Tafsir, tokoh tafsir,
dan KARYA tafsir
Oleh: Med HATTA
Mukaddimah:
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات
Ilmu Tafsir (علم التفسير): adalah ilmu independen yang khusus membahas tentang penafsiran al-Qur’an. Adapun definisinya menurut etimologi dan terminologi, sebagai berikut:
Tafsir (التفسير), menurut definisi bahasa
Arab mempunyai arti yang sangat luas dan cukup berfariasi, namun semuanya berorientasi
diseputar arti menyingkap, mengurai, dan menjelaskan secara mutlak, baik itu
menyingkapkan karena kalimatnya sulit atau hal lain, dikatakan: (فسرت اللفظ
فسرا) “fassartu
al-lafdza fasran”
(saya telah menyingkaf arti kalimat itu dengan suatu penyingkap), dan (وفسرته
تفسيرا) “wa fassartuhu tafsiran” (dan saya telah menyingkapkannya
sebagai suatu penyingkapan), lebih mempertegas karena tingkat kesulitannya lebih rumit[1].
Al-Laitsi menyebutkan dari al-Khalil bin Ahmed
menjelaskan[2]:
Asli (التفسير) “at-Tafsir” dari suku kata (الفسر) “al-Fasaru” yaitu keterangan, dan
mengatakan: (والتفسرة) “wat-Tafsaratu”, ialah sebutan air seni
yang selalu dinantikan oleh para dokter untuk menunjukkan hasil diagnosa atas
penderita sakit tubuh. Dengan demikian, segala sesuatu yang diketahui dengannya
menjelaskan atas sesuatu, maka itu adalah tafsirnya.[3]
Kalimat tafsir disebutkan di dalam al-Qur’an
hanya pada satu tempat saja, yaitu firman Allah:
وَلا يَأْتُونَكَ بِمَثَلٍ إِلا جِئْنَاكَ بِالْحَقِّ وَأَحْسَنَ تَفْسِيرًا (٣٣)
Artinya: “tidaklah
orang-orang kafir itu datang kepadamu (membawa) sesuatu yang ganjil, melainkan
Kami datangkan kepadamu suatu yang benar dan yang paling baik penjelasannya.”
(QS: 25: 33).
Ibnu
Abbas menafsirkan: yaitu penjelasan. Dari menelusuri semua kamus bahasa Arab,
semakin jelas bahwa tafsir berfungsi dalam bahasa sebagai penjelasan “live”
(langsung), cukup ungkapan al-Khalil di atas sebagai bukti autentik untuk hal
itu.
- Tafsir Menurut Terminologi:
Para pakar bahasa Arab berbeda definisi dalam
menjelaskan pengertian tafsir menurut terminologi ahli tafsir, lalu mereka
mengajukan konsep yang beraneka ragam. Penulis telah berusaha keras menentukan
yang paling meyakinkan dari konsep-konsep tersebut dalam menjelaskan makna
tafsir secara terminologi, dan pada akhirnya penulis tawakkal dan merumuskan: Bahwa yang
dimaksud ilmu tafsir adalah menjelaskan makna yang relefan sesuai yang
diinginkan Allah SWT dengan firman-Nya[4].
Maka atas dasar itulah, penulis beranjak dari
definisi bahasa kalimat tafsir, yaitu penjelasan, penyingkap, atau uraian, atau
diagnosis, dan menjadikannya sebagai dasar rumusan dalam menetapkan definisi
yang sesuai dengan maksud tafsir. Selanjutnya, penulis berkesimpulan: Bahwa
segala informasi di dalamnya mengandung penjelasan makna, maka itu adalan
bagian dari tafsir[5].
Kata
as-Suyuthi: Tafsir adalah menyingkap arti kalimat-kalimat al-Qur’an dan
menjelaskan maksud dari kandungannya[6].
Demikian definisi tafsir, sebagai pengantar
pertemuan ke-6 Mata Kuliah Ulumul Qur’an
(pembahasan ilmu tafsir) untuk mahasiswa semester II (2011/ 2012), Fakultas
Syari’ah Prodi Fiqh dan Ushul Fiqh, Institute of Ma’had Aly
Sa’iidusshiddiqiyah, Kedoya – Jakarta Barat. Inti pembahasan pertemuan ini,
sebagai berikut:
Pengantar Pengenalan Ilmu Tafsir:
- Perkembangan Ilmu Tafsir
- Klasifikasi Tafsir
- Tujuan Penulisan Ilmu Tafsir
- Karya Tafsir Dari Kalangan Syi’ah
- Karya Tafsir dari Kalangan Mu’tazilah
- Karya Tafsir Terpopuler dari Kalangan Ahlussunnah
- Tokoh Tafsir dan Karya-karyanya
- Daftar referensi
Perkembagan Ilmu Tafsir :
Istilah tafsir al-Qur’an sudah dikenal luas
semenjak era turunnya wahyu itu sendiri, karena ayat-ayat al-Qur’an saling
menafsirkan satu sama lain. Dan terkadang sebagian sahabat butuh dijelaskan
sesuatu dari al-Qur’an, lalu nabi Muhammad SAW menguraikannya kepada mereka.
Sebagaimana firman Allah SWT:
Artinya: “dan Kami turunkan kepadamu al-Quran, agar
kamu menerangkan pada umat manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka”.
Oleh
karena itu, maka dikenallah oleh para ulama dan menyebutkannya di dalam karya-karya
mereka beraneka ragam dari tafsir al-Qur’an terhadap al-Qur’an dan dari tafsir
al-Hadits terhadap al-Qur’an.
Kemudian setelah periode turunnya wahyu pada era
nabi SAW, para sahabat dan tabi’in yang datang sesudahnya mengambil alih
peranan itu, dari menjelaskan segala hal yang memerlukan penjelasan dari
al-Qur’an, maka berdirilah institut-institut perintis dibidang tafsir al-Qur’an,
seperti institut tafsir di Makkah al-Mukarramah, Madinah al-Munawwarah, negeri
Syam, dan Irak. Sehingga dengan demikian bermunculanlah karya-karya tafsir dengan
jumlah sangat fantastis, yang tidak terhitung banyaknya.
Semua karya-karya tafsir tersebut bercorak
sesuai latar belakang penafsirnya, sebahagian mereka mewarnai tafsirnya dengan menerapkan
dari segi bahasa, balaghah, fiqih, dan hukum-hukum; ada pula menggunakan
tinjauan dari hal-hal yang menyangkut teologi, retorika, atau tasawwuf dan zauq
ahli sufi serta isyarat mereka; dan sebahagian yang lain memilih metode ringkas
dan sedang dalam penguraiannya. Demikian hingga akhirnya tafsir al-Qur’an telah
menjadi sebuah ilmu yang independen (berdiri sendiri), yang melahirkan pada
ratusan bahkan ribuan jilid kitab-kitab tafsir[7].
Klasifikasi Tafsir:
Untuk mengklasifikasikan tafsir al-Qur’an harus
melihat dari berbagai tinjauan yang berbeda-beda sesuai dengan tinjauan yang
diterapkan, dan tinjauan-tinjauan tersebut adalah:
- Pertama: Melihat tafsir dari segi penalarannya, tinjauan ini dapat dibagi kepada empat kategori, diriwayatkan oleh Ibnu Jarir at-Thabari dari Sufyan at-Tsauri dari Ibnu Abbas, sebagai berikut[8]:
- Bagian yang dapat dicernah bangsa Arab karena bahasanya
- Tafsir yang tidak dicernah seseorang karena kebodohannya
- Tafsir hanya dapat dicernah oleh ulama
- Tafsir yang tidak dimengerti kecuali hanya Allah.
- Kedua: Melihat tafsir dari segi metedologi penerapannya, baik menerapkan dari al-Qur’an itu sendiri, atau dari sunnah, atau dari perkataan sahabat dan tabi’in; ataupun dari hasil pemikiran dan ijtihad; bahkan mungkin juga tidak menggunakan metedologi-metedologi penerapan telah disebutkan, tapi mengandalkan insting dan luapan indra, maka tafsir dengan tinjauan kedua ini terbagi kepada tiga klasifikasi:
- Tafsir Riwayat, dan dinamakan juga Tafsir bil-Ma’tsur
- Tafsir Dirayah, dan dinamakan Tafsir Pemikiran
- Tafsir Isyari, dan dinamakan Tafsir Isyarat yang mengandalkan insting dan isyarat.
- Ketiga: Melihat tafsir dari segi metedologi pemaparannya, ada yang hanya sekedar menjelaskan arti kalimat dalam bahasa, kemudian ada menjelaskan arti jumlah atau ayat-ayat dengan sistem pemaparan terarah, maka tinjauan ini dibagi kepada dua klasifikasi, sebagai berikut:
- Tafsir Ijmali
- Tafsir Tahlili
- Keempat: Melihat tafsir dari segi spesialisasinya membahas tema-tema tertentu dari al-Qur’an, tema umum seperti aqidah dan hukum-hukum, atau tema tertentu seperti shalat, tauhid, dan yang lainnya. Dan tinjauan terakhir ini dibagi menjadi dua klasifikasi:
- Tafsir Umum
- Tafsir Maudhu’i, atau sering disebut Tafsir Tematik.
- Tujuan Penulisan Ilmu Tafsir:
Adapun tujuan penulisan ilmu tafsir adalah banyak
hal, di antaranya dan yang paling menonjol, yaitu:
- Masuknya kedalam agama Islam bangsa-bangsa yang tidak memahami bahasa Arab.
- Lemahnya penguasaan bahasa Arab bagi umat Islam dan banyaknya dialeg yang dipergunakan.
- Karya-Karya Tafsir Dari Kalangan Syi’ah:
- At-Tibyanul Jami’ li Kulli Ulumil Qur’an: Karya Syaikh Thaifah Abu Jaafar Mohamed bin al-Hassan Ibn Ali at-Thousi (385 – 460 H), kitab ini dicetak setebal 10 jilid jumbo, Penerbit an-No’man, an-Nejef al-Asyraf, Irak. Menyebutkan dipembukaannya bahwa tafsir pertama yang mencakup semua ilmu-ilmu al-Qur’an.
- At-Tadabburu fil Qur’an: Karya Ayatullah Sayyid Muhamad Ridha as-Syirazi
- Al-Mizan fi Tafsiril Qur’an: Karya al-Allamah at-Thabathabai
- Al-Amtsal fi Tafsiri Kitaballahi al-Munazzal: Karya Syaikh Nashir Makarim az-Syirazi.
- Karya-Karya Tafsir dari Kalangan Mu’tazilah:
- Al-Kassyaf ‘an Haqaiqit Tanzil wa Oyounil Aqawil fi Wujuhit Ta’wil, karya: Mahmoud Jadallah bin Omar az-Zamakhsyari (w. 538 H), Tafsir ini menyingkap sisi mukjizat balaghal al-Qur’an, retorika dan bahasanya.
- Karya-Karya Tafsir Terpopuler dari Kalangan Ahlussunnah:
- Jami’ul Bayan fi Tafsiril Qur’an (Tafsir at-Thabari): Karya tokoh besar ilmu tafsir dan pakar bahasa, Imam Ibnu Jarir at-Thabari (w. 310 H), karya ini merupakan yang paling besar, terpopuler dan referensi utama bagi semua tokoh tafsir, karena paling autentik dan kitab yang pertama dicetak dalam bidang ilmu Tafsir bil Ma’tsur. Kitab ini dicetak oleh: Penerbit Darul Ma’arif – Mesir, Dibaca ulang oleh: Mahmoud Mohamed Syakir dan Ahmed Syakir.
- Tafsir Ibnu Abbas: Ini sebenarnya bukan tafsir utuh, tetapi kutipan dari seorang sahabat yang mulia Ibnu Abbas ra.
- Tafsir Ibnu Katsir
- Tafsir al-Qurthubi
- Tafsir al-Jalalain
- Tafsir al-Kabir: Karya Fakhruddin ar-Razi
- Tafsir Ruhul Ma’ani: Karya al-Allamah al-Alousi
- Fi Dzilalil Qur’an Karya Sayyi Quthub
- Tafhimul Qur’an: Karya Abu al-A’laa al-Maududi (Bahasa Urdu)
- Ma’ariful Qur’an: Karya Mufti Muhammad Syafi’ (Bahasa Urdu)
- Tadabburul Qur’an: Karya Amin Ihsan Ilahi
- Tokoh Tafsir dan Karya-karyanya:
- Abul Faraj al-Jouzi: “Tazkiratul Areb fi Tafsiril Ghareb”
- Abou Bakar Jaber al-Jazairi: “Aesarut Tafasir”
- Abou Ja’far an-Nohas (w.338 H): Ma’anil Qur’anil Karim”
- Abou Hayyan al-Andalusi, Mohamed bin Yosef bin Ali bin Yosef bin Hayyan al-Andalusi, karya tafsirnya: “al-Bahrul Muhith”.
- Abousso’ud, Mohamed bin Mohamed bin Moshthafa al-Amadi, karya tafsirnya: “Irsyadul Aql as-Salim Ilaa Mazayal Kitab al-Karim”
- Al-Alousi, Mahmoud Aboul Fadhel al-Alousi: “Ruhul Ma’ani fi Tafsiril Qur’anil ‘Adzim was-Sab’il Matsani”
- Al-Baghwi: Al-Hussain bin Mas’ud al-Farra Abou Mohamed al-Baghwi: “Ma’alimat Tanzil”
- Al-Baidhawi: “Tafsirul Baidhawi”
- Al-Baidhawi: Nashiruddin Aboul Khaer Abdellah bin Omar bin Mohamed al-Baidhawi: karya tafsirnay: “Anwarut Tanzil wa Asrurut Ta’wil”.
- Al-Jayyani Syihabuddin Ahmed bin Mohamed al-Haem al-Mashri: “At-Tibyan fi Tafsiri Gharibil Qur’an”
- Al-Khazen, Aboul Hassan Ali bin Mohamed bin Ibrahim bin Omar al-Khazen al-Syaihi, karya tafsirnya: “Lubabut Ta’wil fi Ma’anit Tanzil”
- Al-Mawardi, Aboul Hassan Ali bin Mohamed bin Mohamed bin Habib al-Bashri al-Baghdadi, yang terkenal dengan al-Mawardi, karya tafsirnya: “an-Nokat wal Oyon”
- Al-Qosyairi: “Tafsir al-Qosyairi”
- Al-Qurthubi al-Andalusi, Mohamed bin Ahmed Abou Bakar bin Farah Abou Abdellah al-Qurthubi: “Al-Jami’ li Ahkamil Qur’an”.
- Al-Wahidi: Ali bin Ahmed Aboul Hassan: “Al-Wajez fi Tafsiril Kitab al-Aziz”
- An-Naisaburi, karya tafsirnya: “Tafsir an-Naissaburi”
- An-Nasafi, Abdellah bin Ahmed bin Mahmoud Hafidzuddin, Aboul Barakat an-Nasafi: Karya tafsirnya: “Madarikut Tanzil wa haqaiqut Ta’wil”.
- Ar-Ragheb al-Ashfahani, Aboul Qasim al-Hussain bin Mohamed bin al-Fadhel: “Mofradat Alfadzil Qur’an”
- Ar-Razi: Fakhruddin ar-Razi, Abou Abdellah Mohamed bin Omar bin al-Hassan bin al-Hussain at-Timi ar-Razi, yang dikenal dengan Fakhruddin ar-Razi, karya tafsirnya: “Mafatihul Ghaib”.
- As-Saadi: Abderrahman bin Nashir bin as-Saadi: “Taesiril Karimir Rahman fi Tafsiri Kalamil Mannan”
- As-Samarqandi, karya tafsirnya: “Bahrul Ulum”
- As-Shan’ani, Abderrazak bin Hammam as-Shan’ani: “Tafsirul Qur’an Tafsirus Shan’ani”
- As-Syanqithi: Mohamed al-Amin as-Syanqithi: “Adhwaaul Bayan fi Tafsiril Qur’an bil Qur’an”
- As-Syarbini” Mohamed as-Syarbini al-Khatib: “Tafsirus Sirajal Munir”
- As-Syaukani, Mohamed bin Ali, karya tafsirnya: “Fathul Qadir – al-Jami’ Baina Fannir Riwayah wad-Dirayah min Ilmit Tafsir”
- As-Suyuthi dan al-Mahalli, karya tafsir senerginya: “Tafsir al-Jalalain”
- As-Suyuthi: “Mofahhamatil Aqran fi Mobhimatil Qur’an”
- At-Tasatturi: “Tafsir at-Tasatturi”
- At-Tsa’alibi: Abou Zaid Abderrahman bin Mohamed bin Makhlouf at-Tsa’alibi, karya tafsirnya: “Al-Jawaher al-Hassan fi Tafsiril Qur’an”
- Az-Zamakhsyari, Aboul Qasim Mahmoud bin Omar bin Ahmed Jaberullah az-Zamakhsyari, karya tafsirnya: “Al Kasy-syaf”
- Haqqi: “Tafsir Haqqi”
- Ibn Abbas, Abdellah bin Abbas: “Tanwerul Meqbas min Tafsiri Ibn Abbas”
- Ibn Abi Hatem ar-Razi: “Tafsir Ibn Abi Hatem”
- Ibn Abi Zamanein al-Andalusi, Abou Abdellah bin Abi Zamanein al-Marri: “Tafsir bin Zamanein”
- Ibn Adel, karya tafsirnya: “al-Lubab”
- Ibn al-Jauzi. Abderrahman bin Ali bin Mohamed, Karya tafsirnya: “Zadul Mosir fi Ilmit Tafsir”
- Ibn Ajibah: “Tafsir Ibn Ajibah”
- Ibn Arfah: “Tafsir Ibn Arfah”
- Ibn ‘Asyur, Mohamed at-Thaher bin ‘Asyur, karya tafsirnya: “At-Tahrir wat-Tanwer”
- Ibn Athiyah al-Andalusi, Abou Mohamed Abdelhaq bin Ghaleb bin Aberrahman Ibn Tammam bin Athiyah al-Maharebi: “Al-Moharrarul Wajez”
- Ibn Jouzai al-Andalusi, Abdellah Mohammed – yang dipanggil - Al-Qasim Ibn Ahmed bin Mohamed al-Kalbi bin Jouzai: “At-Tashil li Ulumit Tanzil”
- Ibn Katsir: Aboul Fadaa Ismail bin Omar ad-Damasyqi bin Katsir: “Tafsir al-Qur’an al-‘Adzim”
- Izzuddin bin Abdessalam: “Tafsir Ibn Abdessalam”
- Jalaluddin as-Suyuthi, Abderrahman bin Abi Bakar, karya tafsirnya: “Ad-Darrul Mantsur fit-Ta’wi bil-Ma’tsur”
- Mohamed Sayyid Thanthaawi: “At-Tafsirul Wasith”
- Mojahid bin Jaber al-Makhzumi at-Tabi’i Aboul Hajjaj: “Tafsir Mojahid”.
- Moqatel: “Tafsir Moqatel”
- Sayyid Quthub, karya tafsirnya: “Fi Dzilalil Qur’an”
- Sofyan at-Tsauri (w. 161 H/ 777 M): “Tafsir Sofyan at-Tsauri”
- Daftar Referensi:
- Lisanul Arab, Ibnu Mandzur, Dar Shadir, Ed. 3, Bairut, Materi (فسر). Lihat juga: Al-Burhan fi Ulumil Qur’an, Az-Zarkasyi, (1/ 147)
- Mukadimatani fi Ulumil Qur’an (Mukaddimah al-Bani dan Mukaddimah Ibn Athiyah), Halaman: 173
- Atsar Mofassire al-Andalusi fil-Fikril Indonesi, Disertasi Doktoral, Muhammad Hatta Al Fattah, (1/ 116)
- Al-Itqan fi Ulumil Qur’an, As-Suyuthi, (4/ 193)
- Manahilil ‘Irfan, Dr. Muhammad Abdel’adzim az-Zarqani, Penerbit Essa al-Halabi, (1/ 472)
- Tafsir at-Thabari, Penerbit Mushthafa al-Halabi, Ed.3, (1/ 34)
Jakarta, 08 Mei 2012
Med HATTA
- Lisanul Arab, Ibnu Mandzur, Dar Shadir, Ed. 3, Bairut, Materi (فسر). Lihat juga: Al-Burhan fi Ulumil Qur’an, Az-Zarkasyi, (1/ 147).
- Mukadimatani fi Ulumil Qur’an (al-Bani dan Ibn Athiyah), Halaman: 173.
- Lihat: Atsar Mofassiri al-Andalusi fil-Fikril Indonesi, Disertasi Doktoral, Muhammad Hatta Al Fattah, (1/ 116)
- Atsar Mofassiri al-Andalusi fil-Fikril Indonesi, Disertasi Doktoral, Muhammad Hatta Al Fattah, (1/ 83)
- Idem
- Al-Itqan fi Ulumil Qur’an, As-Suyuthi, (4/ 193).
- Manahilil ‘Irfan, Dr. Muhammad Abdel’adzim az-Zarqani, Penerbit Essa al-Halabi, (1/ 472).
- Tafsir at-Thabari, Penerbit Mushthafa al-Halabi, Ed.3, (1/ 34).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!