Rabu, September 19, 2012

TELADAN DARI KEPEMIMPINAN NABI IBRAHIM UNTUK TOKOH-TOKOH DUNIA MASA KINI

Serial Tafsir Ayat-ayat Haji dan Umrah (02/20)
Menyambut Hari Raya Qurban 1433 H/ 2012 M.

إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا

(Aku Akan Menjadikanmu Pemimpin Bagi Seluruh Manusia)
Oleh: Med HATTA
Mukaddimah:
بسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات، وبعد!

Kepemimpinan Ibrahim AS:

Kita sekarang menafsirkan ayat-ayat haji dan umrah di dalam al-Quran, sementara kita menyaksikan para tamu-tamu Allah berbondong-bondong, kloter demi kloter berangkat menuju ke Baitullah al-Haram untuk menunaikan ibadah haji, maka kita pun teringatkan kembali oleh kisah kepemimpinan dan keteladanan nabi Ibrahim as. 

Ibrahim as nabi rahmat dan rasul mulia itu, yang telah memanjatkan do’a kepada Allah SWT agar dijadikan dari keturunannya sebagai umat yang menyembah kepada Tuhannya, dan menyerahkan segala urusannya kepada-Nya. Sebagaimana Ibrahim juga telah mendo’akan agar dikeruniakan seorang nabi atas keturunannya untuk mengajarkan kepada mereka berbagai ilmu, membimbingnya, dan menerangi bagi mereka jalannya yang lurus.

Kita mengambil kesempatan membicarakan nabi yang agung ini di sini, agar kita mengetahui sejarah perjuangannya, mengambil keteladanannya, dan menapak sepak terjangnya. Sebagaimana firman Allah:

ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (١٢٣)
Artinya: “Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): “Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif” dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan tuhan.” (QS: 16: 123).

Maka kitalah umat Islam yang telah menuaih hasil dari do’a nabi Ibrahim yang mulia itu, karena Islam-lah yang paling pantas mendapatkan itu semua, dan sedekat-dekat ciptaan kepada Ibrahim, serta yang paling layak dari segenap alam semesta meneladani da’wahnya, sebagaimana dalam firman Allah:

إِنَّ أَوْلَى النَّاسِ بِإِبْرَاهِيمَ لَلَّذِينَ اتَّبَعُوهُ وَهَذَا النَّبِيُّ وَالَّذِينَ آمَنُوا وَاللَّهُ وَلِيُّ الْمُؤْمِنِينَ (٦٨)
Artinya: “Sesungguhnya orang yang paling dekat kepada Ibrahim ialah orang-orang yang mengikutinya dan Nabi ini (Muhammad), beserta orang-orang yang beriman (kepada Muhammad), dan Allah adalah pelindung semua orang-orang yang beriman.” (QS: 03: 68);

Faktor-faktor Utama Yang Mendukung Suksesnya Kepemimpinan Ibrahim AS:
Allah berfirman:
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ فَأَتَمَّهُنَّ قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي قَالَ لا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ (١٢٤) وَإِذْ جَعَلْنَا الْبَيْتَ مَثَابَةً لِلنَّاسِ وَأَمْنًا وَاتَّخِذُوا مِنْ مَقَامِ إِبْرَاهِيمَ مُصَلًّى وَعَهِدْنَا إِلَى إِبْرَاهِيمَ وَإِسْمَاعِيلَ أَنْ طَهِّرَا بَيْتِيَ لِلطَّائِفِينَ وَالْعَاكِفِينَ وَالرُّكَّعِ السُّجُودِ (١٢٥) وَإِذْ قَالَ إِبْرَاهِيمُ رَبِّ اجْعَلْ هَذَا بَلَدًا آمِنًا وَارْزُقْ أَهْلَهُ مِنَ الثَّمَرَاتِ مَنْ آمَنَ مِنْهُمْ بِاللَّهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ قَالَ وَمَنْ كَفَرَ فَأُمَتِّعُهُ قَلِيلا ثُمَّ أَضْطَرُّهُ إِلَى عَذَابِ النَّارِ وَبِئْسَ الْمَصِيرُ (١٢٦) وَإِذْ يَرْفَعُ إِبْرَاهِيمُ الْقَوَاعِدَ مِنَ الْبَيْتِ وَإِسْمَاعِيلُ رَبَّنَا تَقَبَّلْ مِنَّا إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ (١٢٧) رَبَّنَا وَاجْعَلْنَا مُسْلِمَيْنِ لَكَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِنَا أُمَّةً مُسْلِمَةً لَكَ وَأَرِنَا مَنَاسِكَنَا وَتُبْ عَلَيْنَا إِنَّكَ أَنْتَ التَّوَّابُ الرَّحِيمُ (١٢٨) رَبَّنَا وَابْعَثْ فِيهِمْ رَسُولا مِنْهُمْ يَتْلُو عَلَيْهِمْ آيَاتِكَ وَيُعَلِّمُهُمُ الْكِتَابَ وَالْحِكْمَةَ وَيُزَكِّيهِمْ إِنَّكَ أَنْتَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ (١٢٩) وَمَنْ يَرْغَبُ عَنْ مِلَّةِ إِبْرَاهِيمَ إِلا مَنْ سَفِهَ نَفْسَهُ وَلَقَدِ اصْطَفَيْنَاهُ فِي الدُّنْيَا وَإِنَّهُ فِي الآخِرَةِ لَمِنَ الصَّالِحِينَ (١٣٠)

Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu panutan bagi seluruh manusia. Ibrahim berkata: (Dan saya mohon juga) dari keturunanku. Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”; Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan Jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat, dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, i'tikaf, ruku' dan yang sujud”; Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: “Ya Tuhanku, Jadikanlah negeri ini, negeri yang aman sentosa, dan berikanlah rezki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan hari kemudian”. Allah berfirman: “Dan kepada orang yang kafirpun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat Kembali”; Dan (ingatlah), ketika Ibrahim membangun pondasi Baitullah bersama Ismail (seraya berdoa): “Ya Tuhan kami terimalah daripada kami (amalan kami), sesungguhnya Engkaulah yang Maha mendengar lagi Maha mengetahui; Ya Tuhan kami, jadikanlah kami berdua orang yang tunduk patuh kepada Engkau dan (jadikanlah) diantara anak cucu kami umat yang tunduk patuh kepada Engkau dan tunjukkanlah kepada kami cara-cara dan tempat-tempat ibadat haji kami, dan terimalah taubat kami, sesungguhnya Engkaulah yang Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang; Ya Tuhan kami, utuslah untuk mereka sesorang rasul dari kalangan mereka, yang akan membacakan kepada mereka ayat-ayat Engkau, dan mengajarkan kepada mereka al-Kitab (al-Quran) dan al-Hikmah (as-Sunnah) serta mensucikan mereka. Sesungguhnya Engkaulah yang Maha Kuasa lagi Maha Bijaksana”; Dan tidak ada yang benci kepada agama Ibrahim, melainkan orang yang memperbodoh dirinya sendiri, dan sungguh Kami telah memilihnya di dunia dan sesungguhnya dia di akhirat benar-benar termasuk orang-orang yang saleh”. (QS: 02: 124-130)

Proper Test Dari Allah SWT Kepada Ibrahim:
Allah berfirman:
وَإِذِ ابْتَلَى إِبْرَاهِيمَ رَبُّهُ بِكَلِمَاتٍ
Artinya: “Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan),

Nabi Ibrahim as telah memperoleh mahkota kepemimpinan dengan sangat tangguh, setelah melewati rentetan ujian demi ujian dari Allah SWT; dia diperintahkan berbagai kewajiban yang harus dijalankannya, maka dia pun melaksanakannya dengan sebaik-baiknya dan menyempurnahkannya, seperti:

  • Ujian berat menghadapi raja Namruz dan menantang kebijakannya: Adalah raja Namruz tergolong sangat perkasa dan keras serta dhalim, penguasa yang sangat kuat, pemerintahannya dijalankan dengan kekuatan bala tentara dan pendukung-pendukunya yang setia, maka Ibrahim menantangnya dan memberinya petunjuk ke jalan yang benar. Tentu saja Namruz dengan sombong menolaknya dan menghukumnya, ia menyalaka api unggung raksasa untuk melemparkan Ibrahim ke dalamnya. Para penghuni langit pun geger atas peristiwa yang menegangkan ini, maka turunlah Jibril menawarkan bantuan, tetapi Ibrahim menjawabnya dengan lantang: Kalau bantuan itu hanya dari kamu maka tidak perlu, tetapi kalau itu dari Allah maka sesungguhnya Dia lebih mengetahui keadaanku tanpa aku harus meminta-Nya. Ibrahim pun di lemparkan ke dalam kobaran api raksasa dan dia bersabar serta kokoh, maka – atas pertolongan Allah – api berubah menjadi dingin di luar perkiraan manusia. Allah berfirman kepada api:
يَا نَارُ كُونِي بَرْدًا وَسَلامًا عَلَى إِبْرَاهِيمَ (٦٩)
Artinya: Hai api menjadi dinginlah, dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim” (QS: 21: 69);

  • Kemudian Allah mengujinya kembali, Dia memerintahkan Ibrahim berseberangan dengan kaumnya, dan meninggalkan tanah airnya berhijrah menuju ke negeri Syam.

  • Selanjutnya Allah mengujinya dengan ujian yang sangat berat, yaitu diperintahkan menyembelih buah hatinya Ismail dengan tangannya sendiri, anak semata wayangnya yang diperolehnya di usia senjanya, maka dia pun tidak gentar dan melaksanakan perintah Allah, dia tidak terpengaruh oleh rasa sayang dan cintanya yang sangat mendalam kepada putranya yang selama ini dipingitnya. Kisahnya kemudian di abadikan di dalam al-Quran, Allah berfirman:
فَلَمَّا بَلَغَ مَعَهُ السَّعْيَ قَالَ يَا بُنَيَّ إِنِّي أَرَى فِي الْمَنَامِ أَنِّي أَذْبَحُكَ فَانْظُرْ مَاذَا تَرَى قَالَ يَا أَبَتِ افْعَلْ مَا تُؤْمَرُ سَتَجِدُنِي إِنْ شَاءَ اللَّهُ مِنَ الصَّابِرِينَ (١٠٢) فَلَمَّا أَسْلَمَا وَتَلَّهُ لِلْجَبِينِ (١٠٣) وَنَادَيْنَاهُ أَنْ يَا إِبْرَاهِيمُ (١٠٤) قَدْ صَدَّقْتَ الرُّؤْيَا إِنَّا كَذَلِكَ نَجْزِي الْمُحْسِنِينَ (١٠٥)
Artinya: “Maka tatkala anak itu sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu, insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”; Tatkala keduanya telah berserah diri dan Ibrahim membaringkan anaknya atas pelipis(nya), (nyatalah kesabaran keduanya); Dan Kami panggillah dia: “Hai Ibrahim; Sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik” (QS: 37: 102-105);

Ibrahim Dinyatakan Oleh Allah SWT lulus Proper Test:
Allah berfirman:
فَأَتَمَّهُنَّ
Artinya: “lalu Ibrahim menunaikannya

Sesungguhnya Ibrahim as dapat menjadi simbol yang sangat kokoh dan teladan yang sangat langkah, karena dia mampu melaksanakan dengan sangat sempurna segala perintah Allah, dan tunduk secara mutlak pada segala ketentuan-Nya, sebagaimana digambarkan al-Quran atas kepatuhannya, Allah berfirman: “Ketika Tuhannya berfirman kepadanya: “Tunduk patuhlah!” Ibrahim menjawab: “Aku tunduk patuh kepada Tuhan semesta alam” (QS: 02: 131); 

Maka Ibrahim lulus Proper Test dan layak meraih sertifikasi Ketuhanan seperti pada ayat kajian di atas: “lalu Ibrahim menunaikannya”, dan firman Allah: “dan lembaran-lembaran Ibrahim yang selalu menyempurnakan janji?” (QS: 53: 37). 

Nabi Ibrahim as tidaklah sukses begitu saja dalam segala ujian, dan tidak pula bisa mampu melaksanakan segala perintah Tuhan, kecuali setelah membekali dirinya dengan dua sifat yang sangat agung: Pertama, Kesabaran dan kekuatan mental; kedua, keyakinan dan rasa percaya kepada Allah yang sangat tinggi. 

Oleh sebab itu, Ibn Taimiyah mengatakan: “Hanya karena kesabaran dan keyakinan kamu bisa meraih kepemimpinan dalam agama, sebab dengan kesabaran kamu dapat menghindari segala bentuk godaan. Dan dengan keyakinan kamu sanggup menyingkirkan segala syubhat”. Sebagaimana ditegaskan di dalam al-Quran, Allah berfirman:

Artinya: “Dan Kami jadikan di antara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk dengan perintah Kami ketika mereka sabar, dan adalah mereka meyakini ayat-ayat Kami.” (QS: 32: 24).

Anugerah Kepemimpinan Diraih Ibrahim Setelah Kenabiannya:
Allah berfirman:
قَالَ إِنِّي جَاعِلُكَ لِلنَّاسِ إِمَامًا
Artinya: “Allah berfirman: Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu pemimpin bagi seluruh manusia;
Nabi Ibrahim setelah sukses menjalani Proper Test yang sangat ketat dari Allah, dan melaksanakan dengan sangat perfect (sempurna) segala perintah Allah, maka gilirannya mendapatkan penghargaan yang sangat agung, meraih dan berhak menduduki singgasana kepemimpinan yang sangat luas, sebagaimana firman Allah: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu panutan bagi seluruh manusia”.

Teladan Dari Kepemimpinan Ibrahin dan Keturunannya:

Kalimat “imam” pada ayat kajian di atas, adalah sangat jelas yaitu dimaksudkan pemimpin yang memangku segala urusan manusia dalam menjalankan ajaran agama dan kemaslahatan dunia. Maka Allah SWT telah menobatkan Ibrahim as sebagai pemimpin, panutan, dan teladan bagi umat manusia dalam urusan dunia dan agamanya,  dengan demikian kalimat “imam” tersebut bersifat umum meliputi kepemimpinan dalam urusan agama, budaya, dan politik, yang mengatur urusan manusia kepada maslahat yang lebih luas; menghindarkan manusia dari kerusakan; menjaga hak-hak mereka; dan menjamin kesejahteraan serta hidup mereka. 


Maka dari garis keturunan nabi Ibrahim as lahir para nabi, raja-raja yang memerintah dengan adil, dan penegak-penegak hukum  yang bijaksana, mereka telah memimpin manusia kepada kebaikan dunia dan akhirat, sebagaimana dalam firman Allah: “Sesungguhnya Kami telah memberikan kitab dan hikmah kepada keluarga Ibrahim, dan Kami telah memberikan kepadanya kerajaan yang besar.” (QS: 04: 54).


Para Pemimpin Besar Dari Keturunan Ibrahim:

Allah berfirman:

قَالَ وَمِنْ ذُرِّيَّتِي

Artinya: “Ibrahim berkata: (Dan saya mohon juga) dari keturunanku”;

Setelah Ibrahim as meraih kesuksesan besar dalam kepemimpinannya, melalui Proper Test yang sangat ketat langsung dari Allah SWT, maka dia pun memohonkan kepemimpinan yang selevel - atau lebih - kepada keturunannya. Maka di antara anak cucu Ibrahim yang disebutkan al-Quran memperoleh kepemimpinan luas, setara dengannya adalah Daud as, dia memerintah bangsa bani Israil selama 30 tahun. Dan kepemimpinan Daud itu diperolehnya langsung dari Allah SWT, sebagaimana dalam firman-Nya:


Artinya: “Hai Daud, sesungguhnya Kami menjadikan kamu khalifah (penguasa) di muka bumi, maka berilah keputusan (perkara) di antara manusia dengan adil dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu, karena ia akan menyesatkan kamu dari jalan Allah. Sesungguhnya orang-orang yang sesat dari  jalan Allah akan mendapat azab yang berat, karena mereka melupakan hari perhitungan.” (QS: 38: 26).

Yang paling cemerlang kepemimpinannya dari anak cucu Ibrahim as, tentu saja adalah penghulu kita nabi besar Muhammad SAW; Beliau paling konsukuen mengikuti kepemimpinnan buyutnya Ibrahim as dan memeladaninya; Beliau adalah pemimpin besar dalam urusan agama dan kemaslahatan dunia semesta alam; sebagai nabi, rasul, politikus yang bijaksana, panglima yang agung, dan revolusioner yang gemilang tanpa tandingan. 



Nabi besar Muhammad SAW memimpin umat (bangsa manusia dan jin) dengan penuh hikmah dan nasehat yang berbobot, dari sejak diutusnya hingga sekarang dan bahkan sampai hari kiamat. Dan kepemimpinan Beliau ini dijalankannya berdasarkan wahyu dari Allah SWT, sebagaiman al-Quran mengapresiasikan kepemimpinan Beliau, Allah berfirman:

أُولَئِكَ الَّذِينَ هَدَى اللَّهُ فَبِهُدَاهُمُ اقْتَدِهِ

Artinya: “Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah, maka ikutilah petunjuk mereka.” (QS: 06: 90).


ثُمَّ أَوْحَيْنَا إِلَيْكَ أَنِ اتَّبِعْ مِلَّةَ إِبْرَاهِيمَ حَنِيفًا وَمَا كَانَ مِنَ الْمُشْرِكِينَ (١٢٣)

Artinya: “Kemudian Kami wahyukan kepadamu (Muhammad): "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.” (QS: 16: 123).

Maka setelah nabi Muhammad SAW menyusul kemudian pemimpin-pemimpin yang adil dari khalifah-khalifah nabi yang terpetunjuk.


Beberapa Keutamaan Dari Kepemimpinan Ibrahim Dan Keturunannya Yang Patut Diteladani:

Allah berfirman:

قَالَ لا يَنَالُ عَهْدِي الظَّالِمِينَ (١٢٤)

Artinya: “Allah berfirman: "Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”;


Janji Allah untuk menjadikan semua keturunan Ibrahim sebagai pemimpin manusia tidak termasuk orang yang dhalim di antara mereka, oleh karena itu Allah harus mengujinya terlibih dahulu. Maka untuk lulus Proper Test Allah tersebut haruslah meneladani Ibrahim, mentransfer kiat-kiat suksesnya, seperti telah dicontohkan oleh beberapa keturunannya yang sukses mengikutinya. Adapun kiat-kiat sukses mereka dapat disimpulkan dalam beberapa hal penting, sebagai berikut:
  • PERTAMA: Jujur dan Kapabel:
Jujur saja tentu tidak cukup maka seorang pemimpin dituntut lebih kapabel dan mempunyai kompetensi yang sangat tinggi, untuk memangku sebuah jabatan publik dan amanah Tuhan. Kedua sifat inilah yang dimiliki oleh Yusuf as sehingga sukses memimpin sebuah kementerian penting di pemerintahan Fir’aun di masanya, seperti dikisahkan al-Quran:
Artinya: “Berkata Yusuf: “Jadikanlah aku bendaharawan negara (Mesir); sesungguhnya aku adalah orang yang kapabel menjaga, lagi berpengetahuan” (QS: 12: 55).
Kapabel adalah cakap menjaga semua kepercayaan; dan berpengetahuan adalah berkompeten tinggi untuk memenage segala tanggung jawab besar. Oleh karena itu dibutuhkan untuk mencari figur yang jujur dan kapabel itu haruslah melalui beberapa tahapan:
  1. Kompetensi dan Proper Test: Maka barangsiapa yang memangku jabatan dengan cara kekuatan, pemaksaan, penggeseran, penyogokan, karir mutlak, atau memanipulasi suara publik melalui pemilihan umum yang curang, dan cara-cara lain serupa, maka ia bukan pemimpin yang adil. Dan bukan kreteria pemerintah yang harus dipatuhi, serta wajib dilengserkan dengan kehendak rakyat.
  2. Contoh pemimpin umat yang memenuhi dua standard di atas (jujur dan kapabel), adalah khalifah pertama nabi, yaitu Abu Bakar as-Shiddiq ra, tercermin dari pidato pengukuhannya mengatakan: “Wahai sekalian manusia, kalian telah memilih saya memempin umat ini dan saya bukanlah yang terbaik dari kalian,,,”. Pemimpin tidak memuji diri dan kampanye bohong, maka barangsiapa mengkampanyekan dirinya mengaku terbaik, ia bukan seorang pemimpin yang bertanggung jawab, hanya mengobral janji saja dan tidak menepatinya.
  3. Ciri pememimpin yang jujur dan kapabel: Adalah tidak sembarang menyerahkan jabatan dan wewenang pembantu, bagaimana pun situasinya, kecuali kepada orang-orang yang jujur dan ahli dibidangnya, bukan karena hubungan kekerabatan, atau partai, atau golongan. Nabi SAW telah memperingatkan hal ini dalam sebuah hadits shahih dari Ibn Abbas ra, nabi bersabda: “Barangsiapa yang mengangkat seseorang dari suatu kelompok tertentu, sedangkan ada orang lain yang lebih layak memangku jabatan itu maka sungguh ia telah mengkhianati Allah, rasul-nya, dan telah menipu orang-orang yang beriman”.
  4. Ciri lain dari pemimpin yang jujur dan kapabel: Adalah seorang pejabat publik tidak mempergunakan kedudukannya untuk menyalah gunakan kekayaan negara demi kepentingan dirinya sendiri, atau pendukungnya, atau partai politiknya, atau membangun kekuasaannya.
  • KEDUA: Adil dan Sabar:
Seorang pemimpin harus adil dan sabar menyelenggarakan hak-hak dan kewajiban rakyat, kuasa membalaskan kezaliman atas pelaku zalim, memberikan perlindungan hukum kepada orang yang tertindas, dan memberikan dukungan kepada orang lemah serta mensuppor mereka melawan kezaliman tanpa harus mengalah mempasrahkan diri di atas penindasan.
  • KETIGA: Tegas Melaksanakan Undang-Undang dan Hukum:
Seorang pemimpin mampu meletakkan semua orang di depan undang-undang dan hukum sama rata, tidak memberikan keistimewaan kepada orang atau golongan tertentu bagaimana pun kedudukannya. Dan tidak membeda-bedakan antara orang perorang dalam melaksanakan proses hukum atau peradilan. 

Adalah merupakan awal kehacuran suatu negeri dan kebobrokan penduduknya, apabila penguasa dan orang-orang terdekatnya merasa kebal hukum, mereka menganggap bahwa hukuman tidak akan menyentuh mereka kecuali hanya kepada rakyat kecil saja. Hal ini sudah diperingatkan oleh Allah dalam al-Quran:
Artinya: “Dan jika Kami hendak membinasakan suatu negeri, maka Kami perintahkan kepada orang-orang yang hidup mewah di negeri itu (supaya mentaati Allah) tetapi mereka melakukan kedurhakaan dalam negeri itu, maka sudah sepantasnya berlaku terhadapnya perkataan (ketentuan kami), kemudian Kami hancurkan negeri itu sehancur-hancurnya.” (QS: 17: 16).
Rasulullah SAW telah menjelaskan dan sebuah hadits panjang, intinya beleiau bersabda: “Bahwasanya kehancuran bangsa-bangsa sebelum kamu adalah apabila tindakan korupsi dilakukan oleh pejabat mereka mengabaikannya, tetapi apabila orang lemah mencuri mereka mempidanakannya. Dan saya sendainya Fatimah putri Muhammad mencuri sungguh saya aka memotong tangannya”.  

Semoga Allah SWT berkenan membagkitka kepada seorang pemimpin yang adil di negeri yang kita cintai ini,,,, Amin!

Bersmbung ke: Tafsir Ayat-Ayat Haji dan Umrah selanjutnya ----à>>>
Materi Sebelumnya:
Materi Yang Berhubungan:
  1. Pengantar Umum Tafsir Ayat-Ayat Hukum Jinayat (Kriminal)
  2. Pidana Menuduh Wanita Baik-baikBerzina
  3. Pidana Berbuat Zina
  4. Pengantar Umum Tafsir ayat-Ayat Ahkam (Ibadah)
  5. Tafsir Ayat-Ayat Ahkam 02 (At-Thaharah)
  6. Tafsir Ayat-Ayat Ahkam (Hukum Shalat Lima Waktu)
  7. Tafsir Ayat-Ayat Ahkam (Zakat)
  8. Tafsir Ayat-Ayat Ahkam (HukumPuasa) 
  9. Tafsir Ayat-Ayat Ahkam (Haji) 
  10. Perkembangan Tafsir Di Indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!