Materi Sirah Nabawiyah (06)
Untuk Mahasiswa Semester II (2012-2013)
Mahammad SAW Memperoleh Pengikut-Pengikut Setia
Dosen: Med HATTAبسم الله الرحمن الرحيم
الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات، وبعد!
Da’wah Sirri (Terbatas):
Setelah ayat al-Mudattsir turun kepada Muhammad SAW, maka
mulailah rasul Allah yang baru dinobatkan ini berda’wah secara “sirri”
(terbatas) kepada keluarga terdekatnya untuk menyembah kepada Allah SWT, dan adalah Khadijah ra yang selama ini selalu
berada disamping rasulullah SAW, dan senantiasa memotifasi suaminya yang
tercinta, serta melindunginya dari ejekan kaumnya merupakan wanita pertama
mengikuti da’wah nabi, bahkan orang pertama secara mutlak yang memeluk Islam
langsung dari rasulullah SAW.
Kemudian selanjutnya Sayyidina Ali bin Abu Thalib
merupakan pemuka anak remaja belia yang pertama masuk Islam, dan disusul oleh
Zaid bin Haritsah sebagai perwakilan pertama dari status hamba sahaya. Dan
adalah Abu bakar as-Shiddiq ra merupakan tokoh besar Arab pertama yang
mengikuti rasulullah SAW memeluk Islam, sehingga rasulullah SAW bersabda dalam
sebuah haditsnya: {Aku tidak mengajak seseorang pun masuk Islam kecuali pasti
selalu mendapatkan sandungan kecuali Abu Bakar}.
Lalu, dari tangan Abu Bakar as-Shiddiq ra maka da’wah
Islam semakin meluas, masuklah beberapa orang tokoh-tokoh besar Arab di
antaranya: Utsman bin Affan, az-Zubair bin al-Awwam, Abdurrahman bin ‘Auf,
Sa’ad bin Abu Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah, dan lain-lain termasuk banyak di
antaranya adalah budak-budak dari Abu Bakar sendiri dan budak-budak yang lain.
Serta semakin bertambah orang-orang yang masuk Islam baik secara berkelompok-kelompok
maupun perorangan.
Sangat disayangkan banyak sekali di antara para
sejarahwan belakangan ini yang mengatakan bahwa adalah da’wah Islam pada
awalnya tidaklah menarik kecuali hanya terbatas pada beberapa orang budak
tertentu saja, fakir miskin, dan orang yang tidak penting lainnya di dalam
komunitas masyarakat Quraisy.
Padahal jika memperhatikan daftar Ibnu Hisyam yang
merekap nama-nama pelopor Islam pertama (assabiqunal awwalun), maka kita
tidak akan menemukan golongan-golongan itu menonjol kecuali hanya sebatas 10
orang saja dari jumlah 53 orang yang ada dalam daftar Ibnu Hisyam tersebut.
Yang benar bahwasanya para assabiqunal awwalun
(kelompok yang pertama-tama masuk Islam) itu adalah mereka mayoritas dari
tokoh-tokoh besar Arab, di antaranya ada pemuka-pemuka masyarakat yang disegani
dan saudagar-saudagar kaya dari bangsa Quraisy, sebut saja misalnya Khadijah
binti Khuwailid ra orang yang pertama masuk Islam secara mutlak, dia adalah
pengusaha Quraisy yang terkaya pada masanya cukup menyebut namanya saja orang
lain sudah mengetahui seberapa banyak kekayaan dia.
Begitu juga Abu Bakar ra sebagai tokoh masyarakat Arab
pertama memeluk islam, ia juga memiliki perdaganga yang sangat luas dan
kekayaan yang berlimpah. Ia adalah salah satu pemimpin bangsa Quraisy yang
bertanggung jawab dalam urusan “diyat” dan pidana tindak perdata pada masa
jahiliyah, serta mempekerjakan banyak karyawan profesional tinggi. Dialah tokoh
yang dikenal pernah mengelurkan hartanya 40.000 Dirham pada masa jahiliyah
untuk memerdekan budak-budak Islam.
Adapun Utsman bin Affan ia juga merupakan salah seorang
saudagar terkaya Quraisy, usaha bisnisnya sekali berangkat ke Syam dibawa oleh
lebih dari 100 ekor unta yang bermuatan penuh. Ia sehari-hari mengurusi
panti-panti fakir miskin, yatim piatu dan memberikan bantuan kepada orang-orang
lemah di Makkah dari hartanya sendiri. Dan Ia dikenal sebagai orang yang pernah
mendanai segala keperluan militer Islam dalam salah satu peperangan pada masa
sulit.
Orang-orang bangsawan dan kaya raya lainnya yang termasuk
dalam assabiqunal awwalun adalah: Thalhah bin Ubaidillah yang mempunyai
jaringan bisnis besar di pasar-pasar Syam dan Iraq, lalu az-Zubair bin
al-Awwam, Sa’ad bin Abu Waqqash, Abu Ubaidah bin al-Jarrah, Abu Salamah
al-Makhzumi, al-Arqam bin Abul Arqam, Washib ar-Rumi, Khalid bin Sa’id, Salith
bin Umar, Umair Abu Waqqash, dan lain-lain dari orang-orang kaya bangsa
Quraisy.
Yang tidak dimengerti oleh para pakar sejarah tadi adalah
bahwa dakwah Islam itu apabila telah menyentuh masalah hati maka hilanglah
semua perbedaan, tidak ada beda antara kaya dan miskin, serta tuan dan hamba.
Dan adalah para pendahulu-pendahulu Islam tersebut apabila mereka ingin
melaksanakan syariat agamanya maka mereka pergi keluar dari kota Makkah menjauh
dari perhatian orang banyak, tetapi setelah jumlah mereka semakin banyak maka
rasulullah pun menetapkan kepada mereka kediaman al-Arqam bin al-Arqam sebagai
tempat berkumpul.
Dakwah sirri atau tertutup berlangsung selama sekitara 3
tahun, dan rasulullah SAW telah mendapatkan pengikut masuk Islam – menurut
daftar Ibnu Hisyam – 53 orang di antaranya 1o perempuan.
Perkembangan yang menarik dan menggembirakan bagi umat
Islam pada saat itu adalah bergabungnya Hamzah bin Abdul Mutthalib, pamanda
rasulullah dan pemuda Quraisy yang paling disegani serta paling pemberani di
antara mereka sehingga dijuluki dengan singa Quraisy, masuk ke dalam agama baru
ini.
Peristiwa islamnya Hamzah di mulai dari suatu kasus kecil
yang tiba-tiba telah meluluhkan hatinya, pada suatu hari ia pulang dari
perjalanan berburunya, lalu ia mendengar bahwa Abu Jahal telah memarah-marahi
Muhammad keponakannya, menyakiti hatinya, mengumpat, dan telah mencela
agamanya, maka sekitika ia bangkit amarahnya dan pergi menyerang Abu Jahal
serta memukul kepalanya dengan sangat keras memakai busur panahnya, ia
mengatakan dengan geram kepada Abu Jahal; kenapa kamu mengumpat keponakan saya
sedangkan kamu mengetahui bahwa saya sangat menyayanginya?
Lalu Hamzah bergegas pergi menemui rasulullah SAW dan
mengatakan: Saya bersaksi bahwa engkau (Muhammad) adalah orang yang benar, maka
mulai hari ini keluarlah wahai keponakanku untuk menyebarkan dakwahmu, niscaya
saya akan menjadi pengawalmu. Maka dengan islamnya Hamzah tersebut telah
menjadi momentum yang sangat menguntungkan bagi rasulullah SAW, setidaknya
bahwa orang-orang Quraisy dapat mengetahui Muhammad sudah semakin kuat dan
mendapatkan pelindung dengan islamnya Hamzah maka mereka tidak akan berani
mengumpatnya lagi. Dan adalah Hamzah bin Abdul Mutthalib salah seorang sahabat
yang ditinggikan Allah dengan ke-islaman mereka.
Da’wah Massal (Terbuka):
Rasulullah SAW memulai dakwah massalnya (terbuka) setelah
diturunkan kepadanya firman Allah SWT:
- وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأقْرَبِينَ (٢١٤) وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (٢١٥)
Artinya: “dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat; dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang yang beriman.” (QS: 026: 214-215)
- فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ (٩٤)
Artinya: “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (QS: 015: 94).
Rasulullah SAW pertama-tama mulai berdakwa di dalam keluarga
besarnya, disampaikannya
pada setiap moment-moment yang baik seperti di meja makan dan ruang pertemuan
keluarga, mengatakan:
الحمد لله أحمده واستعينه، وأؤمن به وأتوكل عليه وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، ثم قال: إن الرائد لا يكذب أهله، والله الذي لا إله إلا هو إنى رسول الله إليكم خاصة وإلي الناس عامة، والله لتموتن كما تنامون ولتبعثن كما تستيقظون ولتحاسبن بما تعملون وأنها الجنة أبدا والنار أبدا......“Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah dan memohon pertolongan pada-Nya, dan saya beriman dengan-Nya serta bertawakkal atas-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, Maha Esa dan tiada serikat bagi-Nya...”Kemudian rasulullah SAW melanjutkan: “Sesungguhnya seorang pemimpin tidak akan berbohong dihadapan keluarganya, dan demi Allah yang tiada tuhan selain-Nya, bahwasanya saya adalah utusan Allah kepada kalian khususnya, dan kepada seluruh umat manusia umumnya, demi Allah kalian pasti akan mati sebagaimana ada mengalami tidur, dan akan dibangkitkan kembali sebagaimana kalian bangun tidur, serta kalian akan dihisab (bertanggung jawab) dengan segala perbuatan kalian, sesungguh neraka itu kekal dan surga juga kekal...”
Abu Thalib (paman) menanggapi: “Yang sangat pasti bagi
kami adalah selalu melindungi engkau (Muhammad) dan mendengarkan
nasehat-nasehatmum, serta selalu kami selalu percaya pada setiap ucapanmu. Dan
kamu perlu ketahui bahwa yang berkumpul di luar sana itu (penentang dakwah)
adalah kerabat-kerabat bapakmu dan saya salah seorang di atara mereka, akan
tetapi saya yang paling respek di antara
mereka kepadamu, maka lanjutkanlah apa yang telah diperintahkan (Allah)
kepadamua, dan saya akan senantiasa melindungi dan mengamankanmu, hanya saja
jiwa ini tidak memungkinkan saya untuk meninggalkan agama Abdul Mutthalib,,,,”
Ketika Abu Lahab mengumpat: Ini adalah kesialan, maka
hentikanlah langkahnya dengan paksa sebelum sampai kepada orang-orang lain,
maka Abu Thalib menegaskan: Kami akan selalu melindunginya selama hayat masih
dikandung badan.
Kemudian rasulullah SAW mengajak bangsa Quraisy secara
massal, Beliau mengumpulkan semua bangsa Quraisy lalu naik ke bukit Shafa dan
bersabda: “Wahai sekalian keturunan Abdul Mutthalib; keturunan Abdu Manaf;
keturunan Qushai; dan para keturunan dari kabilah-kabilah Quraisy yang lain: Jika
Aku mengatakan bahwa telah datang seekor kuda di balik lembah ini ingin membuat
perubahan kepada kalian, maka apakah kalian percaya?” Semua serentak menjawab: Kami tidak pernah
menyaksikan kamu berbohong. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Aku diutus untuk
memberikan peringatan kepada kalian semua, di tangan saya ada ancaman siksaan
yang amat pedih”.
Mendengarkan itu Abu lahab langsung berteriak: Binasalah
kamu Muhammad, apakah hanya ini kamu kumpulkan kami semua? Lalu ia pergi dan
turun firman Allah:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (١) مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ (٢) سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ (٣) وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ (٤) فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ (٥)Artinya: “binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa; tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan; kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak; dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar; yang di lehernya ada tali dari sabut” (QS: 111: 1-5)
Tidak pernah berhenti lagi setelah itu rasulullah SAW
menyampaikan dakwah Islam, Ia berseru di malam hari, siang, terbatas, dan
massal, mendatangi center dan club-club bangsa Quraisy, memasuki
konfrensi-konfrensinya, pestifal-pestifal, dan musim-musim penting mereka
terutama musim haji. Rasulullah mengajak ke Islam kepada siapa saja yang
dijumpainya, baik orang-orang merdeka atau hamba, lemah atau kuat, kaya atau
miskin... (BERSAMBUNG: KLIK DI SINI)
Materi Sebelumnya:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Salam!