BUMI ALLAH AMAT LUAS BERHIJRAH-LAH
By: Med HATTA
Allah berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang dimatikan oleh malaikat sedang mereka mendzalimi diri sendiri (bunuh diri) mereka akan disesalkan (ditanyai) ke mana sajakah anda? mereka menjawab miris kami adalah orang-orang lemah (tertindas) di muka bumi, ditanya (lagi) bukankah bumi Allah amat luas lalu kenapa anda tidak berhijrah di dalamnya? Mereka tempatnya dalam neraka jahannam dan seburuk-buruknya tempat" (QS: 4: 97).
Coretan ini adalah contekan dari Taushiyah Menyambut Tahun Baru 1433 H. yang penulis sampaikan pada hari Sabtu, 01 Muharram 1433 H. di Mesjid Al-Hidayah, Komp. Pemda Jati Asih, Bekasi-Jabar:
Sejarah Hijrah:
Secara historis, Muhammad SAW pertama kali diangkat menjadi nabi dan rasul yang terakhir diutus bagi manusia pada malam 17 Ramadhan/ 06 Agustus 611 M, diriwayatkan bahwa Malaikat Jibril datang dan membacakan ayat pertama turun dari Alqur'an yang disampaikan kepada nabi Muhammad SAW, yaitu surah Al-Alaq:
"Bacalah dengan menyebut nama Tuhanmu yang menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dengan nama Tuhanmu yang Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan media qalam (menulis, membaca). Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya." (QS: 96: 1-5)
Nabi Muhammad ketika penobatannya tersebut berusia 40 tahun 6 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun qamariyah (penanggalan berdasarkan orbit bulan), atau 39 tahun 3 bulan 8 hari menurut perhitungan tahun syamsiyah atau tahun masehi (penanggalan berdasarkan matahari).
Selama tiga tahun pertama sejak pengangkatannya sebagai rasul, nabi Muhammad hanya menyebarkan Islam secara terbatas di kalangan teman-teman dekat dan kerabatnya, hal ini untuk mencegah timbulnya reaksi akut dan masif dari kalangan bangsa Arab saat itu yang sudah sangat terasimilasi budayanya dengan tindakan-tindakan amoral, yang dalam konteks ini bertentangan dengan apa yang akan dibawa dan ditawarkan oleh nabi Muhammad SAW.
Kebanyakan dari mereka yang percaya dan meyakini ajaran Muhammad pada masa-masa awal adalah para anggota keluarganya dan golongan masyarakat awam yang dekat dengannya di kehidupan sehari-hari, seperti Khadijah, Ali bin Abu Thalib, Zaid bin Haritsah dan Bilal. Namun pada awal tahun 613, nabi Muhammad SAW mengumumkan secara terbuka agama Islam. Setelah sekian lama banyak tokoh-tokoh bangsa Arab seperti Abu Bakar, Utsman bin Affan, Zubair bin Al Awwam, Abdul Rahman bin Auf, Ubaidah bin Harits. Amr bin Nufail yang kemudia masuk ke agama yang dibawa Muhammad. Kesumua pemeluk Islam pertama itu disebut dengan As-Sabiqun al-Awwalun.
Selanjutnya, nabi Muhammad mulai melakukan penyebaran Islam secara terbuka kepada masyarakat Makkah, respon yang beliau terima sangat keras dan masif, ini disebabkan kerena ajaran Islam yang dibawa olehnya bertentangan dengan apa yang sudah menjadi budaya dan pola pikir masyarakat makkah pada saat itu. Pemimpin Makkah Abu Jahal menyatakan bahwa Muhammad (yang merupakan keponakannya sendiri) adalah orang gila yang akan merusak tatanan hidup orang Makkah.
Akibat penolakan keras yang datang dari masyarakat jahiliyah di Makkah dan kekuasaan yang dimiliki oleh para pemimpin Quraisy yang menentangnya, nabi Muhammad dan banyak pemeluk Islam awal disiksa, dianiaya, disingkirkan, ditindas, diteror dan dikucilkan dari pergaulan masyarakat Makkah.
Penyiksaan yang dialami hampir seluruh pemeluk Islam selama periode pertama mendorong lahirnya gagasan untuk berhijrah (pindah) ke Habasyah (sekarang Ethophia). Negus atau raja Habasyah, memperbolehkan orang-orang Islam berhijrah ke negerinya dan melindungi mereka dari tekanan penguasa di Makkah. Nabi Muhammad SAW sendiri pada malam Rabu, 27 Shafar/ 16 Juli 622 H bersama dengan Abu Bakar hijrah ke Yatsrib, kota yang berjarak sekitar 320 Km di sebelah Utara Makkah, dikenal sekarang dengan Madinah atau kota nabi.
Berhijrah meninggalkan tanah kelahiran, harta dan keluarga yang dicintainya bukanlah pilihan yang mudah dilakukan oleh nabi Muhammad SAW kalau saja bukan anjuran dan petunjuk dari Allah SWT:
"Sesungguhnya yang mewajibkan atasmu (melaksanakan hukum-hukum) Alqur'an, benar-benar akan mengembalikan kamu ke tempat kembali (kota Makkah)..." (QS: 28: 85).
Dan terbukti, pada tahun 629 M, tahun ke-8 setelah hijrah ke Madinah, nabi Muhammad SAW berangkat kembali ke Makkah dengan membawa pasukan Muslim sebanyak 10.000 orang, saat itu beliau bermaksud untuk menaklukkan kota Makkah dan menyatukan para penduduk kota Makkah dan Madinah. Penguasa Makkah yang tidak memiliki pertahanan yang memadai kemudian setuju untuk menyerahkan kota Makkah tanpa perlawanan, dengan syarat kota Makkah akan diserahkan tahun berikutnya. Nabi Muhammad SAW menyetujuinya, dan ketika pada tahun 630 M (tahun berikutnya) ketika beliau kembali, nabi Muhammad SAW telah berhasil mempersatukan Makkah dan Madinah, serta lebih luas lagi beliau saat itu telah berhasil menyebar luaskan Islam ke seluruh Jazirah Arab.
Nabi Muhammad memimpin umat Islam menunaikan ibadah haji, memusnahkan semua berhala yang ada di sekeliling Ka'bah, dan kemudian memberikan amnesti umum serta menegakkan peraturan Islam di kota Makkah.
Makna dan Keutamaan Hijrah:
Kata hijrah dalam bahasa Arab adalah pindah atau migrasi, pengertian hijrah di sini diperkenalkan sebagai awal perhitungan kalender Hijriyah, sehingga setiap tanggal 01 Muharram ditetapkan sebagai Tahun Baru Islam. Memang, sejak hijrahnya nabi Muhammad SAW ke Yatsrib Islam lebih memfokuskan pada pembentukan masyarakat Muslim Madani yang tidak kolot dibawah pimpinan nabi besar Muhammad SAW.
Maka itulah sebabnya Yatsrib diganti namanya menjadi Al-Madinatul Munawwarah (kota yang penuh cahaya) atau sering disebut dengan kota nabi. Ini juga satu nilai yang sangat penting kenapa hijrah dijadikan sebagai titik awal terbitnya fajar baru peradaban umat Islam. Tentu terbitnya fajar baru ini berkat berhijrah. Oleh karena itu hijrah selalu membuat perubahan. Hijrah merupakan ikhtiar dan semangat besar manusia yang ingin merubah masyarakat yang jumud (statis) menjadi manusia yang lebih maju, sempurna dan "ambisius".
Banyak sekali ayat-ayat di dalam Alqur'an yang memberikan motifasi dan menjanjikan derajat dan keutamaan bagi orang-orang yang berhijrah, diantanya firman Allah:
"Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad dengan harta dan jiwanya, adalah lebih tinggi derajatnya di sisi Allah, dan itulah orang-orang yang mendapat kemenangan" (QS: 9: 20). Lihat juga: (QS: 2: 218, 3: 195, 8: 72-75, 16: 41 & 110, dan 22: 58).
Kewajiban Hijrah dan penyesalan bagi orang yang mengabaikannya:
Ya, memang peristiwa hijrah nabi yang monumental telah berlangsung lebih 14 abad lalu dan tidak berulang lagi semanjak penaklukan kota Makkah diumumkan pada tahun 629 M atau tahun ke-8 setelah hijrah ke Madinah, sebagaimana dalam hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Aisyah - Radhiyallahu'anha - ia berkata: Rasulullah SAW ditanya tentang hijrah, lalu nabi bersabda: "Tidak ada hijrah setelah penaklukan (Makkah). Tetapi yang ada ialah jihad dan niat kebaikan..."
Namun, esensi dan pesan moral hijrah tetap berjalan terus selamanya sampai langit dan bumi beserta dengan isinya digulung oleh Allah SWT. Dari penjelasan diatas, hijrah tidak melulu berpindah tempat, tetapi juga berivosi, merubah sistem, pola pikir, kondisi dan segala sesuatu yang semestinya harus dirubah dan ditinggalkan.
Ketahuilah, banyak sekali contoh tokoh-tokoh besar dan konglomerat sukses, yang meraih kesuksesannya setelah berani merubah pola kerjanya. Kalau anda menbaca biografi atau buku-buku motifasi, hampir semuanya menyertakan berubahan sebagai kunci sukses, dan kebanyakan mereka berani meninggalkan kampung halaman dan segala apa yang ia cintai untuk mencapai tujuannya. Sebut saja misalnya orang nomor satu di USA Barack Hussein Obama adalah seorang muhajir/ imagran berasal dari Afrika, begitu juga konglomerat terkaya di dunia Carlos Slim Helu adalah seorang imigran Taipan, dan masih banyak lagi yang lain... Ini sesuai janji Allah:
"Barangsiapa yang berhijrah pada jalan Allah, niscaya ia akan memperoleh dimuka bumi ini (tempat ia hijrah) rezeki yang banyak dan kelapangan (hidup)..." (QS: 4: 100).
Oleh karena itu, hijrah wajib dilakukan oleh setiap Muslim untuk mencapai suatu perubahan yang lebih baik terhadap diri, keluarga, dan bangsa dan tanah airnya. Karena setiap orang bertanggung jawab atas nasibnya sendiri: "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendirilah yang merubah apa yang ada pada dirinya sendiri" (QS: 13: 11).
Bahkan lebih dari itu, malaikat akan menyesalkan bagi orang yang terdesak hidupnya di dunia dan tidak berinisiatif melakukan hijrah. Allah berfirman:
"Sesungguhnya orang-orang yang dimatikan oleh malaikat sedang mereka mendzalimi diri sendiri (bunuh diri) mereka akan disesalkan (ditanyai) ke mana sajakah anda? mereka menjawab miris kami adalah orang-orang lemah (tertindas) di muka bumi, ditanya (lagi) bukankah bumi Allah amat luas lalu kenapa anda tidak berhijrah di dalamnya? Mereka tempatnya dalam neraka jahannam dan seburuk-buruknya tempat" (QS: 4: 97).
.... BERSAMBUNG ........................................................
Tidak ada komentar:
Posting Komentar