Minggu, Desember 22, 2019

MAKAM WALI-WALI MENJADI CLINIK KESEHATAN ALTERNATIF DI RABAT

MARIKI-MAI :: Tour Maroko (H + 16 --- 22 Des '19)
"ما دمت في المغرب فلا تستغرب" ... واذا رأيت الحمير تطير فان الله على كل شيء قدير
Maksudnya: "Selama kamu di Maroko maka jangan merasa aneh"... Kalo melihat keledai terbang maka sesungguhnya Allah atas segala sesuatu Maha Kuasa (Tambahan : pen).

TIDAK jauh dari Rumah Sakit-Rumah Sakit Beken di Ibokota Rabat, seperti RS. Ibn Sina Universitaire, Syeikh Zaid Internatinal Hospital, Rumah Sakit Jiwa Ar-Razi, dan berbagai Klinik-Klinik Pengobatan Pemerintah dan swasta, yang memiliki peralatan canggih dan mutakhir dibidang medis. Bersedia 24/24 jam setia hari melayani segala keluhan kesehatan masyarakat ibukota dan dari daerah-daerah lain di Maroko. Berdiri pula secara fenomenal berberapa DHAREH (Makam Wali) yang ramai dikunjungi oleh kelompok-kelompok masyarakat tertentu yang tujuaannya untuk mencari penyembuhan (juga) dari berbagai keluhan kesehatan yang mereka derita.
Boleh jadi mereka mencari pengobatan alternatif pada Makam wali tersebut karena tidak menemukan pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakitnya pada Rumah Sakit-Rumah Sakit beken dan modern yang ada, atau sebagian mereka tidak mampu menebus pengobatan di Rumah Sakit karena mahalnya biaya pengobatan yang harus dikeluarkan. Serta ada juga kelompok khusus dari kalangan perempuan yang datang meminta jodohnya yang sudah lama tidak kunjung datang.

RABAT, Ibukota administratif Kerajaan Maroko, semenjak dahulu kala, dikenal memiliki banyak peninggalan budaya kuno bernilai sejarah sebagai simbol ibukota kerajaan Al-Alaoui. Di antaranya adalah Benteng Oudaya, Challa, Tour Hassan. Begitu juga gapura-gapura (bab/pintu) kota yang antik, seperti Bab L'Ahad, Bab Rouah, serta dinding-dinging kokoh yang mengitari kota Rabat.

Namun, tidak banyak dari pengunjung kota Rabat yang menyadari bahwa dibalik tembok-tembok dinding raksasa tersebut terbaring beberapa jasad tokoh-tokoh yang di sucikan oleh masyarakat Rabat dan warga Maroko pada umumnya, dikenal kemudian sebagai para Wali yang di makamkan di sana. Makam-makam wali tersebut telah dibangun/direnofasi oleh masyarakat kota Rabat dari zaman-kezaman dengan design khusus berbeda dengan makam orang-orang biasa.

Makam-makam wali mudah dikenal dengan bangunan yang (umumnya) memiliki kubah dan hiasan-hiasan kaligrafi yang yang indah memenuhi kubah dan dinding-dinding makam. Masyarakat Rabat, atau umumnya warga Maroko memperlakukan makam para wali tersebut, tidak lain karena penghormatan mereka pada pemilik makam yang dianggap suci.

Setiap makam wali yang ada di ibukota administratif kerajaan Maroko ini memiliki design dan corak berbeda-beda antara satu makam dengan makam yang lain, dan tentu berbeda pula "keberkatannya", yang dijadikan berkat dengannya oleh para peziarah yang mengunjunginya untuk memohonkan keinginan-keinginan pribadinya, atau ingin menyembuhkan penyakitnya yang mereka tidak mengharapkan kesembuhannya dari dokter-dokter ahli dibidangnya sekalipun.

Maka menjadilah makam-makam wali tersebut dengan keberkatan yang dimilikinya sebagai specialist-specialist pada penyakit/hajat tertentu. Dan setiap makam wali yang ada mempunyai special mengobati jenis penyakit yang dihadapkan padanya. Yaitu pengobatan alternatif yang tidak mengeluarkan kost banyak kecuali hanya menebus harga beberapa lilin dan kemenyan saja.

Adapun makam-makam wali populer di Ibukota Rabat yang dapat disebutkan di sini di antaranya seperti:
1. Makam Sidi Al Yabourie
2. Makam Sidi Al Arabi bin Assayeh
3. Makam Sidi Al Qajirie
4. Makam Sidi Bou Mojemir
5. Makam Sidi Alhajj bin 'Achir
6. Makam Sidi Abdellah bin Hassun
7. Makam Sidi Mousa.
Dan masih banyak lagi makam-makam wali lainnya yang tersebar di antara dua pesisir Rabat dan Salle serta sekitarnya. Masing-masing makam wali tersebut diziarahi pengunjungnya sebagai spesial-spesial: Meminta jodoh bagi perawan tua yang belum menikah; atau meminta keberuntungan bagi yang ingin kaya; atau memohon kesembuhan bagi yang sakit; dan atau setidaknya berziarah sekedar untuk mendapatkan ketenteraman jiwa yang terkadang tidak didapatkan seseorang pada klinik-klinik specialist jiwa yang ber AC sekalipun.

SIDI AL YABOURIE:
Khusus edisi ini penulis fokus pada Makam Sidi Al Yabourie. Hari ini (22/12/'19), setelah melepas teman-teman muda kita di Mall Arribat Centre di Agdal - Rabat, penulis berkesempatan melihat lebih dekat Makam Wali Sidi Al Yabourie yang dimakamkan tidak jauh dari Benteng bersejarah Oudaya, persisnya tepi perairan Atlantik di Rabat.

Al Yabourie, bernama lengkap: ABU ABDELLAH MOHAMED AL YABOURIE, adalah seorang ulama besar bidang fiqhi, specialis perbandingan Mazhab. Ia adalah warga asli Andalusia berhijrah ke Rabat, dan mendirikan Zaouiyah Algharbiyah di Salle. Salah satu muridnya yang terkenal adalah Sidi Alhajj bin 'Achir yang dimakamkan di Salle. Sidi Al Yabourie meninggal di Rabat pada Abad ke-8 M. Dan dimakamkan ditempat yang mencolok ke laut, serta telah menjadi tujuan ziarah masyarakat Rabat sepanjang masa.

Yang menarik dari Makam Wali yang satu ini, Seperti Makam Lalla 'Aisyah Bahria dan Molay Bouchouaib di Azemmour, yang telah penulis ceritakan sebelumnya, Makam Sidi Al Yabourie yang berada di ibukota Rabat ini juga banyak diziarahi oleh pengunjung-pengunjung perempuan, terutama perawan tua yang ingin mendapatkan jodohnya yang sudah lama dinanti belum kunjung datang, atau perempuan yang datang untuk membuang sial, dan mengusir sihir yang melekat pada dirinya.

Para peziarah-peziarah perempuan akan mandi-mandi terlebih dahulu di laut dibawah makam Sidi Al Yabourie lalu membuang pakaian dalamannya yang dipakai mandi dan dibuang ke laut, dengan keyakinan mereka telah membuang sial serta segera mendapatkan Arjuna yang akan menikahinya.

Menurut salah seorang peziarah MALIKA (nama samaran), bahwa salah seorang teman perempuannya yang dahulu sering datang mandi-mandi di air makam Al Yabourie, khususnya setiap hari Rabu, dan tidak lama setelah itu - dengat berkat Sidi Al Yabourie - dia mendapatkan jodohnya seorang warga Maroko yang tingga di Perancis, dan kini keduanya telah hidup berbahagia bersama seorang buah hatinya di Perancis.

Lebih lanjut, kata tantenya MALIKA (35), bahwa mandi-mandi dengan air "wali", apalagi kalau cewek itu bisa masuk ke makam wali pada hari Rabu, ia akan terbebas dari sihir, kutukan perawan tua, dan akan terbuka jalan lebar dihadapan Arjuna pingitan menuju ke rumahnya untuk melamarnya karena cinta pada cewek itu.

Selain berkat mempertemukan jodoh, makam wali Sidi Al Yabourie ini juga dikenal sebagai "pemutus keharmonisan", yaitu bentuk sihir yang dapat membuat renggang hubungan antara pasangan suami-istri, maka pasangan tersebut akan kehilangan kasih sayang sehingga berakhir perceraian.

Masih banyak lagi yang lain makam-makam wali di ibukota Rabat ini yang menarik animo para peziarah berbondong-bondong mengunjunginya, terutama kaum perempuan yang umumnya tergolong tidak muda lagi. Makam-makam wali tersebut biasanya dijaga oleh seseorang yang bekerja membersihkan lokasi makam dengan imbalan hasil jualan lilin-lilin yang ditawarkannya pada para peziarah di depan pintu setiap makam.

Perilaku "tabrik" aneh dan tidak masuk akal pada makam wali oleh kelompok masyarakat tertentu tersebut masih saja berlangsung hingga era revolusi industri "For Point' Zero" saat sekarang ini. Dan Anehnya lagi, orang-orang yang terbilang sudah modern sekali pun masih saja hobby mengunjungi makam wali dengan tujuan seperti di atas. Bahkan menurut seorang pakar sosial bahwa tradisi ini masih akan kita dapati sampai bertahun-tahun lagi ke depan, karena hal tersebut hasil yang sudah tertanam kedalam jiwa manusia-manusia itu semenjak dari bayi, yaitu budaya "mengkramatkan" makam wali. WALLAHU A'LAM.

BACA JUGA:
2.        MAROKO NEGERI 100.000 WALI
3.        IBN ARABI QUOTE
8.   ALHAKIM TIRMIZI WALI PENUTUP?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!