*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat dari Perumpamaan-Live AlQuran (79) :
Wali'ah Istri Nabi Luth Yang Khianat
By: Med Hatta
Istri Nabi Luth as dikenal sebagai Wali'ah, dimana malaikat Jibril as pernah mendatangi Rasulullah SAW dan memberitahunya bahwa istri Nuh as adalah Waghilah dan istri nabi Luth as bernama wali'ah. Sebagaimana (juga) keduanya diceritakan dalam satu ayat bersama di dalam AlQuran pada surah At-Tahrim, bahkan Allah Azza Wajalla menjadikan kedua perempuan tersebut sebagai perumpamaan-Live AlQuran ibarat dua orang perempuan yang mengkhinat pada dakwah agama tauhid yang dijalankan oleh suami mereka.
Allah berfirman :
ضَرَبَ اللّٰهُ مَثَلًا لِّلَّذِيْنَ كَفَرُوا امْرَاَتَ نُوْحٍ وَّامْرَاَتَ لُوْطٍۗ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتٰهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللّٰهِ شَيْـًٔا وَّقِيْلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدّٰخِلِيْنَ
Terjemah Arti: "Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh, dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), "Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)" (QS. At-Tahrim: 10).
Waghilah istri nabi Nuh as sudah dibahas pada kajian sebelum ini langsung, sekarang penulis fokus membahas pengkhinatan Wali'ah istri nabi Luth as sebagai salah satu perempuan elit dunia yang dijadikan Allah perumpamaan-Live AlQuran sebagaimana ayat di atas...
Wali'ah istri nabi Luth as menjadi penting dijadikan Perumpamaan-Live AlQuran karena dia merupakan salah satu yang bertanggung jawab diturunkannya azab bagi orang-orang kafir dari kaumnya. Di dalam ayat yang lain di dalam AlQuran pada surah Hud menceritakan salah satu bentuk pengkhinatan Wali'ah dalam dakwah agama tauhid yang dijalankan suaminya, yaitu Allah menyebutkan suatu hari rombongan malaikat datang berkunjung kepada nabi Allah Luth as, dan saat itu nabi Luth merasa khawatur sekali atas kedatangan tamu dari rombongan laki-laki muda dan tampan mulus itu, karena dia tau kaumnya sangat doyan berbuat maksiat dengan sesama laki-laki maka nabi Luth terpaksa harus bersiap untuk mengamankan tamunya tersebut sedangkan kondisi fisik sendiri sudah tua dan sangat susah menghadapi laki-laki bejad kaumnya....
Maka tak ada pilihan kecuali nabi Luth harus merahasiakan kedatangan tamunya pada kaumnya, namun tak disangka istrinya mengkhianatinya dengan melaporkan pada kaumnya dengan kedatangan tamu rombongan laki-laki yang gateng-ganteng dan rupawan tersebut, sebagaimana ungkapan Wali'ah yang direkam sejarah mengatakan: "Wahai kaum! Ketahuilah bahwa suamiku Luth kedatangan tamu rombongan laki-laki yang sangat rupawan, aku belum pernah menjumpai laki-laki segagah itu sebelumnya, mereka sangat gagah dan harum sekali". Maka sepontan saja kaumnya berhamburan segera menyerbu ke rumah nabi Luth dan memintanya menyerahkan tamu-tamu laki-lakinya itu kepada mereka....
Nabi Luth tiada pilihan kecuali menghadapi kaumnya face to face, dia mengungkapkan pada mereka keburukan perbuatannya tersebut dan menasehatinya kembali kejalan yang benar dan yang legal, yaitu menikah normal dengan perempuan yang baik-baik, dan meninggalkan perbuatan keji seperti perilaku sodomi sebagaimana kebiasaan mereka. Tapi mereka tak ada yang mau mendengarkan nasehat nabinya dan tidak mau meninggalkan perbuatan kotor mereka...
Ketika rombongan tamu laki-laki yang tak lain adalah para malaikat itu melihat kerepotan nabi Luth menghadapi kaumnya, malaikat berkata: Tenangkan dirimu saja hai nabi Allah, mereka tak akan mampu menyentuh kami dan anda, dan Allah telah menjanjikan azab yang sangat pedih atas mereka, serta menganjurkan kepada nabi Luth agar segera bersiap-siap untuk keluar dari kotanya sebelum waktu subuh. Pada kisah ini Allah berfirman :
قَالُوا يَا لُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَصِلُوا إِلَيْكَ ۖ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا امْرَأَتَكَ ۖ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ ۚ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ ۚ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ
Terjemah Arti: "Mereka (para malaikat) berkata, "Wahai Luth! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah bersama keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?" (QS. Hud: 81).
Kemudian nabi Luth keluar bersama keluarganya meninggalkan kota maksiat itu, tapi istrinya Wali'ah ketika mendengarkan suara dentuman keras dia refleks menongok ke belakang maka ketika itu pula dia tertimpa batu besar dan membunuhnya seketika. Demikianlah nasib buruk seorang perempuan yang telah mendukung kemungkaran dan memata-matai nabi Allah suaminya serta membocorkan rahasia dakwahnya kepada kaum kafir yang menentangnya. Dia diibarat AlQuran sebagai contoh perempuan yang memilih sendiri jalan kekafiran padahal dia berada dibawah tangan seorang shaleh dan nabi pilihan Allah...
Wali'ah Berkhinat :
Sudah dijelaskan pada kajian sebelum ini (langsung) bahwa pengkhianatan yang dilakukan baik oleh istri nabi Nuh as maupun pengkhinatan yang dilakukan oleh istri nabi Luth as, bukanlah penghianatan suami-istri seperti yang kita kenal sekarang "selingkuh". Bahkan kita harus menghilangkan kesan seorang istri nabi pilihan Allah yang berselingkuh. Kata Ibnu Abbas ra: Tiada seorang istri nabi pun yang berbuat selingkuh...
Para ulama - khususnya - pakar tafsir menafsirkan konteks "فَخَانَتٰهُمَا" (kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya), maksudnya adalah kemunafikan, menyembunyikan kekafiran dan menentang dakwah kedua nabi Allah, dimana Waghilah istri nabi Nuh as menista suaminya sebagai orang gila, sedangkan Wali'ah istri nabi Luth as membocorkan rahasia suamiya dan bekerja sama dengan kaum kafir mempersekusi suaminya.
Azab Yang Menimpa Wali'ah :
Bersama surah At-Tahrim dan surah Hud di atas, Allah SWT mengisyaratkan 7 (tujuh) kali istri Luth di dalam AlQuran pada surah yang berbeda-beda, seperti firman Allah :
فَأَنجَيْنَاهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ
Terjemah Arti: "Kemudian Kami selamatkan dia dan pengikutnya, kecuali istrinya. Dia (istrinya) termasuk orang-orang yang lenyap (ditelan bumi)" (QS. Al-A'raf: 83).
قَالُوا يَالُوطُ إِنَّا رُسُلُ رَبِّكَ لَنْ يَصِلُوا إِلَيْكَ فَأَسْرِ بِأَهْلِكَ بِقِطْعٍ مِنَ اللَّيْلِ وَلَا يَلْتَفِتْ مِنْكُمْ أَحَدٌ إِلَّا امْرَأَتَكَ إِنَّهُ مُصِيبُهَا مَا أَصَابَهُمْ إِنَّ مَوْعِدَهُمُ الصُّبْحُ أَلَيْسَ الصُّبْحُ بِقَرِيبٍ
Terjemah Arti: "Mereka (para malaikat) berkata, "Wahai Lut! Sesungguhnya kami adalah para utusan Tuhanmu, mereka tidak akan dapat mengganggu kamu, sebab itu pergilah bersama keluargamu pada akhir malam dan jangan ada seorang pun di antara kamu yang menoleh ke belakang, kecuali istrimu. Sesungguhnya dia (juga) akan ditimpa (siksaan) yang menimpa mereka. Sesungguhnya saat terjadinya siksaan bagi mereka itu pada waktu subuh. Bukankah subuh itu sudah dekat?" (QS. Hud: 81).
فَنَجَّيْنٰهُ وَاَهْلَهٗٓ اَجْمَعِيْنَ ۙ؛ اِلَّا عَجُوْزًا فِى الْغٰبِرِيْنَ ۚ
Terjemah Arti: "kecuali seorang perempuan tua (istrinya), yang termasuk dalam golongan yang lenyap (ditelan bumi)" (QS. As-Syu'ara: 171).
فَاَنْجَيْنٰهُ وَاَهْلَهٗٓ اِلَّا امْرَاَتَهٗ قَدَّرْنٰهَا مِنَ الْغٰبِرِيْنَ
Terjemah Arti: "Maka Kami selamatkan dia dan keluarganya, kecuali istrinya. Kami telah menentukan dia termasuk orang-orang yang lenyap (ditelan bumi)" (QS. An-Naml: 57).
قَالَ إِنَّ فِيهَا لُوطًا قَالُوا نَحْنُ أَعْلَمُ بِمَنْ فِيهَا لَنُنَجِّيَنَّهُ وَأَهْلَهُ إِلَّا امْرَأَتَهُ كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ
Terjemah Arti: "Ibrahim berkata, "Sesungguhnya di kota itu ada Lut." Mereka (para malaikat) berkata, "Kami lebih mengetahui siapa yang ada di kota itu. Kami pasti akan menyelamatkan dia dan pengikut-pengikutnya kecuali istrinya. Dia termasuk orang-orang yang lenyap (ditelan bumi)" (QS. Al-Ankabut: 32).
اِذْ نَجَّيْنٰهُ وَاَهْلَهٗٓ اَجْمَعِيْنَۙ؛ اِلَّا عَجُوْزًا فِى الْغٰبِرِيْنَ
Terjemah Arti: "kecuali seorang perempuan tua (istrinya) bersama-sama orang yang lenyap (ditelan bumi)" (QS. As-Shaffat: 135).
ضَرَبَ اللَّهُ مَثَلًا لِّلَّذِينَ كَفَرُوا امْرَأَتَ نُوحٍ وَامْرَأَتَ لُوطٍ ۖ كَانَتَا تَحْتَ عَبْدَيْنِ مِنْ عِبَادِنَا صَالِحَيْنِ فَخَانَتَاهُمَا فَلَمْ يُغْنِيَا عَنْهُمَا مِنَ اللَّهِ شَيْئًا وَقِيلَ ادْخُلَا النَّارَ مَعَ الدَّاخِلِينَ
Terjemah Arti: "Allah membuat perumpamaan bagi orang-orang kafir, istri Nuh, dan istri Lut. Keduanya berada di bawah pengawasan dua orang hamba yang saleh di antara hamba-hamba Kami; lalu kedua istri itu berkhianat kepada kedua suaminya, tetapi kedua suaminya itu tidak dapat membantu mereka sedikit pun dari (siksa) Allah; dan dikatakan (kepada kedua istri itu), "Masuklah kamu berdua ke neraka bersama orang-orang yang masuk (neraka)" (QS. At-Tahrim: 10).
Lima dari 7 ayat di atas yang mengisyaratkan azab yang menimpa Wali'ah istri Luth as semua menyebut Kalimat "الْغَابِرِينَ" atau (orang-orang yang lenyap (ditelan bumi). Disini - lagi-lagi - terjemahan bahasa Indonesia mengurangi kesan dramatis kisah yang semestinya menampilkan cerita yang se-tragis mungkin oleh azab yang pedih, tapi malah menerjemahkannya (bersama orang-orang yang tinggal). Padahal arti sebenarnya dari "الْغَابِرِينَ" adalah dari asal kata "غبر", yang maksunya "menjadi debu/tanah" atau menghilang ditelan bumi, karena azab yang menimpa kaum Luth as adalah ditimpakan tanah dan batu-batuan yang panas akibat kota mereka dibalikkan (atasnya menjadi di bawah). Sebagaimana bahasa AlQuran, Allah berfirman :
فَلَمَّا جَاۤءَ اَمْرُنَا جَعَلْنَا عَالِيَهَا سَافِلَهَا وَاَمْطَرْنَا عَلَيْهَا حِجَارَةً مِّنْ سِجِّيْلٍ مَّنْضُوْدٍ
Terjemah Arti: "Maka ketika keputusan Kami datang, Kami menjungkir-balikkan negeri kaum Lut (atas menjadi bawah), dan Kami hujani mereka bertubi-tubi dengan batu dari tanah yang terbakar" (QS. Hud: 82).
Maka terjemah yang pantas untuk ayat "كَانَتْ مِنَ الْغَابِرِينَ" adalah (dia - istri Luth - termasuk orang-orang yang lenyap binasa ditelan bumi). Kata orang Maroko kepada orang yang lama tidak dijumpai: "أين غبرت" atau "أين هذه الغبرة", maksudnya: (dimana sajakah selama ini menghilang seperti ditelan bumi). Ini menunjukkan bahwa azab yang menimpa Wali'ah dan kaumnya adalah dilenyapkan dengan ditimpakan bumi dan batu-batuan yang panas dari perut bumi... Kecuali bahwa Wali'ah yang awalnya ikut nabi Luth tapi begitu mendengarkan dentuman keras dari azab ia menoleh ke belakang dan pada saat menoleh itulah dirinya ditimpa batu besar hingga membinasakannya...
Menurut sebagian riwayat mengatakan bahwa Wali'ah istri Luth menjelma menjadi batu keras berdiri pada posisi dimana ia menoleh pada saat azab itu, dan hingga saat ini banyak yang menyebut bahwa salah satu batu besar dalam posisi berdiri di lokasi bencana diyakini sebagai jasad Wali'ah istri Luth yang di azab menjadi batu. (Lihat: Gambar di atas). Dan di akhirat kelak dia akan kekal di neraka....
Yang (juga) menyita perhatian ulama tentang tokoh perumpamaan AlQuran Wali'ah ini adalah selain dirinya disebut AlQuran sebagai "امْرَأَتَ لُوطٍ" (perempuan/istri Luth), dia dua kali disebut juga sebagai "عَجُوْزًا" atau (nenek/perempuan tua). Berbagai spekulasi ulama menafsikan sebab penyebutan "perempuan tua" bagi Wali'ah tersebut, tapi yang penulis pilih adalah yang menyebut bahwa Wali'ah pada saat itu memang sudah menjadi nenek-nenek tua karena termakan usia dan lamanya hidup bersama nabi Luth as. Wallahu A'lam !
KAJIAN BERIKUTNYA :
(49) Raytha Penjahit Gila
(50) Ten
(51) Kiamat Sekejap Mata
KAJIAN SEBELUMNYA :
(44) Ten
(43) Ten
(42) Ten
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!