Kamis, Juni 28, 2012

MENGHIDUPKAN BULAN SYA'BAN AL-MUBARAK

Serial Bulan Sya'ban: Tafsir Ayat-Ayat Puasa (01/ 01):
Menyambut Nishfus Sya'ban 1433 H. (H: -24)

 nisfu assya’ban Malam Al-Mubarakah[1]
Oleh: Med HATTA
Allah Berfirman:
حم (١) وَالْكِتَابِ الْمُبِينِ (٢) إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةٍ مُبَارَكَةٍ إِنَّا كُنَّا مُنْذِرِينَ (٣) فِيهَا يُفْرَقُ كُلُّ أَمْرٍ حَكِيمٍ (٤) أَمْرًا مِنْ عِنْدِنَا إِنَّا كُنَّا مُرْسِلِينَ (٥) رَحْمَةً مِنْ رَبِّكَ إِنَّهُ هُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (٦)
Artinya: "Haa-miim; Demi Kitab (al-Quran) yang menjelaskan; sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan; Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah; suatu urusan yang besar dari sisi Kami, sesungguhnya Kami adalah yang mengutus rasul-rasul; sebagai rahmat dari Tuhanmu, sesungguhnya Dia-lah yang Maha Mendengar lagi Maha mengetahui" (QS: 044: 1-6)
  

Sumber asli: Tulisan ini
Malam al-Mubarakah, yang disebutkan pada ayat ke-3 dari surah ad-Dukhan di atas, diyakini sebagian ahli tafsir sebagai Malam Nishfusy Sya'ban (Malam 15 dari bulan Sya'ban al-Mubarak), dimana pada ayat selanjutnya dijelaskan bahwa: "Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah". Maksudnya pada malam "Nishfusy Sya'ban" itu dijelaskan segala urusan dari Lauhil Mahfudz pada "Kitab Urusan" segala peristiwa untuk setahun kedepan. 

Semua dicatat dari kehidupan dan kematian, peperangan dan perdamaian, Fertilitas dan kemandulan serta kebaikan dan keburukan. Kemudian kitab urusan tersebut diserahkan kepada pelaksana tugas dari malaikat-malaikat, maka mereka akan melaksanakannya dengan sangat sempurna dan teliti sesuai ketentuan Allah, tidak ditambah dan tidak dikurangi, tidak diganti dan tidak pula dirubah, semuanya akan berjalan sesuai dengan situasinya, waktu dan tempatnya. 

Demikian-lah setiap tahun pada malam al-Mubarakah (15 Sya'ban) ini, diperincikan pada kitab urusan umum semua peristiwa yang ditentukan Allah yang akan terjadi selama setahun kedepan, termasuk rezki, umur dan lain-lain dari peristiwa-peristiwa alam semesta dan gejala-gejala cosmos raya, bahkan sesorang telah merencanakan pernikahan dan menunggu bayi barunya, padahal ajalnya sudah diruliskan pada saat itu. 

Namun, sebagian ahli tafsir yang lain meyakini bahwa "Malam al-Mubarakah" itu adalah "Lailatul Qadr", bukan "Nishfusy Sya'ban", dengan dalail firman Allah:
إِنَّا أَنْزَلْنَاهُ فِي لَيْلَةِ الْقَدْرِ (١) وَمَا أَدْرَاكَ مَا لَيْلَةُ الْقَدْرِ (٢) لَيْلَةُ الْقَدْرِ خَيْرٌ مِنْ أَلْفِ شَهْرٍ (٣) تَنَزَّلُ الْمَلائِكَةُ وَالرُّوحُ فِيهَا بِإِذْنِ رَبِّهِمْ مِنْ كُلِّ أَمْرٍ (٤) سَلامٌ هِيَ حَتَّى مَطْلَعِ الْفَجْرِ (٥)
Artinya: "Sesungguhnya Kami telah menurunkannya (al-Qur’an) pada malam kemuliaan; dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu?; malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan; Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan; Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar" (QS: 097: 1-5). 

Menurut pendukung pendapat ini menegaskan bahwa firman Allah {من كل أمر}, (segala urusan) pada ayat ke-4 dari surah al-Qadr di atas adalah pengaturan segala urusan pada malam "Lailatul Qadr", mengagendakannya di "Lauhil Mahfudz", kemudian menyerahkannya kepada pelaksana tugas dari malaikat-malaikat: Mikail, Israfil dan Ezrail...
Malam Al-Mubarakah dan Nishfu as-Sya'ban:
Terlapas dari perbedaan persepsi di atas, kita tetap tidak bisa mengabaikan kemulian bulan Sya'ban dan malam "Nishfusy Sya'ban" di dalam Islam. Oleh karena itu, Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi, tokoh besar Islam masa kini, menekankan bahwa: "Sya'ban keseluruhannya adalah bulan sangat istimawa dari bulan-bulan dalam setahun. Oleh sebab itu, rasulullah SAW menghidupkannya selain bulan Ramadhan, beliau tidak menghidupkan bulan mana-pun selain dua bulan ini. Karena di bulan Sya'ban ini semua amal perbuatan diangkat kehadirat Allah SWT, sebagaimana sabda rasulullah SAW: 

"Bulan Sya'ban adalah bulan dimana Allah mencurahkan rahmat kepada orang-orang yang lembut, mengampuni dosa-dosa hamba-Nya yang bertobat dan pada bulan ini Allah membebaskan jumlah tidak terbatas dari penghuni neraka, hanya Allah yang mengetahui jumlahnya". 

Sebuah riwayat lain dari Usamah bin Zaid, dari rasulullah SAW ketika beliau ditanya oleh Usamah: Ya rasulullah, saya tidak pernah melihat anda berpuasa bulanan dari bulan-bulan lain seperti anda puasa di bulan Sya'ban! Maka rasulullah SAW bersabda: 

"Karena bulan itu banyak dilupakan oleh banyak orang dijepit bulan Rajab dan Ramadhan, pada bulan Sya'ban ini diangkat di dalamnya semua amalan perbuatan ke sisi Allah, maka saya senang amal saya diangkat ke sisi-Nya dalam keadaan saya puasa".[2]

Hadits lain diriwayatkan oleh Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmizi dan an-Nasaai dari hadits 'Aisyah ra. Berkata: "Tiada satu bulan-pun dimana rasulullah SAW memperbanyak puasanya selain di bulan Sya'ban". Sebabnya sudah dijelaskan pada hadits riwayat Usamah bin Zaid di atas.
Fadilah Malam Nishfusy Sya'ban:
Adapun khusus keistimewaan "Malam Nishfusy Sya'ban", malam tanggal 15 Sya'ban (Malam al-Mubarakah), penulis cukup merujuk pada hadits riwayat al-Baihaqi dengan sanad hasan, bersumber dari 'Aisyah ra berkata: "Pada suatu malam rasulullah SAW melaksanakan shalat dan berlama-lama dalam sujudnya hingga saya menyangka dia telah tiada, ketika saya mengamati dan mencoba menggerakan, beliau masih bergerak, maka saya mundur menunggu dan mendengarkan beliau berdo'a: 

"Yaa Allah! Saya memohon perlindungan dengan ridha-Mu dari kebencian-Mu, saya memohon perlindungan dengan ampunan-Mu dari siksaan-Mu...

Ketika nabi selesai shalat, beliau bertanya kepada saya ('Aisyah): "Wahai 'Aisyah! Tahukah kamu malam apakah sekarang?". 'Aisyah menjawab: Allah dan rasul-Nya lah yang tahu, nabi bersabda: 

"Ini adalah malam Nishfusy Sya'ban, pada malam ini Allah SWT mencurahkan kasih kepada hamba-Nya seraya menstimulus: "Siapa yang bertobat malam ini Aku akan ampuni, siapa yang memohon sesuatu Aku akan berikan dan siapa yang berdo'a pada malam ini Aku akan kabulkan...

Catatan: Tentang hadits-hadits di atas, kata Dr. Muhammad Sa'id Ramadhan al-Buthi: "Pada umumnya hadits-hadits yang membicarakan tentang kemuliaan bulan Sya'ban, khususnya Malam Nishfusy Sya'ban, adalah pada semuanya Shahih, kuat dan tidak perlu diragukan..." Wallahua'lam!



  1. Muhammad Hatta A.Fattah, Keajaiban Angka dalam al-Qur'an, Diterbitkan oleh: Mirqat, Cetakan I, Agustus 2010, ISBN: 978-979-1234-77-1, Halaman: 173. (sudah dikembangkan).
  2. Hadits diriwayatkan oleh : An Nasaai (Hadits Shahih). 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!