Senin, Maret 11, 2013

SIRAH NABAWIYAH VI (DAKWAH ISLAM DI MULAI):

Materi Sirah Nabawiyah (06)
Untuk Mahasiswa Semester II (2012-2013)
Mahammad SAW Memperoleh Pengikut-Pengikut Setia
Dosen: Med HATTA

بسم الله الرحمن الرحيم

الحمد لله الذي بنعمته تتم الصالحات، وبعد!


Da’wah Sirri (Terbatas):
Setelah ayat al-Mudattsir turun kepada Muhammad SAW, maka mulailah rasul Allah yang baru dinobatkan ini berda’wah secara “sirri” (terbatas) kepada keluarga terdekatnya untuk menyembah kepada Allah SWT,  dan adalah Khadijah ra yang selama ini selalu berada disamping rasulullah SAW, dan senantiasa memotifasi suaminya yang tercinta, serta melindunginya dari ejekan kaumnya merupakan wanita pertama mengikuti da’wah nabi, bahkan orang pertama secara mutlak yang memeluk Islam langsung dari rasulullah SAW.


Kemudian selanjutnya Sayyidina Ali bin Abu Thalib merupakan pemuka anak remaja belia yang pertama masuk Islam, dan disusul oleh Zaid bin Haritsah sebagai perwakilan pertama dari status hamba sahaya. Dan adalah Abu bakar as-Shiddiq ra merupakan tokoh besar Arab pertama yang mengikuti rasulullah SAW memeluk Islam, sehingga rasulullah SAW bersabda dalam sebuah haditsnya: {Aku tidak mengajak seseorang pun masuk Islam kecuali pasti selalu mendapatkan sandungan kecuali Abu Bakar}.

Lalu, dari tangan Abu Bakar as-Shiddiq ra maka da’wah Islam semakin meluas, masuklah beberapa orang tokoh-tokoh besar Arab di antaranya: Utsman bin Affan, az-Zubair bin al-Awwam, Abdurrahman bin ‘Auf, Sa’ad bin Abu Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah, dan lain-lain termasuk banyak di antaranya adalah budak-budak dari Abu Bakar sendiri dan budak-budak yang lain. Serta semakin bertambah orang-orang yang masuk Islam baik secara berkelompok-kelompok maupun perorangan.

Sangat disayangkan banyak sekali di antara para sejarahwan belakangan ini yang mengatakan bahwa adalah da’wah Islam pada awalnya tidaklah menarik kecuali hanya terbatas pada beberapa orang budak tertentu saja, fakir miskin, dan orang yang tidak penting lainnya di dalam komunitas masyarakat Quraisy.

Padahal jika memperhatikan daftar Ibnu Hisyam yang merekap nama-nama pelopor Islam pertama (assabiqunal awwalun), maka kita tidak akan menemukan golongan-golongan itu menonjol kecuali hanya sebatas 10 orang saja dari jumlah 53 orang yang ada dalam daftar Ibnu Hisyam tersebut.

Yang benar bahwasanya para assabiqunal awwalun (kelompok yang pertama-tama masuk Islam) itu adalah mereka mayoritas dari tokoh-tokoh besar Arab, di antaranya ada pemuka-pemuka masyarakat yang disegani dan saudagar-saudagar kaya dari bangsa Quraisy, sebut saja misalnya Khadijah binti Khuwailid ra orang yang pertama masuk Islam secara mutlak, dia adalah pengusaha Quraisy yang terkaya pada masanya cukup menyebut namanya saja orang lain sudah mengetahui seberapa banyak kekayaan dia.

Begitu juga Abu Bakar ra sebagai tokoh masyarakat Arab pertama memeluk islam, ia juga memiliki perdaganga yang sangat luas dan kekayaan yang berlimpah. Ia adalah salah satu pemimpin bangsa Quraisy yang bertanggung jawab dalam urusan “diyat” dan pidana tindak perdata pada masa jahiliyah, serta mempekerjakan banyak karyawan profesional tinggi. Dialah tokoh yang dikenal pernah mengelurkan hartanya 40.000 Dirham pada masa jahiliyah untuk memerdekan budak-budak Islam.

Adapun Utsman bin Affan ia juga merupakan salah seorang saudagar terkaya Quraisy, usaha bisnisnya sekali berangkat ke Syam dibawa oleh lebih dari 100 ekor unta yang bermuatan penuh. Ia sehari-hari mengurusi panti-panti fakir miskin, yatim piatu dan memberikan bantuan kepada orang-orang lemah di Makkah dari hartanya sendiri. Dan Ia dikenal sebagai orang yang pernah mendanai segala keperluan militer Islam dalam salah satu peperangan pada masa sulit.

Orang-orang bangsawan dan kaya raya lainnya yang termasuk dalam assabiqunal awwalun adalah: Thalhah bin Ubaidillah yang mempunyai jaringan bisnis besar di pasar-pasar Syam dan Iraq, lalu az-Zubair bin al-Awwam, Sa’ad bin Abu Waqqash, Abu Ubaidah bin al-Jarrah, Abu Salamah al-Makhzumi, al-Arqam bin Abul Arqam, Washib ar-Rumi, Khalid bin Sa’id, Salith bin Umar, Umair Abu Waqqash, dan lain-lain dari orang-orang kaya bangsa Quraisy.

Yang tidak dimengerti oleh para pakar sejarah tadi adalah bahwa dakwah Islam itu apabila telah menyentuh masalah hati maka hilanglah semua perbedaan, tidak ada beda antara kaya dan miskin, serta tuan dan hamba. Dan adalah para pendahulu-pendahulu Islam tersebut apabila mereka ingin melaksanakan syariat agamanya maka mereka pergi keluar dari kota Makkah menjauh dari perhatian orang banyak, tetapi setelah jumlah mereka semakin banyak maka rasulullah pun menetapkan kepada mereka kediaman al-Arqam bin al-Arqam sebagai tempat berkumpul.

Dakwah sirri atau tertutup berlangsung selama sekitara 3 tahun, dan rasulullah SAW telah mendapatkan pengikut masuk Islam – menurut daftar Ibnu Hisyam – 53 orang di antaranya 1o perempuan.

Perkembangan yang menarik dan menggembirakan bagi umat Islam pada saat itu adalah bergabungnya Hamzah bin Abdul Mutthalib, pamanda rasulullah dan pemuda Quraisy yang paling disegani serta paling pemberani di antara mereka sehingga dijuluki dengan singa Quraisy, masuk ke dalam agama baru ini.

Peristiwa islamnya Hamzah di mulai dari suatu kasus kecil yang tiba-tiba telah meluluhkan hatinya, pada suatu hari ia pulang dari perjalanan berburunya, lalu ia mendengar bahwa Abu Jahal telah memarah-marahi Muhammad keponakannya, menyakiti hatinya, mengumpat, dan telah mencela agamanya, maka sekitika ia bangkit amarahnya dan pergi menyerang Abu Jahal serta memukul kepalanya dengan sangat keras memakai busur panahnya, ia mengatakan dengan geram kepada Abu Jahal; kenapa kamu mengumpat keponakan saya sedangkan kamu mengetahui bahwa saya sangat menyayanginya?

Lalu Hamzah bergegas pergi menemui rasulullah SAW dan mengatakan: Saya bersaksi bahwa engkau (Muhammad) adalah orang yang benar, maka mulai hari ini keluarlah wahai keponakanku untuk menyebarkan dakwahmu, niscaya saya akan menjadi pengawalmu. Maka dengan islamnya Hamzah tersebut telah menjadi momentum yang sangat menguntungkan bagi rasulullah SAW, setidaknya bahwa orang-orang Quraisy dapat mengetahui Muhammad sudah semakin kuat dan mendapatkan pelindung dengan islamnya Hamzah maka mereka tidak akan berani mengumpatnya lagi. Dan adalah Hamzah bin Abdul Mutthalib salah seorang sahabat yang ditinggikan Allah dengan ke-islaman mereka.
Da’wah Massal (Terbuka):
Rasulullah SAW memulai dakwah massalnya (terbuka) setelah diturunkan kepadanya firman Allah SWT:
  • وَأَنْذِرْ عَشِيرَتَكَ الأقْرَبِينَ (٢١٤) وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتَّبَعَكَ مِنَ الْمُؤْمِنِينَ (٢١٥)
Artinya: “dan berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat; dan rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, Yaitu orang-orang yang beriman.” (QS: 026: 214-215)
  • فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأَعْرِضْ عَنِ الْمُشْرِكِينَ (٩٤)
Artinya: “Maka sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang yang musyrik.” (QS: 015: 94).
Rasulullah SAW pertama-tama mulai berdakwa di dalam keluarga besarnya, disampaikannya pada setiap moment-moment yang baik seperti di meja makan dan ruang pertemuan keluarga, mengatakan:
الحمد لله أحمده واستعينه، وأؤمن به وأتوكل عليه وأشهد أن لا إله إلا الله وحده لا شريك له، ثم قال: إن الرائد لا يكذب أهله، والله الذي لا إله إلا هو إنى رسول الله إليكم خاصة وإلي الناس عامة، والله لتموتن كما تنامون ولتبعثن كما تستيقظون ولتحاسبن بما تعملون وأنها الجنة أبدا والنار أبدا......
“Alhamdulillah, puji syukur saya panjatkan kepada Allah dan memohon pertolongan pada-Nya, dan saya beriman dengan-Nya serta bertawakkal atas-Nya. Aku bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allah, Maha Esa dan tiada serikat bagi-Nya...”
Kemudian rasulullah SAW melanjutkan: “Sesungguhnya seorang pemimpin tidak akan berbohong dihadapan keluarganya, dan demi Allah yang tiada tuhan selain-Nya, bahwasanya saya adalah utusan Allah kepada kalian khususnya, dan kepada seluruh umat manusia umumnya, demi Allah kalian pasti akan mati sebagaimana ada mengalami tidur, dan akan dibangkitkan kembali sebagaimana kalian bangun tidur, serta kalian akan dihisab (bertanggung jawab) dengan segala perbuatan kalian, sesungguh neraka itu kekal dan surga juga kekal...”
Abu Thalib (paman) menanggapi: “Yang sangat pasti bagi kami adalah selalu melindungi engkau (Muhammad) dan mendengarkan nasehat-nasehatmum, serta selalu kami selalu percaya pada setiap ucapanmu. Dan kamu perlu ketahui bahwa yang berkumpul di luar sana itu (penentang dakwah) adalah kerabat-kerabat bapakmu dan saya salah seorang di atara mereka, akan tetapi saya yang paling respek  di antara mereka kepadamu, maka lanjutkanlah apa yang telah diperintahkan (Allah) kepadamua, dan saya akan senantiasa melindungi dan mengamankanmu, hanya saja jiwa ini tidak memungkinkan saya untuk meninggalkan agama Abdul Mutthalib,,,,”

Ketika Abu Lahab mengumpat: Ini adalah kesialan, maka hentikanlah langkahnya dengan paksa sebelum sampai kepada orang-orang lain, maka Abu Thalib menegaskan: Kami akan selalu melindunginya selama hayat masih dikandung badan.

Kemudian rasulullah SAW mengajak bangsa Quraisy secara massal, Beliau mengumpulkan semua bangsa Quraisy lalu naik ke bukit Shafa dan bersabda: “Wahai sekalian keturunan Abdul Mutthalib; keturunan Abdu Manaf; keturunan Qushai; dan para keturunan dari kabilah-kabilah Quraisy yang lain: Jika Aku mengatakan bahwa telah datang seekor kuda di balik lembah ini ingin membuat perubahan kepada kalian, maka apakah kalian percaya?”  Semua serentak menjawab: Kami tidak pernah menyaksikan kamu berbohong. Rasulullah bersabda: “Sesungguhnya Aku diutus untuk memberikan peringatan kepada kalian semua, di tangan saya ada ancaman siksaan yang amat pedih”.

Mendengarkan itu Abu lahab langsung berteriak: Binasalah kamu Muhammad, apakah hanya ini kamu kumpulkan kami semua? Lalu ia pergi dan turun firman Allah:
تَبَّتْ يَدَا أَبِي لَهَبٍ وَتَبَّ (١) مَا أَغْنَى عَنْهُ مَالُهُ وَمَا كَسَبَ (٢) سَيَصْلَى نَارًا ذَاتَ لَهَبٍ (٣) وَامْرَأَتُهُ حَمَّالَةَ الْحَطَبِ (٤) فِي جِيدِهَا حَبْلٌ مِنْ مَسَدٍ (٥)
Artinya: “binasalah kedua tangan Abu Lahab dan Sesungguhnya Dia akan binasa; tidaklah berfaedah kepadanya harta bendanya dan apa yang ia usahakan; kelak Dia akan masuk ke dalam api yang bergejolak; dan (begitu pula) istrinya, pembawa kayu bakar; yang di lehernya ada tali dari sabut” (QS: 111: 1-5)
Tidak pernah berhenti lagi setelah itu rasulullah SAW menyampaikan dakwah Islam, Ia berseru di malam hari, siang, terbatas, dan massal, mendatangi center dan club-club bangsa Quraisy, memasuki konfrensi-konfrensinya, pestifal-pestifal, dan musim-musim penting mereka terutama musim haji. Rasulullah mengajak ke Islam kepada siapa saja yang dijumpainya, baik orang-orang merdeka atau hamba, lemah atau kuat, kaya atau miskin... (BERSAMBUNG: KLIK DI SINI)
Materi Sebelumnya:
  1. Kebutuhan Manusia Terhadap Agama
  2. Pengantar Sirah Nabawiyah
  3. Sirah Nabawiyah II (Periode Makkah I) 
  4. Sirah Nabawiyah III (Karir Nabi Muhammad SAW)  
  5. Sirah Nabawiyah IV (Menikah dengan Khadijah)  
  6. Sirah Nabawiyah V (Periode Makkah II) 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!