Sabtu, Juli 10, 2021

ANALOGI MITRA DAN KARYAWAN vs TUHAN DAN BERHALA :

*Serial: 99 Inspirasi Dahsyat Dari Perumpamaan-Live AlQuran (61)

Apakah Sama Tuhan dengan Berhala ?

By: Med Hatta 

"Di dalam kehidupan individu, dalam kehidupan sosial maupun dalam kehidupan umat manusia - di belahan mana saja di bumi ini - pasti mengenal status karyawan dan mitra, dan perbedaan di antara keduanya sangat jauh. Anda sebagai direktur perusahan pasti bisa mengatur karyawan sesuai peraturan, dapat memperpanjang setiap kontrak karyawan atau memecatnya, menaikkan gaji mereka atau tidak menanggapinya, karyawan tidak akan protes kebijakan direktur. Dan, mereka pun para karyawan itu tidak mungkin akan menjual perusahaan, atau memaksakan kontrak, dan sekali-kali mereka tidak akan bertingkah melebihi wewenangnya, karyawan adalah karyawan. Namun - tentu - sangat berbeda dengan mitra, karena mereka adalah pemilik saham perusahaan maka mereka harus meminta pertanggungjawaban direktur, mengecek dan mengevaluasi akun perusahaan, mereka para mitra itu berhak memecat direktur atau mengklirkan perusahaan. Bagi mitra anda adalah sejajar dengan karyawan. Jelas, sangat jauh sekali perbedaan seorang karyawan dengan mitra, maka apakah masuk akal untuk mengkongsikan Allah dengan mitra-mitra selain-Nya, yang bertindak dalam kepemilikan-Nya sesuka mereka? Apakah kamu mau seperti itu terjadi pada diri kamu sendiri..? Ayat kajian hari ini adalah Tuhan vs mitra..?
*Baca: Versi Seluler 

Allah berfirman:

ضَرَبَ لَكُم مَّثَلًا مِّنْ أَنفُسِكُمْ ۖ هَل لَّكُم مِّن مَّا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُم مِّن شُرَكَآءَ فِى مَا رَزَقْنَٰكُمْ فَأَنتُمْ فِيهِ سَوَآءٌ تَخَافُونَهُمْ كَخِيفَتِكُمْ أَنفُسَكُمْ ۚ كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Terjemah Arti: "Dia membuat perumpamaan bagimu dari dirimu sendiri. Apakah (kamu rela jika) ada di antara hamba sahaya yang kamu miliki, menjadi sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu, sehingga kamu menjadi setara dengan mereka dalam hal ini, lalu kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada sesamamu. Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengerti." (QS. Ar-Rum: 28).

Yaitu, siapapun, dan dalam strata serta posisi apapun, semua orang pasti - hanya - akan patuh kepada boss (mitra) kelompok, lembaga atau perusahaan yang dipimpinnya, karena para mitra tersebut merupakan pemilik, mereka dapat - sewaktu-waktu - menuntut pertanggungjawaban dari yang bersangkutan, memeriksa dokumen dan mengevaluasi kinerjanya, serta masih akan banyak menuntut hal lainnya. 

Lain halnya dengan karyawan yang tidak punya hak untuk menginterfensi kontrok, atau bisa membuat memo, mereka tidak bisa menjual aset atau bertindak atas nama kantor pusat yang bernilai komersial. Karenanya, apakah pantas seorang - dengan mudah - melimpahkan wewenangnya kepada karyawan biasa,,, dibiarkan bertindak atas nama Kantor komersial, atau membuat kontrak proyek baru dan menolaknya, atau menjual saham dan aset perusahaan?! Pasti itu mustahil ! 

Maka, demikian halnya dengan seseorang yang rela mengklaim tuhan imaginer, fiktif dan tidak ada wujudnya, lalu menyandarkan kepadanya urusan rezeki, kebaikan dan keburukannya. Dan sesungguhnya orang-orang yang mengambil sekutu tuhan-tuhan selain Allah itu, menyadari bahwa tuhan-tuhan imaginer itu adalah (juga) hamba-hamba dari Allah SWT. Allah berfirman (tentang pengakuan mereka) : 

وَٱلَّذِينَ ٱتَّخَذُوا۟ مِن دُونِهِۦٓ أَوْلِيَآءَ مَا نَعْبُدُهُمْ إِلَّا لِيُقَرِّبُونَآ إِلَى ٱللَّهِ زُلْفَىٰٓ

Terjemah Arti: "Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Dia (berkata), "Kami tidak menyembah mereka melainkan (berharap) agar mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya." (QS. Az-Zumar: 3). 

Tuhan-tuhan yang disembah itu adalah tuhan-tuhan yang - sejatinya - tidak ada, tetapi diciptakan oleh orang-orang yang otaknya picik, mereka membayangkannya sebagai tuhan padahal hanya berimajinasi saja.

Allah SWT tidak memerintahkan manusia untuk menyembah kepada-Nya sampai setelah Dia meyakinkannya. Karenanya, Allah berfirman : 

ضَرَبَ لَكُم مَّثَلًا مِّنْ أَنفُسِكُمْ ۖ هَل لَّكُم مِّن مَّا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُم مِّن شُرَكَآءَ فِى مَا رَزَقْنَٰكُمْ فَأَنتُمْ فِيهِ سَوَآءٌ تَخَافُونَهُمْ كَخِيفَتِكُمْ أَنفُسَكُمْ ۚ

Terjemah Arti: "Dia membuat perumpamaan bagimu dari dirimu sendiri. Apakah (kamu rela jika) ada di antara hamba sahaya yang kamu miliki, menjadi sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu, sehingga kamu menjadi setara dengan mereka dalam hal ini, lalu kamu takut kepada mereka sebagaimana kamu takut kepada sesamamu."

Maksud dari perumpamaan, dan dari ayat perumpamaan ini hanya satu, yaitu bahwa tiada Tuhan selain Allah, tiada yang mengatur alam semesta selain Allah, tiada pemberi selain Allah, tiada yang menolak selain Allah, tiada yang memuliakan selain Allah, tiada yang menghinakan selain Alla, tiada yang meninggikan selain Allah, tiada yang mereduksi kecuali Allah... Inilah agama sesungguhnya, agama seluruhnya adalah tauhid, dan tiada seorang hamba pun yang mempelajari sesuatu yang lebih mulia daripada tauhid. 

Fungsi utama akal adalah mencegah seseorang membuat kesalahan atau mengambil keputusan yang salah: "Dia membuat perumpamaan bagimu dari dirimu sendiri." Yaitu, tentang hidup dan tentang hubungan Anda; "Apakah (kamu rela jika) ada di antara hamba sahaya yang kamu miliki?" Yaitu, orang lain (karyawan) yang bekerja denganmu dan berada di bawah manajemen Anda?; “menjadi sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu.

Sebagai ilustrasi untuk mendekatkan kita ke pemahaman ini: Ibaratnya Anda adalah manajer sebuah perusahaan, Anda mendirikannya, Anda membeli toko dan gedung, Anda membeli barang, Anda pergi ke pameran, Anda mempromosikan barang, dan Anda yang menggaji karyawan. Bisakah karyawan itu menjual perusahaan atau membuat kesepakatan di belakang Anda atau membatalkan kesepakatan atau menggantikan mitra (boss)? Tentu tidak, itu tidak mungkin! Ia hanyalah seorang karyawan, boss adalah sesuatu yang lain. Allah berfirman :

هَل لَّكُم مِّن مَّا مَلَكَتْ أَيْمَٰنُكُم مِّن شُرَكَآءَ فِى مَا رَزَقْنَٰكُمْ 

Terjemah Arti: "Apakah (kamu rela jika) ada di antara hamba sahaya yang kamu miliki, menjadi sekutu bagimu dalam (memiliki) rezeki yang telah Kami berikan kepadamu?

Selanjutnya, Allah berfirman : 

كَذَٰلِكَ نُفَصِّلُ ٱلْءَايَٰتِ لِقَوْمٍ يَعْقِلُونَ

Terjemah Arti: "Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengerti."

Mengapa akal disebut akal? Karena itu membuat Anda lebih bijaksana daripada membuat kesalahan. Sebuah riwayat: Seorang pria datang kepada Nabi Muhammad SAW, dan berkata: Wahai Rasulullah: haruskah saya lebih bijaksana, atau haruskah saya memasrahkannya saja kepada Allah? Rasulullah SAW bersabda: "Pahamilah dan tawakkal." (HR. Tirmizi dan Ibnu Majah).

Inti dari ayat perumpamaan, kajian ini, menunjukkan bahwa mitra (sekutu) adalah tetap sekutu, dan karyawan adalah karyawan. Jika Anda membayangkan bahwa karyawan ini dapat mengambil keputusan yang berada dalam wewenang pemilik perusahaan, maka Anda berada dalam kenaifan yang sangat besar, maka demikian pula halnya orang yang jatuh ke dalam syirik tersembunyi. Wallahu Musta'an !


KAJIAN SELANJUTNYA :

Detaktif Musa Menyingkap Kasus Pembunuhan Misterius 

Bani Israil Ingin Melihat Tuhan 

Ahli Kitab Mengenal Nabi Muhammad SAW 

Perbandingan Puasa Ramadhan dan Puasa Umat Masa Lalu 

Ten 

KAJIAN SEBELUMNYA :

Ten 

Ten 

Bag Protokoler Setan Menggoda Seseorang 

Koalisi Munafiq dan Yahudi Yang Gagal 

Dunia Laksana Panggung Sandiwara

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Salam!