ambo Dalle oleh segala lapisan masyarakat. Dalam sebuah perjalanan dengan mobil kijang dari Pinrang menuju Mamasa, di sepanjang jalan terdapat sejumlah peristiwa yang terkesan ganjil dan aneh, yaitu ketika sebagian anggota masyarakat meminta doa tetapi membawa berbagai perabotan rumah tangga, bakul nasi, dagangan, hingga bayi yang masih merah untuk dimintakan doa serta minta diberikan nama. Itulah sekelumit sosok kharismatik Ambo Dalle dalam catatan singkat saya.

Sebelum mengakhiri pengantarnya di buku ini, penulis menyampaikan berita penting dari Anregurutta Ambo Dalle, bahwa selain mempunyai puluhan ribu hingga ratusan ribu santri yang tersebar di lebih dari 17 provinsi, Ambo Dalle mempunyai tiga orang putra biologis (M.Aly Rusdy Ambo Dalle, Abdul Halim Mubarak Ambo Dalle, dan M.Rasyid Ridha Ambo Dalle), Beliau juga memiliki tiga orang “anak istimewa” (lintas suku dan bangsa) yang sekaligus santrinya, yaitu HM. Nasruddin Anshoriy Ch (penulis) yang berdarah Jawa, Robert J.Kingham yang berdarah Australia, dan Hj. Riyani Soedirman yang berdarah China.
Riwayat Penulis:
HM. Nasruddin Anshoriy Ch: Lahir di Yogyakarta. Sejak awal 80-an ia dikenal sebagai seorang penyair sufi, yang juga menjadi peneliti masalah sosial-budaya, konsultan manajemen, serta kolomnis di berbagai media nasional dan internasional. 

Menempuh studi keagamaan di berbagai pesantren, antara lain Pesantren Al-Muayyad Solo, Pesantren Krapyak di Yogyakarta, Pesantren Tebuireng di Jombang, serta berguru kepada sejumlah ulama kharismatik seperti Abuya Kyai Dimyati di Cidahu, Banten, Tuan Guru Zainuddin di pancor, Lombok Timur, Kyai Umar Abdul Mannan di Solo, Kyai Abdullah Salam di Pati, Kyai Habib di Termas, Kyai Ali Maksum di Krapyak, Yogya, Anregurutta Ambo Dalle di Pinrang, Sulawesi Selatan, serta Habib Luthfie di pakalongan.

Diundang di berbagai negara untuk menjadi pembicara pada seminar dan forum sastra, forum keagamaan, dan forum kebudayaan. Melakukan penelitian sosial keagamaan untuk P3M, LP3ES, LSAF, dan LIPI. Antara tahun 1986-1996 aktif menjadi kontributor di majalah ilmiah Prisma dan majalah sastra Horison. Menjadi produser sejumlah sinetron idealis, antara lain Pelangi di Ufuk Senja, Bingkisan untuk Presiden, dan Pertiwi jangan Menangis.

Menulis puluhan buku, antara lain Berjuang dari Pinggir (LP3ES, 1994), Menelusuri Jejak Pengemis (Prisma, 1987), Menghadapi Tantangan dan Tentangan (Lemhannas, 1997), Bergerak bersama Buruh dan Pekerja (Garda Cipta, 1996), Berguru pada Jogja (KR Grup), serta puluhan judul buku lain bertema kebangsaan yang diterbitkan antara lain LkiS Jogja, Tiara Wacana, Navila dan darul Hikmah. Juga menulis antologi puisi seperti Zamrud Serambi Madinah (Tifa Jassin), Dari Jogja dengan Cinta (Talang Emas), Biografi Sang Bidadari (Talang Emas), dan judul-judul lain.

Ia juga menjadi Presiden Direktur Toegoe Enterpris, Direktur LSM Pe-Patri yang bergerak di bidang lingkungan hidup, pengembangan masyarakat, dan wisata berkelanjutan. Ia pun sekarang menjadi pengasuh Pesan-Trend Budaya Ilmu Giri di Yogyakarta. Kunjungi website-nya di: www.ilmugiri.net atau di 0811.251923.
Daftar Isi:
Ode Buat Anregurutta Ambo Dalle
Sekapur Sirih
Pengantar: Prof. K.H. Ali Yafie
Kata Pengantar: Prof. Dr. Nurhayati Rahman
Daftar Isi:
  • Pengantar Penulis
  • Yang Pertama; Tepi Danau Tempe dan Munculnya Sang Sinar
  • Yang Kedua; Beringsut Mencari Wujud
  • Yang Ketiga; Merintis Jalan Pembaharuan
  • Yang Keempat; Sayap gang Mengembang di Tanah Revolusi
  • Yang Kelima; Hidup dalam Hutan
  • Yang Keenam; Kerikil dalam Perjuangan
  • Yang Ketujuh; Di Hadapan Masyarakat yang Terus Berubah
Epilog; Dr. Anhar Gonggong; Darud Dakwah wal-Irsyad (DDI): Kembali ke Mabda 1938 dalam Menjawab Tantangan Masa Depan.
SELAMAT MEMBACA!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!